Ibrahim, SpM
Tumor Orbita
o Orbita : rongga tulang, berisi bola mata, otot
ekstra okuler, lemak & pembuluh darah
o Volume rongga orbita 30 cc
o Atap orbita : tulang frontal & sfenoid (lesser wing)
Lateral : tulang zigomatikus & sfenoid (great wing)
Medial : tulang ethmoid, lakrimal, maksila & sfenoid
Lantai : tulang maksila, palatinum & zigomatikus
o Jaringan lunak orbita :
Periorbita, saraf optikus, otot ekstra okuler,
lemak orbita
o Apertura / lubang :
FOS : saraf III, IV, VI, V1
saraf simpatis, vena oftalmika superior
FOI : saraf V2
saraf zigomatikus & vena oftalmika inferior
Kanalis optikus : saraf Optik, arteri oftalmika & saraf
simpatis
o Tumor mata :
1. Jinak : Nevus, veruka, xantelasma,
hemangioma, dll
2. Ganas : karsinoma sel basal, karsinoma sel
skuamosa, melanoma maligna,
retinoblastoma,
Rabdomiosarkoma,Karsinoma gld lakrimalis,dll
o Keadaan eksoftalmus (proptosis) :
1. Graves oftalmopati
2. Pseudotumor
Nevus Pigmentous (tumor jinak)
Konjungtiva dan Palpebra
o Nevus : lesi kongenital, sel melanosit, setelah
dewasa > pigmen / kritis
o Klasifikasi Nevus konjungtiva: Junctional,
Intradermal,
Compound
o Terapi : Eksisi
Moluskum Kontangiosum
(tumor jinak)
2. Kapilaris
- Bercak berwarna merah
- Kapiler melebar
- 75 % involusi dalam 4 tahun pertama
o 90 % keganasan periokuler
akar rambut
3. Superficial (multifocal)
4. Fibroephithelomatosus
o Sifat : destruksi lokal, invasif jarang
metastasis (0,02 – 0,1 %)
o Klinis : nodul ulseratif lebih banyak palpebra
inferior (> 70 %)
o Tipe noduler : - nodul seperti mutiara
- telangiektasi pembuluh darah
- pseudokapsul
o Tipe ulseratif : - kawah ulserasi
- tepi epitel menonjol seperti mutiara
o Tipe morfea : - plak indurasi, pucat
- agresi & infiltrasi ke dermis &
subkutis
o Multi sklerose : - permukaan noduler
- telangiektasis pembuluh darah
o Penanganan : tergantung lokasi & fungsi alat vital
o Tujuan : - eradikasi tumor
- mempertahankan fs,penglihatan
- kosmetik yang baik
- kesembuhan yang tinggi
o Bedah : eksisi + potong beku
fotodinamik
rekonstruksi maksimal
berdarah
o Terapi : operatif
tumor samapi 2 -3 mm
- kombinasi
Melanoma Maligna (tumor ganas)
o Terganas pada mata
o Usia 50 – 60 tahun
tenang
o Gangguan kromosom 13 – 14
ekuator
o Prognosis :
o Unilateral / bilateral
- Grave’s oftalmopati
- USG, CT - Scan
Grave’s Oftalmopati
o Kelainan mata akibat keadaan hipertiroid
o Autoimune disease progresif
o Keadaan ringan → oftalmopati
- Dal Rimple : refraksi kelopak mata
- Rossenbach : tremor kelopak mata
- Stelwag : mata jarang berkedip
o Keadaan berat → orbitopati (melibatkan OE & fat)
o Inflammatory Orbital Pseudotumor
- Peradangan non granulomatosa yang tidak
berhubungan dengan penyakit sistemik &
lokal
- diduga respon selular PMN
- reaksi jaringan fibroblast, infiltrasi limfositik
- proses berhenti sendiri
- terbatas pasa struktur orbita
- klinis : mirip malignansi, nyeri tiba – tiba,
proptosis, kemosis konjungtiva,
infeksi peribulber, diplopia
Penanda Tumor (serologis)
o Definisi :
1. Protein onkofetal
3. Enzim
- Phosphat Acid Phosphatase (PAP)
- Dehidrogenase Asam Laktat
- Enolase spesifik neuron
4. Imunoglobulin
6. Lain – lain
- Poliamin
- Nukleoside
- Polipeptida jaringan
- Faktor pembekuan teraktivasi
Strabismus
Definisi :
Otot-otot ekstraokular:
• Rectus Muscle
- Medial Rectus adduction
- Lateral Rectus abduction
- Superior Rectus supraduction
- Inferior Rectus infraduction
• Oblique muscle
- Superior oblique intorsion
- Inferior oblique extorsion
Strabismus
Eso- : bergulir kearah nasal
Exo- : bergulir kearah temporal
Hypo- : bergulir ke inferior
Hyper- : bergulir ke superior
Incyclo-: torted nasally
Exyclo- : torted temporally
Strabismus
Foria deviasi laten yang diatur oleh mekanisme fusi
sehingga pada keadaan binokular kedudukan bola mata
tetap normal
Exp : Exophoria, Esophoria, etc
Berdasarkan onset :
Kongenital sebelum usia 6 bulan
Acquired setelah usia 6 bulan
Klasifikasi
Berdasarkan tipe deviasi:
Horizontal : Esodeviasi atau Eksodeviasi
Vertikal : Hiper-deviasi or hipo-deviasi
Torsional : Insiklodeviasi or Eksiklodeviasi
Campuran : Horizontal, vertical, and/ torsional
Klasifikasi
Berdasarkan pergerakan bola mata:
Diplopia ini juga bisa terjadi pada pasien diabetes, miastenia gravis,
penyakit graves, trauma atau cidera pada otot mata dan kerusakan
pada tulang penyangga bola mata.
Diplopia monokular
Gangguan ini dapat terjadi pada pasien dengan
astigmatisme, gangguan lengkung kornea, pterigium,
katarak, dislokasi lensa mata, gangguan produksi air
mata dan beberapa gangguan pada retina
Eksoftalmus
Definisi: penonjolan abnormal pada salah satu atau kedua bola mata
Penyebab:
- penyakit tiroid; terutama penyakit grave (jaringan di dalam rongga mata
membengkak dan terdapat endapan yang mendorong mata ke depan)
- perdarahan di belakang mata
- peradangan di dalam rongga mata
- tumor jinak maupun ganas di dalam rongga mata dan di belakang bola mata
- Pseudotumor
- trombosis sinus kavernosus
- malformasi arteriovenosa.
Eksoftalmus