2. Kejadian yang berhubungan dengan keluhan utama : Pasien merasa sesak nafas dan dada
terasa ampeg. Keluhan sesak nafas sudah dirasakan sejak sebulan yang lalu, namun sejak semalam
dirasa memberat hingga pasien terbangun saat tidur malam hari. Biasanya rasa sesak muncul ketika
pasien kelelahan, kemudian pasien membaringkan badan dan menggunakan bantal yang tinggi, hal
ini akan mengurangi keluhan sesaknya. Sesak nafas yang dirasakan pasien tidak disertai dengan
batuk. Selain itu pasien juga merasakan kedua kaki menjadi bengkak kurang lebih satu bulan ini,
bengkak tidak disertai rasa nyeri.
3. Perjalanan Penyakit : Pasien datang ke IGD RSUD Mardi Waluyo Blitar hari Senin, tanggal 14
Januari 2019 jam 17.55 WIB dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak semalam. Sesak
nafas sebenarnya sudah dirasakan kurang lebih selama satu bulan ini, namun semalam menjadi
memberat hingga pasien terbangun dari tidurnya. Sebelumnya sesak berkurang jika pasien tidur
dengan menggunakan bantal yang tinggi, namun sekarang tidak berpengaruh. Selain sesak pasien
juga merasakan dada terutama bagian kiri terasa ampeg dan kedua kaki bengkak.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
• Hipertensi (+)
• Penyakit Jantung (+)
• Gejala stroke dengan kelemahan tubuh bagian kanan (+)
• Penyakit lain disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
• Ayah pasien sebelumnya menderita gagal jantung dan memiliki riwayat hipertensi
• Penyakit lain disangkal
6. Riwayat Kebiasaan
• Olahraga jarang
• Makan minum cukup
• Sebelumnya suka makan makanan berlemak,berminyak dan bersantan, namun semenjak
mengetahui sakitnya saar mrs sebelumnya, pasien sudah mengurangi kebiasaannya ini
• Sudah mulai mengurangi konsumsi garam semenjak diketahui darah tinggi
• Riwayat merokok (-)
• Riwayat minum alkohol (-)
7.Riwayat Alergi :Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Baik, kesadaran komposmentis (GCS E4V5M6), status gizi
kesan cukup.
2. Tanda Vital
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 101 x / menit, reguler
Pernafasan : 21 x / menit, reguler
Suhu : 36 oC
SpO2 : 98% (dengan oksigen nasal kanul)
3. Head to Toe
Lensa kedua mata putih
JVP meningkat (5+4 cmH2O)
COR :
• Inspeksi :ictus cordis tampak pada mid axilla ICS V
• Palpasi :ictus cordis kuat angkat
• Perkusi
batas kiri atas :ICS II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas :ICS II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah :ICS V Linea Axillaris Anterior Sinistra
batas kanan bawah :ICS V Linea Para Sternalis Dextra
(batas jantung terkesan membesar ke kanan dan kiri)
• Auskultasi: Bunyi jantung I–II intensitas normal, regular, murmur (+) pada ICS 4
parasternalis sinistra grade 2 menjalar ke apex.
Pulmo :
•Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
•Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan dengan kesan menurun
•Perkusi : sonor sonor
sonor sonor
redup redup
Oedem
- -
+ +
(Pemeriksaan Fisik Lain Dalam Batas Normal)
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
2. DMT 2
TATALAKSANA
1. Medikamentosa :
O2 Nasal Kanul 3 lpm
IVFD RL + MgSO4 20% 10 gram (7 tetes/ menit)
Ranitidin 2x1 Ampul
SP Furosemide 7,5 mg/jam
Spironolactone 0-100 mg-0
ISDN 3x5 mg
Clopidogrel 75 mg-0-0
Atrovastatin 0-0-20 mg
Alprazolam 0-0-0,5 mg
Levemir 0-0-0-8 U
Novorapid 4-4-4 U
2. Non Medikamentosa :
Monitoring vital sign dan keluhan pasien
Diet Jantung 3 (RGRL) (1900 kkal/hari)
Monitoring GD1, GD2
Mengedukasi pasien agar rutin mengkonsumi obat dan kontrol ke pusat kesehatan
Memantau berat badan, jika didapatkan kenaikan berat badan >2kg dalam 3 hari maka
dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter untuk kemungkinan meningkatkan dosis dari
diuretik
Retriksi cairan 1,5-2 liter per hari dianjurkan pada pasien dengan gejala berat yang disertai
hiponatremi
Pasien tetap dianjurkan untuk aktivitas fisik atau olahraga sesuai kemampuan dan keadaan
pasien
RESUME
GEJALA DAN TANDA
PERMANEN
Cepat lelah
Ortopneu
Pergeseran apex jantung ke lateral
Abnormalitas EKG
Hipertensi
Hiperglikemi
GEJALA DAN TANDA
INTERMITEN
Sesak nafas
Dada terasa ampeg (tertindih beban berat)
Paroxysmal nocturnal
Edema ekstremitas inferior
Asites
Peningkatan JVP
Suara murmur
Perkusi pekak di basal paru
Suara rhonki di basal paru
Hepatomegali
PEMBAHASAN
PENEGAKAN
DIAGNOSA CHF
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
EKG, DL, Fungsi Hepar, Fungsi Ginjal, Albumin, Serum Elektrolit, Rontgen Thorax,
Echocardiografi
HASIL ANAMNESIS
jantung. Berdasarkan hal ini, maka pasien dapat didiagnosa gagal jantung kronik (PERKI, 2016).
Lalu, jika dilihat dari faktor resiko, pasien memiliki riwayat hipertensi, jarang olahraga, suka
mengkonsumsi makanan berlemak, berminyak dan santan, riwayat keluarga hipertensi dan penyakit
jantung. Hal ini akan mampu meningkatkan peluang terjadinya penyakit jantung.
Jika dinilai berdasarkan klasifikasi NYHA,
JANTUNG
Didapatkan peningkatan tekanan vena jugularis sebesar 5 cm atau 10 cm jika dari atrium kanan.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan tekanan pada atrium kanan dan ventrikel kanan,
sehingga keadaan ini mencerminkan bahwa terdapat klinis gangguan jantung kanan.
Kemudian pada auskultasi didapatkan bunyi jantung tambahan berupa murmur sistolik pada ICS 4
parasternalis sinistra grade 2 menjalar ke apex, hal ini mencerminkan bahwa terdapat abnormalitas
pada katub trikuspid dan mitral.
PARU
Didapatkan penurunan fremitus kanan dan kiri
Suara perkusi redup pada bagian basal paru kanan dan kiri
Rhonki kasar di basal paru kanan kiri disertai rhonki halus di bagian tengah paru kanan dan kiri.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya cairan yang berada di bagian basal paru. Temuan ini mendukung
keluhan pasien berupa sesak nafas dan keluhan akan berkurang dengan berbaring menggunakan
bantal yang tinggi. Karena secara normal, cairan akan menempatkan dirinya pada sisi terendah.
Sehingga dengan posisi berbaring dengan bantal yang tinggi dapat melokalisir cairan di bagian
bawah paru saja.
ABDOMEN
Didapatkan perut tampak sedikit cembung
Undulasi (+)
Pembesaran hepar < 2 cm dibawah arcus costae (Hepar teraba)
Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami ascites dan hepatomegali. Terjadinya ascites dan
hepatomegali disebabkan karena adanya sistemik venous congestion yang disebabkan kegagalan
jantung kanan. Proses ini akan mengakibatkan peningkatan tekanan dan jumlah cairan ke jaringan
hepatic dan sekitarnya. Hal ini sama seperti yang terjadi pada daerah perifer seperti ekstremitas.
Cairan juga akan mengalami transudasi karena adanya peningkatan tekanan intrvaskular, sehingga
akan terjadi penumpukkan cairan pada ekstremitas bawah dengan manifestasi pitting edema (+).
Kemudian karena pada pemeriksaan JVP didapatkan peningkatan, maka perlu dilakukan konfirmasi
dengan pemeriksaan hepatojugular reflux dengan cara menekan daerah perut lalu dilihat ada
tidaknya peningkatan JVP. Pada pasien ini didapatkan hepatojugular reflux (+).
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
tersebut, penegakan diagnosis gagal jantung kronis
dapat ditegakkan karena ditemukan lebih dari 1
gejala mayor dan 2 minor atau 3 minor
INTEPRETASI EKG
Didapatkan abnormalitas pada gelombang P pada lead III dan AVF berupa gambaran P mitral
P mitral merupakan gambaran gelombang p yang lebarnya melebihi 2,5 kotak kecil. Kelainan
berupa gelombang p yang melebar ini menunjukkan bahwa abnormalitas berasal dari atrium kiri.
Karena ditemukannya pada lead III dan AVF maka abnormalitas tersebut dapat dianggap valid.
RVH (Right Ventrikel Hipertrophy) karena R pada V1+V2 > 7 kotak besar
ST depresi pada lead II, III dan AVF
ST depresi menggambarkan bahwa otot jantung dalam keadaan iskemik atau kekurangan
oksigen. Sedangkan ditemukannya pada lead II, III dan AVF maka menggambarkan abnormalitasnya
pada inferior jantung. Keadaan iskemik otot jantung disebabkan karena ketidakseimbangan dari
input dan output dair jantung. Pada pasien ini jantung di tuntut bekerja lebih keras untuk dapat
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, sehingga lama kelamaan jantung akan lelah dan suplai
nutrisi dari arteri coronaria menjadi menurun. Jika keadaan ini dibiarkan secara terus menerus maka
proses iskemik akan berlanjut hingga menjadi infark dan gambaran ST depresi akan berubah
menjadi ST elevasi
Gelombang PVC pada lead II, III dan AVF. PVC (Premature Ventrikular Contraction) atau VES
(Ventrikular Ekstra Systol) merupakan gelombang ventirkel yang tiba tiba muncul pada gelombang
sinus. Hal ini disebabkan karena pacemaker ventrikel tiba tiba lebih kuat daripada nodus SA
dalam memproduksi kelistrikan jantung.
INTEPRETASI PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Furosemide yang diberikan dengan syringe pump dengan kecepatan 7,5 mg/jam
Furosemide diberikan untuk mengeluarkan cairan yang overload dalam tubuh, sehingga diharapkan
dapat mengurangi keluhan sesak dan odem
Memantau berat badan, jika didapatkan kenaikan berat badan >2kg dalam 3 hari maka dianjurkan
untuk konsultasi dengan dokter untuk kemungkinan meningkatkan dosis dari diuretik
Retriksi cairan 1,5-2 liter per hari dianjurkan pada pasien dengan gejala berat yang disertai
hiponatremi
Pengurangan berat badan pada pasien yang memiliki BMI obesitas (>30 kg/m2)
Pasien tetap dianjurkan untuk aktivitas fisik atau olahraga sesuai kemampuan dan keadaan pasien
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan pada
pasien, didapatkan hasil diagnosa berupa gagal jantung kanan kiri dengan disertai iskemik
kardiomiopati dan gambaran PVC pada EKG, DMT 2 setelah dilakukan pemeriksaan GD secara serial.
Sehingga pada keadaan ini, pasien diberikan terapi secara medikamentosa dan non medikamentosa
untuk menurunkan gejala, preventif penyakit lain yang bisa disebabkan oleh keadaannya sekarang dan
Gagal jantung merupakan kasus yang cukup sering menjadi komplikasi dari penyakit yang
dijumpai dalam praktek sehari-hari. Sehingga penting bagi dokter umum yang merupakan
dokter layanan primer untuk dapat menegakkan diagnosis dengan tepat, sehingga mampu
memberikan tatalaksana awal yang sesuai serta mengetahui bagian mana yang harus
dikonsultasikan.