Anda di halaman 1dari 14

FENOMENA SWAMEDIKASI

Elly Wahyudin
PENDAHULUAN
Menolong diri sendiri mengatasi masalah kesehatan di masyarakat merupakan
fenomena yang tak dapat diabaikan.
Hal ini meringankan beban pemerintah meningkatkan derajat kesehatan sehingga
“Swa Medikasi” perlu ditunjang dengan berbagai upaya agar pengobatan sendiri
secara tepat, aman dan rasional dapat dilakukan seoptimal mungkin.
Beberapa jenis obat dengan resiko bahaya yang berbeda, diatur melalui peraturan
dan perundang-undangan untuk dapat digunakan tanpa resep dokter dengan
persyaratan yang ketat dan dibawah pengawasan secara kontinu.
Pemakaian obat yang diperjualkan secara bebas ini tidak terlepas dari tugas dan
tanggung jawab farmasis untuk berperan secara professional agar tujuan
meningkatkan derajat kesehatan dapat tercapai.
WHO mempromosikan praktek pengobatan diri yang efektif dan cepat tanpa
konsultasi medis agar dapat mengurangi beban pada layanan perawatan kesehatan
yang sering kali kekurangan dan susah diakses di pedesaan dan daerah terpencil.
Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993
• Kriteria Obat yang dapat diserahkan tanpa resep
a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak
dibawah 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun
b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada
kelanjutan penyakit
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan
d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia
e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri
• Daftar Obat yang dapat diserahkan tanpa resep ditetapkan oleh
Menteri
• Penilaian terhadap obat dimaksud dilakukan secara terus-menerus
dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
kebutuhan masyarakat
SWAMEDIKASI
• Didefinisikan oleh WHO sebagai kegiatan seleksi dan penggunaan
obat oleh pasien secara mandiri/ sendiri untuk mengobati suatu
penyakit dan/atau gejalanya, seperti pusing, mual, muntah, maag,
lemas dan beberapa gejala ringan lainnya.
• Dalam perkembangannya diberlakukan sebagai penggunaan obat
untuk pengobatan terhadap gejala-gejala yang muncul atau
pengobatan kelanjutan dari obat yang diresepkan sebelumnya untuk
penyakit kronis atau kambuhannya.
KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
• Pada pelaksanaan Swamedikasi, sumber terjadinya kesalahan adalah
dalam diagnosis dan keterlambatan memakai obat, karena
keterbatasan pengetahuan masyarakat akan akibat kesalahan
pemilihan obat, indikasi dan cara penggunaannya.
• Penjualan bebas “Obat Keras” mengakibatkan penggunaannya secara
luas dimasyarakat dan berlangsung tanpa diagnosa penyakit dan
penanganan dokter.
FAKTOR SOSIAL EKONOMI
• Dengan meningkatnya pemberdayaan masyarakat, semakin tinggi
tingkat pendidikan & semakin mudah akses untuk mendapatkan
informasi.
• Dengan tingkat ketertarikan individu terhadap masalah kesehatan,
terjadi peningkatan untuk dapat berpartisipasi terhadap pengambilan
keputusan secara individu dalam masalah kesehatan.
KEMUDAHAN MEMPEROLEH PRODUK OBAT
• Saat ini pasien & konsumen lebih memilih kenyamanan membeli obat
yang bisa diperoleh dimana saja, dibandingkan harus menunggu lama
di rumah sakit atau klinik
GAYA HIDUP
• Dampak beberapa gaya hidup yang berakibat pada kesehatan,
membuat semakin banyak orang yang lebih perduli untuk menjaga
kesehatannya daripada harus mengobati bila terjadi penyakitnya
kelak.
KETERSEDIAAN PRODUK
• Saat ini, semakin banyak tersedia produk obat baru yang lebih sesuai
untuk pengobatan sendiri. Selain itu, ada juga beberapa produk obat
yang telah dikenal sejak lama serta mempunyai indeks keamanan
yang baik.
ERA INFORMASI
• Dengan semakin banyak masyarakat yang melakukan pengobatan
sendiri atau swamedikasi, maka informasi mengenai obat yang tepat
& sesuai dengan kebutuhan mereka juga semakin tersedia
DIAGRAM SWAMEDIKASI
Resiko Percaya Diri Hambatan
Keyakinan mengatasi Biaya dan Waktu
Kesalahan pengobatan sendiri penyakit
(Medication Error) Mutu pelayanan
Pengetahuan tentang Pentingnya Puskesmas/ RS
obat/ penyakit pertolongan pertama
Kesiapan
identitas diri/
Penyalahgunaan obat Pengalaman sakit
Jamkes
dan Swamedikasi
Interaksi obat satu dan Kesadaran
obat lain/makanan Keluhan ringan berobat/
pemeriksaan
Pemakaian bebas Kemampuan kesehatan
OBAT KERAS ekonomi

SAKIT SEHAT
Tersedianya
UU; Peraturan yang brosur Obat Banyak pilihan atau
mendasari Swamedikasi bisa pilih sendiri obat
Informasi Pencegahan Obat tersedia/
Pengawasan obat
lebih baik dari pada dijual dimana-
yang beredar
mengobati mana
Mengenal Pabrik/ Obat
dan penandaan, Pengaruh Terpelajar dan
mis.kadaluarsa dsb. iklan obat mampu finansial.

Regulasi dan Informasi


Kemudahan
perlindungan Obat
SWAMEDIKASI
PEDOMAN SWAMEDIKASI

• Pada tahun 2006, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Bina


Farmasi Komunitas dan Klinik telah menerbitkan Buku
’’Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas‘’.
• Buku tersebut disusun untuk membantu masyarakat dalam
melakukan swamedikasi

Anda mungkin juga menyukai