Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN DEPRESI

PADA LANSIA
KELOMPOK 7
Dian Tri Utami : CKR0160185
Dini Melinda : CKR0160187
Gina Fadila Sari : CKR0160195
Novi Tamara : CKR0160209
Tami Dwi Lestari : CKR0160220
Teni Puspita Sari : CKR0160222

S1.KEPERAWATAN/VI
DEFINISI
suatu gangguan mood. Mood adalah suasana perasaan yang
meresap dan menetap yang dialami secara internal dan yang
mempengaruhi perilaku seseorang dan persepsinya terhadap
dunia(Sadock & Sadock, 2007).
suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen
psikologis seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna,
gagal, putus asa dan penyesalan atau berbentuk penarikan
diri, kegelisahan atau agitasi (Wahyulingsih dan Sukamto,
2004).
ETIOLOGI
Etiologi diajukan para ahli mengenai depresipada usia lanjut
(Damping, 2003) adalah:
a) Polifarmasi
b) Kondisi medis umum
c) Teori neurobiology
d) Teori psikodinamik
e) Teori kognitif dan perilaku
f) Teori psikoedukatif
GAMBARAN KLINIK

Dalam Gallo & Gonzales (2001) disebutkan gejala-gejala


depresi lain pada lanjut usia:
 Kecemasan dan kekhawatiran
 Keputusasan dan keadaan tidak berdaya
 Masalah-masalah somatik yang tidak dapatdijelaskan
 Iritabilitas
 Kepatuhan yang rendah terhadap terapi medis ataudiet
 Psikosis
TINGKATAN DEPRESI DAN DAMPAK
DEPRESI PADA LANSIA
1. DEPRESI RINGAN
2. DEPRESI SEDANG
3. DEPRESI BERAT TANPA MANIC
 Dampak depresi pada lansia :
 Depresi dapat meningkatkan angka kematian pada pasien
dengan penyakit kardiovaskuler.
 Pada depresi timbul ketidakseimbangan hormonal yang dapat
memperburuk penyakit kardiovaskular (Misal: peningkatan
hormone adrenokortikotropin akan meningkatkan kadarkortisol).
 Metabolisme serotonin yang terganggu padadepresi akan
menimbulkan efek trombogenesis.
PENATALAKSANAAN DEPRESI
a. Terapi fisik :
 Obat
 Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
b. Terapi psikologis :
 Psikoterapi
 Terapi kognitif
 Terapi keluarga
 Penanganan ansietas
CIRI – CIRI KEPRIBADIAN PENDERITA
DEPRESI
 Individu yang sangat perasa dan tidak percaya diri.
 Merasa diawasi.
 Cenderung menjadi korban keraguan berat.
 Cenderung mendramatisir.
 Jika dihadapkan situasi yang sulit dimana perasaan mereka
takdipertimbangkan, mereka akan sedih, tidak puas, dan
depresi.
 Kepribadian histeris.
TIPS – TIPS MENCEGAH DEPRESI
 Terbuka dan jangan suka memendam masalah
 Curhat dan Sharing
 Kerjakan banyak hal
 Mencoba yang belum pernah
 Banyak cara untuk meraih cita – cita
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
DENGAN DEPRESI
1. Pengkajian
 Identitas diri klien
 Struktur keluarga : Genoogram
 Riwayat Keluarga
 Riwayat Penyakit Klien
Lakukan observasi langsung terhadap:
a. Perilaku.
 Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan
aktivitas hidup sehari-hari?
 Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat di-terima secara
sosial?
 Apakah klien sering mengluyur danmondar-mandir?
b. Afek
 Apakah kilen menunjukkan ansietas?
 Labilitas emosi?
 Depresi atau apatis?
 lritabilitas?
 Curiga?
 Tidak berdaya?
 Frustasi?
c. Respon kognitif
 Bagaimana tingkat orientasi klien?
 Apakah klien mengalami kehilangan ingatan tentang hal-hal yang baru
saja atau yang sudah lama terjadi?
 Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau meng-abstrakan?
 Kurang mampu membuat penilaian?
 Terbukti mengalami afasia, agnosia atau apraksia?
2. Mengkaji Klien Lansia Dengan Depresi
Membina hubungan saling percaya dengan klien lansia
Untuk dapat membina hubungan saling percaya, dapat dilakukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Selalu mengucapkan salam kepada pasien seperti: selamat
pagi/siang/sore/malam atau sesuai dengan konteks agama pasien.
2. Perkenalkan nama saudara (nama panggilan) saudara, termasuk
menyampaikan bahwa saudara adalah perawat yang akan merawat
pasien.
3. Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
4. Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktivitas yang akan
dilakukan.
5. Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama
aktivitas tersebut.
6. Bersikap empati dengan cara:
1. Duduk bersama klien, melakukan kontak mata, beri sentuhan dan
menunjukkan perhatian
2. Bicara lambat, sederhana dan beri waktu klien untuk berpikir dan
menjawab
3. Perawat mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik
4. Bersikap hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada
klien.
3. Klasifikasi Data
A. Data Subjektif
1) Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.
2) Sering mengemukakan keluhan somatik seperti: nyeri abdomen dan
dada, anoreksia, sakit punggung, pusing.
3) Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada
tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
4) Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.
Lanjutan…
b. Data Objektif
1) Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila
duduk dengan sikap yang merosot.
2) Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang
diseret.
3) Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4) Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan
sering menangis.
5) Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong,
konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir,
tidak mempunyai daya khayal.
4. Diagnosa Keperawatan
a) Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
b) Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping
maladaptif.
c) Ketidakberdayaan
d) Risiko bunuh diri
e) Gangguan pola tidur
5. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping
maladaptive
 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
lansia merasa tidak stres dan depresi.
 Kriteria Hasil:
 Klien dapat meningkatkan harga diri
 Klien dapat menggunakan dukungan social
 Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan pemasukan yang tidak adekuat akibat penurunan nafsu makan
 Tujuan: Tidak ada gangguan kebutuhan nutrisi pada klien
 Kriteria hasil:
 Nafsu makan meningkat
 Tidak ada mual dan muntah
3. Resiko Bunuh Diri berhubungan dengan depresi
 Tujuan:
 Klien tidak membahayakan dirinya sendiri
 Pasien mempunyai alternatif penyelesaian masalah yang
konstruktif.
 Kriteria hasil:
 Mampu mengungkapkan ide bunuh diri
 Mengenali cara-cara untuk mencegah bunuh diri
 Mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah yang
konstruktif
Intervensi
Gangguan alam perasaan: depresi
berhubungan dengan koping maladaptive
 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
keputusasaannya.
 Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu
 Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan
antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
 Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang
terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama
yang dianut).
 Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,
aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
 Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal: konseling pemuka agama).
 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping minum obat).
lanjutan
 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar
pasien, obat, dosis, cara, waktu).
 Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang
dirasakan.
 Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan
benar.
Rasional
Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan
dengan koping maladaptive
 Membangun motivasi pada lansia
 Individu lebih percaya diri
 Menumbuhkan semangat hidup lansia
 Klien dapat menggunakan dukungan sosial
 Lansia tidak merasa sendiri
 Meningkatkan nilai spiritual lansia
 Untuk menangani klien secara cepat dan tepat
 Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
 Untuk memberi pemahaman kepada lansia tentang obat
 Prinsip 5 benar dapat memaksimalkan fungsi obat secara efektif
 pengetahuan lansia tentang efek-efek samping obat.
 Lansia merasa dirinya lebih berharga
Intervensi
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pemasukan yang tidak adekuat
akibat penurunan nafsu makan
 Observasi porsi makanan yang telah di habiskan.
 Anjurkan makanan sedikit-sedikit tapi sering
 Berikan makanan selagi hangat
 Hindari makanan pantangan bagi klien.
 Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian terapi
Rasional
 Mengkaji intake makanan yang telah di habiskan.
 Menghindari mual dan muntah
 Memberikan makanan hangat dan lunak tidak
menyebabkan mual dan muntah.
 Menghindari komplikasi penyakit
 Menghilangkan atau mengurangi keluhan pasien
Intervensi
Resiko Bunuh Diri berhubungan dengan depresi
 Diskusikan dengan pasien tentang ide-ide bunuh diri
 Buat kontrak dengan pasien untuk tidak melakukan bunuh diri
 Bantu pasien mengenali perasaan yang menjadi penyebab
timbulnya ide bunuh diri
 Ajarkan beberapa alternatif cara penyelesaian masalah yang
konstruktif
 Bantu pasien untuk memilih cara yang paling tepat untuk
menyelesaikan masalah secara konstruktif.
 Beri pujian terhadap pilihan yang telah dibuat pasien dengan
tepat.
Rasional
 Menggali ide dalam pikiran klien tentang bunuh diri
 Meminimalkan resiko pasien bunuh diri
 Menggali perasaan pasien tentang penyebab bunuh diri
 Membantu pasien dalam membentuk koping adaptif
 Meringankan masalah pasien
 Pujian dapat menyenangkan perasaan pasien
Intervensi
Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kecemasan
 Bersama klien mengidentifikasi gangguan pola tidur
 Diskusikan cara-cara utuk memenuhi kebutuhan tidur
(Minum air hangat atau susu hangat sebelum tidur,
hindarkan minum yang mengandung kafein dan coca
cola, dengarkan musik yang lembut sebelum tidur)
 Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai dengan
kebutuhannya
 Berikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan
tidur.
Rasional
 Untuk mengetahui apa saja penyebab gangguan pola tidur
pada pasien
 Mempermudah pasien untuk memperoleh kebutuhan
tidur yang baik
 Cara-cara yang sesuai dapat mempermudah pasienAgar
pasien dapat kualitas tidur yang baik
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai