Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. H
 Tanggal Lahir :15/07/1949
 Umur : 65 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Swasta
 Alamat : Maros
 Agama : Islam
 No. RM : 691571
 Tanggal masuk :27/11/2014
ANAMNESIS
 KELUHAN UTAMA : Demam
 ANAMNESIS TERPIMPIN :

 Pasien datang dengan keluhan utama demam


dialami sejak ± 1minggu sebelum masuk RS,
demam terus-menerus dan turun dengan obat
penurun panas (paracetamol). Awalnya pasien
merasa menggigil sebelum terjadinya demam,
dan kemudian berkeringat banyak pada saat
demam menurun. Pasien juga mengeluh sakit
kepala saat demam. Lemah badan dirasakan ± 3
hari sebelum pasien demam.
Riwayat keluhan yang sama pada saat pasien
berada papua dan membeli obat bebas di apotek
tetapi pasien tidak mengetahui obatnya, pasien
tinggal di papua selama 2 bulan dan baru
kembali ke maros 4 hari SMRS. Pusing
dirasakan tidak ada, batuk tidak ada, nyeri
menelan tidak ada, sesak tidak ada, mual tidak
ada, muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada.
 BAB :Belum 1 minggu.

 BAK : Lancar, warna seperti teh.

 Riwayat penyakit terdahulu : DBD (-), Tifoid (-),


Malaria (-)
 Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
dan lingkungan (-)
PEMERIKSAAN FISIS
 KEADAAN UMUM
 Sakit Sedang / Gizi Cukup / Composmentis

 BB = 58 kg,

 TB = 170 cm,

 IMT = 20.62 kg/m2

 Tanda vital :
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Pernapasan : 20 x/menit
 Suhu : 38,7oC
PEMERIKSAAN FISIS
 Kepala
Ekspresi : Biasa
Simetris muka : simetris kiri = kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam lurus, alopesia (-)
 Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus : (-)
Gerakan : ke segala arah
Kelopak Mata : edema palpebra (-)
Konjungtiva : anemis (+)
Sklera : ikterus (-)
Kornea : jernih
Pupil : bulat isokor
 Telinga
Pendengaran : dalam batas normal
Nyeri tekan di prosesus
mastoideus : (-)
 Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
 Mulut
Bibir : pucat (-), kering (-)
Lidah : kotor (-),tremor (-),
hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Faring : hiperemis (-),
Gigi geligi :caries (-)
Gusi :perdarahan gusi (-)
 Leher
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
DVS : R-2 cmH2O
Pembuluh darah : tidak ada kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
 Dada
Inspeksi :
Bentuk : normochest, simetris kiri =
kanan
Pembuluh darah : tidak ada kelainan
Buah dada : simetris kiri = kanan,
ginecomasti (-)
Sela iga : dalam batas normal
Lain – lain : (-)
 Paru
Palpasi :
Fremitus raba : kiri=kanan,
Nyeri tekan : (-)
Perkusi :
Paru kiri :sonor
Paru kanan :sonor
Batas paru-hepar : ICS VI dekstra anterior
Batas paru belakang kanan :CV Th. X dextra
Batas paru belakang kiri :CV Th. XI sinistra
 Auskultasi :
Bunyi pernapasan :Vesikuler
Bunyi tambahan :Rh-/- Wh-/-
 Jantung
Inspeksi :ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak relatif
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni
reguler, bunyi tambahan (-)

 Perut
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Palpasi : Nyeri tekan (-) MT (-)
:Hepar tidak teraba
Limpa schuffner 3
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
 Alat Kelamin
Tidak dilakukan pemeriksaan
 Anus dan Rektum

Tidak dilakukan pemeriksaan


 Punggung

Palpasi : NT (-), MT (-)


Nyeri ketok : (-)
Auskultasi : BP: Vesikuler, Rh -/- , Wh -/-
Gerakan : dalam batas normal
Lain – lain : (-)
 Ekstremitas

Edema -/-, Peteki (-)


LABORATORIUM ( DARAH RUTIN 27/11/2014)
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

WBC 7.8x103/uL 4 - 10 x 103/uL

RBC 5.22x106/uL 4–6 x 106/uL

HGB 12.8 g/dL 12 - 16 g/dL

HCT 43.3% 37 – 48%

MCV 94.8 fL 80.0-97.0

MCH 29.4 pg 26.5-33.5

PLT 82 x 103/uL 150-400x103/uL

PDW 11.4 fL 10.0-18.0

MPV 10.1 6.50-11.0


ASESSMENT

 Febris et causa suspek malaria


PLANNING

 IVFD RL 20 tpm
 Paracetamol 500mg 3x1
RENCANA PEMERIKSAAN
 Darah rutin
 Elektrolit
 DDR
 IgM & IgG
 Tes Widal
 Kimia darah : SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin
FOLLOW UP
TANGGAL PERJALANAN INSTRUKSI DOKTER
PENYAKIT
28/11/2014 S: P:
Demam (+)
sakit kepala (+) IVFD RL 20 tpm
T : 110/70 Batuk (-) Paracetamol 500mg 3x1
Sesak (-)
N : 96 x/i Nyeri ulu hati (-)
Rencana :- DR
P : 24 x/i Mual (-), muntah (-) - Elektrolit
S : 38.6⁰C Mimisan (-) - SGOT,SGPT
BAB : belum 1 minggu, BAK :
lancar - Ur/Cr
- Tes Widal
O: - DDR
SS / GC / CM
Anemis -/-, ikterus -/-, - IgG & IgM
MT (-), NT (-), DVS R-2cmH2O
BP : vesikuler,
BT : Rh -/-, Wh -/-
BJ : I/II murni regular
Peristaltik (+)kesan N,
Hepar : tidak teraba
Spleen : schuffner 3
Ext : Edema -/-, peteki -/-
Rumpleede –

A:
Febris et causa suspek malaria
TANGGAL PERJALANAN INSTRUKSI DOKTER
PENYAKIT
29/11/2014 S: P:
Demam (-)
sakit kepala (+)
T : 100/70 Batuk (-) IVFD RL 20 tpm
Sesak (-)
N : 62 x/i Nyeri ulu hati (-)
Paracetamol 500mg 3x1
P : 24 x/i Mual (-), muntah (-) Rencana :
S : 36.5⁰C Mimisan (-) - DR
BAB : biasa, BAK : lancar

O:
SS / GC / CM
Anemis -/-, ikterus -/-,
MT (-), NT (-), DVS R-2cmH2O
BP : vesikuler,
BT : Rh -/- , Wh -/-
BJ : I/II murni regular
Peristaltik (+) kesan N,
Hepar : tidak teraba
Spleen : schuffner 3
Ext : Edema -/-, peteki -/-

A:
Febris et causa Suspek malaria
TANGGAL PERJALANAN INSTRUKSI DOKTER
PENYAKIT

Hasil lab :

WBC 5.6x103
HGB 12.8
RBC 5.22 x 106
PLT 82 x 103
Na/K/Cl (148/3,0/114
mEq/L)
Widal negative
SGOT 12
SGPT 33
Ur: 19
Cr: 0.6
IgG & IgM negative
HbsAg negative
Anti HCV negative
DDR positif (+)
Plasmodium Falcifarum
TANGGAL PERJALANAN INSTRUKSI DOKTER
PENYAKIT
30/11/2014 S: P:
Demam (+)
sakit kepala (+) - IVFD RL 20 tpm
T : 100/70 Batuk (-) - Paracetamol 500mg 3x1
Sesak (-)
N : 80 x/i Nyeri ulu hati (-) - Darplex 1x4 tablet selama 3 hari :
P : 22 x/i Mual (-), muntah (-)
 Dihydroartemisinin
S : 38.8⁰C Mimisan (-)
BAB : biasa, BAK : lancar 40 mg (4tablet/hari)
O:  Piperaquin 320 mg
SS / GC / CM
(4 tablet/hari)
Anemis -/-, ikterus -/-,
MT (-), NT (-), DVS - Primakuin 1x3 tablet (single
R-2cmH2O
BP : vesikuler, dose)
BT : Rh -/- , Wh -/- Rencana :
BJ : I/II murni regular
Peristaltik (+) kesan N, - DR
Hepar : tidak teraba
Spleen : schuffner 3
Ext : Edema -/-, peteki -/-

A:
Malaria Tropika
TANGGAL PERJALANAN INSTRUKSI DOKTER
PENYAKIT
01/12/2014 S: P:
Demam (-)
sakit kepala (-) - IVFD RL 20 tpm
T : 110/80 Batuk (-) - Paracetamol 500mg 3x1
N : 72 x/i Sesak (-)
Nyeri ulu hati (-) - Darplex 1x4 tablet selama 3
P : 22 x/i
Mual (-), muntah (-) hari :
S : 36.5⁰C Mimisan (-)
BAB : biasa, BAK : lancar  Dihydroartemisinin
40 mg (4tablet/hari)
O:
SS / GC / CM  Piperaquin 320 mg
Anemis -/-, ikterus -/-, (4 tablet/hari)
MT (-), NT (-), DVS
R-2cmH2O
BP : vesikuler,
BT : Rh -/- , Wh -/-
BJ : I/II murni regular
Peristaltik (+) kesan N,
Hepar : tidak teraba
Spleen : schuffner 3
Ext : Edema -/-, peteki -/-

A:
Malaria Tropika
TANGGAL PERJALANAN INSTRUKSI DOKTER
PENYAKIT
02/12/2014 S : Baik P:
Demam (-)
sakit kepala (-) - IVFD RL 20 tpm
T : 110/80 Batuk (-) - Paracetamol 500mg 3x1
Sesak (-)
N : 78 x/i Nyeri ulu hati (-) - Darplex 1x4 tablet selama 3
P : 22 x/i Mual (-), muntah (-)
hari :
S : 36.5⁰C Mimisan (-)
BAB : biasa, BAK : lancar  Dihydroartemisinin
O: 40 mg (4tablet/hari)
SS / GC / CM
 Piperaquin 320 mg
Anemis -/-, ikterus -/-,
MT (-), NT (-), DVS R-2cmH2O (4 tablet/hari)
BP : vesikuler,
BT : Rh -/- , Wh -/-
BJ : I/II murni regular
Peristaltik (+) kesan N,
Hepar : tidak teraba
Spleen : schuffner 3
Ext : Edema -/-, peteki -/-
WBC 7.6x103
HGB 12.8
RBC 5.22 x 106
PLT 107 x 103

A:
Malaria Tropika
RESUME
 Pasien laki-laki 65 tahun masuk Rumah Sakit pada
tanggal 27 November 2014 dengan keluhan utama febris
yang dialami sejak ±1 minggu sebelum masuk rumah
sakit, febris terus-menerus . Pasien juga merasakan
menggigil sebelum demam sehingga membungkus dirinya
dengan selimut, seiring demam turun pasien merasakan
berkeringat. Pasien sempat meminum obat paracetamol
untuk meringankan keluhannya. Dinyatakan pasien
bahwa dirinya punya riwayat pergi ke daerah endemik
(Papua) dan tinggal selama 2 bulan dan mengalami
keluhan yang sama di sana dan merasa membaik setelah
diberi obat di apotek, tapi pasien tidak mengetahui
obatnya dan kembali ke maros 4 hari yang lalu. BAB
pasien belum 1 minggu namun sebelumnya dikatakan
bahwa BAB pasien seperti biasa, padat, dan berwarna
kuning.Pada BAK pasien lancar, biasa, dan berwarna
seperti teh.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan sakit sedang, gizi
cukup, composmentis. Tekanan darah 120/70 mmHg,
nadi 88 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 38,7oC.
Pada pemeriksaan hepar tidak didapatkan pembesaran,
lien teraba schuffner 3.
Hasil pemeriksaan laboratorium sebagai berikut, WBC :
7.8 x103/uL, RBC : 5.22 x106/uL, HGB : 12.8 G/dL, HCT
:43.3 %, PLT : 82 x 103/uL, SGOT : 12 u/L,
SGPT : 33 u/L, Ur : 19, Cr: 0.6, widal negatif, HbsAg
negative, Anti HCV negative, Tes Widal negative, IgG &
IgM negative, Rumpleede negative, DDR(+) :
Plasmodium Falcifarum.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan, maka
pasien dapat didiagnosis dengan malaria tropika.
MALARIA
DEFINISI

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang


disebabkan oleh plasmodium yang mengandung
eritrosit dan ditemukan bentuk aseksual di
dalam darah manusia
EPIDEMIOLOGI
 Berdasarkan Annual Parasite Incidence(API), dilakukan
stratifikasi wilayah dimana Indonesia bagian Timur masuk
dalam stratifikasi malaria tinggi, stratifikasi sedang di
beberapa wilayah di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera
sedangkan di Jawa-Bali masuk dalam stratifikasi rendah,
meskipun masih terdapat desa/fokus malaria tinggi.
 Plasmodium penyebab malaria yang ada di Indonesia
terdapat beberapa jenis yaitu plasmodium falsifarum,
plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale
dan yang mix atau campuran.
 Pada tahun 2009 penyebab malaria yang tertinggi adalah
plasmodium vivax (55,8%), kemudian plasmodium
falsifarum, sedangkan plasmodium ovale tidak dilaporkan.
Data ini berbeda dengan data riskesdas 2010, yang
mendapatkan 86,4% penyebab malaria adalah plasmodium
falsifarum, dan plasmodium vivax sebanyak 6,9%.
ETIOLOGI

Plasmodium malaria :

 Pl. falciparum  Malaria tropika / M. maligna


 Pl. vivax  Malaria tertiana/M. benigna
 Pl. ovale  Malaria ovale
 Pl. malariae  Malaria kuartana
TRANSMISI DAN PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
1. Demam (secara periodik):
 Stadium dingin (cold stage)
Stadium ini berlangsung 15 menit sampai dengan 1 jam. Dimulai
dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, penderita sering
membungkus diri dengan selimut dan sarungdiikuti gigi
gemeretak, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-
biruan (sianotik), kulit kering dan terkadang disertai muntah.

 Stadium demam (hot stage)


Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam.Penderita merasa
kepanasan.Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali
muntah.Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu
tubuh dapat meningkat hingga 410C atau lebih.Pada anak-anak,
suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang.

 Stadium berkeringat (sweating stage)


Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam.Penderita berkeringat sangat
banyak.Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di
bawah normal.Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga
tertidur. Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak
ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-
hari.
2. Anemia

3. Splenomegaly dan Hepatomegaly

4. Nyeri kepala

5. Nyeri tulang dan sendi

6. Mual dan muntah


DIAGNOSIS

1. Anamnesis
 Keluhan utama : demam, menggigil, dapat disertai
sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau
pegal-pegal.
 Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu ke
daerah endemik malaria.
 Riwayat tinggal didaerah endemik malaria.

 Riwayat sakit malaria.

 Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.

 Riwayat mendapat transfusi darah.


 Pemeriksaan fisik
a. Malaria Ringan
 Demam (pengukuran dengan termometer ≥ 37,5°C)
 Konjungtiva atau telapak tangan pucat
 Splenomegali
 Hepatomegali.

b. Malaria Berat
Definisi: Infeksi P. falciparum disertai dengan salah satu
atau lebih kelainan berikut:
 Malaria serebral
 Gangguan status mental
 Kejang multipel
 Koma
 Hipoglikemia: gula darah < 40 mg/dL
 Distress pernafasan
 Temperatur > 400C, tidak responsif dengan asetaminofen
 Hipotensi
 Oliguria atau anuria (urine < 400ml/24 jam pada
orang dewasa atau 12 ml/kgBB pada anak-anak)
 Anemia: Hb < 5g/dl atau hematokrit < 15%

 Kreatinin > 3 mg/dL

 Parasitemia > 10.000/ul

 Bentuk Lanjut (tropozoit lanjut atau schizont) P.


falciparum pada apusan darah tepi
 Hemoglobinuria

 Perdarahan spontan

 Ikterus : bilirubin > 3mg/dl


 Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskop
 Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di
Puskesmas/lapangan/rumah sakit untuk menentukan:
 Ada tidaknya parasit malaria
 Spesies dan stadium plasmodium
 Kepadatan Parasit
a) Semi kuantitatif:
(-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB
(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB
(++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB
(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB
(++++): ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB
b) Kuantitatif
 Jumlah parasit dihitung permikroliter darah
pada sediaan darah tebal atau sediaan darah
tipis.
 Untuk penderita tersangka malaria berat perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 1) Bila pemeriksaan sediaan darah pertama
negatif, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam
sampai 3 hari berturut-turut.
 2) Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal
selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan
parasit maka diagnosis malaria disingkirkan.
 Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid
Diagnostic Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen
parasit malaria, dengan menggunakan metoda
imunokromatografi, dalam bentuk dipstik .
 Tes Serologi

Memakai teknik indirect fluorescent antibody test.


Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody spesifik
terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit
sangat minimal. Kurang bermanfaat untuk sarana
diagnostik sebab antibody baru terjadi setelah
beberapa hari parasitemia.
 Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
Dianggap sangat peka dengan teknologi
amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan
sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi.
Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit
sangat sedikit dapat memberikan hasil positif.
Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian
dan belum sebagai pemeriksaan rutin.
KOMPLIKASI

Malaria cerebral
Tanda-tanda malaria cerebral :
 Sakit kepala
 Gangguan mental
 Tanda Neurologis
 Perdarahan retina
 Gangguan kesadaran
 Gagal ginjal akut
 Kelainan hati (Malaria biliosa)
 Hipoglikemia
 Blackwater fever (Malaria Haemoglobinuria)
 Malaria algid
 Kecenderungan perdarahan
 Edema Paru
 Manifestasi gastrointestinal
 Hiponatremia
 Gangguan metabolic lainnya
PENGOBATAN
 Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi
Lini pertama pengobatan malaria falciparum adalah
seperti yang tertera dibawah ini:
 Lini pertama = Artesunat + Amodiakuin +
Primakuin
kemasan Artesunat + Amodiakuin terdiri dari 3 blister,
yaitu 4 tablet artesunat @50mg dan 4 tablet amodiakuin
@150mg
Obat kombinasi diberikan per-oral selama tiga hari
dengan dosis tunggal harian sebagai berikut:
 Amodiakuin basa = 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4
mg/kgbb.
 Primakuin tidak boleh diberikan kepada:
lbu hamil
Bayi < 1 tahun
Penderita defisiensi G6-PD
 Lini pertama yang lainnya:
 Dihydroartemisinin+Piperaquin+Primakuin
Dosis obat:
Dihydroartemisinin: 2-4mg/kgBB
Piperaquin: 16-32 mg/kgBB
Primakuin: 0,75 mg/kgBB
 Lini kedua pengobatan malaria falciparum:
 Kina+Tetrasiklin atau Doksisiklin+Primakuin
 Pengobatan malaria
campuran
Falciparum+P.Vivax/
P.Ovale):

 ACT selama 3 hari


dan Primakuin pada
hari I dengan dosis
0,75mg/kgBB,
dilanjutkan hari ke 2-
14 dengan dosis
0,25mg/kgBB
 Pengobatan malaria vivax dan ovale
Pengobatan malaria vivax dan ovale saat ini adalah
ACT (Artemisin Combination Therapy) yaitu
artesunat+amodiakuin atau
Dihydroartemisinin+Piperakuin, dosis obat yang
digunakan sama dengan malaria falciparum
perbedaannya adalah diberikan obat primakuin
selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg/kgBB
 Pengobatan malaria vivax lini kedua
Kina+Primakuin
dosis Kina: 10mg/kgBB/kali atau 30
mg/kgBB/hari selama 7 hari
dosis Primakuin: 0,25mg/kgBB/hari selama 14
hari
 Pengobatan malaria pada ibu hamil

Malaria Falciparum Malaria Vivax


Umur Pengobatan Umur Pengobatan
kehamilan kehamilan
I Kina tab I Kina 3x2 tab selama 7
3x2+klindamisin haru
2x300mg=7 hari

II ACT tab selama II ACT tab selama 3 hari


3 hari
III ACT tab selama III ACT tab selama 3 hari
3 hari
 Pada malaria yang berat (P. falciparum&Vivax)
1. Artesunate IV/IM dosis 2,4mg/kgBB selama ±2
menit pada hari pertama dan diulang setelah 12 jam
dengan dosis yang sama, selanjutnya dosis
2,4mg/kgBB sampai penderita mampu minum obat.
Bila sudah dapat minum obat, maka dilanjutkan
dengan regimen artesunat+primakuin
2. Artemeter IM dosis 3,2 mg/kgBB sebagai loading
dose, dibagi dalam 2 dosis (tiap 12 jam) lalu dosis
1,6mg/kgBB tiap 24 jam sampai pasien mampu
minum pbat
PROGNOSIS

 Quad ad vitam : Bonam, jika penanganan


cepat
 Quad ad functionam :Bonam, jika tidak terjadi
komplikasi
 Quad ad sanationam :Bonam, jika tidak terjadi
komplikasi

Anda mungkin juga menyukai