TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP PENYAKIT
2.1.1 Definisi
Kolapsnya paru atau alveolus disebut atelektasis, alveolus yang kolaps
tidak mengandung udara sehingga tidak dapat ikut serta di dalam pertukaran gas.
Kondisi ini mengakibatkan penurunan luas permukaan yang tersedia untuk proses
difusi dan kecepatan pernafasan berkurang. ( Elizabeth J.Corwin , 2009)
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat
penyumbatan saluran udara ( bronkus maupun bronkiolus ) atau akibat pernafasan
yang sangat dangkal. ( Price A. Sylvia & Lorraine M. Wilson 2006)
Atelektasis adalah penyakit restriktif akut yang umum terjadi, mencakup
kolaps jaringan paru atau unit fungsional paru. Atelektasis merupakan masalah
umum klien pasca-operasi. ( Harrison, 1995)
Atelektasis adalah pengembangan tak sempurna atau kempisnya (kolaps)
bagian paru yang seharusnya mengandung udara. (staf pengajar ilmu kes anak
FKUI, 1985)
Ateletaksis adalah ekspansi yang tidak sempurna paru saat lahir
(ateletaksis neokatorum) atau kolaps sebelum alveoli berkembang sempurna, yang
biasanya terdapat pada dewasa yaitu ateletaksis didapat (acovired aeletacsis).
Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami
hambatan berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkembang atau
sama sekali tidak terisi udara.
Sebagai dasar gambaran radiologis pada atelektasis adalah pengurangan
volume bagian paru baik lobaris, segmental atau seluruh paru, dengan akibat
kurangnya aerasi sehingga memberi bayangan lebih suram (densitas tinggi)
dengan penarikan mediastinum kearah atelektasis, sedangkan diafragma tertarik
ke atas dan sela iga menyempit.
2.1.3 Klasifikasi
Atelektasis
A. Berdasarkan faktor yang menimbulkan Atelektasis
1. Atelektasis Neonatorum
Banyak terjadi pada bayi prematur, di mana pusat pernapasan dalam otak
tidak matur dan gerakan pernapasan masih terbatas. Faktor pencetus termasuk
komplikasi persalinan yang menyebabkan hipoksia intrauter.
Pada autopsy, paru tampak kolaps, berwarna merah kebiruan, non
crepitant, lembek dan alastis. Yang khas paru ini tidak mampu mengembang di
dalam air. Secara histologis, alveoli mempunyai paru bayi, dengan ruang alveoli
kecil yang seragam, dilapisi dindingin septa yang tebal yang tampak kisut. Epitel
kubis yang prominem melaposi rongga alveoli dan sering terdapat edapan protein
granular bercampur dengan debris amnion dan rongga udara. Atelektasi
neonatorum pada sistem, gawat napas, telah di bahas disebelumnya.
2. Atelektasis Acquired atau Didapat
Atelektasis
pada
dewasa,
termasuk
gangguan
intratoraks
yang
menyebabkan kolaps dari ruang udara, yang sebelumnya telah berkembang. Jadi
terbagi atas atelektasis absorpsi, kompresi, kontraksi dan bercak. Istilah ini banya
menyangkut mechanisme dasar yang menyebabkan paru kolaps atau pada
distribusi dari perubahan tersebut.
Altelektasis absorpsi terjadi jika saluran pernapasan sama sekali
tersumbat sehingga udara tidak dapat memasuki bagian distal parenkim.
Udara yang telah tersedia secara lambat laun memasuki aliran darah,
disertai dengan kolapsnya alveoli. Tergantung dari tingkat obstruksi
saluran udara, seluruh paru, merupakan lobus yang lengkap, atau bercak
segmen dapat terlibat. Penyebab tersering dari kolaps absorbsi adalah
abstruksi bronchus oleh suatu sumbatan mucus. Hal ini sering terjadi pasca
operasi. Asma bronchial, bronkiektasis dan bronchitis akut serta kronis,
dapat pula menyebabkan obstruksi akut serta kronis. Dapat pula
menyebabkan obstruksi akut serta kronis, dapat pula menyebabkan
obstruksi karena sumbatan bahan mukopurulen. Kadang-kadang obstruksi
disebabkan oleh aspirasi benda asing atau bekuan darah, terutama pada
anak atau selama operasi rongga mulut atau anestesi. Saluran udara dapat
juga tersumbat oleh tumor, terutama karsinoma bronkogenik dengan
Atelektasis Kompresi
Atelektasis kompresi terjadi ketika sumber dari luar alveolus menimpa kan
gaya yang cukup besar pada alveolus sehingga alveolus kolaps. Hal ini terjadi jika
dinding dada tertusuk atau terbuka, karena tekanan atmosfir lebih besar daripada
tekanan yang menahan paru mengembang ( tekanan pleura ) dan dengan pajanan
tekanan atmosfir paru akan kolaps. Atelekasis kompresi juga dapat terjadi jika
terdapat tekanan yang bekerja pada paru atau alveoli akibat pertumbuhan tumor.
Distensi abdomen, atau edema, dan pembengkakan ruang interstitial yang
mengelilingi alveolus.
2.
Atelektasis Absorpsi.
Atelektasis absorpsi terjadi akibat tidak adanya udara didalam alveolus,
apabila aliran masuk udara ke dalam alveolus dihambat, udara yang sedang berada
di dalam alveolus akhirnya berdifusi keluar dan alveolus akan kolaps.
Penyumbatan aliran udara biasanya terjadi akibat penimbunan mukus dan
obstruksi aliran udara bronkus yang mengaliri suatu kelompok alveolus tertentu,
setiap keadaan menyebabkan akumulasi mukus, seperti fibrosis kistik, pneumonia,
atau bronkitis kronik, meningkatkan resiko atelektasis absorbsi. Atelektasis juga
absorpsi juga dapat disebabkan oleh segala sesuatu yang menurunkan
pembentukan atau konsentrasi surfaktan tanpa surfaktan, tegangan permukaan
alveolus sangat tinggi. Meningkatkan kemungkinan kolapsnya alveolus.
2.1.4 Etiologi
Etiologi terbanyak dari atelektasis adalah terbagi dua yaitu intrinsik dan
ekstrinsik.
A. Etiologi intrinsik atelektasis adalah sebagai berikut :
Obstruktif :
Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus.
Penyumbatan juga bisa terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil.
Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya gumpalan lendir, tumor atau benda
asing yang terhisap ke dalam bronkus. Atau bronkus bisa tersumbat oleh sesuatu
yang menekan dari luar, seperti tumor atau pembesaran kelenjar getah bening.
Jika saluran pernafasan tersumbat, udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam
9
aliran darah sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Jaringan paru-paru yang
mengkerut biasanya terisi dengan sel darah, serum, lendir, dan kemudian akan
mengalami infeksi.
Paralisis
atau
paresis
gerakan
pernapasan,
akan
menyebabkan
Hambatan gerak pernapasan oleh kelainan pleura atau trauma thorak yang
menahan rasa sakit, keadaan ini juga akan menghambat pengeluaran sekret
bronkus yang dapat memperberat terjadinya atelektasis
Pneumothoraks
Tumor
Pembiusan (anestesia)/pembedahan
Pernafasan dangkal
Penyakit paru-paru
10
2.1.5 Patofisiologi
Pada atelektasis absorpsi, obstruksi saluran napas menghambat masuknya
udara ke dalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan. Udara yang sudah
terdapat dalam alveolus tersebut diabsorpsi sedikit demi sedikit ke dalam aliran
darah dan alveolus kolaps. Untuk mengembangkan alveolus yang kolaps total
diperlukan tekanan udara yang lebih besar, seperti halnya seseorang harus meniup
balon lebih keras pada waktu mulai mengembangkan balon.
Atelektasis absorpsi dapat disebabkan oleh obstruksi bronkus intrinsik atau
ekstrinsik. Obstruksi bronkus intrinsik paling sering disebabkan oleh secret atau
eksudat yang tertahan. Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya disebabkan oleh
neoplasma, pembesaran kelenjar getah benih, aneurisma atau jaringan parut.
Mekanisme pertahanan fisiologik yang bekerja mempertahankan sterilitas
saluran nafas bagian bawah bertindak mencegah atelektasis dengan menghalangi
terjadinya obstruksi. Mekanisme-mekanisme yang beperan adalah kerja gabungan
dari tangga berjalan silia yang dibantu oleh batuk untuk memindahkan partikelpartikel dan bakteri yang berbahaya ke dalam faring posterior, tempat partikel dan
bakteri tersebut ditelan atau dikeluarkan.
Mekanisme lain yang bertujuan mencegah atelektasis adalah ventilasi
kolateral. Hanya inspirasi dalam saja yang efektif untuk membuka pori-pori Kohn
dan menimbulkan ventilasi kolateral ke dalam alveolus disebelahnya yang
mengalami penyumbatan. Dengan demikian kolaps akibat absorpsi gas-gas dalam
alveolus yang tersumbat dapat dicegah (dalam keadaan normal absorpsi gas ke
dalam darah lebih mudah karena tekanan parsial total gas-gas darah sedikit lebih
rendah daripada tekanan atmosfer akibat lebih banyaknya O2 yang diabsorpsi ke
dalam jaringan daripada CO2yang diekskresikan).
Selama ekspirasi, pori-pori Kohn menutup, akibatnya tekanan di dalam
alveolus yang tersumbat meningkat, sehingga membantu pengeluaran sumbat
mucus. Bahkan dapat dihasilkan gaya ekspirasi yang lebih besar, yaitu sesudah
bernafas dalam, glotis tertutup dan kemudian terbuka tiba-tiba seperti pada proses
batuk normal. Sebaliknya pori-pori Kohn tetap tertutup sewaktu inspirasi dangkal;
sehingga tidak ada ventilasi kolateral menuju alveolus yang tersumbat; dan
11
tekanan yang memadai untuk mengeluarkan sumbat mucus tidak akan tercapai.
Absorpsi gas-gas alveolus ke dalam aliran darah berlangsung terus, dan
mengakibatkan kolaps alveolus. Dengan keluarnya gas dari alveolus, maka tempat
yang kosong itu sedikit demi sedikit akan terisi cairan edema.
Atelektasis pada dasar paru sering kali muncul pada mereka yang
pernapasannya dangkal karena nyeri, lemah atau peregangan abdominal. Sekret
yang tertahan dapat mengakibatkan pneumonia dan atelektasis yang lebih luas.
Atelektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantina jaringan paru
yang terserang dengan jaringan fibrosis. Untuk dapat melakukan tindakan
pencegahan yang memadai diperlukan pengenalan terhadap faktor-faktor yang
mengganggu mekanisme pertahanan paru normal.
Atelektasis tekanan diakibatkan oleh tekanan ekstrinsik pada semua bagian
paru atau bagian dari paru, sehingga mendorong udara keluar dan mengakibatkan
kolaps. Sebab-sebab yang paling sering adalah efusi pleura, pneumothoraks, atau
peregangan abdominal yang mendorong diafragma ke atas. Atelektasis tekanan
lebih jarang terjadi dibandingkan dengan atelektasis absorpsi.
Hilangnya surfaktan dari rongga udara terminal menyebabkan kegagalan
paru untuk mengembang secara menyeluruh dan disebut sebagai mikroatelektasis.
Hilangnya surfaktan merupakan keadaan yang penting baik pada sindrom distress
pernapasan akut (ARDS) dewasa maupun bayi.
Atelektasis dapat terjadi pada satu tempat yang terlokalisir di paru, pada
seluruh lobus atau pada seluruh paru. Penyebab yang palig sering adalah:
Atelektasis biasanya merupakan akibat dari sumbatan bronki kecil oleh
mucus atau sumbatan bronkus besar oleh gumpalan mucus yang besar atau benda
padat seperti kanker. Udara yang terperangkap di belakang sumbatan diserap
dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam. Oleh darah yang mengalir
dalam kapiler paru. Jika jaringan paru cukup lentur (pliable), alveoli akan menjadi
kolaps.
Tetapi, jika paru bersikap kaku akibat jaringan fibrotik dan tidak dapat
kolaps, maka absorpsi udara dari alveoli menimbulkan tekanan negatif yang hebat
dalam alveoli dan mendorong cairan keluar dari kapiler paru masuk ke dalam
12
alveoli, dengan demikian menyebabkan alveoli terisi penuh dengan cairan edema.
Ini merupakan efek yang paling sering terjadi bila seluruh paru mengalami
atelektasis, suatu keadaan yang disebut kolaps masif dari paru, karena kepadatan
dinding dada dan mediastinum memungkinkan ukuran paru berkurang hanya kirakira separuh dari normal, dan tidak mengalami kolaps sempurna.
Efek terhadap fungsi paru seluruhnya disebabkan oleh kolaps masif
(atelektasis) pada suatu paru dilukiskan pada gambar dibawah ini. Kolaps jaringan
paru tidak hanya menyumbat alveoli tapi hampir selalu juga meningkatkan
tahanan aliran darah yang melalui pembuluh darah paru. Meningkatan tahanan ini
sebagian tejadi karena kolaps itu sendiri, yang menekan dan melipat pembuluh
darah sehingga volume paru berkurang. Selain itu, hipoksia pada alveoli yang
kolaps menyebabkan vasokonstriksi bertambah.
Akibat vasokonstriksi pembuluh darah, maka aliran darah yang melalui
paru atelektasis menjadi sedikit kebanyakan darah mengalir melalui paru yang
terventilasi sehingga tejadi aerasi dengan baik. Pada keadaan diatas lima per enam
darah mengalir melalui paru yang teraerasi dan hanya satu per-enam melalui paru
yang tidak teraerasi. Sebagai akibatnya, rasio ventilasi/perkusi seluruhnya hanya
sedang saja, sehingga darah aorta hanya mempunyai sedikit oksigen yang tidak
tersaturasi walaupun terjadi kehilangan ventilasi total pada satu paru.
Sekresi dan fungsi surfaktan dihasilkan oleh sel-sel epitel alveolus spesifik
ke dalam cairan yang melapisi alveoli. Zat ini menurunkan tegangan permukaan
pada alveoli 2 sampai 10 kali lipat, yang memegang peranan penting dalam
mencegah kolapsnya alveolus.
Tetapi, pada berbagai keadaan, seperti penyakit membrane hialine (juga
disebut sindrom gawat napas), yang sering terjadi pada bayi-bayi premature yang
baru lahir, jumlah surfaktan yang disekresikan oleh alveoli sangat kurang.
akibatnya tegangan permukaan cairan alveolus meningkat sangat tinggi sehingga
menyebabkan paru bayi cenderung mengempis, atau menjadi terisi cairan,
kebanyakan bayi ini mati lemas karena bagian paru yang atelektasis menjadi
semakin luas.
13
14
atau sama sekali tidak terdengar, biasanya didapatkan adanya perbedaan gerak
dinding thorak, gerak sela iga dan diafragma. Pada perkusi mungkin batas jantung
dan mediastinum akan bergeser, letak diafragma mungkin meninggi.
2.1.7 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan dahak dari paru-paru dan
kembali mengembangkan jaringan paru yang terkena.
Tindakan yang biasa dilakukan :
Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena
kembali bisa mengembang
Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur
lainnya
Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )
Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak
Postural drainase
Antibiotik diberikan untuk semua infeksi
Pengobatan tumor atau keadaan lainnya
Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang,
menyulitkan atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paruparu yang terkena mungkin perlu diangkat.
Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru
16
dada anterior
Opasitas kabur terlihat di bagian atas, tengah dan kadang-kadang pada
daerah bawah
Opasitas yang paling padat di dekat hilus
17
Elevasi hilus
Trakea sering menyimpang ke kiri
2.
3.
4.
Gambar 2.3 Pola Kolaps pada atelektasis (Sumber:
imadewijaya20.blogspot.com)
18
2. Pemeriksaan laboratorium
Analisa Gas darah :
Po2
: 35 mmHg
Pco2 : 49 mmHg
Leukosit banyak di dalam sputum
Pemeriksaan Sputum : BTA ( + )
19