Anda di halaman 1dari 62

AKSELERASI PENURUNAN KEMATIAN IBU

DAN BAYI DI PROVINSI BALI


GAMBARAN UMUM

• Luas wilayah Provinsi Bali 5.636,66


km2 atau 0,29% luas wilayah
Indonesia.

• Penduduk 2014: 4.14.374 jiwa,


kepadatan 720 jiwa/km2,

• Secara adm terbagi 8 Kab. ,1 Kota,


57 Kec., 716 desa/kelurahan.

• Sarana Pely.Kes. : Pustu : 523


Posyandu : 4.775 ; Poskesdes :
483, Pusk. : 120 dan 37 pusk
perawatan, 4 RS Pratama

• Derajat Kes. Masyarakat 2017:


AKI: 68,8 ; AKB: 4,74 ; AKABA:
4,98; UHH: 71,2
Data KEMATIAN IBU DAN BAYI DI PROVINSI BALI
TAHUN 2006 - 2017

Chart Title
120

100
95.33

84.25 83.41
80 80.44 78.72
73.68 73.01 72.07 70.50 68.63
66.99
60 AKI
58.10
AKB

40

20
9.6 7.6 8.8
6.9 7.2 7.2 6.4 5.5 6.0 5.7 6.2 4.7

0
220066
2006 220076
2007 220086
2008 220096
2009 220106
2010 220116
2011 220126
2012 220136
2013 220146
2014 220156
2015 220166
2016 220176
2017

Source : Annual Reported Of Bali PHO


AKI Provinsi Bali Tahun 2013-2017
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2013 2014 2015 2016 2017
AKI 72.07 70.5 83.41 78.72 62,69
Target 100 100 100 100 100
Kematian ibu di Provinsi Bali Berdasarkan Sebab Kematian
Tahun 2013 -2017
59.18 60
60 58.7

50 50.91

47.92
40
2013
2014
30
25 2015
23.91 22.92
2016
20
2017
20 18.18 17.39
18 18.37
12.24 10.91
10.2
10 14
6
4.17
0
Perdarahan Eklamsia Infeksi Lain-lain
AKI PER KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2012-2016
KEMATIAN IBU (per 100.000 KH)
KABUPATE
NO
N/ KOTA 2012 2013 2014 2015 2016

Abs AKI Abs AKI Abs AKI Abs AKI Abs AKI

1 Buleleng 10 88,05 9 80,13 14 123,30 14 121,45 13 115,18

2 Jembrana 6 125,10 3 69,09 2 42,82 7 145,71 5 104,52

3 Tabanan 9 182,22 4 78,60 2 40,68 3 58,94 7 143,35

4 Badung 7 98,91 7 88,73 3 37,16 8 99,58 0 0,00

5 Denpasar 10 59,74 4 21,76 3 16,12 9 56,00 7 47,65

6 Gianyar 4 60,40 6 93,02 4 65,80 0 0,00 7 114,98

7 Klungkung 4 135,23 0 0,00 2 68,78 2 67,80 1 34,86

8 Bangli 4 110,71 6 160,81 2 57,05 5 143,93 3 85,98

9 Karangasem 9 112,74 10 125,80 16 200,88 7 89,34 7 93,26

10 Prov. Bali 63 95,33 49 72,07 48 70,50 55 83,41 50 78,72


Kematian ibu per kab/kota
tahun 2013 – 2017
NO Kabupaten/ kota 2013 2014 2015 2016 2017

1 Buleleng 9 14 14 13 9
2 Jembrana 3 2 7 5 5
3 Tabanan 4 2 3 7 3
4 Badung 7 3 8 0 5
5 Denpasar 4 3 9 7 8
6 Gianyar 6 4 0 7 3
7 Klungkung 0 2 2 1 2
8 Bangli 6 2 5 3 4
9 Karangasem 10 16 7 7 6
Provinsi 49 48 55 50 45
TREND ANGKA KEMATIAN BALITA DI PROVINSI
BALI TAHUN 2013-2017
KEMATIAN IBU TAHUN 2018
(sd September)

JML KEMATIAN TEMPAT KEMATIAN


KTP BALI PPK 2
KAB/KOTA
NON KTP
TOTAL RMH PPK 1 RSUP DOA JML
BALI RS
De Facto De Yure RSUD Jml
Swasta

Buleleng 7 6 1 7 1 0 5 0 5 1 0 7

Jembrana 2 2 0 2 0 0 1 0 1 1 0 2

Tabanan 3 3 0 3 0 0 3 0 3 0 0 3

Badung 1 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1

Denpasar 3 2 1 3 0 0 2 1 3 0 0 3

Gianyar 3 2 0 3 0 0 1 1 2 0 1 3

Klungkung 2 2 0 2 0 0 0 1 1 0 1 2

Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Karangasem 3 3 0 3 0 0 1 0 1 2 0 3

Prov. Bali 24 22 2 24 1 0 13 3 16 5 2 24
CAPAIAN KINERJA INDIKATOR RENSTRA DAN
RENJA
NO INDIKATOR KINERJA TARGET RENSTRA TARGET RENJA TARGET CAPAIAN
2013-2018 2017 NASIONAL TAHUN 2017
TAHUN 2017
1 Angka kematian ibu (AKI) 90/100.000 KH - 102/100.000 68,63 /
KH 100.000 KH
2 Persentase persalinan di fasilitas 99 % 100 % 81 % 93,6 %
kesehatan
3 Persentase Penjaringan Kesehatan 85 % 70 % 50 % 87,71 %
Anak Sekolah
4 Angka Kematian Bayi (AKB) 10/1000 KH - 23/1000 KH 4,4
5 Angka Kematian Balita (AKABA) 12 / 1000 KH - 32/1000 KH 4,98
6 Persentase siswa yang menjadi 10 % 10%
Dokter Kecil
7 Jumlah Kab/Kota yang Melasanakan 9 KAB/KOTA 9 KAB/KOTA
Pembinaan Petugas Kab/Puskesmas
8 K1 99 % 97,0 %
9 K4 97 % 85 % 89,7 %
10 KN 1 81 % 99,7 %
11 Deteksi Dini Resiko Tinggi Oleh 40 % 71,90 %
Tenaga Kesehatan
12 Deteksi Dini Resiko Tinggi Oleh 60 % 68,14 %
Masyarakat
13 KB Aktif 75 % 78,77 %
Faktor Penghambat
• Kematian Ibu di Bali masih sulit diturunkan secara
signifikan walaupun faktor pendukung sangat memadai
namun kenyataan hambatan juga sangat komplek. antara
lain :

1) Walaupun akses masyarakat ke fasilitas kesehatan sudah


baik, tetapi cakupan dan kualitas pelayanan belum
optimal,
2) Sumber daya sudah mencukupi,namun distribusinya
belum merata untuk mendukung kualitas pelayanan,
3) Sumber daya yang cukup belum didukung dengan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai,
4) Kepatuhan tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan terhadap standar pelayanan, mencakup
sumber daya fisik, sistem maupun sumber daya manusia
belum optimal.
Upaya Pencapaian
Untuk mengatasi permasalahan di atas beberapa upaya yang telah
dilaksanakan antara lain
1) Meningkatkan kepatuhan terhadap standar melalui penguatan
supervisi,
2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan
melalui review, sosialisasi dan peningkatan kapasitas tentang
manajemen program maupun teknis medis,
3) Penguatan terhadap sistem Rujukan dengan mematuhi Manual
Rujukan Maternal dan Neonatal,
4) Penguatan manajemen program melalui peningkatan pelaksanaan
PWS-KIA, Penyeliaan Fasilitatif dan Penyelenggaraan Audit
Maternal dan Peninatal di Kabupaten/Kota,
5) Peningkatan Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Kelas Ibu
hamil dan Balita serta Perencanaan Perslinan dan Pencegahan
Kompilkasi.
6) Memaksimalkan penggunaan dana baik yang bersumber dari pusat
maupun daerah termasuk dana Desa yang mendukung capaian
standar pelayanan.
88,21

95, 96, 85, 102, 109, 91, 99, 96, 100, 97,
96 91 07 86 92 47 61 82 72 0
88, 93, 75, 95, 104, 81, 82, 89, 98, 89,
21 10 64 48 50 16 41 40 43 7
Target : 40 % Target : 60 %
Faktor Penghambat

a. sistem pencatatan dan pelaporan yang belum sesuai


seperti yang diharapkan misalnya penolong persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan tidak mencatat dengan
benar pelayanan yang telah diberikan dan juga belum
optimalnya pemakaian form Manajemen Terpadu Bayi
Muda pada kunjungan neonatalmerupakan kendala dalam
pencapaian KN1
b. masih kurangnya pemberdayaan keluarga/masyarakat
terhadap penggunaan buku KIA
c. kurangnya kepatuhan petugas dalam menjalankan
pelayanan sesuai pedoman.
d. Belum semua bayi mendapat kunjungan minimal 4 kali
selama umur 29 hari – 11 bulan karena lulus katagori bayi
di tahun 2017
e. Mobilisasi penduduk di daerah perkotaan dengan
penduduk pendatang yang menyulitkan pemantauan
Upaya Pencapaian

1.Evaluasi pelaksanaan kunjungan neonatal dalam


kaitannya dengan penurunan AKB. Untuk menambah
jumlah SDM kesehatan yang memahami kunjungan
neonatal maka dilaksanakan juga orientasi tim pengkaji
AMP, Orientasi Skrining Bayi Baru Lahir, dan Orientasi
Tenaga Kesehatan dalam MTBM MTBS.
2.Pemantapan PWS KIA
3.Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita
4.Pemanfaatan anggaran BOK untuk pemantauan dan
pelayanan kesehatan bayi.
FAKTOR YANG MENJADI HAMBATAN
 Kepesertaan ber-KB (CPR) rendah
 Masih tingginya Unmet Need
 Masih tingginya Fertility Rate pada remaja
 Masih banyak remaja, WUS, ibu hamil yang mempunyai masalah
gizi (anemia defisiensi Fe, KEK)
 PM dan PTM masih tinggi (riwayat kesehatan ibu)
 Kualitas pelayanan kesehatan KIA belum optimal
 Terbatasnya ketersediaan dan distribusi sumber daya strategis
untuk KIA.
 Masih adanya SDM yang belum siap pakai
 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang KIA dibeberapa
wilayah masih rendah
PERMASALAHAN KIA DI BALI

Pelayanan Dasar
 PWS-KIA belum optimal
 Kualitas ANC rendah
 P4K hanya stikerisasi
 Sistem Rujukan belum optimal
 faskesdas (Pusk PONED, BPM, Klinik Bersalin) belum terstandarisasi

Pelayanan Rujukan :
 Belum semua RS mampu PONEK
 Sistem Rujukan belum optimal
Pembiayaan Kesehatan :
 Beberapa kebijakan BPJS kurang berpihak pada program
KIA
PERMASALAHAN BALI DALAM PWS KIA

MASALAH MOBILITAS PENDUDUK

DAERAH
FOKUS
DENPASAR
BADUNG

Penduduk
Pendatang Lintas
Kabupaten dan
Provinsi
PROGRAM

INDONESIA
SEHAT
FOKUS PADA

STANDAR GERAKAN
PENDEKATAN
PELAYANAN MASYARAKAT
KELUARGA
MINIMAL HIDUP SEHAT
Pelayanan kesehatan Pelibatan lintas sektor dan
Pemerintah dengan menjangkau seluruh aktor pembangunan
Kabupaten/Kota seluruh keluarga di termasuk masyarakat dalam
wilayah kerja puskesmas pelaksanaan pembangunan
kesehatan
PMK 43/2016 tentang SPM PMK 39/2016 tentang Program
Bidang Kesehatan Indonesia Sehat dengan Pendekatan Inpres 1/2017
Keluarga
tentang GERMAS
Keterkaitan SPM-PISPK-GERMAS

Filosofi &
Tujuan

Bumil, Bulin, RDS


Promotif, Bayi, Balita, UKK UKS/M
preventif, Usisek,
deteksi dini Usiprod, Usila +
Metode
PM & PTM

Metode

IKS RDS : Rumah Desa Sehat


CakupanProgram UKS/M : Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
UKK : Usaha Kesehatan Kerja
12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT
PERMENKES 39 TAHUN 2016
1 Penderita hipertensi
Keluarga mengikuti KB
berobat teratur
Gangguan jiwa berat tidak
Ibu bersalin di faskes
ditelantarkan
Bayi mendapat Tidak ada anggota keluarga
imunisasi dasar lengkap yang merokok

Bayi diberi ASI eksklusif Keluarga mempunyai akses


selama 6 bulan terhadap air bersih

Pertumbuhan dan
Perkembangan balita dipantau Keluarga mempunyai akses atau
tiap bulan menggunakan jamban sehat

Penderita TB Paru Sekeluarga menjadi


berobat sesuai standar anggota JKN/askes
34
INTEGRASI PELAKSANAAN PROGRAM MELALUI
PENDEKATAN KELUARGA
INDIKATOR SPM
1 Pelayanan antenatal 7 Skrining kesehatan usia > 60 th
2 Pelayanan persalinan 8 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
3 Pelayanan kesehatan BBL 9 Pelayanan kesehatan penderita DM
4 Pelayanan kesehatan balita 10 Pelayanan kesehatan ODGJ

Indikator Keluarga Sehat 5 Skrining kesehatan pd usia pendidikan11


dasar
Pelayanan TB sesuai standar.
6 Skrining kesehatan usia 15-59 th 12 Pemeriksaan HIV utk org berisiko.

PLAN OF SPM MANAJE


ACTION Pertumbuhan MEN
dan
Perkembangan PEMBIAYA
UNTUK AN
UPAYA SDM
PENDEKAT
AN
KESEHATAN
SARPRAS
KELUARGA DAN
Juknis FARMASI
LITBANG
Program
Continum of Care dalam mewujudkan Kesehatan Ibu dan Kespro

GENDER

WUS & PUS Pelayanan Antenatal


Linakes di Faskes
•PHBS • P4K • Linakes di
•Catin • Kelas Bumil Faskes
•Yan KB • ANC Terpadu: PMTCT, IMS, • Kemitraan B-D
Malaria, TB, Gizi, Keswa • Rumah Tunggu
•Kondarurat
•Gizi • Kunjungan
Asuhan nifas
•PPKtP
Nifas • IMD
•PUG Komplikasi terdeteksi • ASI Eksklusif

Pencegahan dan
Penanganan Komplikasi
Komplikasi Maternal:
ditangani PPGDON
Komplikasi dirujuk PONED
PONEK

Manajemen
PWS KIA, AMP, Supervisi Fasilitatif, DTPS
UPAYA PRIORITAS DALAM AKSELERASI PENURUNAN AKI, AKB

KIA, KB
• Peningakatan ANC berkualitas
• Peningkatan Linfaskes
• Penanganan komplikasi kehamilan, persalinan BBL, nifas di tingkat
pertama dalam mendukung rujukan ke tingkat lanjutan
• Yan KB berkualitas terutama KB pasca salin
• Meningkatkan surveilans KIA
GIZI
• Peningkatan pengetahuan dan perilaku gizi : ASI Eksklusif, MPASI, pemantauan
pertumbuhan, makanan seimbang, Kadarsi, PHBS
• Intervensi Gizi Mikro: kapsul vit A, tablet Fe
• Tatalaksana gizi buruk : PMT-P (rawat inap)
• Pencegahan Stunting
PEMBIAYAAN KESEHATAN
• JKN, JAMPERSAL, BOK

PHBS
• KIE  melalui media massa dan tradisional
Kegiatan Peningkatan Akses dan Kualitas
Kesehatan Ibu dan Anak
Penguatan dan pengembangan :
ANC Terpadu
Persalinan di fasilitas kesehatan
Sistem Rujukan maternal dan neonatal
KB pasca Persalinan
Puskesmas PKRT
Penguatan manajemen (PWS KIA)
Pusk PONED dan RS PONEK
Manajemen kegawatdaruratan maternal neonatal
Fungsi Puskesmas
Pusat Pembangunan
Pusat Pemberdayaan
Wilayah Berwawasan
Masyarakat
Kesehatan

Pusat Pelayanan Kesehatan Pusat Pelayanan Kesehatan


Masyarakat Primer Perorangan Primer

Bidan di Desa/Kelurahan adalah kepanjangan tangan Puskesmas, yang


membina program KIA di wilayah desa/kelurahan
Manajemen Puskesmas

P’RENC

P’GERAK P’WAS
P’LAKS
P’DAL
P’NIL
PWS - KIA
Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak(PWS KIA)
adalah alat manajemen untuk melakukan
pemantauan program KIA di suatu
wilayah kerja secara terus menerus, agar
dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat
dan tepat. Program KIA yang dimaksud
meliputi pelayanan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, bayi baru
PWS-KIA
• Kegiatan PWS KIA terdiri dari
pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data serta penyebarluasan
informasi ke penyelenggara program dan
pihak/instansi terkait dantindak lanjut
Definisi
• Definisi :Definisi dan kegiatan PWS tersebut sama
dengan definisi Surveilens.
• Menurut WHO, Surveilens adalah suatu kegiatan
sistematis berkesinambungan, mulai dari kegiatan
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan
data yang untuk selanjutnya dijadikan landasan yang
esensial dalam membuat rencana, implementasi dan
evaluasi suatu kebijakan kesehatan masyarakat.
• Oleh karena itu, pelaksanaan surveilens dalam
kesehatan ibu dan anak adalah dengan
melaksanakanPWS KIA.
Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)

• Alat manajemen program KIA


• Memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah
kerja secara terus-menerus
• Agar dapat dilakukan tindak lanjut secara cepat dan
tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan
KIA-nya masih rendah
Tujuan Umum :
‡Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan KIA secara terus-menerus di
setiap wilayahkerja.

Tujuan Khusus :

• Memantau pelayanan KIA secara Individu melalui Kohort


• Memantau kemajuanpelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara
teratur(bulanan) dan terus menerus.
• ‡Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA.
• ‡Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target
yang ditetapkan.
• ‡Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang akan ditangani
secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan.
• ‡Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumberdaya yang
tersedia dan yang potensial untuk digunakan.
• ‡Meningkatkan peranlintas sektor setempat dalam penggerakan sasaran dan
mobilisasi sumberdaya.
• ‡Meningkatkan peranserta dan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan KIA.
PWS KIA Dalam Manajemen Puskesmas

KINERJA PUSKESMAS

MANAJEMEN PUSK

LOKAKARYA MINI

PWS /
SURVEILANS
Unsur PWS KIA

• Pendataan bumil, bulin, bufas, bayi baru lahir, bayi


dan anak balita  bekerja sama dengan masyarakat
(kader, dukun, toma, toga, pamong desa)
• Pemberian pelayanan KIA (Posyandu,
Polindes/Poskesdes, Pustu, Puskesmas)
• Pencatatan dan analisis hasil pelayanan
termasuk analisis masalah kesehatan (penyelidikan
kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita)
• Pelaporan
PWS KIA dengan P4K dan Desa/RW Siaga

DESA/RW SIAGA

P4K

PWS KIA
DTPS KIBBLA RG APN, PONED/K
PWS KIA Kelas Ibu
Kemitraan B-B Rumah Tunggu
Kemitraan Bidan dgn Bidan ANC Terpadu
P4K Rumah Tunggu
Jampersal
Kemitraan B-B
KB pascasalin

Kenyataan Deteksi Pencatatan Asuhan Penggalangan Peran Persalinan


antenatal Serta Masyarakat oleh Nakes

Pertemuan
Desa

Bidan Perencanaan Asuhan


Ibu Hamil Persalinan nifas
Stiker Taksiran persalinan Pendamping
Penolong persalinan Tabulin/
Tempat persalinan Jamkes
Pendamping
Buku KIA Pengantar Pengantar
Transportasi
Kontrasepsi pasca Yan KB
Kartu Ibu persalinan
Transportasi
Dukun Antisipasi
Calon Donor
Kedaruratan darah
Kohort Penolong
Tempat
Pendamping Komplikasi
Pengantar ditangani
Kader/ Amanat Transportasi
Toga/Toma Persalinan Biaya
Donor darah

Yankespro Responsif Gender, Supervisi Fasilitatif, AMP


Pemanfaatan Data PWS KIA
Data PWS KIA harus dimanfaatkan secara terus-menerus pada semua siklus
pengambilan keputusan untuk memantau penyelenggaraan program KIA di
semua tingkatan administrasi pemerintahan, baik yang bersifat teknis
program maupun yang bersifat koordinatif non teknis dan lintas sektoral.

 Pemanfaatan PWS KIA pada forum lintas program:


• Menginformasikan hasil yang telah dicapai
• Mengidentifikasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi
• Merencanakan perbaikan dan rencana tindak lanjut bagi kegiatan
selanjutnya, termasuk intervensi keterpaduan dari lintas program

 Pemanfaatan PWS KIA pada forum lintas sektor:


• Menginformasikan hasil capaian sebagai masukan bagi lintas sektor
• Mengidentifikasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi,
khususnya yang terkait dengan lintas sektor
• Mendapatkan dukungan lintas sektor dalam pemecahan masalah
• Pembagian tugas dan peran lintas sektor dalam pemecahan masalah
INDIKATOR
• K1
• K4
• Pn
• KF3
• KN1
• KN Lengkap
• Deteksi F Res & Komp oleh Masyarakat
• PK Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri
• Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
• Cak. Pely.Kesh Bayi 29 hr- 12 Bl ( Kunjungan Bayi )
• Cakupan Pelay. Anak Balita ( 12-59 Bl )
• MTBS
• Cakupan Peserta KB Aktif
Pelaksanaan MANAJEMEN KIA
DTPS KIBBLA
Rencana aksi Pertemuan RS-Dinkes-
dan tindak lanjut PKM-Dokter ahli “AMP”
“Syst Rujukan

LINTAS PROGRAM

Rencana aksi Pertemuan Hasil analisis &


dan tindak lanjut bulanan PWS diskusi dikirim ke
Dinkes Dinkes

Pendataan dan Pembuatan Analisis hasil Didiskusikan Rencana aksi


pencatatan grafik PWS pendataan pada pertemuan dan tindak lanjut
cakupan program bulanan

Rencana aksi Pertemuan Hasil analisis &


dan tindak lanjut bulanan Camat diskusi dikirim ke
dengan Kades Camat
LINTAS SEKTOR
Umpan balik (feed back)
Manfaat PWS KIA
◙ Sebagai alat komunikasi
◙ Sebagai alat penggerakan masyarakat
◙ Sebagai alat manajemen program
Sebagai alat komunikasi

Sebagai alat komunikasi maka penyajian PWS


KIA yang baik adalah:
Berfokus wilayah
Permasalahan mudah dilihat
Kesimpulan mudah diambil

Pimpinan dapat mengambil keputusan dengan


CEPAT dan TEPAT
PERAN LINTAS SEKTOR
Mengapa lintas sektor harus terlibat?
Apakah sektor kesehatan tidak dapat melakukan sendiri?

Sektor Kesehatan berfungsi sebagai unsur PELAYANAN,


Sedang dalam PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Perlu bantuan lintas sektor dalam mewujudkan


pembangunan kesehatan masyarakat secara utuh
Kades, Camat, Bupati Penanggung jawab pembangunan
Kader PKK, TP PKK Pelaksana kegiatan masyarakat
ToMa, ToGa Panutan di masyarakat
Depag, KUA Info nikah, calon bumil baru
Dinas KB, PLKB Info WUS, calon bumil baru
BPS Rujukan data
PMD Institusi pembangunan desa
Bappeda Perencanaan & penganggaran

Mereka harus memahami kebutuhan program


Kesehatan Ibu & Anak, oleh karenanya mereka
perlu mengetahui PWS KIA
Peran BOK Dalam Penguatan
PWS KIA Puskesmas
Peran BOK Dalam Penguatan
PWS KIA Puskesmas 1
KEGIATAN PEMANFAATAN BOK
Pendataan/validasi sasaran • Biaya transportasi petugas
program (pendataan, untuk kegiatan luar gedung
surveilans, kunjungan • Biaya transportasi kader
rumah/lapangan, sweeping, kesehatan
penjaringan, pelacakan,
penemuan kasus
Survei Mawas Diri (SMD) dan • Transportasi petugas
pendampingan Musyawarah kesehatan dan/atau kader
Masyarakat Desa (MMD) kesehatan
Peran BOK Dalam Penguatan
PWS KIA Puskesmas 2
KEGIATAN BOK
Rapat koordinasi dg lintas • Transportasi peserta rapat
sektor, toma, toga, dan/atau • Konsumsi peserta rapat
kader
Pelaksanaan lokakarya mini • Biaya pembelian ATK
(bulanan, tribulanan) • Biaya penggandaan bahan
• Biaya transportasi dan
konsumsi peserta rapat
sesuai ketentuan
Peran BOK Dalam Penguatan
PWS KIA Puskesmas 3
KEGIATAN BOK
Pengiriman laporan ke Dinas • Biaya transportasi dan/atau
Kesehatan Kabupaten/Kota biaya pos
Orientasi kader kesehatan • Transportasi peserta rapat
dan/atau tokoh masyarakat • Konsumsi peserta rapat

Kegiatan di Poskesdes dan • Biaya pembelian ATK


Posyandu • Biaya penggandaan

Studi banding antar • Biaya transportasi petugas


Puskesmas dalam wilayah
Kab/Kota
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai