Anda di halaman 1dari 20

STUNTING

&
KONVERGENSI
PENCEGAHAN STUNTING

Ns. DARMAWATI A. RACHMAN, S.Kep


LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai masalah gizi yang cukup berat yang


ditandai dengan banyaknya kasus gizi kurang pada anak balita,
usia masuk sekolah.

Rendahnya kualiatas
tingkat pendidikan,
Malnutrisi tingginya angka absensi
dan tingginya angka putus
sekolah.

Diukur status gizi dengan


memperhatikan tinggi
STUNTING atau panjang badan,
umur, dan jenis kelamin
balita
o Berdasarkan publikasi WHO (2018) “Reducing Stunting in
Children” Menyebutkan secara global pada 2016, sebanyak 22,9
% atau 154,8 juta anakBalita Stunting

o WHO membatasi masalah stunting di setiap negara, provinsi dan


kabupaten sebesar 20%. Berdasarkan Pemantauan Status Gizi
(PSG) pada 2017, prevalensi Balita Stunting di Indonesia dari 34
Provinsi hanya 2 Provinsi yang berada di bawah batasan WHO,
yakni Yogyakarta 19,8 % & Bali 19,1%. Provinsi lainnya memiliki
kasus dominana tinggi dan sangat tinggi sekitar 30% hingga 40%
Angka Stunting di Indonesia Jauh Lebih
Buruk dari Beberapa Negara di Afrika

45
40
40
37 37.9
35
35 32.6 32.9
Percentage of Stunting (%)

32
30 27.6
26
25 23

20 18.8
17.5
16
15

10

South East Asia Countries Africa

5
DASAR HUKUM

Pemerintah telah meluncurkan rencana Aksi nasional penanganan


Stunting pada Kegiatan Konvergensi di tingkat Nasional, daerah
dan desa. Untuk memprioritaskan Kegiatan intervensi Gizi Spesifik
dan Gizi Sensitif di 1000 Hari pertama Kehidupan hingga usia 2 thn.
DEFINISI
PENYEBAB
DAMPAK
Jangka Pendek
 Terganggu perkembangan
otak
 Kecerdasan
 Ggn pertumbuhan fisik
 Ggn metabolisme tubuh

Jangka Panjang
 Kemampuan kognitif
 Kekebalan tubuh
 Resiko tinggi u/ diabetes,kegemukan,
penyakit jantung & pembuluh darah,
kanker, stroke & disabilitas pada usia
tua
PENCEGAHAN
PENANGANAN STUNTING DESA

Anda mungkin juga menyukai