Anda di halaman 1dari 31

KIPI

Dr. Ardanta D. Topik Tarigan, M.biomed., Sp.A


Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
• Vaksin MR sangat aman
• Reksi Lokal:
– Nyeri di lokasi suntikan
– Bengkak di lokasi suntikan
– Merah di lokasi suntikan
• Reaksi sistemik:
– Demam (hari ke 5 dan 6 pasca imunisasi) selama 5 hari  beri obat penurun panas
– malaise
– kulit bintik-bintik merah (hari ke 7 – 10 pasca imunisasi) selama 2 – 4 hari

• KIPI serius:
– Anafilaksis
• Penangulangan :
– Demam, nyeri : beri obat demam / nyeri
– Demam , gelisah : minum sering, baju tipis
– Kulit bintik-bintik merah : mandi, beri bedak
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR

• Pada sasaran yang lebih besar bisa terjadi reaksi


kecemasan berupa pingsan (bedakan dengan
anafilaksis)
• Reaksi kecemasan ringan ditandai oleh ekspresi wajah
yang penuh kecemasan dan pucat disertai gejala-gejala
hiperventilasi, sakit kepala ringan, pusing, kesemutan
di tangan dan sekitar mulut
• Pada pingsan tanda vital masih normal, bisa diatasi
dengan membaringkan penderita secara terlentang
• KIPI yang koinsiden harus diwaspadai --> penapisan
status kesehatan anak penting
Reaksi yang sering terjadi saat
Kampanye MR
ANAFILAKSIS

Dr. Ardanta D. Topik , Mbiomed., Sp.A


Pengertian

• Sindrom klinis sistemik


• Terjadi secara akut
• Mengancam jiwa

Akibat pelepasan masif mediator inflamasi


Anamnesis
• Mulai gejala mendadak (dalam menit atau
beberapa hari) setelah pajajan
alergen>>>pasien sudah terpajan sebelumnya
• Jenis Gejala :
a. Kulit: bentol,gatal,kemerahan,bengkak pada
kelopak mata, bibir dan lidah
b. Saluran Napas atas atau bawah: sesak,
mengi, suara serak
Anamnesis
c. Saluran cerna :mual, muntah, diare
d. Kardiovaskular :berdebar, badan dingin, pingsan,
gelisah atau mendadak tidak sadar

• Pencetus gejala:
a. Alergen yang sudah diidentifikasi atau yang sering
dilaporkan ( makanan, obat, sengatan serangga, bahan
kimia dan lateks)
b. Pencetus non-imunologis( panas atau dingn non
ekstrim (panas atau dingin yang ekstrim. Aktivitas fisik
terutama setelah makan, obat-obatan (opiat), dan sinar
matahari radiasi ultraviolet.
Anamnesis
• Riwayat sebelumnya
a. Riwayat penyakit alergi dan obat yang
digunakan sebelumnya
b. Gejala yang mirip dengan episode yang
sakit ini
c. Riwayat atopi pada pasien atau keluarga
Pemeriksaan Fisis
• Kulit dan mukosa : urtikaria, angioedema pada kelopak
mata, bibir, lidah, atau vulva, pruritus eritema
• Saluran napas: Sesak, rinore, bersin, hidung tersumbat,
mengi/bronkospasme, stridor,, suara parau, disfonia,
hipoksemia
• Saluran cerna : nyeri perut kram, muntah,diare
• Kardiovaskular takikardi hingga nadi tidak , aritmia,
hipotensi, tekanan nadi menyempit dan gejala yang
berhubungan( hipotonia, kolaps, sinkops, dapat terjadi
kejang)
• Tanda kegawatan: syok, edema saluran napas atas, dan
obstruksi bronkial
Kriteria Diagnosis
Salah satu dari 3 kriteria
1. onset akut (dalam menit sampai beberapa
jam) keterlibatan kulit, jaringan
mukosa(contohnya prurotus, urtikaria,
edemapada keloak mata, bibir, lidah,
vulva) minimal 1 gejala hal berikut:
a. Respirasi sesak, mengi, stridor, suara
parau, disfonia, penurunan PEF, hipoksemia
b. Penurunan tekanan darah
Kriteria Diagnosis
2. dua atau lebih gejala berikut setelah
pajanan alergen
1. Keterlibatan jaringan kulit-mukosa
2. Gejala trespirasi
3. Penurunan tekanan darah
4. Gejala persisten saluran cerna (kram
abdomen, muntah)
Kriteria Diagnosis
3. Penurunan tekanan darah segera (dalan
semenit sampai beberapa jam) setelah
pajanan alergen, dapat berupa tekanan
sistolik yang rendah(sesuai umur) atau
penurunan tekanan darah sistolik > 30 %
Tindakan
1. Perawatan umum (A,B, C)
a. Hentikan atau Hindarkan pajanan
b. Bebaskan jalan napas
c. Evaluasi nadi dan tekanan darah
d. Baringkan pasien , tungkai lebih tinggi
e. Oksigen nasal 2 L/menit
f. Pasang torniquet di proksimal sengatan selama 10-
15 menit
g. Semua perawatan umum harus diberikan secara
simultan
Tindakan
2. Epinefrin/adrenalin 1:1000, dosis 0.01
mg/kgbb/kali( maks. 0.3 ml/kali) IM di antero
lateral 1/3 medial. Dapat diulang 2-3 kalibial
masih didapatkan anafilaksis setelah
pemberian epinefrin sebelumnya.
Tindakan
• Obat lain yang diberikan setelah stabil dengan
epinefrin:
1. Infus kristaloid 20-30 ml?kgbb dalam 1 jam
pertama
2. Salbutamol nebulisai( dosis 0.1 ml/kgbb/kali
dalam NaCl 0.9%)tiap 8 jam selam 3-7 hari,
bila masih terdapat wheezing setelah
pemberian epinefrin
3. Diphenhidramin 1mg/kgbb/kali(dosis makx. 50
mg/kali), IM atau IV tiap 4-6 jam selam 3-7
hari
Tindakan
4. Ranitidin 1 mg/kgbb/ kali, IV, tiap 8 jam,
selama 3-7 hari, hanya diberikab
bersamaan dengan diphenhidramin
5. Metilprednisolon 1-2 mgkgbb/hari, IV, sma
3-7 hari
6. Observasi kemungkinan anafilaksis bifasik

Anda mungkin juga menyukai