2019
Memperkenalkan untuk pertama kalinya tumor glomus kepala
Haller dan leher menggambarkan massa pada bifurkasio karotis yang
1762 memiliki struktur menyerupai badan glomus
Guild
Pertama kali memberikan narna tumor glomus jugularis
1980
(Pluta, 2017)
Tumor Glomus neoplasma jinak dimana tumor Sel Glomus merupakan sel spesial yang
tersebut berkembang di dalam sel glomus dan ditemukan di beberapa pembuluh darah dan
jaringan. sepanjang saraf.
EPIDEMIOLOGI
0,03% dari seluruh 0,6% dari tumor
keganasan kepala leher
Pada sekitar 2-4% kasus, hipertensi dan takikardi menjadi gejala (Persky 9et al, 2009)
awal dari tumor ini, dimana hal ini disebabkan oleh produksi
(Chung et al, 2009)
katekolamin, norepinefrin, atau dopamin oleh sel-sel tumor
Menurut FISCH Menurut Sistem Glasscock dan Jackson
A Glomus Timpanikum
Tipe 1 Glomus tumor terbatas pada promontorium
B Timpanomastoid
C Glomus Jugularis Tipe 2 Tumor memenuhi telinga tengah
C1: Foramen carotis
Tipe 3 Tumor memenuhi telinga tengah dan meluas
C2 : arteri karotis vertical sampai genu sampai ke mastoid
C3: Arteri karotis horizontal Tipe 4 tumor glomus memenuhi telinga tengah,
meluas sampai ke mastoid, meluas sampai ke
C4 : atreri karotis interna + foramen
kanalis auditorius eksternus melalui membran
lacerum anterior
timpani dan dapat meluas ke anterior ke arteri
D De(1-2): ekstradura carotis interna serta mungkin ada perluasan ke
Di(1-2): intradural intracranial
10
PEMBEDAHAN
TERAPI
RADIOTERAPI
EMBOLISASI
13
(Persky, 2009)
Indikasi Radioterapi : Dua metode digunakan untuk melakukan Dosis yang digunakan
1. Usia > 60 th radiasi stereotaktik yaitu mennggunakan berkisar antara 15 Gy
2. Pengangakatan tumor sumber radioaktif cobalt (Gamma Knife) sampai 32 Gy, dengan dosis
tidak bisa keseluruhan atau menggunakan pembentukan radiasi rata-rata yang digunakan
3. Tumor yang berukuran dari akselerator linier (LINAC) sebesar 15 Gy
besar yang tidak
resektabel.
Metode stereotactic radiosurgery (SRS) ini memiliki keunggulan dimana seluruh
proses (pencitraan, perencanaan tindakan, dan tatalaksana) dilakukan dalam satu
sesi. SRS memiliki keterbatasan untuk lesi yang berukuran lebih dari 4 cm
Sebelum dilakukan radioterapi
harus dipastikan diagnosis Terapi dikatakan berhasil jika, ukuran tumor tetap stabil atau mengalami regresi
secara histopatologis dan (local control) dan gejala neurologis yang membaik atau tidak progresif
radiologi
Radioterapi terfraksinasi pada tumor glomus jugularis memberikan angka kontrol
Iokal (local control) sebesar 65%-100%, dengan dosis yang umum digunakan 14
sebesar 45Gy / 5 minggu. Perbaikan neurologis bervariasi dengan rentang 0-83%
(Kania, 2009; Persky, 2009)
Tumor glomus timpanikum tipe
pendekatan timpanotomi transkanal
1 dan 2
Tindakan pembedahan dilakukan dalam dua hari setelah tindakan angiografi dan embolisasi
dengan tujuan menghindari terbentuknya pembuluh darah kolateral oleh tumor dan efek inflamasi
pasca tindakan embolisasi
17
Pasien perempuan berusia 66 tahun datang ke Poli THT RS Sardjito dengan keluhan utama
gangguan pendengaran pada telinga kanan yang sudah dirasakan sejak 5 tahun yang lalu, disertai
dengan keluhan telinga berdengung, terasa penuh ditelinga. Pasien juga mengeluhkan adanya
benjolan pada liang telinga yang sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan lainnya seperti
keluar cairan, nyeri telinga, pusing berputar, wajah perot, pandangan ganda disangkal. Keluhan
hidung dan tenggorokan disangkal. Riwayat pekerjaan pasien merupakan seorang ibu rumah tangga.
28
29
30
GEJALA : Pada Pasien TANDA Pada Pasien
Penurunan pendengaran Ada OTOSKOPI
Tinitus Ada Massa kemerahan/kebiruan pada Ada masa kemerahan pada
CAE/Cavum Timpani CAE, MT sulit dievaluasi.
Rasa penuh Ada
Massa berdenyut Tidak ada
Otorea Tidak ada
Otorea Tidak ada
Disfagia Tidak ada
Suara serak Tidak ada
Nyeri Menelan Tidak ada
Parese wajah Tidak ada
Debar-debar(takikardi) Tidak ada
Hipertensi Tidak ada
32
(Wiet et al.,2003)
Telinga kiri : Tumor Glomus Kelas A terbatas Telinga kiri. Tumor glomus kelas B atau tumor hipotimpani.
Massa kemerahan yang tampak melalui membran timpani
pada promontorium
kuadran inferior. CT menunjukkan peluasan tumor melalui
hipotimpani. Tidak ada erosi ke lempeng tulang pembungkus
bulbus jugularis
35
38
Pada tumor kelas C dan D, angiografi digital yang selektif adalah penting. Arteriografi dilakukan pada
kedua sisi, karotis interna dan eksterna ipsilateral serta kontralateral dan juga system vertebrobasilar
Arteriografi arteri karotis eksterna menggambarkan pembuluh darah penyuplai untuk embolisasi
selanjutnya. Pada semua tumor kelas C dan D, embolisasi sangat diperlukan. Arteriografi arteri karotis
internal menunjukkan vaskularisasi dari arteri karotikotimpani dan dari cabang kavernosus arteri
sekaligus arteri yang terinvasi oleh tumor.
Pemeriksaan sistem vertebrobasilar menunjukkan vaskularisasi perluasaan intrakranial dari tumor dari cabang
muscular, meningeal, dan parenkim (PICA, AICA)
39
Di sekitar sarang sel ini ada jaringan padat berdinding tipis kapiler
sinusoida. Jaringan ikat kolagen tebal membagi tumor. Ada 5-20 sel
epitel yang terdiri sarang-sarang atau kelompok sel
42
43
44
45
Bagian posterolateral dari foramen (pars vascularis) berisi
bulbus jugularis, cabang arteri meningeal posterior, nervus
assesorius ( XI ), dan nervus vagus (X), dan nervus Arold
(cabang auricular dari nervus X)
Bagian anteromedial (pars nervosa) berisi sinus petrosus
inferior dan nervus glossopharingeus ( IX ) dan nervus
Jacobson ( cabang timpani dari nervus IX )
46
47
48
49
Sistem neuroendokrin extra
Tersebar di seluruh Sel ini disebut Seluruh rantai jaringan
adrenal terdiri dari sebuah sistem
tubuh paraganglion Paranganglia
yang terintegrasi
Paraganglia di kepala dan leher Di bagian dada, perut, dan panggul mengikuti
bermigrasi sepanjang distribusi jalan serabut saraf parasimpatis sepanjang sumbu
branchial mesoderm perivertebral-periaortik
(Harrison, 2009)
Sel-sel paraganglia di dalam dinding (adventitia) dari bulbus jugularis
Tumor Glomus
atau promontorium chochlearis dapat dikaitkan
Temporal
Badan Glomus dengan cabang auricular dari saraf vagus. vagus
(nervus Arnold) atau cabang timpani dari saraf
glossopharyngeal (nervus Jacobson)
51
Tumor ini cenderung meluas dalam tulang temporal melalui aircell mastoid, lumen pembuluh
darah, foramen basis cranii, dan tuba eustachius. Tumor ini juga menyerang dan mengikis tulang
secara lobular, tetapi mereka sering mengenai tulang pendengaran.
Tumor glomus pada awalnya ,mengikis dasar tengkorak di wilayah fossa jugularis dan
tulang petrosa posteroinferior, dengan ekstensi berikutnya ke mastoid dan tulang oksipital yang
berdekatan. Ekstensi intrakranial dan ekstrakranial yang signifikan dapat terjadi, serta
perluasan dalam sinus sigmoid dan sinus petrosus inferior. Infiltrasi ke saraf juga sering terjadi.
52
(Pluta, 2014)
Suplai darah ke tumor glomus
tulang temporal klasik dibagi
menjadi
Arteri faring ascending (biasanya melalui
arteri timpani inferior) selalu memasok
Kompartemen posterolateral
wilayah inferomedial (terutama foramen
(melibatkan margin lateral bulbus
jugularis dan promontorium choclearis).
jugularis dengan ekstensi ke
daerah mastoid dan kanalis
Tambahan pasokan juga dapat terjadi dari
acusticus eksternal) diberikan
cabang meningeal dari ICA atau arteri
terutama oleh arteri stylomastoid
vertebralis
dengan kemungkinan kontribusi
dari arteri oksipital dan arteri Kompartemen anterior (tuba eustachius dan
auricular posterior kanal karotid) ini paling sering dipasok oleh
arteri timpani anterior (dari ECA)
Cabang parenkim dari posterioinferior
arteri cerebellar dan anteroinferior arteri kompartemen superior (wilayah
cerebellar dapat memasok komponen epitympanicum) menerima kontribusi
53
utama
intradural dari arteri meningeal media dan arteri
(Harrison, 2009) meningeal aksesoris
Tingkat morbiditas adalah 6,2% di antara pasien yang diobati dengan radiasi dan 2,5%
di antara mereka dengan pembedahan. Angka morbiditas keseluruhan adalah 8,7%.
Dua puluh tahun setelah pengobatan, tingkat kelangsungan hidup adalah 94%, dan 77%
pasien tetap bebas dari gejala.
54
55
56
a. Endoscopic view of right ear shows a red-colored, mass occupying
the medial portion of the external canal and pushing posterior
part of the tympanic membrane.
b. Endoscopic view of right ear after elevation of tympano-meatal
flap shows the vascular mass resting over posterior wall of the 57
58