Anda di halaman 1dari 14

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI BALI

No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022

Profil Kemiskinan Bali


September 2021
„ Persentase Penduduk Miskin di Bali September 2021 naik
menjadi 4,72 persen dibandingkan Maret 2021.
„ Persentase penduduk miskin di Bali pada September 2021 sebesar 4,72 persen,
meningkat 0,19 persen poin terhadap Maret 2021 dan meningkat 0,27 persen poin
terhadap September 2020.
„ Jumlah penduduk miskin di Bali pada September 2021 sebanyak 211,46 ribu orang,
meningkat 9,49 ribu orang terhadap Maret 2021 dan meningkat 14,54 ribu orang
terhadap September 2020.
„ Persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2021 tercatat sebesar
4,33 persen, naik 0,21 persen poin dari kondisi Maret 2021 yang tercatat sebesar 4,12
persen. Sementara persentase penduduk miskin di perdesaan pada September 2021
tercatat sebesar 5,68 persen, naik 0,16 persen poin jika dibandingkan kondisi Maret
2021 yang tercatat sebesar 5,52 persen.
„ Dibanding Maret 2021, jumlah penduduk miskin Bali pada September 2021 di daerah
perkotaan naik sebanyak 8 ribu orang (dari 129,58 ribu orang pada Maret 2021 menjadi
137,60 ribu orang pada September 2021). Sementara itu, pada periode yang sama
jumlah penduduk miskin Bali di perdesaan naik sebanyak 1,5 ribu orang (dari 72,39
ribu orang pada Maret 2021 menjadi 73,86 ribu orang pada September 2021).
„ Garis Kemiskinan di Bali pada September 2021 tercatat sebesar Rp461.532,-/kapita/
bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp319.095,- (69,14
persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp142.437,- (30,86 persen).
„ Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Bali memiliki 4,74 orang
anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah
tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp 2.261.507,-/rumah tangga miskin/
bulan.

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


2 BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan, September 2014–September 2021
Secara umum, pada periode September 2014 - September 2021, tingkat kemiskinan di
Bali mengalami fluktuasi, baik dari sisi jumlah maupun persentase. Tercatat dari September
2014 - September 2015 mengalami kenaikan, baik jumlah maupun persentase kemiskinan, dan
dari Maret 2016 - September 2019 cenderung menurun kecuali pada kondisi Maret 2017 sedikit
mengalami kenaikan. Tren kenaikan kembali terjadi mulai Maret 2020 - September 2021. Kenaikan
jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 - September 2021 masih
adanya pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Perkembangan tingkat kemiskinan September
2014 sampai dengan September 2021 disajikan pada Gambar 1.

211.46
218.79

250.00 10.25

201.97
196.92
196.71
195.95

180.13
178.18

176.48
174.94

8.25

171.76

168.34
200.00

165.19
163.85

156.91
6.25
150.00
5.25

4.25
4.76

4.74

4.72
4.53
4.45
4.25

4.25
4.15

4.14

4.01

3.91

3.79

3.78
100.00

3.61
2.25

50.00
0.25

0.00 - 1.75
Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept
2014 2015 2015 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020 2020 2021 2021

JML (000) P0 (%)


Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Gambar 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, September 2014–September 2021

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan, September 2020–September 2021


Jumlah penduduk miskin di Bali pada September 2021 mencapai 211,46 ribu orang.
Dibandingkan Maret 2021, jumlah penduduk miskin meningkat 9,49 ribu orang. Sementara jika
dibandingkan dengan September 2020, jumlah penduduk miskin meningkat sebanyak 14,54
ribu orang. Persentase penduduk miskin pada September 2021 tercatat sebesar 4,72 persen,
meningkat 0,19 persen poin terhadap Maret 2021 dan meningkat 0,27 persen poin terhadap
September 2020.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret - September 2021, jumlah
penduduk miskin perkotaan pada September 2021 tercatat sebanyak 137,60 ribu orang, naik
sebanyak 8,02 ribu orang jika dibandingkan kondisi Maret 2021 yang tercatat sebanyak 129,58
ribu orang. Sedangkan penduduk miskin di perdesaan kondisi September 2021 tercatat sebanyak
73,86 ribu orang, naik sebesar 1,47 ribu orang jika dibandingkan kondisi Maret 2021 yang tercatat
sebanyak 72,39 ribu orang. Persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2021
tercatat sebesar 4,33 persen, naik 0,21 persen poin dari kondisi Maret 2021 yang tercatat sebesar
4,12 persen. Sementara persentase penduduk miskin di perdesaan pada September 2021 tercatat
sebesar 5,68 persen, naik 0,16 persen poin jika dibandingkan kondisi Maret 2021 yang tercatat
sebesar 5,52 persen.

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022 3
Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, September 2020 –
September 2021 di Bali

Daerah/Tahun Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang) Persentase Penduduk Miskin (%)

(1) (2) (3)


Perkotaan
September 2020 125,48 4,04
Maret 2021 129,58 4,12
September 2021 137,60 4,33
Perdesaan
September 2020 71,44 5,40
Maret 2021 72,39 5,52
September 2021 73,86 5,68
Total
September 2020 196,92 4,45
Maret 2021 201,97 4,53
September 2021 211,46 4,72

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2020, Maret 2021, dan September 2021

3. Perkembangan Garis Kemiskinan, September 2020 – September 2021


Dalam pengukuran angka kemiskinan makro, garis kemiskinan digunakan sebagai
besaran/batas untuk mengelompokkan penduduk yang dapat dikategorikan sebagai miskin
atau tidak miskin. Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk dengan pengeluaran per
kapita di bawah (atau lebih rendah) dari besaran yang disebut sebagai garis kemiskinan. Tabel 2
menyajikan perkembangan garis kemiskinan pada September 2020 sampai dengan September
2021.
Garis Kemiskinan pada September 2021 tercatat sebesar Rp 461.532,- per kapita per
bulan. Dibandingkan kondisi Maret 2021, nilai tersebut naik sebesar 2,06 persen, sementara jika
dibandingkan September 2020, terjadi kenaikan sebesar 5,33 persen. Dengan memperhatikan
komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis
Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat pada Tabel 4 bahwa peranan komoditi makanan
masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Adapun besarnya
sumbangan GKM terhadap GK pada September 2021 sebesar 69,14 persen, sementara besaran
sumbangan GKBM terhadap GK sebesar 30,86 persen.

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


4 BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022
Tabel 2 Perkembangan Garis Kemiskinan di Bali menurut daerah, September 2020 -
September 2021

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)


Daerah/Tahun
Makanan Bukan Makanan Total
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
September 2020 309.933 141.710 451.634
Maret 2021 321.245 145.944 467.189
September 2021 325.747 148.574 474.322
Perubahan Sep’20–Sep’21(%) 5,10 4,84 5,02
Perubahan Mar’21–Sep’21(%) 1,40 1,80 1,53

Perdesaan
September 2020 284.541 122.774 407.316
Maret 2021 291.311 126.411 417.722
September 2021 302.550 127.328 429.877
Perubahan Sep’20–Sep’21(%) 6,33 3,71 5,54
Perubahan Mar’21–Sep’21(%) 3,86 0,73 2,91

Total
September 2020 302.154 136.013 438.167
Maret 2021 312.020 140.201 452.221
September 2021 319.095 142.437 461.532
Perubahan Sep’20–Sep’21(%) 5,61 4,72 5,33
Perubahan Mar’21–Sep’21(%) 2,27 1,59 2,06

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2020, Maret 2021, dan September 2021

Pada September 2021, Komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar


pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya sama, yaitu
komoditas beras. selengkapnya komoditas makanan yang berpengaruh dalam pembentukan
garis kemiskinan di perkotaan pada Sepetember 2021 di Bali adalah beras, daging ayam ras, telur
ayam ras, rokok kretek filter, bawang merah, mie instan, roti, tempe, dan tahu. Komoditas makanan
yang berpengaruh dalam pembentukan garis kemiskinan di perdesaan pada periode yang sama
adalah beras, daging ayam ras, telur ayam ras, kue basah, rokok kretek filter, bawang merah, roti,
kopi bubuk & instan (sachet), mie instan, dan tempe.
Pada garis kemiskinan bukan makanan lima komoditas yang berpengaruh pada
pembentukan garis kemiskinan di perkotaan pada September 2021 antara lain perumahan,
bensin, upacara agama atau adat lainnya, listrik, dan pendidikan. Komoditi bukan makanan yang
berpengaruh dalam pembentukan garis kemiskinan di perdesaan pada periode yang sama antara
lain perumahan, bensin, upacara agama atau adat lainnya, listrik, dan perlengkapan mandi. Untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022 5
Tabel 3 Daftar Komoditi yang Memberi Sumbangan Besar terhadap Garis Kemiskinan beserta
Kontribusinya (%), September 2021 di Bali

Jenis Komoditi Perkotaan Jenis Komoditi Perdesaan


(1) (2) (3) (4)
Makanan: Makanan:
Beras 26,18 Beras 29,03
Daging ayam ras 6,11 Daging ayam ras 4,20
Telur ayam ras 3,93 Telur ayam ras 3,99
Rokok kretek filter 3,21 Kue basah 2,86
Bawang merah 2,32 Rokok kretek filter 2,80
Kue basah 2,30 Bawang merah 2,50
Mie instan 2,06 Roti 2,28
Roti 1,88 Kopi bubuk & kopi instan (sachet) 2,07
Tempe 1,88 Mie instan 2,06
Tahu 1,73 Tempe 1,86
Bukan Makanan: Bukan Makanan:
Perumahan 10,32 Perumahan 10,64
Bensin 5,37 Bensin 4,36
Upacara agama atau adat lainnnya 3,47 Upacara agama atau adat lainnnya 4,20
Listrik 2,52 Listrik 1,55
Pendidikan 1,53 Perlengkapan mandi 1,10

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2021

4. Garis Kemiskinan per Rumah Tangga di Bali, September 2021


Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah
minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak
dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga
di Bali pada September 2021 tercatat sebesar Rp2.261.507,-/bulan naik sebesar 5,50 persen
dibanding kondisi Maret 2021 yang tercatat sebesar Rp2.143.528,-/bulan.

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


6 BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022
Tabel 4 Garis Kemiskinan per Kapita Rumah Tangga Miskin, Maret – September 2021 di Bali

Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan Rumah


Rata-rata Anggota
Tahun per Kapita (Rp/kapita/ Tangga Miskin (Rp/rumah
Rumah Tangga Miskin
bulan) tangga/bulan)

(1) (2) (3) (4)

Maret 2021 452.221 4,74 2.143.528

September 2021 461.532 4,90 2.261.507

Perubahan
September 2020–Maret 2,06 3,38 5,50
2021 (%)

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret dan September 2021

5. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan September


2021 – September 2021
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan dalam melihat indikator kemiskinan adalah tingkat
kedalaman dan keparahan dari kemiskinan itu sendiri. Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran
rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Indeks keparahan kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di
antara penduduk miskin.
Pada periode Maret – September 2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada September
2021 tercatat sebesar 0,759 naik 0,077 poin dibandingkan kondisi Maret 2021 yang tercatat
sebesar 0,682, jika dibandingkan kondisi September 2020 yang tercatat sebesar 0,610, nilai ini
naik 0,149 poin. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama
mengalami kenaikan 0,068 poin dari 0,154 pada Maret 2021 menjadi 0,171 pada September 2021.
Jika dibandingkan dengan kondisi September 2020 yang tercatat sebesar 0,103, nilai ini naik
sebesar 0,061 poin (Tabel 5).
Jika dibandingkan menurut daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di perdesaan lebih tinggi daripada di perkotaan. Pada September
2021, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan tercatat sebesar 0,710, sedangkan
di perdesaan tercatat sebesar 0,878. Demikian pula untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
di perkotaan tercatat sebesar 0,148, sedangkan di perdesaan tercatat sebesar 0,226.

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022 7
Tabel 5 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut
Daerah, September 2020–September 2021 di Bali.

Tahun Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)


September 2020 0,550 0,752 0,610
Maret 2021 0,653 0,753 0,682
September 2021 0,710 0,878 0,759
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2020 0,094 0,123 0,103
Maret 2021 0,154 0,156 0,154
September 2021 0,148 0,226 0,171

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2020, Maret 2021, dan September 2021

6. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan


Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Bali selama periode Maret–
September 2021 antara lain:
1. Terjadi gelombang kedua pandemi Covid-19 di Bali dengan kronologis sebagai berikut:
• Diawali dengan diterapkannya PPKM Darurat pertama kali pada tanggal 9 Juli 2021.
• Tanggal 25 Juli 2021 Bali ditetapkan berstatus PPKM level 4. Wilayah dengan status PPKM
level 4 tidak diijinkan melaksanaan kegiatan belajar tatap muka, pasar swalayan/toko
kelontong dan sejenisnya boleh buka sampai pukul 21.00 Wita, area publik dan tempet
wisata ditutup, angkutan umum massal dengan pengaturan kapasitas maksimal 50
persen, serta pembatasan-pembatasan lain,
• Pada 5 September 2021 Menteri Dalam Negeri menerbitkan Instruksi Menteri Dalam
Negeri No 39 Tahun 2021 yang menyatakan Bali masih berstatus PPKM level 4 sampai
tanggal 13 September 2021,
• Selanjutnya terbit Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2021 yang menyatakan
Provinsi Bali berstatus PPKM level 3 pada 14 September 2021 Bali.
2. Pertumbuhan ekonomi Bali triwulan III 2021 terkontraksi sedalam -2,91 persen. Capaian ini
sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi triwulan I 2021 (y-on-y) yang tercatat
terkontraksi -9,78 persen. Pertumbuhan ekonomi Bali negatif pada triwulan III 2021
menggambarkan kondisi masyarakat Bali masih kesulitan dari sisi Ekonomi.
3. Pertumbuhan kategori lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan minuman, turun
-8,47 persen, kategori lapangan usaha industri pengolahan turun -7,27 persen, dan yang
mengalami penurunan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan turun -16,03 persen.
Lapangan usaha tersebut menjadi salah satu penampung tenaga kerja di Bali. Penurunan
pertumbuhan tersebut sejalan dengan penurunan tenaga kerja formal pada Agustus 2021
yang berdampak pada pengurangan pendapatan rumah tangga.
4. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2021 terkontraksi sebesar -1,09
persen (y-on-y). Capaian ini lebih baik jika dibandingkan kondisi triwulan I 2021 yang tercatat
terkontraksi sedalam -3,73 persen (y-on-y). Kondisi ini mengindikasikan masih belum pulihnya

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


8 BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022
dalam pemenuhan konsumsi rumah tangga
5. Inflasi Kota Denpasar kondisi September 2021 tercatat sebesar 0,19. Inflasi kumulatif Maret-
September 2021 tercatat deflasi sebesar -0,43. Hal ini menggambarkan daya beli masyarakat
yang belum membaik.
6. Pada Agustus 2021 tercatat sebanyak 67,97 ribu orang pekerja yang mengalami pengurangan
jam kerja akibat terdampak Covid-19. Pengurangan jam kerja berimplikasi pada turunnya
pendapatan.
7. Pekerja informal di Bali mengalami kenaikan pada kondisi Agustus 2021 jika dibandingkan
kondisi Februari 2021. Dilihat dari status kedudukan dalam bekerja, pekerja keluarga
mengalami kenaikan paling tinggi.
8. NTP kondisi September 2021 tercatat sebesar 93,00, ini masih di bawah 100 artinya pendapatan
yang diterima petani lebih rendah dari biaya yang dibayarkan petani, atau kata lain petani
masih merugi.
9. Susenas September 2021 mencatat terjadi peningkatan bantuan PKH jika dibandingkan
kondisi Maret 2021, akan tetapi jika dilihat bantuan pangan yang menjadi tumpuan masyarakat
miskin untuk bertahan hidup mengalami penurunan jika dibandingkat kondisi Maret 2021

7. Penjelasan Teknis dan Sumber Data


1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
2. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan
Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara
terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditas kebutuhan dasar
makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan
susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
4. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar bukan makanan
diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
5. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan dengan
rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
6. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan
di bawah Garis Kemiskinan.
7. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan September 2021
adalah data Susenas September 2021.

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022 9
Tabel 6 Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi, Maret – September 2021

Maret 2021 September 2021


Kode Provinsi
Kota Desa K+D Kota Desa K+D

(1) (2) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

11 Aceh 10,46 17,78 15,33 10,91 18,04 15,64


12 Sumatera Utara 9,15 8,84 9,01 8,68 8,26 8,49
13 Sumatera Barat 5,30 7,91 6,63 4,83 7,23 6,04
14 Riau 6,52 7,51 7,12 6,72 7,19 7,00
15 Jambi 11,52 6,42 8,09 10,50 6,28 7,67
16 Sumatera Selatan 12,36 13,12 12,84 12,45 13,28 12,97
17 Bengkulu 15,10 15,28 15,22 14,73 14,28 14,43
18 Lampung 9,29 14,18 12,62 8,50 13,18 11,67
19 Bangka Belitung 3,57 6,63 4,90 3,22 6,57 4,67
21 Kepulauan Riau 5,72 11,10 6,12 5,37 10,45 5,75
31 DKI Jakarta 4,72 4,72 4,67 4,67
32 Jawa Barat 7,82 10,46 8,40 7,48 9,76 7,97
33 Jawa Tengah 10,58 13,07 11,79 10,16 12,44 11,25
34 DI Yogyakarta 12,23 14,44 12,80 11,20 13,99 11,91
35 JawaTimur 8,38 15,05 11,40 7,99 13,79 10,59
36 Banten 5,93 8,49 6,66 6,04 7,72 6,50
51 Bali 4,12 5,52 4,53 4,33 5,68 4,72
52 Nusa Tenggara Barat 14,92 13,37 14,14 14,54 13,12 13,83
53 Nusa Tenggara Timur 8,60 25,08 20,99 8,57 24,42 20,44
61 Kalimantan Barat 4,68 8,54 7,15 4,72 8,05 6,84
62 Kalimantan Tengah 4,86 5,38 5,16 5,08 5,23 5,16
63 Kalimantan Selatan 3,89 5,71 4,83 3,81 5,28 4,56
64 Kalimantan Timur 5,01 9,87 6,54 4,74 9,63 6,27
65 Kalimantan Utara 5,85 9,82 7,36 5,32 9,31 6,83
71 Sulawesi Utara 5,36 10,61 7,77 5,09 10,07 7,36
72 Sulawesi Tengah 9,15 14,73 13,00 8,82 13,82 12,25
73 Sulawesi Selatan 4,77 12,05 8,78 4,89 11,55 8,53
74 Sulawesi Tenggara 7,66 13,89 11,66 7,14 14,34 11,74
75 Gorontalo 4,23 24,47 15,61 4,06 24,38 15,41
76 Sulawesi Barat 9,82 11,67 11,29 9,72 12,39 11,85
81 Maluku 6,29 26,96 17,87 6,13 24,48 16,37
82 Maluku Utara 5,13 7,59 6,89 4,83 7,00 6,38
91 Papua Barat 6,50 33,40 21,84 6,44 33,50 21,82
94 Papua 4,91 35,71 26,86 4,94 36,50 27,38

INDONESIA 7,89 13,10 10,14 7,62 12,53 9,72

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


10 BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022
Profil Kemiskinan di Bali September 2021
BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022 11
Gambar 2 Infografis Profil Kemiskinan di Bali, September 2021

Profil Kemiskinan di Bali September 2021


12 BRS No. 06/01/51/Th. XVI, 17 Januari 2022
Publikasi, Berita Resmi Statistik,
Tabel Dinamis Data Series dan
Pelayanan Statistik Terpadu
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi: Konten Berita Resmi Statistik
dilindungi oleh Undang-Undang,
hak cipta melekat pada Badan
Pusat Statistik. Dilarang
Dedi Cahyono, SE., MA., MSE. mengumumkan, mendistribusikan,
Koordinator Fungsi Statistik Sosial mengomunikasikan, dan/atau
(0361) 238159 menggandakan sebagian atau
seluruh isi tulisan ini untuk tujuan
dedicah@bps.go.id komersial tanpa izin tertulis dari
Badan Pusat Statistik.
Untuk layanan perpustakaan, penjualan data mikro, publikasi
elektronik, publikasi cetakan, dan peta digital wilayah kerja statistik
sesuai peraturan yang berlaku maupun konsultasi statistik dapat
menghubungi Pelayanan Statistik Terpadu (PST) di pst.bps.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI BALI
Jl. Raya Puputan No. 1 Renon, Denpasar
Telp : (0361) 238159, Fax : (0361) 238162
Homepage : http://bali.bps.go.id E-mail : bps5100@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai