PLENO Pemicu 1 Kel 11 Saraf
PLENO Pemicu 1 Kel 11 Saraf
Komplikasi
RPS RPD RPK
PP DD/
PF PN
Kejang
Demam (38,9 GCS 15 Mild intracranial Epilepsi Infeksi Trauma Tumor
C) brain injury dan
ekstrakranial
LI
1.Klasifikasi dan definisi, etiologi kejang secara klinis
2.Kejang ekstracranial (Metabolik)
3.Kejang Intracranial
4.Gangguan Neurologik Pediatrik (Kejang demam, rabies, malaria
serebral)
LI 1
Klasifikasi dan Definisi, Etiologi Kejang Secara Klinis
Kejang
• Perubahan fungsi otak secara mendadak dan sementara sebagai mengakibatkan akibat dari aktivitas
neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan
• Et/ : tumor otak , truma, bekuan darah pada otak, meningitis, ensefalitis, gangguan elektrolit dan
gejala putus alcohol dan gangguan metabolic, uremia, overhidrasi, toksik subcutan, sabagian kejang
merupakan idiopatuk ( tidak diketahui etiologinya )
• Infeksi : Bakteri virus dan parasit Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat
Kelainan bawaan : Disgenesis, korteks serebri • Kelainan yang diturunkan: Gangguan metabolism
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jttptunimus-gdl-riqianag0-5455-2-babii.pdf
Klasifikasi
Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan tungkai dapat diklasifikasikan
menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang tonik dan kejang mioklonik.
Kejang Tonik
• biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan BB rendah ,masa kehamilan <34 minggu & bayi
dengan komplikasi prenatal berat.
• Tanda klinis : pergerakan tonik 1 ekstremitas / tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai
yang menyerupai deserebrasi / ekstensi tungkai & fleksi lengan bawah dengan bentuk
dekortikasi.
• Bentuk yang menyerupai deserebrasi harus dibedakan dengan sikap epistotonus disebabkan
oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jttptunimus-gdl-riqianag0-5455-2-babii.pdf
Kejang Klonik
• dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral Kejang Mioklonik
dengan pemulaan fokal dan multifokal yang
• Gambaran klinis : gerakan ekstensi dan fleksi
berpindah-pindah.
lengan / keempat anggota gerak yang berulang
• Tanda klinis : kejang klonik fokal berlangsung 1 –
dan terjadinya cepat.
3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai
gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti • Gerakan tersebut menyerupai reflek moro.
oleh fase tonik.
• Pertanda kerusakan SSP yang luas dan hebat.
• Dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat
trauma fokal pada bayi besar & cukup bulan atau • Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada
oleh ensepalopati metabolik. bayi tidak spesifik
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jttptunimus-gdl-riqianag0-5455-2-babii.pdf
Kejang parsial ( fokal, lokal )
• Kejang parsial sederhana : Kesadaran tidak • Kejang parsial kompleks: Terdapat gangguan
terganggu, dapat mencakup 1/+ dari hal berikut kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai
ini : kejang parsial simpleks
• Tanda – tanda motoris, kedutan pada wajah, • Dapat mencakup otomatisme atau gerakan
atau salah satu sisi Tanda / gejala otonomik: otomatik : mengecap – ngecapkan
muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi bibir,mengunyah, gerakan menongkel yang
pupil. berulang – ulang pada tangan dan gerakan
• Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : tangan lainnya.
mendengar musik, merasa seakan jatuh dari • Dapat tanpa otomatisme: tatapan terpaku
udara, parestesia.
• Gejala psikis: dejavu, rasa takut, visi
panoramik. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jttptunimus-gdl-riqianag0-5455-2-babii.pdf
Manifestasi klinis • Kejang tonik klonik
Kejang umum: • Diawali dengan kehilangan kesadaran
• Kejang absens: dan saat tonik, kaku umum pada otot
• Gangguan kewaspadaan dan responsivitas ekstremitas, batang tubuh dan wajah
• Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya yang berlangsung kurang dari 1 menit
berlangsung kurang dari 15 detik • Dapat disertai hilangnya kontrol usus
• Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali dan kandung kemih
waspada dan konsentrasi penuh • Saat tonik diikuti klonik pada
• Tanda klasik 3 Hz spike and slow wave pada EEG ekstremitas atas dan bawah.
• Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase
• Kejang mioklonik postictal
• Kedutan – kedutan involunter pada otot atau
sekelompok otot yang terjadi secara mendadak. • Kejang atonik
• Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur
• Hilngnya tonus secara mendadak
tetapi bila patologik berupa kedutan sinkron dari
sehingga dapat menyebabkan kelopak
bahu, leher, lengan atas dan kaki.
• Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan mata turun, kepala menunduk,atau
terjadi dalam kelompok jatuh ke tanah.
• Kehilangan kesadaran hanya sesaat. • Singkat dan terjadi tanpa peringatan.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jttptunimus-gdl-riqianag0-5455-2-babii.pdf
clinicalgate.com
Absence seizures
http://eprints.undif.ac.id/43835/3/Eko_Budidharmaja_G2A009042_Bab2KTI.pdf
Penyebab epilepsi berdasarkan umur
1. Kelompok usia 0-6bulan
• Intra-uterin: gg migrasi&diferensiasi sel neuron/infeksi
• Saat persalinan: asfiksia & perdarahan intrakranial
• Kelainan kongenital: radiasi, obat2an teratogenik, infeksi toksoplasma,
rubela,
• Gg metabolik: hipoglikemi, hipokalsemi, hiponatremi,
• Infeksi susunan saraf pusat: meningitis, ensafalitis
http://eprints.undif.ac.id/43835/3/Eko_Budidharmaja_G2A009042_Bab2KTI.pdf
Penyebab epilepsi berdasarkan umur
2. Kelompok usia 6bln-3tahun 4. Usia muda
• Kejang demam • Cedera kepala
• Cedera kepala • Tumor otak
• Gg metabolisme • infeksi
• Keracunan 5. Kelompok usia lanjut
3. Kelompok anak2-remaja • Gg pembuluh darah otak
• Infeksi virus, bakteri, parasit, • Trauma
• Abses otak • Tumor
• Degenerasi serebral
http://eprints.undif.ac.id/43835/3/Eko_Budidharmaja_G2A009042_Bab2KTI.pdf
Klasifikasi epilepsi
• Parsial kompleks: gg kesadaran dan gejala psikis, atau gg fungsi luhur (deja-vu,
jamais-vu, halusinasi, otomatisme)
• Umum sekunder
http://eprints.undif.ac.id/43835/3/Eko_Budidharmaja_G2A009042_Bab2KTI.pdf
Klasifikasi epilepsi
• Epilepsi umum primer: seluruh otak terlibat secara bersamaan
• Tonik-klonik (grand-mal): kehilangan kesadaran + gejala
motorik bilateral
• Mioklonik: kontraksi otot2 tubuh secara cepat, sinkron dan
bilateral ata kadang hanya otot tertentu
• Lena: kehilangan kesadaran singkat , shngg aktivitas
terhenti
• Tonik
• Klonik
• Atonik: kehilangan tonus otot scr mendadak pd kelompok
otot tertentu
• Epilepsi tdk terklasifikasi
http://eprints.undif.ac.id/43835/3/Eko_Budidharmaja_G2A009042_Bab2KTI.pdf
Diagnosis
• Anamneis
• EEG(elektroensefalografi)
• Pemeriksaan foto polos kepala
• Deteksi fraktur
• CT-scan
• Deteksi infark, hematom, tumor, hidrosefalus
• Pemeriksaan lab
• Deteksi kelainan sistemik (hipoglikemi, hiponatremi)
http://eprints.undif.ac.id/43835/3/Eko_Budidharmaja_G2A009042_Bab2KTI.pdf
http://eprints.undif.ac.id/43835/3/Eko_Budidharmaja_G2A009042_Bab2KTI.pdf
Pengobatan
http://eprints.undif.ac.id/43835/3/Eko_Budidharmaja_G2A009042_Bab2KTI.pdf
Status epilepticus
• Recurrent generalized convulsions at a frequency that precludes regaining
of consciousness in the interval between seizures (convulsive status)
• Most serious problem in epilepsy
• Mortality because of : uncontrolled seizures of this type, complicated by
the effects of the underlying illness or an injury sustained as a result of a
convulsion.
• >>> temperature, acidosis, hypotension, and renal failure from
myoglobinuria a sequence of life-threatening events
• Prolonged convulsive status (>30 min) a risk of serious neurologic
sequelae "epileptic encephalopathy“.
• Complication :
• neurogenic pulmonary edema (encountered during
/ just after the convulsions
• some may become extremely HTN difficult to
distinguish from HTN encephalopathy
Adam’s and Victor’s principles of neurology
LI 2
Kejang ekstracranial (Metabolik)
lewis's medical-surgical nursing 4th ed
lewis's medical-surgical nursing 4th ed
lewis's medical-surgical nursing 4th ed
lewis's medical-surgical nursing 4th ed
LI 3
Kejang Intracranial
Infeksi Pathophysiology
TETANUS NEONATORUM
DEF : Tetanus pada bayi
usia hari ke 3 dan 28
setelah lahir
Gejala klinis: TATALAKSANA :
• Kekakuan dan spasme • Jaga jalan napas terbuka
otot • ASI tetap diberikan
• Trismus • Metronidazol
• Risus sardonicus • AB spektrum luas
• Opisthotonus • Antitoksin tetanus 5000 U IM
• Demam / human tetanus
immunoglobbulin 500 U IM
PREVENTIF : • Serum antitetanus 1500 unit
• imunisasi TT pd calon Intrathecal
pengantin wanita/ Imunisasi • Diazepam 10mg/kg/hari IV
aktif wanita hamil dengan 2 dlm 24 jam
dosis tetanus toksoid 0,5 ml
dengan jarak penyuntikan 2 KOMPLIKASI :bronkopneumonia,
bulan pneumonia aspirasi dan atelektasis.
• 750 unit serum antitetanus pd http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CBwQFjAA&url=
http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Fbul
bayi yg berisiko tinggi etin%2Fbuletin-mnte.pdf&ei=qyhpVbq4OIyKuASkxYCABQ&usg=AFQjCNE2hex-
f68NcOyAPAjZjxPhomQ7ZQ&sig2=1GbZzF_FEi5OhsCyiHha1Q
TETANUS
Epidemiologi Di AS 2% kasus trauma kepala mengakibatkan EDH dan sekitar 10% mengakibatkan
koma. 60% penderita EDH berusia 20 tahun, laki2 : perempuan = 4 : 1
Etiologi EDH sering disebabkan trauma kepala, berhubungan fraktur tulang tengkorak dan
laserasi pembuluh darah.
• Cairan IVFD
• Anti kejang (fenitoin 200 mg dalam 24 jam pertama dilanjutkan 3-4 x 100mg/hari
• Bila status epilepsy : diazepam 10mg/iv dapat diulang dalam 15 menit, dilanjutkan
dengan 200-500 mg/hari/iv atau oral
• Neuroprotektor
Buku Neurologi Dasar – dr. Badrul Munir Sp.S
• Indikasi terapi operatif Indikasi dari evakuasi life saving adalah
• Volume hamtoma > 30 ml efek massa yang signifikan memberikan
• Keadaan pasien memburuk manifestasi :
• Pendorongan garis tengah > 3mm
- Penurunan klinis
Indikasi bedah saraf adalah untuk life - Efek massa dengan volume > 20 cc dengan
saving dan untuk fungsional saving. midline shift > 5 mm dengan penurunan klinis
yang progresif.
Indikasi untuk life saving adalah jika lesi desak
ruang bervolume : - Tebal epidural hematoma > 1 cm dengan
• > 25 cc = desak ruang supra tentorial midline shift > 5 mm dengan penurunan klinis
• > 10 cc = desak ruang infratentorial yang progresif.
• > 5 cc = desak ruang thalamus
• > CSF : darah → hygroma subdural → arti klinik: penting & ditutupi o/ gejala akibat
kerusakan otak sendiri.
• Kronik: pecah bridging vein → lintasi subdural → menuju dura mater dari araknoid. Mis:
pecahnya V. Galen di blkg corpus callosum.
• Hematoma subdural dijumpai pd peminum alkohol → byk trauma pd kepala wkt jatuh,
mdhny perdarahan E/ gang. hati & edema subaraknoid.
• Klinik: gejala bru timbul 3-6 minggu bila darah tlh diorganisasi (nyeri kepala, kacau pikiran,
kesadaran menurun & koma), CSF jernih / xantochrom & tekanan ↑.
Sumber: Nasar MI, Himawan S & Martowo Wirasmi. Buku Ajar Patologi II (Khusus). Buku Ajar Edisi Ke-1, Jakarta: Sagung Seto, 2010. Bab 21. Hal. 588-589.
Perubahan patologik:
• Dlm 24 jam proliferasi fibroblas dura mater & stlh 3 – 4 minggu beku darah dilapisi
jar. ikat → lapisan tipis / neomembrane.
• Beku darah makin lama > → perdarahan asal: kapiler besar & pendapat lain: beku
darah krn imbisi CSF krn tekanan osmotik kantong isi beku darah ↑.
• Beku darah > → tekan jar. otak → herniasi, deserebrasi & kematian → ≠ dikeluarkan.
• Beku darah < → diserap → yg tertinggal: dura menebal dgn membran melekat pd
warna kecoklatan isi hemosiderin (neomembrane).
• Perdarahan intrakranial pd neonatus • Gejala klinik:
→ perdarahn subdural & E/ kematian 1. Bayi segera sianotik.
neonatus, disebabkan: 2. Asphyxia.
1. Robekan tentorium serebelum. 3. Nadi berkurang.
4. Fontanel menonjol.
2. Robekan falk serebri. 5. Kejang.
3. Robekan V. otak berjalan dari 6. Meninggal dlm bbrp jam / hari.
korteks lintasi subdural ke sinus 7. Bila hidup terus: dpt tjd gejala sisa:
longitudinalis superior. Paraplegi spontan.
Hemipegi.
• Perdarahan biasanya supratentorial &
Gang. Mental.
bilateral & sering pd bayi prematur.
Epilepsi.
Tjd pd partus lama / partus
menggunakan forceps.
Sumber: Nasar MI, Himawan S & Martowo Wirasmi. Buku Ajar Patologi II (Khusus). Buku Ajar Edisi Ke-1, Jakarta: Sagung Seto, 2010. Bab 21. Hal. 588-589.
Subdural hematoma
• Accumulation of blood between the dura mater and brain
• Results from tearing of bridging veins which connect the
surface of the brain and the dural sinuses
• May have both acute and chronic presentations. Acute
subdural hematoma after head trauma and can be life
threatening
• Headache is the most common symptom, with contralateral
hemiparesis, seizures, and a wide variety of cortical
dysfunction also common
• If sufficiently large, increased intracranial pressure
alteration in the level of consciousness.
• CT scan crescent-shaped hyperdensity overlying the
brain surface and underlying the skull Blueprints Neurology-Lippincott Williams & Wilkins (2009)
TRAUMA MEDULA SPINALIS
Sumber: Nasar MI, Himawan S & Martowo Wirasmi. Buku Ajar Patologi II (Khusus). Buku Ajar Edisi Ke-1, Jakarta: Sagung Seto, 2010. Bab 21. Hal. 589-590.
STROKE
• Stroke occurs when a blood vessel bringing Risk factor :
blood and oxygen to the brain gets blocked Approximately 80 percent of strokes can
prevented
or ruptures brain cells don’t get the blood • Age
and oxygen that they need to survive • Race
nerve cells stop working and die within • Hypertension eating a healthy diet,
regularly physical activity, not smoking &
minutes part of the body they control taking prescribed medications
can’t function either • The American Heart Association identifies
seven factors to control for ideal health.
• The effects of stroke may be permanent Life’s Simple 7: be active, control
cholesterol, eat a healthy diet, manage
depending on how many cells are lost, blood pressure, maintain a healthy weight,
control blood sugar and don’t smoke
where they are in the brain, and other
https://www.strokeassociation.org/idc/groups/stroke-
factors public/@wcm/@hcm/@sta/documents/downloadable/ucm_452860.pdf
TIA (Transient Ischemic Attack)
• a “minor or mini stroke” that occurs when a blood clot blocks an artery for
a short time. The symptoms of a TIA are the same as those of a stroke, but
they usually last only a few minutes.
• About 15 percent of major strokes are preceded by TIAs
https://www.strokeassociation.org/idc/groups/stroke-
public/@wcm/@hcm/@sta/documents/downloadable/ucm_309532.pdf
Risk Factors
• Being overweight or obese • Cardiovascular disease, including heart
• Physical inactivity failure, heart defects, heart infection or
abnormal heart rhythm
• Heavy or binge drinking
• Personal or family history of stroke, heart
• Use of illicit drugs such as cocaine and attack or transient ischemic attack.
methamphetamines
• Being age 55 or older.
• Cigarette smoking or exposure to
secondhand smoke. • Race — African-Americans have a higher
risk of stroke than do people of other
• High cholesterol. races.
• Diabetes. • Gender — Men have a higher risk of
• Obstructive sleep apnea — a sleep stroke than women. Women are usually
disorder in which the oxygen level older when they have strokes, and
intermittently drops during the night. they're more likely to die of strokes than
are men.
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/symptoms-causes/dxc-20117265
Ischemic Stroke
• The majority of strokes occur • Thrombotic strokes blood clot
when blood vessels to the (thrombus) in an artery going to
the brain. The clot blocks blood
brain become narrowed or flow to part of the brain. Blood
clogged with fatty deposits clots usually form in arteries
called plaque cuts off blood damaged by plaque
flow to brain cells • Embolic a wandering clot
• High blood pressure is the (embolus) that’s formed elsewhere
most important risk factor for (usually in the heart or neck
ischemic stroke that you can arteries). Clots are carried in the
change. bloodstream and block a blood
vessel in or leading to the brain
https://www.strokeassociation.org/idc/groups/stroke-
public/@wcm/@hcm/documents/downloadable/ucm_309725.pdf
Diagnostic
• Get a medical history from you or a family member
• Do a physical and neurological examination
• Have certain laboratory (blood) tests done
• Get a CT or MRI scan of the brain
• Study the results of other diagnostic tests that might be needed
https://www.strokeassociation.org/idc/groups/stroke-
public/@wcm/@hcm/documents/downloadable/ucm_309725.pdf
http://stroke.ahajournals.org/content/strokeaha/early/2013/0
1/31/STR.0b013e318284056a.full.pdf
Treatment
• The only FDA approved drug to treat ischemic stroke is tissue plasminogen
activator (TPA) a clot busting drug must be given within 3 to 4.5
hours of the first symptoms of stroke. Medication may also be used to treat
brain swelling that sometimes occurs after a stroke
• For people with blood clots in larger arteries, TPA often does not dissolve
them completely mechanical thrombectomy, should be done within six
hours of the first symptoms of stroke
• To remove the clot, doctors thread a catheter (thin tube) with a stent
through an artery in the groin up to the blocked artery in the brain. The
stent opens and grabs the clot. The doctors then remove the stent with the
trapped clot
https://www.strokeassociation.org/idc/groups/stroke-
public/@wcm/@hcm/documents/downloadable/ucm_309725.pdf
• Antiplatelet agents (aspirin) and anticoagulants (warfarin, dabigitran,
apixabanm rivoraxaban or edoxaban) interfere with the blood’s ability
to clot. This can play an important role in preventing a stroke
• Carotid endarterectomy is a procedure in which blood vessel blockage
(blood clot or fatty plaque) is surgically removed from the carotid
artery in the neck. This reopens the artery and the blood flow to the
brain. This is only done in people who have a large blockage
https://www.strokeassociation.org/idc/groups/stroke-
public/@wcm/@hcm/documents/downloadable/ucm_309725.pdf
Hemorrhagic Stroke
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/symptoms-causes/dxc-20117265
Hemorrhagic Stroke
• Intracerebral hemorrhage a blood vessel in the brain bursts and spills into the surrounding brain
tissue, damaging brain cells. Brain cells beyond the leak are deprived of blood and also damaged.
• Subarachnoid hemorrhage an artery on or near the surface of your brain bursts and spills into the
space between the surface of your brain and your skull. This bleeding is often signaled by a sudden,
severe headache
shaped outpouching on an artery known as an aneurysm. After the hemorrhage, the blood vessels in
your brain may widen and narrow erratically (vasospasm), causing brain cell damage by further limiting
blood flow
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/symptoms-causes/dxc-20117265
Diagnostic
• Brain Computed Tomography
• Magnetic Resonance Imaging
• Computed Tomography Arteriogram and Magnetic
Resonance Arteriogram
• Carotid Ultrasound
• Carotid Angiography
• Heart Tests (EKG, Echocardiography)
• Blood Tests
https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/stroke/diagnosis
Treatment
• Surgical blood vessel repair
Surgical clipping Surgical AVM removalremove a smaller
places a tiny clamp at the base of the AVM if it's located in an accessible area of
aneurysm, to stop blood flow to it. This clamp your brain, to eliminate the risk of rupture and
can keep the aneurysm from bursting, or it lower the risk of hemorrhagic stroke
can prevent re-bleeding of an aneurysm that
has recently hemorrhaged. Intracranial bypassoption to treat poor
blood flow to a region of the brain or complex
Coiling (endovascular embolization) vascular lesions, such as aneurysm repair.
inserts a catheter into an artery in your
groin and guides it to your brain using X-ray Stereotactic radiosurgeryUsing multiple
imaging. Your surgeon then guides tiny beams of highly focused radiation, advanced
detachable coils into the aneurysm (aneurysm minimally invasive treatment used to repair
coiling). The coils fill the aneurysm, which vascular malformations.
blocks blood flow into the aneurysm and
causes the blood to clot.
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/diagnosis-treatment/treatment/txc-20117296
Complications
• Paralysis or loss of muscle movement
• Difficulty talking or swallowing
• Memory loss or thinking difficulties
• Emotional problems
• Pain
• Changes in behavior and self-care ability
https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/stroke/diagnosis
LI4
Gangguan Neurologik Pediatrik
Kejang demam
• Etiologi:
• Demam lama demam < 2 jam untuk terjadinya bangkitan kejang demam 2x lebih
besar dari > 2 jam
• Usia < 2 tahun lebih besar dibanding > 2 tahun
• Genetik
• Bila ke2 orang tuanya tidak mempunyai riwayat kejang demam, maka resiko hanya 9%
• Bila salah satu orang tuanya dengan riwayat kejang demam, maka resiko 20 – 22%
• Bila ke2 orang tuanya dengan riwayat kejang demam, maka resiko meningkat menjadi 59
– 64% (lebih diwariskan oleh ibu)
• Riwayat prenatal & perinatal
• Kehamilan pada usia > 35 tahun
• Berat badan lahir sangat rendah
Buku Neurologi Dasar
• Infeksi saluran napas atas merupakan penyakit yg paling sering - dr. Badrul Munir Sp. S
Klasifikasi kejang demam
• Kejang demam sederhana:
• Kejang demam yang berlangsung singkat < 15 menit & umumnya akan berhenti
sendiri
• Kejang berbentuk umum, tonik dan atau klonik tanpa gejala fokal
• Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam
PF PP
• Batas suhu 38 / lebih, tetapi saat • Lab: darah lengkap, kultur darah,
terjadi kejang suhunya tidak glukosa darah,elektrolit
diketahui • Urin: untuk pasirn yg tidak
ditemukan fokus infeksinya
• Pungsi lumbal: untuk
menegakkan / menyingkirkan
kemungkinan meningitis
• EEG: menyingkirkan
kemungkinan epilepsi
Buku Neurologi Dasar
- dr. Badrul Munir Sp. S
Kejang demam
Diagnosis
DD/ :
• Kriteria Livingstone:
• Meningitis
• Umur anak ketika kejang antara 6 bulan – 4 tahun
• Ensefalitis
• Kejangnya sebentar, tidak >15 mnt
• Gangguan elektrolit
• Kejangnya bersifat umum
• Hipoglikemi
• Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya
demam • Trauma kepala
• Pemeriksaan saraf sebelum & sesudah kejang normal
• Pemeriksaan EEG paling sebentar 1 mggu setelah suhu
normal tidak ada kelainan
• Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak > 4 x
http://www.malariasite.com/cerebral-malaria/
Pathophysiology
https://www.researchgate.net/figure/235380100_fig5_Possible-pathophysiologic-pathways-in-
fatal-Plasmodium-falciparum-malaria-Kampala
• Diagnosis
• Hapusan darah tepi
• Pungsi lumbal & analisis CSS :
• Tekanan CSS normal-
meningkat
• Cairan jernih & leukosit <10/µl
protein
• kadar asam laktat
• Tatalaksana
• Sodium artesunat 2,4 mg/kg
IM, diikuti 1,2 mg/kg setiap 24
jam slm 6 hr
• Diazepam 0,15mg/kg IV maks
10mg atau intrarectal 0,5-
2mg/kg
• Prognosis
• Kematian : 20% pd dewasa &
15% pd anak
• 10% anak dg malaria serebral
mengalami gangguan
neurologikal persisten