Anda di halaman 1dari 15

Gangguan Kepribadian

• Azzibaginda Ganie
• Puji Indah Permatasari
Definisi

Kepribadian

Adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan


karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari dalam
kondisi yang biasa. Sifatnya stabil dan dapat diramalkan.

Gangguan Kepribadian

Pola perilaku yang melekat kuat dan berlangsung lama serta


mencerminkan penyimpangan pada kebudayaan tertentu.
Maladaptif
Disfungsi yang
bermakna atau
Gangguan Kepribadian penderitaan
subjektif
Tidak
fleksibel
Pedoman Diagnostik Gangguan Kepribadian

• Sikap dan perilaku yang amat tak serasi dalam beberapa fungsi (afek, kesadaran,
pengendalian impuls, persepsi dan cara berpikir, hubungan dengan orang lain)
• Pola perilaku itu berlangsung lama, berjangka panjang, tidak terbatas pada episode
gangguan jiwa
• Bersifat pervasive (mendalam), maladaptif terhadap keadaan pribadi dan hubungan
sosial yang luas
• Menyebabkan penderitaan pribadi yang berarti
• Biasanya berhubungan dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial
Pedoman Diagnostik
A. Paranoid

• Peka berlebihan terhadap kegagalan dan • Mempertahankan dengan gigih hak


penolakan pribadinya
• Cenderung pedendam, menolak memaafkan • Kecenderungan untuk merasa dirinya
suatu penghinaan, atau masalah kecil penting secara berlebihan yang
menyebabkan hatinya terluka
bermanifestasi dalam sikap yang selalu
• Berulangkali curiga tanpa dasar akan merujuk ke diri sendiri
kesetiaan seksual pasangannya
• Mempunyai sikap menyangkut diri berlebih
(hal netral dari lingkungan atau orang lain
dirasakannya berkaitan secara negative
dengan dirinya).
Pedoman Diagnostik
Skizoid

• Hanya sedikit ada aktivitas yang • Memilih aktivitas yang menyendiri


memberikan kesenangan
• Dirundung oleh fantasi dan introspeksi
• Emosi dingin, afek datar yang berlebihana
• Kurang mampu mengekspresikan • Tidak memiliki teman dekat atau teman
kehangatan, kelembutan atau kemarahan
terhadap orang lain akrab

• Tidak peduli terhadap pujian atau • Tidak sensitive terhadap norma atau
kecaman kebiasaan yang berlaku
• Kurang tertarik untuk menjalin hubungan
seksual dengan orang lain
Pedoman Diagnostik
Dissosial

• Tidak peduli terhadap perasaan orang lain • Tidak mampu menerima kesalahan atau
• Tidak bertanggung jawab terhadap belajar dari pengalaman atau hukuman
norma, peraturan, dan kewajiban social • Bila ia memiliki konflik social, ia
secara menetap cenderung menyalahkan orang lain
• Tidak mampu mempertahankan
hubungan secara lama meskipun tidak
ada kesulitan
• Mudah frustasi dan bertindak agresif
atau kekerasan
Pedoman Diagnostik
Histrionik

• Ekspresi emosi yang didramatisasi atau • Bersifat seduktif dalam penampilan


dibesar-besarkan atau perilaku
• Bersifat mudah disugesti atau dipengaruhi • Sangat mementingkan daya tarik fisik
oleh orang lain atau keadaan
• Afek dangkal dan labil
• Terus mencari kegairahan, apresiasi dari
orang lain, dan aktivitas dimana ia
menjadi pusat perhatian
Pedoman Diagnostik
Emosional Tak Stabil

• Terdapat kecenderungan yang mencolok • Dua varian yang khas adalah berkaitan
untuk bertindak secara impulsive tanpa dengan impulsivitas dan kekurangan
mempertimbangkan konsekuensinya, pengendalian diri
bersamaan dengan ketidakstabilan emosi
Pedoman Diagnostik
Cemas (Menghindar)

• Rasa tegang atau takut yang menetap dan • Menghindari aktivitas social atau
pervasive pekerjaan yang melibatkan kontak
• Merasa dirinya tidak mampu, tidak interpersonal sebab takut dikritik, tidak
menarik, atau lebih rendah dari orang lain didukung atau ditolak

• Kuatir berlebih terhadap kritik dan


penolakan dalam situasi social
• Enggan terlibat dengan orang lain, kecuali
merasa yakin dirinya akan disukai
Pedoman Diagnostik
Dependen

• Mendorong membiarkan orang lain • Rasa tidak enak atau tidak berdaya bila
mengambil sebagian besar keputusan sendiri karena ketakutan berlebihan
penting bagi dirinya bahwa ia tidak dapat menjaga dirinya
• Menomorduakan kebutuhan dirinya sendiri
terhadap kebutuhan orang lain tempat • Kemampuan terbatas untuk mengambil
ia bergantung dan secara berlebihan keputusan sehari-hari tanpa mendapat
menuruti apa saja kemauan orang tsb nasehat berlebihan dan jaminan dari
• Enggan mengajukan tuntutan yang orang lain
layak kepada orang tempat ia
bergantung
Pedoman Diagnostik
Obsesional/anankastik

• Perasaan ragu dan hati-hati berlebihan • Memaksakan kehendak agar orang lain
• Terpaku pada rincian, peraturan, daftar, melakukan sesuatu yang menurut
perintah, organisasu, dan jadwal caranya

• Perfeksionisme yang menghambat • Terpaku dan terikat secara berlebihan


penyelesaian tugasnya pada norma sosial

• Kaku dan keras kepala


Etiologi
1. Genetik:
Berhubungan dengan kembar monozigotik dan dizigotik.
2. Biologik
-Hormonal: ciri impulsive menunjukkan kadar testosterone, 17-estradiol dan estron
yang tinggi.
-Neurotransmiter:
Peningkatan kadaar serotonin dengan obat seretonergik tertentu
seperti fluoxetine dapat mengubah beberapa ciri kepribadian, seperti depresi,
impulsivitas, dan memberikan rasa nyaman. Sedangkan peningkatan dopamine,
misalnya karena obat psikostimulan (amfetamin) dapat menimbulkan euphoria.
3. Psikososial
Faktor “internal object relations”, dalam masa perkembangan anak, pengaruh
internalisasi dari orang tua ke dalam diri anak besar pengaruhnya.
Tatalaksana
Tatalaksana gangguan kepribadian secara umum terdiri dari 2 hal, yaitu:

• Psikoterapi:
Prinsipnya menyadarkan pasien bahwa dampak dari gangguan kepribadiannya
menyebabkan disfungsi diri, hubungan interpersonal dan sosialnya.
• Psikofarmaka
Diberikan bila individu dating dengan keluhan tertentu dan target terapi untuk
menghilangkan gejala seperti cemas, depresi, dll.
Daftar Pustaka
• Elvira SD. Gitayanti H. Buku Ajar Psikiatri FKUI Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. 2014.
• Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari
PPDGJ III dan DSM 5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
2013.
• Faisal. 2016. Gangguan Kepribadian. Makassar: FK Unhas.

Anda mungkin juga menyukai