Anda di halaman 1dari 9

Presentasi Kasus

KISTA CELAH BRANKHIALIS

Presentator
dr. Muhammad Arif Darmawan

Moderator :
dr. Melysa Fitriana, Sp. T.H.T.K.L

Departemen Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher


Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
RSUP Dr. Sardjito
2019
PENDAHULUAN yang nyeri dan membesar hingga diameter 3-
Kista Brankial merupakan kista 5 cm. 3,4
epitelial kongenital yang muncul dari bagian Pemeriksaan fisik dapat dimulai
lateral leher diantara muskulus dengan inspeksi leher untuk melihat adanya
sternokledomastoid dan faring, oleh karena benjolan yang nyata. Kista celah brankial
kegagalan obliterasi kista brankial pada biasanya timbul pada orang dewasa sebagai
perkembangan embriogenik. Kista ini bisa pembengkakan kistik yang keras di bawah
mengandung epitel respiratorik serta terdiri otot sternokleidomastoideus, dekat angulus
dari jaringan limfoid subepitelial, kelenjar mandibular. Palpasi suatu massa dilakukan
sebasea dan jaringan air liur. Pada dasarnya untuk menentukan letak, konsistensi, ukuran
kista ini dikelompokkan atas tiga kategori, dan mobilitasnya. Pada kista brankialis
yaitu anomali pertama, kedua, dan ketiga. didapatkan palpaso massa licin, tidak nyeri
Dan yang paling sering ditemui adalah dan berfluktuasi. Jika terjadi infeksi bisa
anomali kista brankial kedua (80-90%).1 didapatkan nyeri pada massa.3,4
Kista brankial jarang dijumpai, akan Kista brankial diklasifikasikan ke dalam
tetapi merupakan kelainan kongenital yang empat tipe, yaitu: Kista celah brankial
paling sering dijumpai sebagai penyebab pertama (First Branchial Cleft Cyst) yang
massa pada leher. Angka kejadian sebanyak merupakan kista celah brankial pertama
2-3% terdapat sebagai massa bilateral dan dibagi menjadi tipe I dan tipe II. Kista tipe I
paling sering menimbulkan gejala pada anak- berlokasi dekat kanalis auditorius eksterna.
anak dan dewasa muda. Tidak terdapat Umumnya, kista ini berada di inferior dan
predileksi berdasarkan jenis kelamin maupun posterior dari tragus, tetapi bisa saja berada di
ras.2 glandula parotis atau angulus mandibula.
Kista brankial biasanya asimtomatik Kista ini sangat sulit dibedakan dengan massa
kecuali bila terjadi infeksi. Kista brankial padat parotis dalam pemeriksaan klinis. Kista
berupa massa kistik soliter berbentuk ovoid, tipe II berhubungan dengan glandula
mobile, licin, berfluktuasi dan tidak nyeri submandibula atau ditemukan di anterior
pada bagian lateral leher. Biasanya pada trigonum cervikalis. Kista celah brankial
batas anterior M. sternokledomastoid. Kista kedua (Second Branchial Cleft Cyst) yang
yang mengalami infeksi akan menjadi massa merupakan kista celah brankial kedua
dilaporkan sebanyak 90% dari kelainan

1
brankialis. Kebanyakan, kista ini di temukan dilaporkan oleh Godin dkk, 93 % kista celah
sepanjang pinggir anterior sepertiga atas otot brankial berlokasi di cervikalis lateral sinistra
sternokleidomastoideus. Bagaimanapun, di trigonum cervikalis. 2,5,6
kista ini bisa terlihat dimanapun sepanjang Diagnosis pada kista celah brankial
saluran fistula brankialis kedua, yang selaian dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
berjalan dari kulit lateral leher, di antara arteri juga dapat dilakukan pemeriksaan
karotis eksterna dan interna, dan sampai penunjang. Pemeriksaan penunjang yang
tonsil palatine. Oleh karena itu, kista celah dapat dilakukan antara lain USG, CT-Scan,
brankial sebagai diagnosa pembanding dari MRI, dan pemeriksaan histologi.7,8
massa parafaringeal. Kista celah brankial Kista celah brankial umumnya
ketiga (Third Branchial Cleft Cyst) yang memiliki prognosis yang baik jika
merupakan kista celah brankial ketiga dan kista/fistula ini ditanggulangi secara terampil
keempat jarang terjadi. Kista celah brankial dan cermat maka hasilnya akan memuaskan
ketiga terlihat di anterior otot dan kecil kemungkinan untuk residif. 7
sternokleidomastoideus dan di leher lebih Managemen kista celah brankial ini
rendah dibandingkan kista celah brankial meliputi terapi medikamentosa berupa
pertama dan kedua. Kista ini berada lebih kontrol inisial untuk infeksi dan terapi
dalam ke lengkungan derivatif ketiga pembedahan berupa eksisi surgikal kista.
(misalnya nervus glosofaringeal dan arteri Terapi medikamentosa meliputi terapi
carotis interna) dan superfisial ke lengkungan konservatif dengan antibiotik untuk
derivatif keempat (misalnya nervus vagus). mengobati infeksi atau abses yang
Kelainan ini berakhir di faring pada membran berhubungan dengan kista brankial.9,10
tirohioid atau sinus piriformis. Kista celah
brankial keempat (Fourth Branchial Cleft LAPORAN KASUS
Cyst) yang merupakan kista celah brankial Seorang pasien perempuan berusia 22
keempat memiliki manifestasi klinis yang tahun datang ke Poli THT RSUP dr. Sardjito
sama dengan kista celah brankial ketiga. dengan keluhan adanya benjolan dileher
Biasanya didapatkan pada anak-anak dan sebelah kanan sejak 2,5 tahun yang lalu yang
dewasa muda yang sering ditemukan sebagai dirasakan semakin membesar. Keluhan nyeri
abses leher lateral yang telah resisten pada benjolan, nyeri telan, rasa mengganjal di
terhadap pengobatan antibiotik. Seperti yang tenggorokan, sesak nafas, kesulitan menelan,

2
keluhan benjolan ditempat lainnya, demam Pada pemeriksaan aspirasi jarum
disangkal. Keluhan telinga dan hidung halus (AJH) secara mikroskopis sediaan
disangkal. Riwayat penyakit dahulu tidak ada sitologi AJH yang seluler menunjukkan
keluhan serupa. Riwayat penyakit keluarga kelompokkan dan sebaran sel skuamosa yang
tidak ada keluhan serupa. sebagian berinti dan tanpa inti. Latar
Pada pemeriksaan fisik keadaan belakang berupa debris nekrotik, sel-sel
umum pasien baik, kesadaran composmentis degeneratif cukup, leukosit PMN, limfosit
dan gizi cukup. Tanda vital pasien tekanan dan makrofag berbuih. Tidak didapatkan sel
darah 120/80 MmHg, nadi 86 x/menit, suhu ganas. Kesan kista brankial.
36,50C, pernafasan 20 x/menit. Berdasarkan anamnesis dan
Pada pemeriksaan status lokalis regio pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
leher dekstra, dari inspeksi tampak pada leher penunjang pasien, diagnosa pada pasien ini
kanan region 2 dan 3. Pada pemeriksaan adalah kista celah brankial. Pasien
palpasi benjolan kenyal, berbatas tegas direncanakan ekstirpasi kista.
dengan ukuran 5x5x4 cm, dan tidak ada nyeri Telah dilakukan ekstirpasi kista.
tekan pada benjolan tersebut. Terpasang drain pada leher kanan. Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik telinga kanan kista celah brankial post esktirpasi kista H0.
dan kiri didapatkan kanalis akustikus Terapi pasca operasi adalah infus RL 20 tetes
eksterna dalam batas normal, kedua membran permenit, injeksi ceftriaxon 1 gram per 12
timpani intak dan reflek cahaya positif. Pada jam, injeksi ketorolac 30 mg per 12 jam,
rhinoskopi anterior kanan dan kiri tidak injeksi ranitidin 50 mg per 12 jam, injeksi
dalam batas normal. Pemeriksaan orofaring asam traneksamat 500 mg per 8 jam, Ganti
dalam batas normal dengan ukuran tonsil T1- kassa luar per 24 jam.
T1. Follow up hari pertama nyeri pasca
Pada pemeriksaan penunjang, pada operasi. Terpasang drain pada leher kanan.
pemeriksaan MSCT servikal dengan kontras Tanda vital pasien tekanan darah 110/70
didapatkan lesi isodens didaerah region colli MmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,50C,
dekstra bentuk bulat, batas tegas, tepi licin, pernafasan 16 x/menit. Diagnosis kista celah
berukuran 4.5 x 3,2 x 4,4 cm. Kesan komplek brankial post esktirpasi kista H1. Terapi
cyst region colli dekstra. pasca operasi adalah infus RL 20 tetes
permenit, injeksi ceftriaxon 1 gram per 12

3
jam, injeksi ketorolac 30 mg per 12 jam, Follow up hari keempat nyeri paska
injeksi ranitidin 50 mg per 12 jam, injeksi operasi berkurang. Tanda vital pasien
asam traneksamat 500 mg per 8 jam. Ganti tekanan darah 110/80 MmHg, nadi 80
kassa luar per 24 jam. x/menit, suhu 36,60C, pernafasan 20 x/menit.
Follow up hari kedua nyeri pasca Diagnosis kista celah brankial post esktirpasi
operasi. Terpasang drain pada leher kanan. kista H4. Pasien direncanakan pulang dengan
Tanda vital pasien tekanan darah 120/80 obat rawat jalan cefadroxil 2x500 mg,
MmHg, nadi 76 x/menit, suhu 36,80C, natrium diklofenak 2x50 mg, metil
pernafasan 16 x/menit. Diagnosis kista celah prednisolone 3x8 mg, dan direncakan kontrol
brankial post esktirpasi kista H2. Terapi di poli THT 4 hari kemudian.
pasca operasi adalah infus RL 20 tetes Permasalahan pada pasien ini adalah
permenit, injeksi ceftriaxon 1 gram per 12 penegakkan diagnosisnya
jam, injeksi ketorolac 30 mg per 12 jam,
injeksi ranitidin 50 mg per 12 jam, injeksi DISKUSI
asam traneksamat 500 mg per 8 jam, injeksi Kista Brankial merupakan kista
metil prednisolone 125 mg per 12 jam. Ganti epitelial kongenital yang muncul dari bagian
kassa luar per 24 jam. lateral leher diantara muskulus
Follow up hari ketiga nyeri paska sternokledomastoid dan faring, oleh karena
operasi berkurang. Tanda vital pasien kegagalan obliterasi kista brankial pada
tekanan darah 120/70 MmHg, nadi 80 perkembangan embriogenik.1
x/menit, suhu 36,50C, pernafasan 20 x/menit. Diagnosis banding massa di leher
Diagnosis kista celah brankial post esktirpasi sangat luas. Diagnosis akurat untuk massa
kista H3. Terapi pasca operasi adalah infus leher sangat penting. Hal berikut ini sangat
RL 20 tetes permenit, injeksi ceftriaxon 1 membantu untuk mempertimbangkan
gram per 12 jam, injeksi ketorolac 30 mg per diagnosis banding dalam tiga kategori besar
12 jam, injeksi ranitidin 50 mg per 12 jam, yaitu kelainan kongenital, infeksi, dan tumor.
injeksi asam traneksamat 500 mg per 8 jam, Diagnois banding untuk kelainan kongenital
injeksi metil prednisolone 125 mg per 12 jam. tumor dileher seperti Celah kista brankial,
Ganti kassa luar per 24 jam dan lepas selang kista duktus tiroglosus, laringokel, kista
drainase. dermoid. Diagnosis banding infeksi seperti
bacterial limfadenopati. Sedangkan diagnosis

4
banding untuk tumor yang biasa nya getah bening yang membesar. Organisme
merupakan metastasis karsinoma dari kepala yang paling umum adalah Staphylococcus
dan leher, massa tiroid, limpoma.12 aureus dan grup A beta-Streptococcus. Pasien
Kista duktus tiroglosus hadir sebagai harus diobati pada awalnya dengan terapi
massa digaris tengah di leher anterior. Kista antibiotik yang diarahkan pada organisme ini.
tersebut sering tanpa gejala sampai terinfeksi MRSA merupakan masalah yang semakin
pada infeksi saluran pernapasan atas. Kista meningkat, tetapi insidennya masih rendah
saluran tiroglosus biasanya didiagnosis pada sebagai penyebab limfadenopati supuratif.
masa kanak-kanak, tetapi hingga 40 persen MRSA harus dipertimbangkan pada pasien
dapat muncul setelah usia 20 tahun.12 yang baru saja dirawat di rumah sakit,
Laringokel adalah herniasi sakula dari memiliki paparan pekerjaan. Pasien dengan
laring. Herniasi dapat dibatasi pada batas respons buruk terhadap terapi antibiotik awal
anatomis laring (laringokel internal), atau mungkin memerlukan aspirasi jarum atau
meluas melalui membran tirohyoid insisi dan drainase abses, dengan kultur
(laringokelel eksternal atau campuran). selanjutnya untuk diagnosis bakteri.12
Ketika meluas melampaui laring, ia sering Massa leher yang dihasilkan dari
muncul sebagai kista berisi udara di leher penyakit metastasis sebagian besar terkait
anterior. Pasien paling sering datang dengan dengan karsinoma sel skuamosa metastasis
suara serak, batuk, dan sensasi benda asing. yang timbul dari saluran aerodigestif.
Laringoskopi sering akan menunjukkan Diagnosis ini harus berada di garis depan
pelebaran halus pada tingkat korda palsu, dalam diagnosis banding untuk orang dewasa
yang melibatkan korda palsu dan lipatan dengan massa leher baru. Meskipun ganas,
aryepiglottic.12 massa ini biasanya tidak menunjukkan gejala.
Kista dermoid disebabkan oleh Diagnosis dikonfirmasi dengan aspirasi
terjebaknya epitel pada jaringan yang lebih sjarum halus. Setelah diagnosis karsinoma sel
dalam, terjadi baik secara perkembangan atau skuamosa metastatik dibuat, pencarian untuk
pasca trauma. Lesi kongenital biasanya garis tumor primer harus dilakukan. Hal yang
tengah, mobile, massa leher submental.12 mungkin sering dapat diidentifikasi dengan
Limfadenopati supuratif terjadi akibat riwayat dan pemeriksaan fisik; endoskopi
infeksi bakteri, biasanya di faring atau kulit, dan pencitraan terarah mungkin diperlukan.
yang menyebabkan nanah dalam kelenjar Ada pola drainase limfatik yang untuk

5
saluran mukosa aerodigestif. Oleh karena itu, dilaporkan lebih bermanfaat daripada MRI
lokasi massa dapat memberikan beberapa dalam mengevaluasi anomali cabang.
petunjuk mengenai lokasi tumor primer. Gambaran CT-Scan menunjukkan massa
Metastatik nodus pada segitiga posterior kistik avaskuler dan terdapat peningkatan
sering berhubungan dengan karsinoma pada leher.13
nasofaring. Nodus supraklavikula yang Ultrasonografi membedakan lesi
terisolasi harus meningkatkan kekhawatiran padat dari lesi kistik. Pada kista celah
atau karsinoma trakeobronkial, esofagus brankialis gambaran paling umu yang
distal, atau perut.12 ditemukan pada USG adalah gambaran
Tumor tiroid primer biasanya akan kistik.13
muncul sebagai massa di leher anterior. Aspirasi jarum halus berguna untuk
Sementara mayoritas massa ini mewakili membedakan kista brankial dengan massa
nodul dan kista tiroid jinak, keganasan harus maligna pada leher. Kriteria untuk sitologi
dipertimbangkan. Pemeriksaan menyeluruh FNA: a) tebal, kuning, pus seperti cairan, b)
dari lesi ini termasuk ultrasonografi dan anuclear, keratinizing cells, c) squamous
biopsi jarum halus akan menentukan epithelial cells of variable maturity dan d)
pengobatan berdasarkan risiko atau adanya latar belakang amorphous debris.14
keganasan. Gejala suara serak atau riwayat Penegakkan diagnosis didapatkan
paparan radiasi dalam pada massa tiroid dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
harus meningkatkan kecurigaan untuk penunjang. Pada pasien ini dari anamnesis
keganasan.12 didapatkan keluhan benjolan pada leher
Diagnosis selain anamnesis dan sebelah kanan yang dirasakan sejak 2,5 tahun
pemeriksaan fisik pada kista celah brankialis yang lalu, benjolan dirasa semakin
dapat menggunakan Ct-Scan, MRI, USG, dan membesar. Tidak keluhan nyeri pada
aspirasi jarum halus.7,8 benjolan, dan tidak ada keluhan seperti
CT scan adalah alat diagnostik yang gangguan menelan, sesak nafas, dan rasa
akurat dan noninvasif, yang dapat mengganjal ditenggorokan. Tidak keluhan
mengkonfirmasi diagnosis, menentukan dari telinga dan hidung. Pada pemeriksaan
lokasi dan luasnya lesi leher, dan fisik lokalis regio leher dekstra, terdapat
menggambarkan proses infeksi atau benjolan kenyal, berbatas tegas dengan
kemungkinan degenerasi ganas. CT scan ukuran 5x5x4 cm, dan tidak ada nyeri tekan

6
pada benjolan tersebut. Pada pemeriksaan 4. Healy GB. Otolaryngology Basic
Science and Clinical Review. 2011.
penunjang MSCT servikal dengan kontras
p207-211.
didapatkan lesi isodens didaerah region colli 5. Bansal AG, Oudsema R, Masseaux
JA, Rosenberg HK. US of Pediatric
dekstra bentuk bulat, batas tegas, tepi licin,
Superficial Masses of the Head and
berukuran 4.5 x 3,2 x 4,4 cm. Kesan komplek Neck. Radiographics. 2018 Jul-
Aug;38(4):1239-1263
cyst region colli dekstra. Dan pada
6. Bagchi, A., Hira, P., Mittal, K.,
pemeriksaan aspirasi jarum halus (AJH) Priyamvara, A., & Dey, A. K.
(2018). Branchial cleft cysts:
Tidak didapatkan sel ganas. Kesan kista
a pictorial review. Polish Journal of
brankial. Berdasarkan dari anamnesis, Radiology, 83, 204–209.
7. Thomaidis V, Seretis K, Tamiolakis,
pemeriksaan fisik, dan penunjang tersebut
et al. Branchial Cyst A Report of 4
pasien ini didiagnosis kista celah brankial. Cases. Acta Dermatoven APA. 2010
15(2): p85-89.
8. Bansal AG, Oudsema R, Masseaux
KESIMPULAN JA, Rosenberg HK. US of Pediatric
Superficial Masses of the Head and
Telah kami laporkan seorang
Neck. Radiographics. 2018 Jul-Aug.
perempuan usia 22 tahun dengan diagnosis 38 (4):1239-1263.
kista celah brankialis, dilakukan ektirpasi kista. 9. Goff CJ, Allred C, Glade RS. Current
management of congenital branchial
Pasien dirawat selama 4 hari, pasien cleft cysts, sinuses, and fistulae. Curr
direncanakan kontrol di poli THT RSUP dr. Opin Otolaryngol Head Neck
Surg. 2012;20:533–539.
Sardjito 1 minggu kemudian. 10. Chen LS, Sun W, Wu PN, Zhang SY,
Xu MM, Luo XN, et al. Endoscope-
assisted versus conventional second
DAFTAR PUSTAKA branchial cleft cyst resection. Surg
1. Koch EM, Fazel A, Hoffmann M. Endosc. 2012 May. 26(5):1397-402.
Cystic masses of the lateral neck - 11. Acierno SP, Waldhausen JH
Proposition of an algorithm for Otolaryngol Clin North Am. 2007
increased treatment efficiency. J Feb; 40(1):161-76
Craniomaxillofac Surg. 2018 12. Kevin E, Daniel G, Lisa K.
Sep;46(9):1664-1668. Differential diagnosis of a neck mass.
2. Teo NW, Ibrahim SI, Tan KK. Literatur review. 2019. P1-14
Distribution of branchial anomalies in 13. Sampath SC, Azez A, Thada ND, Rao
a paediatric Asian P, Bacciu A, Branchial Anomalies:
population. Singapore Med J. 2015 Diagnosis and Management. Clinical
Apr;56(4):203-7 Study. 2014. P1-9
3. Lalwani AK. Current Diagnosis & 14. Thomaidis V, Seretis K, Tamiolakis,
Treatment Otolaryngology Head and et al. Branchial Cyst A Report of 4
Neck Surgery. 2010. P307-311. Cases. Acta Dermatoven APA; 15(2):
p85-89. 2010

7
8

Anda mungkin juga menyukai