Anda di halaman 1dari 12

TOKSISITAS

GENTAMYCIN
Nama Kelompok :
1. Cahaya Pratama 16330053
2. Begi novria maharani 16330058
3. Nurfitri 16330059
4. Dwi putri cahyani 16330067
5. Nur Fitriyana 17330073
Definisi Antibiotik

– Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh berbagai jenis mikroorganisme yang
dapat menghambat atau dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme jenis
lain.
– Gentamisin merupakan prototip golongan aminoglikosida.
– Aminoglikosida adalah sekelompok obat-obatan bakterisid yang berasal dari
berbagai spesies Streptomyces dan mempunyai sifat kimiawi, antimikroba,
farmakologi dan efek toksik yang sama.
– Selain gentamisin, yang termasuk golongan aminoglikosida adalah streptomisin,
kanamisin, neomisin, amikasin, tobramisin, sisomisin, netilmisin, dll .
Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya diantaranya :
1. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penisilin, Polipeptida dan
Sefalosporin, misalnya ampisilin, penisilin G
2. Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampisin,
aktinomisin D, asam nalidiksat
3. Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan
Makrolida, Aminoglikosida, dan Tetrasiklin, misalnya gentamisin, kloramfenikol, kanamisin,
streptomisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, eritromisin, azitromisin
4. Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomisin, valinomisin
5. Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnyaoligomisin,
tunikamisin
6. Antimetabolit, misalnya azaserine.
Faktor Yang Mempengaruhi
Efektifitas Antibiotik
Efektifitas dari antibiotik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
– Aktivitas antimikroba sendiri
– Faktor penderita :
1. Umur pasien
2. Kehamilan
3. Genetik
4. Kondisi kesehatan pasien
Mekanisme Kerja

– Aktifitas gentamisin adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus


dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom (partikel partikel kecil dalam
protoplasma sel yang kaya akan RNA, tempat terjadinya sintesa protein) di
dalam sel. Proses translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosentasa
protein dikacaukan. Untuk menembus dinding bakteri mencapai ribosom,
aminoglikosida yang bermuatan kation positif akan berikatan secara pasif
dengan membran luar dinding kuman gram negatif yang mengandung muatan
negatif.
– Aktifitasnya terutama terhadap Escherichia coli, Proteus mirabilis, dan Klebsiella
sp, Morganella sp, Citrobacter sp, Serratia sp dan Enterobacter sp,
Pseudomonas sp, Acinetobacter sp dan Haemophilus influenza
Farmakodinamik

– Mekanisme kerja aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh
porin protein pada membrane luar dari bakteri gram negatif masuk ke ruang
periplasmik. Sedangkan transpor melalui membran dalam sitoplasma
membutuhkan energi. Fase transpor yang tergantung energi ini bersifat rate
limiting, dapat di blok oleh Ca2+ dan Mg2+, hiperosmolaritas, penurunan pH
dan anaerobik suatu abses yang bersifat hiperosmolar. Setelah masuk sel,
aminoglikosida terikat pada ribosom 30S dan menghambat sintesis protein.
Terikatnya aminoglikosida pada ribosom ini mempercepat transpor
aminoglikosida ke dalam sel, diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma,
dan disusul kematian sel.
Farmakokinetik

– Ekskresi gentamisin berlangsung melalui ginjal terutama dengan filtrasi


glomerulus. Gentamisin diberikan dalam dosis tunggal menunjukkan jumlah
ekskresi renal yang kurang dari dosis yang diberikan. Karena ekskresi hampir
seluruhnya berlangsung melalui ginjal, maka keadaan ini menunjukkan adanya
sekuestrasi ke dalam jaringan. Walaupun demikian kadar dalam urin mencapai
50-200 mg/mL, sebagian besar ekskresi terjadi dalam 12 jam setelah obat
diberikan.
Efek Samping / Toksisitas

– Efek samping aminoglikosida yang tersering adalah nefrotoksik.


– Efek toksik yang lain adalah kerusakan koklea dan vestibular sehingga
mengakibatkan tuli bilateral yang bersifat permanen.
– Efek samping yang lain yaitu hepatotoksik terutama disebabkan oleh
gentamisin, karena gentamisin merupakan zat xenobiotik yang merusak
hepatosit.
Pembahasan

– Seorang lelaki 76 tahun dirawat dengan demam, kebingungan, dan kerasnya terkait dengan
kultur darah positif untuk spesies Enterococcus .
– Riwayat medisnya termasuk infark miokard, emboli paru, dan diabetes mellitus yang tidak
tergantung insulin.
– Meskipun diselidiki secara ekstensif, tidak ada sumber yang diidentifikasi untuk bakteremia
dan dia telah menerima beberapa antibiotik jangka pendek (salah satunya termasuk
gentamisin), tidak lebih dari empat minggu.
– Sebelum pengangkatan alat pacu jantung, ia telah menerima benzylpenicillin 2,4 g intravena
enam kali sehari dan gentamisin 80 mg intravena dua kali sehari (2,3 mg / kg / hari, berat
pasien 69 kg) selama sembilan hari.
– Tujuh hari pasca operasi, pasien mengalami gangguan pendengaran dan dirujuk ke klinik
telinga, hidung, dan tenggorokan. Dia sudah diketahui memiliki presbyacusis ringan.
– Audiometri pada hari ke 10 menunjukkan konduksi campuran dan tuli sensorineural dengan
kehilangan nada tinggi.
Penanganan Masalah

– Gentamisin digantikan dengan netilmisin 80 mg intravena dua kali sehari (2,3 mg /


kg / hari) mengikuti saran mikrobiologis.
– Tiga hari kemudian pendengarannya meningkat pesat dan dia dapat memahami
ucapan normal, dengan peningkatan lebih lanjut sampai keluar tiga minggu
kemudian.
– Dia menerima netilmicin selama 15 hari dengan pemantauan pengobatan dan
mampu menyelesaikan total program aminoglikosida yang diinginkan.
– Obat oral bersamaan pada saat gangguan pendengaran adalah digoxin 250 μg,
gliclazide 80 mg, bendrofluazide 2.5 mg, dan lansoprazole 30 mg, masing-masing
sekali sehari.
– Ia tetap sehat tanpa ada bukti endokarditis 18 bulan kemudian.
Kesimpulan

– Gentamisin merupakan prototip golongan aminoglikosida. Aminoglikosida


adalah sekelompok obat-obatan bakterisid yang berasal dari berbagai spesies
Streptomyces dan mempunyai sifat kimiawi, antimikroba, farmakologi dan efek
toksik yang sama.
– Efek samping aminoglikosida yang tersering adalah nefrotoksik.
– Ototoksisitas gentamisin, menyebabkan gangguan pendengaran atau fungsi
vestibular yang rusak, telah banyak dilaporkan dan sering tidak dapat
dikembalikan lagi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai