Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 6:

1. Hapsyah nur hayati


2. Mirna
3. fidha fairuz syafira
Penelitian ini bertujuan
Hubungan untuk mengetahui
antara Status hubungan antara status
Nutrisi dan nutrisi dengan
Penggunaan
penggunaan alat bantu
Alat Bantu
Nafas pada pernapasan pada pasien
Pasien di ICU di intensive care unit
(ICU).
Metode Penelitian : Desain
yang digunakan pada
penelitian ini adalah Hasil
observasional analitik dengan Penelitian :
pendekatan cohort study.
• Penelitian dilakukan pada 22 orang
responden yang dirawat di ICU RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru.

Uji statistik : chi square


untuk melihat hubungan
Analisa data yang
antara status nutrisi dengan
digunakan :analisa
univariat dan
penggunaan alat bantu
bivariat. pernapasan pada pasien di
ICU.
Prosedur
Penelitian

Penelitian ini merupakan


penelitian observasi
analitik dengan
pendekatan cohort study.
Instrument yang digunakan : lembar
observasi, dimana untuk melihat status
nutrisi menggunakan modifikasi lembar
observasi berdasarkan pengukuran
Stewart.

indikator yang dinilai adalah BMI,


Kadar serum albumin, dan
Penurunan berat badan yang tidak
disengaja.
Analisis univariat digunakan untuk
menggambarkan karakteristik
responden, sedangkan analisis
bivariat digunakan untuk melihat
hubungan status nutrisi dengan
penggunaan ventilator di ICU RSUD
Arifin Achmad.
Hasil penelitian didapatkan mayoritas
responden yang dirawat di ICU RSUD Arifin Karakteristik
Achmad berjenis kelamin laki-laki sebanyak Responden
13 orang (59.1%), mayoritas responden
berada pada rentang usia lansia sebanyak
10 orang (45,5%), dengan mayoritas
responden didiagnosis stroke sebanyak 10
orang (45,5%), mayoritas responden
mengalami malnutrisi sebanyak 14 orang
(63,4%), dan mayoritas responden tidak
terventilator sebanyak 12 orang (54,5%)
Pembahasan

Status nutrisi merupakan


suatu komponen penting pada
perawatan pasien kritis dan
memiliki pengaruh yang
besar dalam proses
penyembuhan pasien.
Malnutrisi dapat memberikan out
come yang buruk bagi pasien kritis,
pasien dengan status kecukupan
gizi rendah secara signifikan
memiliki kelangsungan hidup yang
lebih pendek dibandingkan pasien
dengan status kecukupan gizi baik
(Wey, Day, Ouellette-Kuntz, &
Heyland, 2015).
Implikasi Terhadap
Penyelesaian Masalah :

Berdasarkan penelitian yang dilakukan


oleh O’Leary-Kelley et al (2005) mayoritas
responden yang dirawat diruangan
intensif mendapatkan asupan nutrisi yang
rendah, sekitar 38% responden
mendapatkan nutrisi kurang dari 50%
kebutuhan energi pasien.
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa dari
14 pasien yang mengalami malnutrisi didapatkan
10 orang yang menggunakan ventilator.

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wei, Day,


Ouellette-Kuntz & Heyland (2015) terhadap 1223 pasien yang
dirawat diruangan ICU yang memenuhi kriteria, didapatkan
475 orang pasien terpasang ventilator dengan status nutrisi
rendah, sedang dan tinggi. Hasil penelitiannya juga
menunjukkan pasien yang memiliki status nutrisi rendah lebih
lama terpasang ventilator dibandingkan pasien dengan status
nutrisi tinggi.
Simpulan dan Saran

mayoritas Hasil penelitian ini


mayoritas responden menunjukkan bahwa
terdapat hubungan
responden malnutrisi dan antara status nutrisi
berjenis kelamin mayoritas dengan penggunaan
lakilaki, mayoritas responden tidak ventilator pada pasien
yang dirawat di ICU
responden adalah menggunakan RSUD Arifin Achmad
usia lanjut serta ventilator. Provinsi Riau dengan
didiagnosis stroke. nilai ρ value 0,02 (ρ
value <0,05).
Hubungan Komunikasi Perawat Dengan
Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Di
Unit Perawatan Kritis

Penelitian ini untuk menguji hubungan


antara komunikasi terapeutik oleh
perawat dan tingkat kecemasan
keluarga pasien yang dirawat di ruang
perawata kritis di RSUD Salatiga.
Penelitian
Uji Spearman
deskriptif
Rank dilakukan
dilaksanakan
untuk uji
untuk
hubungan antara
mengobservasi 24
kedua variabel.
sample.
Telaah Hasil Penelitian : Rancangan penelitian
yang digunakan
adalah cross sectional
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini (belah lintang),
adalah penelitian deskriptif korelasi, dimana peneliti
yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengukur data
menggambarkan variabel-variabel komunikasi perawat
penelitian dan menganalisis dan kecemasan
hubungan antara variabel bebas keluarga pasien pada
(komunikasi perawat) dengan
variabel terikat (tingkat kecemasan
waktu sesaat atau
keluarga pasien). sama.
Hasil Penelitian : Enam responden yang
mendapatkan komunikasi terapetik dari perawat
dengan kategori sedang sebagian besar
mengalami kecemasan sedang (50%), dan masih
terdapat 16.7% yang mengalami kecemasan berat.

Dari 18 responden yang mendapatkan


komunikasi terapetik dari perawat dengan
kategori baik sebagian besar mengalami
kecemasan ringan, bahkan terdapat 22.2% yang
tidak mengalami kecemasan, dan tidak ada
yang mengalami kecemasan berat.
Hasil analisis dengan Dimana arah
menggunakan uji Spearman Rho hubungan yang
diperoleh nilai p sebesar 0.319. bersifat negatif (r= -
Disimpulkan hipotesis nol 0,213), yang berarti
diterima dan menolak hipotesis semakin tinggi
alternatif. Dengan demikian komunikasi perawat
berarti tidak terdapat hubungan semakin rendah
antara komunikasi terapeutik tingkat kecemasan
perawat dengan tingkat keluarga pasien yang
kecemasan keluarga pasien yang berada di unit
anggota keluarganya di rawat di perawatan kritis.
ICU RSUD Kota Salatiga.
Pembahasan :

Berdasarkan hasil penelitian


diketahui bahwa sebagian
besar responden menyatakan
bahwa komunikasi terapetik
yang dilakukan perawat
termasuk kategori baik yaitu
sebesar 75%.
Implikasi Terhadap Penyelesaian
Masalah : Ansietas pada klien dan
keluarga yang menjalani perawatan di
unit perawatan kritis terjadi karena
adanya ancaman ketidak berdayaan
kehilangan kendali, perasaan
kehilangan fungsi dan harga diri,
kegagalan membentuk pertahanan,
perasaaan terisolasi dan takut mati.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan
bahwa komunikasi terapetik yang
Simpulan dilakukan perawat termasuk kategori
baik (75%). Sebagian besar responden
dan Saran mengalami kecemasan ringan (66.7%)
dan terdapat 4.2% mengalami
: kecemasan berat. Tidak terdapat
hubungan antara komunikasi terapeutik
perawat dengan tingkat kecemasan
keluarga pasien yang anggota
keluarganya di rawat di ICU RSUD Kota
Salatiga (p > 0.05).
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai