Anda di halaman 1dari 51

DIKLAT AHSP

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

MS4: GAMBAR DESAIN, SPEKTEK &


PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN
(Berdasarkan GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS PERENCANAAN)
Hasil Belajar:
Setelah mengikuti semua kegiatan
pembelajaran dalam mata pelatihan ini,
peserta diharapkan mampu mengetahui
tentang Gambar Desain, Spesifikasi
Teknis dan Volume Pekerjaan (BoQ),
sehingga dapat meningkatkan
pelaksanaan Estimasi Biaya Konstruksi
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan
diharapkan mampu:
• Mengetahui tentang Gambar Desain dan Perhitungan
Volume Pekerjaan;
• Mengetahui tentang Spesifikasi Teknis Komponen Dasar;
• Mengetahui tentang Spesifikasi Teknis bidang Sumber
Daya Air;
• Mengetahui tentang Spesifikasi Teknis bidang Bina
Marga;
• Mengetahui tentang Spesifikasi Teknis bidang Cipta
Karya dan Perumahan Rakyat
• Gambar Desain
• Spesifikasi Teknis Komponen Dasar
• Spesifikasi Teknis Bidang SDA
• Spesifikasi Teknis Bidang BM
• Spesifikasi Teknis Bidang CKPR
II. GAMBAR DESAIN DAN PERHITUNGAN
VOLUME PEKERJAAN (BOQ)
2.1 Gambar Desain
2.2 Perhitungan Volume Pekerjaan (BoQ)
2.1 Gambar Desain
a) Bidang Sumber Daya Air

Gambar 2.1 - Denah Bendung Tetap


Gambar 2.2 - Denah dan Potongan Memanjang Bendung
b) Bidang Bina Marga
0+ 3
0+250 1919
193.
179
00
1919 6.6.
9167
196.248 6.6.
8756 47
54
00
0+ 2 54
0+ 3
50
192.7
6.2 52
89
19
196.4
6.147
49 197.1
19
196.4 10

50 0+ 4
00
0+ 1 078 1919
1919
3.3.
3.3.
6329
68
197. 1939
64

0
10
0+

7
01

0+
5.
19

20 8.2.21 4

45
19 98 .70
20 0.8 81 2
1 95

0
19
1

1. 78

0.
21
1
00

8
0

0+
05

18 7.2 076

50
0+

18 7.8.76
79

7. 68
1887 61
1 .7 4

26
9.1

0
18 7.
Ke

8
18
6 86
19
Kala
wira
n

0
00

0+
0+

20 00.0.993
0.2 30
97

55
2 99

18
1

0
7.2
24
i b
om
eK K

0+600
185.594
185.594
185.932
185.690
185.492
Gambar 2.6 - Situasi
Gambar II.6 - Situasi

Gambar 2.8 - Potongan Melintang 2


Gambar II.8- Potongan Melintang 2
Gambar 2.9 - Potongan Memanjang
c) Bidang Cipya Karya

Gambar 2.12 - Tampak Depan


Gambar 2.10 - Denah Rumah Tinggal
Gambar Desain adalah gambar dokumen untuk pelelangan atau biasa juga
disebut dengan gambar bestek yaitu gambar desain sebagai gambar
perencanaan yang termasuk gambar detail dengan skala yang lebih besar.
Gambar desain ini merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat teknis
pekerjaan. Gambar desain merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat
teknis pekerjaan. Gambar desain merupakan acuan utama dalam menentukan
kualitas, lingkup pekerjaan dan juga sebagai dasar dalam menyusun Rencana
Anggaran Biaya (RAB).

Dalam pelaksanaan pekerjaan harus dibuat gambar kerja dengan ketentuan


sebagai berikut :
1. Gambar Pelaksanaan (Conctruction Drawing) atau juga disebut Gambar
Kerja yang harus dibuat Penyedia berdasarkan gambar perencanaan yang
disesuaikan dengan keadaan lapangan dan/atau persyaratan pabrik dan
bahan/material juga peralatan yang ada di pasaran saat itu yang harus
disetujui oleh direksi.
2. Gambar Kerja ini harus menyajikan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produksi, bahan, cara pemasangan, dimensi dan lainnya.

3. Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan berdasarkan Gambar Kerja


yang sebelumnya telah diajukan dan mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi.

4. Pada dasarnya Penyedia diwajibkan membuat Gambar kerja apabila ada


persyaratan khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau belum
tercakup secara lengkap dalam gambar kerja, dan/atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan.

5. Selanjutnya setiap bagian pekerjaan yang telah diselesaikan dan telah


dilakukan uji coba agar dibuatkan gambar purna laksana (As Built Drawing)
sesuai dengan kondisi akhir pekerjaannya.
Gambar Desain VCO/CCO vs Tetap As Built Drawing

Kondisi Lapangan
Gambar Desain - Stake out di lapangan VCO/
sbg Gambar Pelengkap - Pengecekan/Penetapan Datum
Dokumen Kontrak CCO vs
- Penghitungan BoQ sbg MC0% Tetap

Ketersediaan Peralatan VCO/


Shop Drawing
- Spesifikasi Teknis & Kinerja CCO vs
- Ready stock vs import Tetap
Disetujui Direksi
- Kendala waktu
Work Drawing Pelaksanaan Konstruksi
(Gambar Kerja) - Kendala Teknologi/teknis VCO/
- Kendala Lahan CCO vs
As Built Drawing - Kendala Biaya Tetap
(Gambar Purna - Kendala Peraturan
laksana) - Pengecekan MC100% untuk PHO
2.2 Perhitungan Volume Pekerjaan
a) Perhitungan Volume Galian

Per – 2 m Per – 1 m

Cara Mekanis Cara Manual


Per 2 m’ kedalaman: Per m’ kedalaman:
0–2m 0–1m
2–4m 1–2m
>4m 2-3m
3–4m
> 4 m’
Tabel 2.1 - Contoh Hasil Perhitungan Volume Pekerjaan Tanah
Harga Satuan
No. Uraian Pekerjaan Kode Volume Satuan
(Rp)
II PEKERJAAN TANAH
1 ...................
2 Galian tanah biasa
2.a - Manual
1) Kedalaman < 1 m T.06a.1) 2.100 m³ 37.228,38
2) Kedalaman > 1m s.d. 2 m T.06a.2) 1.420 m³ 44.634,38
3) Kedalaman > 2m s.d. 3 m T.06a.3) 840 m³ 50.255,00
2.b - Mekanis
1) Kedalaman < 2 m TM.04.1.a 12.500 m³ 16.953,40
2) Kedalaman 2 - 4 m TM.04.1.b 7.800 m³ 17.530,40
3) Kedalaman > 4 m TM.04.1.c 3.200 m³ 33.564,90
b) Perhitungan Volume Pekerjaan Tembok Sayap

Tembok sayap
bagian hulu
Prinsip Dasar Perhitungan Volume Pekerjaan
a. Mengacu pada “cara pengukuran” dari Pedoman
Spesifikasi Teknis
b. Berdasarkan Volume Netto yaitu:
• Volume terpasang
• Hanya memperhitungkan volume manfaat saja
tanpa menghitung volume tambahan untuk
mendukung metode kerja atau sub-pekerjaan
penunjang ataupun tahapan antara
c. Kelebihan kuantitas/kualitas dari volume/mutu acuan
dianggap sudah memenuhi kuantitas/kualitas
minimum, namun jika terjadi kekurangan
kuantitas/kualitas dari volume/mutunya yang dihitung
sebagai pekerjaan kurang.
Perhitungan Volume Galian Tanah Netto
(Kontrak Internasional)

3v

1h

Jarak ke pinggir
20 – 50 cm

Konvensi Volume Volume Galian Netto


galian tanah saat rencana ke depan
Ini di Bidang SDA
Semakin dalam
galian tanah akan
Draft Spesifikasi Teknis
semakin besar
untuk perhitungan
deviasinya dengan
volume galian tanah
Volume Netto
Perkuatan Tembok Sayap Hulu
0,5
0,4

3,0

1,0
3,0

Kemiringan Talud asal Kemiringan Talud setelah ada TPT


a) b)
Penggambaran untuk
Menghitung Volume Pekerjaan
0,5
0,4
Tembok Sayap Bagian Hulu: panjang 50 m’

3,0
- Pasangan batu TPT, 1pc: 4pp (m3)
- Pasangan batu muka (m2)
- Cap beton (m’ atau m3)
* Tebal pasangan batu muka diasumsikan 6 - 10 cm 1,0
3,0
Tabel 2.2 – Perhitungan Volume Komponen Pekerjaan
No. Penampang Perhitungan Volume Satuan Keterangan
1. 0,5 x 0,4 x 50 10 m3 Ring balk beton
2. (3 x 1 + (2+0,5)/2 x 3) x 50 337,5 m3 Tembok sayap hulu, pas.batu mortar
tipe O
3. 3,75 x 50 187,5 m2 Pas.batu muka, hexagonal
4. (0,5 x 0,4 +(2+5)/2x2,5)x50 437,5 m3 Galian tanah netto
5.
(0,5+1,2)/2 x 3,4 x 50 144,5 m3 Backfill
Prestasi Kerja vs Metode Kerja
(Kontrak Internasional)

Kasus - 1
Tidak perlu
Dibayar

Metode Kerja Kasus - 2

Tidak dibayar
Dibayar
Mencermati Kasus
Metode Kerja
Penampang Melintang

Tidak dibayar

Tidak dibayar
Tampak Atas

Tidak dibayar

1) Metode kerja hanya dibuat lorong selebar 5 m’


2) Secara keseluruhan, tambahan umumnya < 5%.
2.4 Latihan
1) Apa perbedaan antara gambar desain dengan gambar kerja ?
2) Sebutkan persyaratan gambar kerja untuk pelaksanaan pekerjaan?
3) Apa yang harus dilakukan apabila ada perbedaan, ketidak sesuaian atau
keraguan antara volume pekerjaan dalam BoQ dengan gambar kerja ?

2.5 Rangkuman
Gambar desain atau disebut juga gambar bestek adalah gambar rencana
dengan gambar detail dasar (skala baku) yang merupakan lampiran dari
uraian dan syarat-syarat teknis pekerjaan.
Apabila ada perbedaan atau ketidak sesuaian atau juga keragu-raguan
dalam gambar desain, maka sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut,
Penyedia harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi, dan Direksi
harus memberikan keputusan gambar mana yang akan dijadikan acuan,
yang mungkin juga harus diputuskan dalam rapat Direksi Pekerjaan
(biasanya PPK) dan KPA.
Pada dasarnya Penyedia diwajibkan membuat gambar kerja (work drawing)
apabila ada persyaratan khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau
belum tercakup secara lengkap dalam gambar kerja, dan/atau disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Sehubungan dengan hal ini diperlukan lagi
gambar detail tambahan dan harus dilaksanakan oleh Penyedia.
2.6 Evaluasi
1) Apa yang dimaksud dengan gambar desain (design drawing) ?
a) Gambar desain dibuat oleh perencana sebagai luaran dari pekerjaan
perencanaan. Gambar ini terdiri atas gambar denah, tampak,
potongan dan detail-detail yang diperlukan.
Ini merupakan hasil perencanaan infrastruktur yang didesain dan telah
disesuaikan dengan lokasinya. Gambar ini merupakan kesatuan
informasi tentang desain suatu bangunan/infrastruktur yang dilengkapi
pula dengan: nota desain dan spesifikasi teknis (yang berisi ketentuan
dan persyaratan bahan, fungsi masing-masing komponen infrastruktur
yang direncanakan).
a) Gambar desain dibuat oleh perencana yang telah disetujui oleh
pengguna sesuai dengan kerangka acuan.
b) Gambar desain yang dibuat oleh perencana berdasarkan gambar
tipikal yang telah disesuaikan dengan lokasi pekerjaan.
c) Jawaban a), b) dan c) benar
2) Jika terjadi ketidak sesuaian antara gambar desain dan spesifikasi teknis
sebagai dokumen tertulis, dokumen mana yang harus digunakan ?
a) Gambar desain yang telah disetujui direksi
b) Spesifikasi teknis sebagai dokumen tertulis
c) Jika dalam tahap penawaran Jawaban b) yang benar.
d) Jawaban a), b) dan c) salah

3) Apa perbedaan antara gambar desain dan gambar kerja ?


a) Gambar desain dibuat oleh perencana sedangkan gambar kerja dibuat
oleh penyedia.
b) Gambar desain dibuat oleh perencana sebagai luaran dari kegiatan
perencanaan, sedangkan gambar kerja yang dibuat oleh penyedia
berdasarkan gambar perencanaan yang telah disesuaikan dengan kondisi
lokasi pekerjaan serta kebutuhan dan ketersediaan bahan/material juga
peralatan yang ada di pasaran saat itu dan kemudian disetujui oleh direksi.
c) Gambar desain adalah gambar yang dibuat oleh perencana dan masih
dapat diubah-ubah tergantung keadaan atau kebutuhan sedangkan
gambar kerja dibuat oleh penyedia sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan.
d) Jawaban a), b) dan c) salah.
III. SPESIFIKASI TEKNIS KOMPONEN DASAR
3.1 Pekerjaan Komponen Dasar
3.2 Contoh Spektek Komponen Dasar
3.1 Pekerjaan Komponen Dasar
Pekerjaan yang secara umum digunakan utk berbagai
jenis konstruksi al.: Pek. Tanah, Pasangan dll. Karena
pekerjaan-pekerjaan ini merupakan komponen dari
berbagai infrastruktur, selanjutnya disebut Pekerjaan
Komponen Dasar seperti sebagai berikut:
1) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
2) Pekerjaan Geoteknik
3) Pekerjaan Hidrologi
4) Pekerjaan Tanah
5) Pekerjaan Pasangan
6) Pekerjaan Beton
7) Pekerjaan Pemancangan
8) Pekerjaan Dewatering
9) Pekerjaan Lain-lain
4) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Jenis Tanah Metode Alat
1. Galian Tanah 1. Tanah Biasa 1. Manual 1. Stamper
2. Urugan Tanah 2. Tanah Berbatu 2. Semi- 2. Jack Hammer
mekanis
3. Pemadatan 3. Batu 3. Excavator
Tanah 3. Mekanis
4. Cadas atau 4. Loader
Tanah Keras 5. Grader
5. Lumpur 6. Buldozer
6. Pasir 7. Roller Vibro
8. Dredger
9. Kapal keruk
5) Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Perkuatan Metode Alat
1. Batu belah 1. Adukan semen 1. Manual 1. Mollen
2. Bata 2. Mortar 2. Semi- 2. Jack Hammer
3. Batu Kosong mekanis
3. Tiang Pancang 3. Excavator
4. Bronjong 3. Mekanis 4. Loader
5. Plesteran
6. Acian 5. Buldozer
7. Batu muka 6. Ponton
8. Siaran
9. Geotekstil
10.Cerucuk
11.Krib laut
12.Toe potection
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Umum
(general specification)
a) Hal-hal yang bersifat umum atau hal yang kecil dan sederhana,
risiko rendah bahkan tidak berbahaya.
b) Komponen Dasar (seperti Pek. Tanah; pasangan; beton;
dewatering; dll.)
No. SDA BM CK
1. Pekerjaan Manual dan Spesifikasi Umum: Bangunan Sederhana: *)
Semi-mekanis *) 1) Pekerjaan Utama Bangunan Kantor, SD/SMP 2 lanti
2. Pekerjaan Mekanis *) 2) Pekerjaan Rutin Bangunan Tidak Sederhana: *)
- Galian/Timbunan Tanah 3) Pekerjaan Pengem- Bangunan Kantor, SD/SMP dua
- Pemadatan balian Kondisi lantai atau lebih, Rumah Sakit
3. Bendungan kecil dan Jembatan dengan Gedung bertingkat kurang dari 10
Embung *) bentang < 50 m **) lantai **)
Ket: *) Biasa melaksanakan; **) Jarang melaksanakan; ***) Jarang digunakan
Spesifikasi Khusus
a) Hal-hal yang bersifat khusus, hal-hal yang tidak umum ditemui,perlu
keakhlian khusus atau grade tinggi dan jumlah tenaga ahli terbatas,
risiko tinggi, atau hal yang besar dan komplek (Special provision).
b) Berbagai jenis infrastruktur banyak hal-hal yang khususnya, seperti
berikut ini.
No. Hal Khusus Sumber Daya Air Keterangan
1. Galian tanah atau - Galian tanah pada bekas **)karena peraturan
pengerukan sedimen kolong lingkungan yang
mengandung B3 - Pemanfaatan sisa tailing dari longgar
kegiatan tambang
2. Bendungan besar - Tinggi bendungan > 15 m’ *) PP No. 37/2010;
- Volume > 500.000 m3 Bendungan
3. Terowongan - Pipa pesat PLTA Pekerjaan yg komplek
- Pembuatan saluran irigasi ***) karena mahal
Ket: *) Dilaksanakan; **) Jarang melaksanakan; ***) Jarang digunakan
No. Hal Khusus Bina Marga Keterangan
1. Terowongan Pembuatan Jalan menggunakan ***) karena mahal
Terowongan
2. Jembatan Panjang bentang jembatan > 200 m’ ***) karena mahal
Gantung
3. Pekerjaan Geotextile Filter untuk Drainase Spek. Khusus SKh-
Tanah Bawah Permukaan 1.3.2 (1)

No. Hal Khusus Cipta Karya Keterangan


1. Pemasangan pipa Teknologi Jacking ***) karena mahal
2. Gedung bertingkat Lebih dari 10 lantai ***) belum perlu
3. Bangunan Khusus Istana Presiden/wakil PerMen PU No. 45
presiden, Bandara, Kantor Tahun 2007
DPR/DPRD dll.
Ket: *) Dilaksanakan; **) Jarang melaksanakan; ***) Jarang digunakan
IV. SPESIFIKASI TEKNIS BIDANG SDA
4.1 Spesifikasi Teknis SDA
4.2 Contoh Spektek Bidang SDA
4.1 Spesifikasi Teknis Sumber Daya Air
Spesifikasi Teknis Bidang SDA yang terbagi dalam 14 volume atau divisi:
1) Pekerjaan Komponen Dasar
Pekerjaan yang merupakan komponen dasar untuk berbagai kegiatan
atau jenis infrastruktur yang terbagi dalam:
a) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
b) Pekerjaan Geoteknik Sudah dibahas ulang dan telah
disepakati secara Konsensus
c) Pekerjaan Hidrologi pada Akhir Tahun 2017
d) Pekerjaan Tanah
e) Pekerjaan Pasangan Tapi masih harus menunggu
f) Pekerjaan Beton Revisi Pedoman Hidrologi yang
g) Pekerjaan Pemancangan akan disusun ulang pada tahun
h) Pekerjaan Dewatering 2018 ini
i) Pekerjaan Pintu Air dan Peralatan Elektromekanik-Elekto
Hidromekanik
j) Pekerjaan Lain-lain
2) Bendung
3) Irigasi Sudah diselesaikan Tahun 2007
Namun sampai sekarang belum
4) Bendungan dan Embung ditanda tangani oleh Dirjen SDA
5) Pengaman Sungai
Sehingga perlu disesuaikan kembali
6) Pengaman Pantai
berbagai acuan normatif
7) Pengendali Muara sehubungan sudah > 80% telah
8) Infrastruktur Rawa berubah, apalagi dengan
dicabutnya UU No. 7 Tahun 2004
9) Infrastruktur Airtanah dan Air Baku
10) Pengendalian Longsoran
11) Pengendalian Banjir
12) Drainase Perkotaan Masih konsep Pedoman
13) Konservasi SDA
RPT0
14) Studi Terpadu
4.2 Contoh Spesifikasi Teknis Sumber Daya Air
1. Pekerjaan Komponen Dasar
1.8 Pekerjaan Dewatering
1.9 Pekerjaan Pintu Air dan Peralatan Elektromekanik-Elekto Hidromekanik
2. Pekerjaan Bendung
2.1 Bendung Tetap
2.2 Bendung Gerak
2.2.1 Manual
2.2.2 Semi-Mekanis
2.2.3 Elektomekanik
2.2.4 Hidromekanik
3. Pekerjaan Irigasi
3.1 Sistem Jaringan Irigasi Sederhana dan Semi Teknis
3.2 Sistem Jaringan Irigasi Teknis
3.3 Saluran Pembawa dan Pembuang
3.4 Bangunan Bagi Sadap
3.5 Bangunan Pengatur dan Pengukur
3.6 Bangunan Pelengkap
3.6.1 Got Miring
3.6.2 Bangunan Terjunan
3.6.3 Syphon dan Talang
V. SPESIFIKASI TEKNIS BIDANG BM
5.1 Spesifikasi Teknis Bina Marga
5.2 Contoh Spektek Bidang Bina Marga
5.1 Spesifikasi Teknis Bina Marga
Spesifikasi Umum 2010 Revisi-3
Divisi – 1 Umum
Divisi – 2 Drainase
Divisi – 3 Pekerjaan Tanah
Divisi – 4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
Divisi – 5 Perkerasan Berbutir dan Beton Semen
Divisi – 6 Perkerasan Aspal
Divisi – 7 Struktur
Divisi – 8 Pengenbalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
Divisi – 9 Pekerjaan Harian
Divisi – 10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
5.2 Contoh Spesifikasi Teknis Bina Marga
Spesifikasi Umum 2010 Revisi-3
Lingkup pekerjaan jalan dan/ atau jembatan dalam spesifikasi ini dibagi
dalam tiga kelompok yaitu:
1) Pekerjaan Utama,
2) Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Minor, dan
3) Pekerjaan Pemeliharaaan Rutin.
Pekerjaan Utama
Pekerjaan utama dilakukan dengan tujuan untuk hal-hal berikut:
1) Pekerjaan pada ruas jalan termasuk jembatan untuk ditingkatkan ke
kondisi yang lebih baik.
2) Pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan baru atau penggantian
jembatan lama.
3) Umumnya pekerjaan yang bersifat memperbaiki kerataan /bentuk
permukaan dan/atau meningkatkan proyeksi umur struktur
perkerasan.
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin harus dimulai sejak tanggal mulai kerja sampai
dengan
menjelang serah terima pekerjaan sementara atau Provisional Hand Over
(PHO), dengan tujuan untuk hal-hal berikut:
Pekerjaan pemeliharaan yang bersifat mencegah kerusakan lebih lanjut,
Pekerjaan pemeliharaan yang tidak untuk mengembalikan ke kondisi lebih
baik dari pada kondisi semula.

Pekerjaan Pengembalian Kondisi


Pekerjaan pengembalian kondisi harus dimulai paling lambat 30 hari sejak
tanggal mulai kerja dan dalam periode mobilisas. Pekerjaan ini
dimaksudkan untuk mengembalikan jalan lama dan jembatan minor yang
ada ke suatu kondisi yang dapat digunakan, konsisten dengan kebutuhan
normal untuk jalan dan/atau jembatan menurut jenisnya.
VI. SPESIFIKASI TEKNIS BIDANG CKPR
6.1 Spesifikasi Teknis CKPR
6.2 Contoh Spektek Bidang CKPR
6.1 Spesifikasi Teknis CKPR
PerMen PU No.45/PRT/M/207 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara
6.2.1Bangunan Sederhana
6.2.1.1 Sistem struktur
6.2.1.2. Bahan bangunan yang digunakan
6.2.1.3. Utilitas dan Sarana yang harus ada
6.2.2Bangunan Tidak Sederhana
6.2.2.1. Sistem struktur
6.2.2.2. Bahan bangunan yang digunakan
6.2.2.3. Utilitas dan Sarana yang harus ada
6.2.3Bangunan Khusus
6.2.3.1. Sistem struktur
6.2.3.2. Bahan bangunan yang digunakan
6.2.3.3. Utilitas dan Sarana yang harus ada
6.2 Contoh Spesifikasi Teknis CKPR
1. Bangunan Sederhana
a)Sistem struktur
1) Pondasi batu belah atau konstruksi kayu atau beton betulang K200,
2) Rangka lantai tingkat (bila berlantai II) dari struktur beton K200,
struktur kayu atau struktur baja profil,
3) Rangka bangunan dari beton K200, struktur kayu atau struktur baja
4) Rangka Atap dari kayu atau rangka baja
b)Bahan bangunan yang digunakan
1) Penutup lantai dari keramik
2) Dinding dari pasangan bata atau batako,
3) Kusen dari kayu dicat atau dari profil alumunium
c)Utilitas dan Sarana yang harus ada
1) Air bersih dari PDAM atau sumur pantek
2) Septictank dan resapan,
3) Listrik dari PLN atau genset
4) 6-10 % bidang bukaan atau AC
5) Penangkal petir dan Proteksi Kebakaran yang sesui SNI
Latihan
1) Apa perbedaan antara gambar desain dengan gambar kerja ?
2) Sebutkan persyaratan gambar kerja untuk pelaksanaan ?
3) Sebutkan beberapa contoh pekerjaan yg termasuk Bidang SDA ?
4) Sebutkan bagian-bagian detail dari bendung ?
5) Sebutkan seksi-seksi dalam Divisi I beberapa item pekerjaan yang
dibayar lump sum ?
6) Sebutkan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan bahan semen
portland sebagai pengikat ?
7) Sebutkan lingkup pekerjaan Bidang Cipta Karya yang berhubungan
langsung dengan bangunan gedung ?
8) Jelaskan kategori bangunan negara dalam PerMen PU No.45 Tahun
2007 Tentang Kategori Bangunan Negara ?
Rangkuman
Gambar desain atau disebut juga gambar bestek adalah gambar rencana dengan
gambar detail dasar (skala baku) yang merupakan lampiran dari uraian dan syarat-
syarat teknis pekerjaan.
Beberapa jenis pekerjaan yang merupakan komponen dasar dari masing-masing
sektor diantaranya yaitu: Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Beton,
Pekerjaan Pemancangan, Pekerjaan Dewatering dan Pekerjaan Lain-lain. Namun
ternyata detail pekerjaannya komponen dasar tersebut, setelah diperhatikan dengan
seksama pekerjaan-pekerjaan lebih 80% dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
masing-masing berbeda pula baik metode pekerjaannya ataupun spesifikasi teknis
yang dibutuhkannya serta tingkat kesulitan pengerjaannya, sehingga masing-masing
sektor membuat mata pekerjaan sendiri-sendiri.
Penggunaan AHSP tidak berbasis sektor anggaran tetapi berdasarkan karakteristik
pekerjaan, misal anggaran SDA jika akan membangun jalan gunakan AHSP Bina
Marga yang demikian juga jika akan membangun bangunan gedung gunakan AHSP
Cipta Karya. Untuk kondisi yang hampir sama, misal di SDA akan mengecat Pintu Air
menggunakan AHSP pengecatan CK.
Spesifikasi teknis bidang Bina Marga berupa Spesifikasi Umum yang berlaku dalam
kontrak-kontrak pekerjaan, atau Spesifikasi Khusus bila tidak terdapat jenis
pekerjaan yang ada dalam Spesifikasi Umum. Spesifikasi Umum Pekerjaan Bina
Marga untuk revisi terakir pada tahun 2014 yaitu Spesifikasi Umum 2010 Revisi-3.
Spesifikasi Umum tersebut dirancang utk jalan Nasional dan Provinsi. Pada kontrak-
kontrak pekerjaan baik di daerah ataupun Nasional dan Provinsi akan selalu
membuat Rencana Mutu Kontrak yang nantinya digunakan sebagai alat yg
menjamin agar spesifikasi teknis, jadwal dan gambar kontrak dilaksanakan secara
benar sesuai dengan ketentuan.
Untuk bangunan ketegori sederhana, pekerjaan struktur mencakup: pondasi batu
belah, pondasi kayu dan pondasi beton K200. Sedangkan penggunaan bahan
bangunannya (lebih kearah arsitektur) untuk penutup lantai dapat menggunakan
keramik, bahan penutup plafond kayu lapis, bahan dinding menggunakan pasangan
bata atau batako (conblock), dan kusen dapat menggunakan kayu dicat atau dapat
juga menggunakan profil. Dalam hal utilitas dan prasana yang harus tersedia adalah
listrik dari PLN atau Genset, air minum dari PDAM atau sumur pantek, dalam
bangunan itu harus ada bidang bukaan sebesar 6-10% atau AC, harus ada proteksi
kebakaran dan penagkal petir, dan harus tersedia septictank dan sumur resapan.
PENUTUP
7.1 Simpulan
Gambar dokumen atau biasa disebut juga dengan gambar bestek adalah gambar
dari uraian gambar rencana, dan gambar detail dasar dengan skala yang lebih
besar. Gambar dokumen merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat teknis
pekerjaan.
Pada dasarnya Penyedia diwajibkan membuat gambar kerja (work drawing)
apabila ada persyaratan khusus dari pabrik/produksi bahan tertentu dan/atau
belum tercakup secara lengkap dalam gambar kerja, dan/atau disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Sehubungan dengan hal ini diperlukan lagi gambar
detail tambahan dan harus dilaksanakan oleh Penyedia.
Masing-masing sektor menggunakan metode kerja yang berbeda seperti halnya
Bidang SDA secara keseluruhan dari masing-masing sub-bidang 50% secara
manual & semi-mekanis dan 50% lagi secara mekanis. Sedangkan untuk sektor
Bina Marga di Jalan dan Jembatan pada umumnya dilaksanakan secara mekanis.
Pada bagian pekerjaan yang volumenya relatif sedikit, atau yang sulit dijangkau
oleh peralatan berat dilakukan secara manual dengan peralatan kecil dan tenaga
manusia. Kemudian di Cipta Karya mayoritas dikerjakan secara manual (tidak
menggunakan alat-alat mekanik), sehingga koefisien alat sudah inklusif kadalam
koefisien tenaga kerja. Akan tetapi dalam hal pekerjaan yang menggunakan
peralatan mekanik, maka koefisiennya tetap harus dilakukan analisis dengan
menggunakan analisis bidang lain, misalnya penggunaan pencampur beton
(mollen) menggunakan analisis yang berada di bidang Sumber Daya Air,
demikian juga jikalau pemancangan tiang beton.
Untuk bangunan ketegori sederhana, pekerjaan struktur mencakup pekerjaan
pondasi batu belah, pondasi kayu dan pondasi beton K200. Sedangkan
penggunaan bahan bangunannya ( lebih kearah arsitektur) untuk penutup lantai
dapat menggunakan keramik, bahan penutup plafond dari kayu lapis (tripleks),
bahan dinding dapat menggunakan pasangan bata atau pasangan batako
(conblock), dan kusen dapat menggunakan kayu dicat atau dapat juga
menggunakan profil. Dalam hal utilitas dan prasana yang harus tersedia adalah
listrik dari PLN atau Genset, air minum dari PDAM atau sumur pantek, dalam
bangunan itu harus ada bidang bukaan sebesar 6-10% atau AC, harus ada
proteksi kebakaran dan penagkal petir, dan harus tersedia septictank dan sumur
resapan
7.2 Tindak Lanjut
Dengan dipahaminya modul 4, MS4: Gambar Desain, Spesifikasi Teknis dan
Perhitungan Volume Pekerjaan, para peserta diklat:
a) Dapat mengikuti diklat AHSP untuk modul 5: MS5: Analisis Harga Satuan
Dasar; MS6: Analisis Koefisien; dan MS7: AHSP dan RAB.
b) Untuk meningkatkan pemahaman tentang AHSP dan RAB di dalam PerMen
PUPR No. 28/PRT/M/2017 Tentang Pedoman AHSP Bidang PU, peserta
diklat dapat mengulang baca masing-masing bab-bab modulnya atau
mempelajari E-Learning video secara off-line dan terus berlatih analisis
produktivitas untuk menghitung koefisien dengan bantuan file Pengolah
Angka PAHSP-SDA_ver_2.1a_2017.xls (Bidang SDA) atau PAHS versi 3.2
(Bidang BM).
c) Para peserta diklat yang telah mengikuti pelatihan AHSP ini (Cost Estimating)
agar dapat melaporkan ilmu pengetahuan ini kepada atasan atau
mengajarkan dan dapat juga mempelajari bersama dengan rekan kerja
sebagai pengetahuan utama/penunjang yang diharapkan dapat mendukung
kinerja atau karir para pegawai pada umumnya di lingkungan kerja bidang
ke-PU-an.
Pertajam Strategi, Ciptakan Inovasi

Hasil Litbang yang Lebih Cepat, Lebih Mudah dan Lebih Murah

Motto:
Meningkatkan Keandalan Mutu Infrastruktur SDA

http//: www.pusair-pu.go.id
E-mail: pusat@pusair-pu.go.id
sptsda@gmail.com
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR
Jl. Ir. H. Juanda no. 193 Bandung
E-mail: pusair@pusair-pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai