Anda di halaman 1dari 9

PANGKALAN UTAMA TNI AL X

RUMKITAL dr.SOEDIBJO SARDADI

PENYIMPANAN SEDIAAN NUTRISI


DI RUMKITAL DR.SOEDIBJO SARDADI

RUMKITAL dr.SOEDIBJO SARDADI


TAHUN 2022
BAB I
DEFINISI PRODUK NUTRISI

Produk nutrisi yang dimaksud adalah Nutrisi Parenteral yaitu suatu bentuk
pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui
saluran pencernaan. Para peneliti sebelumnya menggunakan istilah
hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan
akhirnya diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total,
namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi Parenteral untuk
menggambarkan suatu pemberian makanan melalui pembuluh darah. Nutrisi
parenteral total (TPN) diberikan pada penderita dengan gangguan proses
menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi (Trujillo,2005).
Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Nutrisi parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total )
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi
sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan pasien
tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang
mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung
asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
intralipid.
2. Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral Parsial )
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral. Cairannya
yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
Jenis-jenis cairan nutrisi parenteral :
ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut,
demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat,
trauma.
Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
 Na 130 mEq
 K 4 mEq
 Cl 109 mEq
 Ca 3 mEq
 Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
mengalami gangguan hati.
2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih
baik dibanding RL pada neonates.
3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada
anestesi dengan isofluran.
4. Mempunyai efek vasodilator.
5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada
1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga
memperkecil risiko memperburuk edema serebral.
KA-EN 1B
Indikasi:
1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal
pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai,
demam)
2. < 24 jam pasca operasi
3. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan
sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
4. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100
ml/jam

KA-EN 3A & KA-EN 3B


Indikasi:
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas
2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
3. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
4. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

KA-EN MG3
Indikasi :
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan
elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi
harian, pada keadaan asupan oral terbatas
2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
3. Mensuplai kalium 20 mEq/L
4. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/
KA-EN 4A
Indikasi :
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan
berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi (per 1000 ml):
 Na 30 mEq/L
 K 0 mEq/L
 Cl 20 mEq/L
 Laktat 10 mEq/L
 Glukosa 40 gr/L

KA-EN 4B
Indikasi:
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko
hipokalemia
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
o Na 30 mEq/L
o K 8 mEq/L
o Cl 28 mEq/L
o Laktat 10 mEq/L
o Glukosa 37,5 gr/L
Otsu-NS
Indikasi:
1. Untuk resusitasi
2. Kehilangan Na > Cl, misal diare
3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,
insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RL
Indikasi:
1. Resusitasi
2. Suplai ion bikarbonat
3. Asidosis metabolic

MARTOS-10
Indikasi:
1. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor,
infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein
3. Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
4. Mengandung 400 kcal/L

AMIPAREN
Indikasi:
1. Stres metabolik berat
2. Luka bakar
3. Infeksi berat
4. Kwasiokor
5. Pasca operasi
6. Total Parenteral Nutrition
7. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
AMINOVEL-600
Indikasi:
1. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
2. Penderita GI yang dipuasakan
3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca
operasi)
4. Stres metabolik sedang
5. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

PAN-AMIN G
Indikasi:
1. Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
2. Nitrisi dini pasca operasi
3. Tifoid
BAB II
PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI

Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara


dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan dari fisik dan kimia yang dapat merusak
mutu obat.
Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk:
a) Untuk memelihara mutu obat
b) Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
c) Menjaga kelangsungan persediaan
d) Memudahkan pencarian dan pengawasan
Cara penyimpanan produk nutrisi adalah sebagai berikut :
1. Simpan produk nutrisi parenteral dalam suhu 13 - 24°C. Paparan yang terlalu
lama pada suhu dibawah 0°C atau diatas 35°C dapat mempengaruhi
konsistensi fisik dari produk.
2. Produk disimpan pada kelembaban ruangan 70 – 73%
3. Hindarkan produk dari sinar matahari langsung
4. Jauhkan dari bahan – bahan berbahaya dan beracun
BAB III
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Panduan Penyimpanan Produk Nutrisi di Instalasi


Farmasi Rumah Sakit, diharapkan dapat menjawab permasalahan tentang standar
penyimpanan untuk produk nutrisi di Instalasi Farmasi Rumkital dr. Soedibjo
Sardadi. Dalam pelaksanaannya di lapangan, panduan penyimpanan produk
nutrisi di Instalasi Farmasi ini sudah barang tentu akan menghadapi berbagai
kendala, antara lain keterbatasan ruangan.
Untuk keberhasilan pelaksanaan Panduan Penyimpan produk nutrisi di
Instalasi Farmasi Rumkital dr. Soedibjo Sardadi komitmen dan kerja sama yang
lebih baik antara pihak-pihak yang terkait dengan pelayanan farmasi, sehingga
penyimpanan produk nutrisi dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan
sehingga kualitas dapat terjamin.

Jayapura, Januari 2022


Kepala Instalasi Farmasi

Apt. Andi Mufti A., S.Farm


Letda Laut (K) NRP 25428/P

Anda mungkin juga menyukai