ANGIOFIBROMA
NASOFARING BELIA
Presentator
Muhammad Arif Darmawan
Moderator
dr. Rita Cempaka, Sp. PA
Destruktif
penyebaran lokal
maupun meluas ke
tengkorak
Garca et al.,2010
EPIDEMIOLOGI
Angiofibroma
United States Usia pada umumnya Nasofaring Beliaterjadi
di luar nasofaring
Low part
Internal maxilla A. a. major palatine, a.
sphenopalatine.
Front Nose
Branch of the facialis artery
Front Septum
Kiesselbach plexus (sphenopalatine artery,
anterior etmoid artery, superior labial artery,
major palatine artery)
GEJALA ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA
hidung tersumbat
(80-90%)
epistaksis (45-60%)
wajah bengkak
(10-18%)
anosmia, rhinolalia, tuli, otalgia, rhinorea,
gejala lain pembengkakan pada langit-langit lunak dan deformitas
pipi
Pham, 2012
LOKASI ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA
• Nasoendoskopi
• CT-Scan
• MRI
• Angiografi
• Biopsy
• Nama : An W
• Umur : 12 years old
• Jenis Kelamin : Male
• Rekam Medis : 01.87.30.99
ANAMNESIS
Seorang laki-laki berusia 11 tahun, datang ke klinik THT di RSUP dr. Sardjito dengan keluhan
utama mimisan yang sering terjadi. Keluhan terasa sejak 6 bulan lalu, terkadang berhenti
dengan sendirinya tetapi semakin memburuk dalam 2 bulan terakhir. Tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Setiap kali mimisan terjadi sulit dihentikan. Keluhan ini juga disertai dengan
hidung tersumbat.sebelah kiri disertai dengan gangguan penghidu.
Keluhan lain seperti pilek, demam, keluarnya dari telinga, gangguan pendengaran, pandangan
ganda, nyeri kepala, dan benjolan leher disangkal.
Riwayat alergi seperti bersin-bersin dipagi hari dan asma disangkal.
Tidak ada riwayat medis yang serupa dalam keluarga pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan darah : 110/80 mmHg,
Nadi : 88x/menit,
Keadaan umum baik, Composmentis
Suhu : 36,7ºC,
Pernapasan : 20x / menit
PEMERIKSAAN THT
OTOSKOPI CAE dan Membran timpani dekstra et sinistra normal
Rhinoskopi Anterior massa yang mudah berdarah di rongga hidung kiri
Rhinoskopi Posterior massa yang mudah berdarah di rongga hidung kiri
Orofaing Dalam batas normal
Laringoskopi indirek Dalam batas normal
Pemeriksaan regio Leher Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
NASOENDOSKOPI
RIGHT LEFT
CT SCAN TGL
9/11/2018
DIAGNOSIS DAN TERAPI
Secara histologis
Pembuluh darah ini hanya
tumor ini terdiri dari
terdiri dari lapisan sel endotel
jaringan ikat fibrosa
tanpa lapisan otot polos
dan pembuluh darah
sehingga akan mudah berdarah
lebar dengan banyak
dan akan sulit dihentikan
anastomosis.
Pembedahan telah dilakukan dengan prosedur Kehilangan darah intraoperatif adalah 400
maksilektomi media dengan pendekatan ml dan intraoperatif. Tingkat hemoglobin
rinotomi lateral pasca operasi adalah 10,9 g / dL
pilihan non-bedah seperti radioterapi, kemoterapi
TERAPI dan terapi hormon
Nicolai et al.,2012
(1) Perluasan dan tahap Angiofibroma Nasofaring
Belia ,
(2) Perluasan luas ke dasar tengkorak dapat
Dalam menentukan pendekatan menyebabkan morbiditas yang signifikan pada
bedah, beberapa faktor perlu remaja pra-pubertas,
dipertimbangkan (3) (Pasien angiofibroma nasofaring belia pada
umumnya adalah remaja pria dan pertumbuhan
tulang kraniofasial akan berlanjut sampai usia
20.
Nicolai et al.,2012
ATLAS OF OTOLARYNGOLOGY, HEAD &
NECK OPERATIVE SURGERY
REKURENSI
Rekurensi dapat diketahui dalam manajemen angiofibroma nasofaring belia dengan mayoritas
terjadi dalam 2 tahun setelah operasi
Menurut Huang et al, tingkat kekambuhan keseluruhan adalah 31,4%, dan kekambuhan ditemukan
rata-rata 16 bulan setelah pengangkatan tumor lengkap secara makroskopik
Nicolai et al.,2012
EVALUASI REKURENSI
Deteksi pertumbuhan residual melalui CT Scan atau MRI dan endoskopi sedini mungkin
sangat penting untuk rencana perawatanC
Nicolai et al merekomendasikan MRI pasca operasi setelah pengangkatan nasal packing dan
dalam 72 jam untuk identifikasi awal dari setiap lesi residu yang mencurigakan untuk
membedakan tumor residual dari jaringan parut aktif 3 sampai 4 bulan kemudian
Nicolai et al.,2012
EMBOLISASI
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa kontrol yang lebih baik untuk perdarahan
bedah telah dikaitkan dengan embolisasi yang dilakukan 24 hingga 48 jam sebelum operasiv
Tingkat rekurensi yang rendah setelah embolisasi pra operasi Gaillard et al, ditemukan bahwa
tidak ada komplikasi yang
Embolisasi arteri maksila Komplikasi dari prosedur ini ditemukan pada 62,5% pasien yang
adalah prosedur invasif adalah embolisme ke dalam menjalani embolisasi dan sekitar 2
yang relatif aman sirkulasi intrakranial pasien (12,5%) yang tidak
mengalami embolisasi memerlukan
transfusi darah intraoperatif
Telah kami laporkan seorang pasien pria berusia 14 tahun dengan diagnosis
Angiofibroma Nasofaring Belia dengan hasil PA setelah operasi (sesuai
dengan angiofibroma nasofaring) yang telah menjalani arteriografi -
embolisasi diikuti oleh ekstirpasi massa dan maksilektomi medial dengan
pendekatan rinotomi lateral
THANK YOU
PLEASE FOR SUGGESTION
DD
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
TERAPI HORMONAL
DAN RADIOTERAPI
TERAPI HORMONAL
DAN RADIOTERAPI
RADIOTERAPI
RELATIONSHIP TESTOSTERONE WITH JNA
Andrew, 2006
RECCURENT
SOME ANGRY LADIES FIGHT OFF P.M.S
VI
LEVEL VII (MEDIASTINUM SUPERIOR)
Superior : fosa supra
sternal
inferior : arteri inominata
anterior : sternum
posterior : trakea,
esophagus, fascia
prevertebralis
Drainase limfatik dari :
Tiroid, esophagus
VII