Anda di halaman 1dari 29

Trend Isue LEGAL

ETIK KESEHATAN
Cecep Triwibowo, M.Sc
IUS CONSTITUTUM – IUS CONSTITUENDUM

• Ius constitutum (= hukum positif)  Indonesia menganut sistem Eropa Kontinental


(kepastian hukum); sistem lain mis. Singapura menganut sistem Anglo -Saxon (keadilan
hukum)
• Ius constituendum (RUU): dapat dibuat oleh eksekutif atau legislatif / DPR
HUMANIORA - BIOETIK
• Humaniora (Latin: humanior) = ilmu pengetahuan yg bertujuan membuat manusia
lbh berbudaya;
• Humaniora meliputi: agama, filsafat, bahasa, sastra, seni, hukum, dsb.;
• Bioetik: Bio = kehidupan; etik = aspirasi moral ttg baik / tdk baik
• Biologi = ilmu pengetahuan ttg kehidupan (manusia, flora, fauna)
• Bioteknologi: pertanian, peternakan, kedokteran
• Bioetik = ilmu pengetahuan ttg kehidupan dihubungkan dg moral (etika)
BIOHUKUM
• Biohukum = ilmu pengetahuan ttg kehidupan dihubungkan dg
hukum
• Hukum dlm ilmu pengetahuan ttg kehidupan mempermasalahkan ttg
hak dan kewajiban manusia itu sendiri mengenai kehidupannya yg
timbal-balik dg manusia lainnya
• Etika dlm ilmu pengetahuan ttg kehidupan mempermasalahkan ttg
kewajiban yg ada dari dlm diri sendiri untuk menghargai kehidupan
EUTHANASIA
DEFINISI
Etimologis Yunani

Eu Thanasia

Good death
Easy death
Mercy killing
DEFINISI Harfiah

• Philo  mati dengan tenang dan baik


• Hilman  pembunuhan tapa penderitaan (mercy killing)
• Gezondheidsraad (Belanda)  perbuatan yang dengan sengaja memperpendek hidup
ataupun dengan sengaja tidak berbuat untuk memperpanjang hidup demi kepentingan
pasien oleh seorang dokter atau bawahannya yang bertanggung jawab padanya
• Van Hattum sikap mempercepat proses kematian pada penderita-penderira penyakit
yang tidak dapat disembuhkan dengan melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan
medis, dengan maksud untuk membantu korban menghindarkan diri dari penderitaan
menghadapi kematiannya dan untuk membantu keluarganya menghindarkan diri
melihat penderitaan korban dalam menghadapi kematiannya.
Unsur-Unsur dalam Euthanasia

• Ada tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mengakhiri hidup seseorang
• Tindakan tersebut dilakukan atas dasar rasa belas kasih, karena penyakit orang
tersebut tidak mungkin dapat disembuhkan
• Proses pengakhiran hidup yang dengan sendirinya bearti juga mengakihiri
penderitaan tersebut dilakukan tanpa menimbulkan rasa sakit pada orang yang
menderita tersebut
• Pengakhiran hidup tersebut dilakukan atas permintaan orang itu sendiri atau atas
permintaan keluarganya yang merasa dibebani oleh keadaan yang menguras tenaga,
pikiranm perasaan, dan keungan.
Euthanasia

E. Aktif E. Pasif Auto. E

Tindakan sec. sengaja Dokter atau tenaga Seorang pasien menolak


yang dilakukan dokter kesehatan lain sec. sec. tegas dg sadar untuk
atau tenaga kesehatan sengaja tidak (lagi) menerima perawatan
lain untuk memberikan bantuan medis dan ia mengetahui
memperpendek atau medis yang dapat bahwa itu akan
mengakhiri hidup si memperpanjang hidup memperpendek atau
pasien pasien mengakhiri hidupnya
Aspek Etik Euthanasia
TUHAN
Euthanasia menjadi
salah satu cermin
Kehidupan Kematian dimana manusia ingin
merebut hak prerogative
dari TUHAN atas
kehidupan
Manusia
Euthanasia Kode Etik Kedokteran Indonesia

BAB II Pasal 9

Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban


melindungi hidup makhluk insani

Dokter tidak diperbolehkan mengakhiri hidup seseorang yang sakit meskipun


menurut pengetahuan dan pengalaman tidak dapat disembuhkan lagi
Masih Ingat dg
Kasus SUKMA PERLU DIINGAT
AYU???? Penghentian tindakan terapeutik
diputuskan oleh dokter yang
berpengalaman setelah diadakan
konsultasi dg dokter lain serta
mempertimbangkan keinginan
pasien, keluarga pasien, dan
kualitas hidup terbaik yang
diharapkan

DASAR ETIK MORAL EUTHANASIA Memperpendek atau mengkahiri


penderitaan pasien dan BUKAN mengakhiri hidup pasien
Hukum Positif di Indonesia

Euthanasia Perbuatan Melawan Hukum

 UUD 1945 Pasal 28 A


 KUHP
 Pasal 338
 Pasal 340
 Pasal 344
 Pasal 359
• UUD 1945 Pasal 28 A
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”
• KUHP Pasal 338
“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum karena makar mati,
dengan penjara selama-lamanya lima belas tahun”
• KUHP Pasal 340
“Barang siapa yang dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang
lain, dihukum karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau penjara
selama-lamanya seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun”
• KUHP Pasal 344
“Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkan
dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun”
• KUHP Pasal 359
“Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang, dihukum penjara selama-lamanya
lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun”
INSEMINASI BUATAN
• Negara yg membolehkan donor bukan suami, cukup banyak
• Indonesia  donor harus suami
• Kerahasiaan donor yg bukan suami amat dijaga, utk mencegah
masalah di kemudian hari
• Di Indonesia dokter yg melakukan inseminasi buatan dengan
donor bukan suami = melakukan tindak pidana kejahatan yg
diancam pidana penjara / denda
STATUS ANAK
• Negara menetapkan bahwa anak yg lahir dlm perkawinan = anak
sah
• Sehingga dlm hal donor bukan suami, bapak dari si anak adalah
suami dari si wanita yg mengandung
• Anak yg dilahirkan tidak dlm ikatan perkawinan = anak luar kawin
• Anak luar kawin hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu
dan keluarga ibu
IBU PIKUL (SURROGATE MOTHER)

• Sewa rahim?
• Sel telur dari pemesan, sperma pemesan (dari pemesan dua-duanya atau salah
satu)
• Kalau bukan dari pemesan, namanya bukan surrogate mother
• Stlh anak lahir maka anak adalah anak sah si ibu pikul dan suaminya
• Peralihan anak dengan adopsi
• Seringkali terjadi pemalsuan identitas, langsung atas nama pemesan  di
Indonesia sering terjadi anak perempuan 15 th melahirkan  si anak diaku anak
dari kakek/nenek (= pemalsuan identitas)
STATUS ANAK STLH ORTU CERAI

• Anak tetap anak sah


• Di Jerman pernah terjadi bapak dari anak dari inseminasi buatan yg tlh
bercerai dg isterinya mengadukan gugatan ke pengadilan bhw anak yg didapat
dari hasil inseminasi buatan bukan anaknya (di Indonesia tidak bisa) 
gugatan dikabulkan
• Hal tdk dpt dikabulkan di Indonesia krn status anak sah tidak dpt diubah
demi untuk kepentingan bapak
• Konsekwensi kpd warisan  anak berhak menjadi ahli waris
PP NO. 18/1981: BEDAH MAYAT KLINIS, ANATOMIS &
TRANSPLANTASI ORGAN
• Bab V, Pasal 10 s/d 19: hanya dpt dilakukan di RS tertentu yg ditunjuk
Pemerintah
• Transplantasi organ: tdk boleh dilakukan oleh dokter donor
• Penentuan kematian dilakukan oleh 2 dokter yg tdk bersangkutan dg
tindakan transplantasi
• Ketentuan khusus: persetujuan ditanda tangani di atas meterai dengan 2
saksi
Bedah mayat UU 36 Th 2009
• Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem jantungsirkulasi dan sistem
pernafasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila kematian b
• Untuk kepentingan penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan dapat
dilakukan bedah mayat klinis di rumah sakitatang otak telah dapat dibuktikan.
• Bedah mayat klinis ditujukan untuk menegakkan diagnosis dan/atau
menyimpulkan penyebab kematian.
• Bedah mayat klinis dilakukan atas persetujuan tertulis pasien semasa
hidupnya atau persetujuan tertulis keluarga terdekat pasien.
Bedah mayat UU 36 Th 2009
• Untuk kepentingan pendidikan di bidang ilmu kedokteran dan biomedik
dapat dilakukan bedah mayat anatomis di rumah sakit pendidikan atau di
institusi pendidikan kedokteran.
• Bedah mayat anatomis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dilakukan terhadap mayat yang tidak dikenal atau mayat yang tidak diurus
oleh keluarganya, atas persetujuan tertulis orang tersebut semasa hidupnya
atau persetujuan tertulis keluarganya
Transplantasi Organ UU No 36 Th 2009
• Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui
transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan,
bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.
• Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.
• Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.
DONOR
• Korban kecelakaan yang meninggal harus dengan ijin keluarga (kecuali tlh ada
kodisil)
• Kodisil = pernyataan dari orang yg masih hidup, bahwa bila † bersedia
mendonorkan organnya
• Syarat kodisil: mampu berbuat hukum (dewasa, cakap, sadar)
• Utk donor hidup harus betul² diberikan informasi yang lengkap
• Dokter harus yakin bahwa donor tlh mengerti betul ttg segala hal berkaitan operasi
pengangkatan organ
• Tidak boleh ada kompensasi dlm bentuk apapun bagi donor / keluarga donor
LARANGAN
• Jual-beli organ / kompensasi dilarang (norma etika / moral
dijadikan norma hukum)
• Menerima & mengirim organ dari & ke luar negeri dilarang
• Kecuali untuk penelitian dan keperluan lain yang ditetapkan oleh
Menkes
• Ketentuan pidana: 3 bln penjara atau denda Rp. 7.500,- (skr: + Rp.
20 jt.)
• Dpt pula ditambah hukuman administratif
PENGGUGURAN KANDUNGAN (ABORSI)
Pidana Kejahatan
• KUHP: pelaku & perempuan yg digugurkan kandungan diancam pidana penjara
• Tindak pidana kejahatan thd kemanusiaan
• KUHP: dr. jadi pelaku  pidana + ⅓ -nya
• Di Bld sejak 1981 dg alasan apapun aborsi boleh dilakukan siapa saja (hak individu +
kesadaran hukum)
• Dr. Handoko Tjokroputranto: “krn kandungannya bumil stres berat / ingin bunuh diri
 boleh diaborsi
• Di Indonesia: 2 jt pengguguran kandungan / th (?)
UU no 36 th 2009 pasal 75
• Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
• (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
• a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam
nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun
yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
• b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan.
• Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling
dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan
oleh konselor yang kompeten dan berwenang.
Aborsi hanya dapat dilakukan (psl 76)
• a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
• b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki
sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
• c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
• d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
• e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.
INDIKASI MEDIS
• Untuk menyelamatkan nyawa ibu
• Hanya fisik  terancam nyawanya
• Kegagalan KB  dpt dilakukan tindakan tertentu
• Hasil perkosaan  dpt dilakukan (bumil stres berat / bahaya
bunuh diri)
• Hak perempuan atas alat reproduksi dlm UU 23/’04:
Penghapusan KDRT, tdk memberikan hak untuk melakukan
pengguguran kandungan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai