Ni Kadek Dessyani Kusuma Dewi (15C11428) Anak Agung Rani Arsanti (15C11454) I. A. Pt. Ratih Widiadnyani (15C11455) Ni Made Ratri Dwiandari (15C11456) Luh Widyariesta Damayanti (15C11471) PENGERTIAN Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, (Corwin, 2000).
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa
mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh (Sidarta Ilyas,2004). PENGKAJIAN IDENTITAS Nama : Tn. S Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 65 Tahun Agama : Hindu Status Perkawinan : Menikah Pekerjaan : Wiraswasta Alamat rumah : Jl. Tamrin, Denpasar PENGKAJIAN KELUHAN UTAMA Mata tidak dapat digunakan untuk melihat dengan baik, pandangan kabur tidak jelas, terlihat silau dan kemerah- merahan. PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN o Masalah kesehatan yang pernah dialami dan yang dirasakan saat ini: Pasien mengungkapkan bahwa kondisi matanya tidak dapat digunakan untuk melihat dengan jelas terutama pada mata sebelah kanan. Yang terlihat hanya samar-samar dan warna kemerah-merahan dan tak jelas. Hal ini dirasakan pasien sejak 3 bulan yang lalu. o Masalah kesehatan keluarga/keturunan: Pasien mengatakan memiliki keturunan penyakit katarak PENGKAJIAN KEBIASAAN SEHARI – HARI o Biologis Indeks KATZ Kesimpulan : Pada indeks KATZ pasien masuk dalam indek A, yaitu mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi. PENGKAJIAN o Psikologis Mental (SPMSQ/ MMSE) Kesimpulan : Pada penilaian SPMSQ didapatkan keshalan 0-2, yaitu berarti fungsi intelektual utuh. Depresi (Beek/Yesavage) Kesimpulan : Pada penilaian dengan menggunakan skala Depresi Beck dapat disimpulkan bahwa penilaian = 0-4 , yaitu berarti depresi tidak ada atau minimal. APGAR Keluarga Penjelasan : Klien merasa puas dengan keluarganya PENGKAJIAN PEMERIKSAAN FISIK o Tinjauan Sistem Keadaan umun : Compos mentis GCS : V 4 M5 E 6 Tingkat kesedaran: Compos mentis Suhu : 36 oC Nadi : 82 x/menit Tekanan Darah : 130/90 mmHg Pernafasan : 22 x/menit Tinggi Badan : 170 cm Berat Badan : 68 Kg PENGKAJIAN PEMERIKSAAN FISIK o Mata Bentuk mata simetris, tidak ada nyeri tekan, terdapat warna keabuan pada retina, pupil mata dilatasi, konjungtiva anemis, sklera putih. PENGKAJIAN PEMERIKSAAN PENUNJANG ANALISA DATA DATA MASALAH ETIOLOGI DS: Gangguan persepsi sensori Menurunnya ketajaman - Pasien mengatakan mata penglihatan kanannya tidak dapat digunakan untuk melihat dengan baik. - Pasien mengatakan pandangannya kabur tidak jelas. - Pasien mengatakan pandangannya terlihat silau. DO: - Terlihat selaput putih pada kornea (pada pemeriksaan fisik dengan opthalmoscope) ANALISA DATA DATA MASALAH ETIOLOGI DS: Ansietas Pembedahan yang akan - Pasien mengatakan dijalani dan kemungkinan cemas dengan proses kegagalan untuk pembedahan yang memperoleh penglihatan akan dilakukan. kembali. DO: - Pasien tampak gelisah DS: Resiko Cedera Keterbatasan penglihatan - Pasien mengatakan penglihatannya kabur dan silau DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan perubahan persepsi sensori: (penglihatan) b/d perubahan penerimaan sensori. Kecemasan (ansietas) b/d kurang pengetahuan tentang proses operasi. Resiko cedera b/d keterbatasan penglihatan. INTERVENSI Dx. Tujuan & Kriteria No Intervensi Rasional Keperawatan Hasil 1. Gangguan Setelah diberikan asuhan 1. Tentukan ketajaman 1. Penemuan dan perubahan persepsi keperawatan selama 1x6 penglihatan, penanganan awal sensori jam, diharapkan masalah kemudian catat komplikasi dapat (penglihatan) b/d gangguan persepsi apakah satu atau mengurangi perubahan sensori dapat teratasi dua mata terlibat. resiko kerusakan penerimaan sensori dengan kriteria hasil: Observasi tanda- lebih lanjut. 1. Peningkatan tanda disorientasi. ketajaman penglihatan setelah dilakukan tindakan. INTERVENSI Dx. Tujuan & Kriteria No Intervensi Rasional Keperawatan Hasil 2. Pasien mengenal 2. Orientasikan 2. Meningkatka gangguan sensori klien tehadap n keamanan dan lingkungan. mobilitas berkompensasi dalam terhadap lingkungan. perubahan. 3. Pasien dapat 3. Observasi 3. Cahaya yang mengidentifikasi penglihatan kuat atau pasien kabur da menyebabkan memperbaiki n rasa tak potensial bahaya iritasi mata, di nyaman dalam mana dapat terj setelah lingkungan. adi bila menggu penggunaan nakan tetes ma tetes mata ta. dilator. INTERVENSI Dx. Tujuan & Kriteria No Intervensi Rasional Keperawatan Hasil 4. Ingatkan pasien 4. Membantu pengli menggunakan hatan pasien. kacamata katarak yang tujuannya memperbesar ± 25% penglihatan perifer. 5. Letakkan barang 5. Memungkinkan yang dibutuhkan pasien untuk atau posisi bel melihat objek pemanggil. lebih mudah dan memungkinkan panggilan untuk pertolongan bila diperlukan IMPLEMENTASI Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan. EVALUASI Diagnosa No Hari/ Tanggal/ Jam Evaluasi Keperawatan 1. Senin, 21 Maret 2017 Gangguan persepsi S : Pasien mengatakan mata 13.00 Wita sensori b/d menurunnya kanannya bila terpapar cahaya ketajaman penglihatan matanya terasa silau dan terasa kabur O : Pasien tampak mengeluh bila mata kanannya terpapar cahaya terasa silau dan terasa kabur A : Tujuan no 1, 2 belum tercapai, masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi