Anda di halaman 1dari 36

PEMERIKSAAN

RDI WA
MA
UD

LU DERAJAT KESADARAN,
YO
RS

TANDA MENINGEAL,
DAN SENSORIS
KO
TA BLI TA R

OLEH :
ALIF MUSDALIFA
MEGA MEMORY R.P

LABORATORIUM KLINIK SARAF


RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR
PEMERIKSAAN DERAJAT KESADARAN
Kesadaran diatur oleh : ARAS dan ke2 hemisfer otak

Gg. Kesadaran
Px neurologis maupun non-neurologis

Penilaian derajat KESADARAN

KUALITATIF KUANTITATIF
a. Komposmentis a.Glasgow Coma
b. Apatis Scale (GCS)
c. Somnolen b. Four Score
d. Sopor/stupor
e. Koma
GCS
Reaksi Respon Respon
membuka VERBAL MOTORIK
MATA (EYE)

4 – Spontan 5 – Kalimat lengkap 6 - Sesuai perintah


3 – dgn perintah & orientasi N 5 – melokalisir
suara 4 – orientasi abN nyeri
2 – dgn rangsang 3 – kata 4 – menjauhi nyeri
nyeri 2 – mengerang 3 – fleksi
1 – tdk respon 1 – tdk respon dekortikasi
X – mata bengkak X – Intubasi / Afasia 2 – ekstensi
deserebrasi
1 – tdk respon
X - Paraplegia

Pelaporan nilai GCS : E?V?M?


Nilai GCS dgn tingkat kesadaran px ???
Dekortikasi – lengan adduksi dan fleksi, pergelangan dan jari
tangan fleksi di dada, tungkai kaki ekstensi dan internal rotasi,
telapak kaki fleksi. Akibat kerusakan traktus kortikospinalis.

Deserebrasi – lengan adduksi dan ekstensi, tangan pronasi dan


fleksi pada jari, kaki ekstensi, telapak kaki fleksi. Akibat kerusakan
batang otak bag. atas.
PEMERIKSAAN TANDA MENINGEAL

Tanda Meningeal  tertariknya radiks-radiks


saraf tepi yg hipersensitif krn rangsangan pada
selaput otak meninges akibat infeksi, kimiawi,
karsinomatosis, SAH.

I: meningitis, meningoencephalitis, SAH


KI : fx cervical
Syarat : tanpa bantal, singkirkan meningismus
Tes : Kaku Kuduk, Brudzinski, Kernig
KAKU KUDUK

+ : rigiditas leher dan keterbatasan fleksi leher


(ada tahanan dan dagu tdk menyentuh sternum)
- : pergerakan leher N (tdk ada tahanan dan
dagu menyentuh sternum)
I

+ : gerakan fleksi kepala disusul gerakan fleksi


sendi lutut dan panggul ke2 tungkai secara
reflektorik
BRUDZINSKI II

+ : fleksi tungkai kontralateral


BRUDZINSKI III

- Penekanan pada os. Zygomaticus


(+) fleksi ke2 siku

BRUDZINSKI IV

-Penekanan pada simpisis pubis


(+) fleksi ke2 tungkai
KERNIG

+ : ada tahanan dan rasa nyeri sebelum sudut


135 derajat
DAFTAR PUSTAKA
Mirawati, et al. 2017. Buku Pedoman Keterampilan Klinis
Pemeriksaan Neurologi. Fakultas Kedokteran Univ. Sebelas
Maret Surakarta.
Wartiningsih, Y. 2017. Pemeriksaan Tingkat Kesadaran (GCS
dan Pupil). One Day Symposium and Workshop 16
Desember 2017.
.
Pemeriksaan Sensorik Umum
dan Tes Provokasi
Pemeriksaan Propioseptik
 Gerak dan Posisi
Prosedur:
1. Pemeriksaan ini tidak memerlukan peralatan khusus.
2. Mata pasien tertutup, pasien dalam posisis terlentang atau duduk.
3. Jari-jari pasien harus bebas dan rileks dan dapat digerakkan secara pasif
oleh si pemeriksa, sentuhlah secara halus tanpa penekanan terhadap
jari-jari tersebut.
4. Jari-jari yang diperiksa tidak boleh bergerak-gerak, dan terbebas dari jari
yang lain.
5. Pasien akan ditanya apakah ada atau tidak ada gerakan pada jari yang
diperiksa.
6. Jika ada kelainan sensasi gerakan, pemeriksa harus mengulangi lagi
pemeriksaan pada daerah tubuh lain yang lebih besar, misalnya pada
tungkai atau lengan.
7. Cara lain untuk memeriksa adalah dengan menempatkan jari yang
diperiksa dalam posisi tertentu sewaktu pasien menutup mata;
kemudian jari yang sama pada tangan yang lain disuruh menirukan
sebagaimana posisi yang ditetapkan pemeriksa pada jari tangan yang
sebelumnya.
Pemeriksaan Propioseptik
 Getar
Prosedur:
1. Getarkan garputala dengan memukulkan jari-jarinya ke benda keras.
2. Tempatkan jari-jari garputala sesegera mungklin di area tulang yang
diperiksa (metatarsal falangeal, melleolus medialis, tuberositas
tibialis, spina iliaka anterior superior, di lengan dan pada ujung jari,
masing - masing sendi interfalangeal, pergelangan tangan, siku, dan
bahu)
3. Amati intensitas dan lama getaran.
4. Baik intensitas maupun lama getaran tergantung pada kekuatan
getaran dan interval waktu “memukul” dan menempelkan”.

Normal jika pasien dapat merasakan getaran maksimum, terutama jika


pasien masih dapat merasakannya ketika getaran sudah berkurang,
keadaan abnormal yang disebut sebagai palanesthesia, yaitu jika
pasien tidak dapat merasakan getaran apapun.
Pemeriksaan Propioseptik
 Tekan (Rasa Raba Kasar)
Penekanan pada betis, sternum.
Pasien diminta menentukan apakah ada tekanan dan
dimana lokasinya. Reseptor tekanan : pacini.
Piesthesia : ada rasa tekan.
Baresthesia : rasa tekan atau berat.
Pemeriksaan Protopatik / Eksteroseptif
 Raba
Perangsang menggunakan sepotong kapas, kertas, atau kain ujung
sekecil mungkin
Periksa seluruh tubuh, bandingkan sisi kanan dan kiri
Reseptor raba halus  merkel,
Thigmanestheshia : rasa raba halus menghilang
 Nyeri
Menggunkana jarum bundle, memegang seperti memegang pensil.
Dibagi menjadi
Rasa nyeri tusuk : menusuk jarum
Rasa nyeri tumpul : memukul benda tumpul
Sebelumnya beritahu ke pasien kalau yang diperiksa adalah rasa nyeri,
bukn raba. Bandingkan sisi simetri
Pasa pasien gelisan / penurunan kesadaran: pemeriksaan tusuk masih
bisa, tapi rasa raba dan suhu ditangguhkan. Pada bayi dapat dinilai
melalui tangisan
Pemeriksaan Protopatik
 Suhu
• Prinsip dasar mengenai alat yang digunakan untuk pemeriksaan sensasi
suhu adalah tabung yang diisi dengan air panas dan air dingin. Tabung
logam lebih diutamakan daripada kaca karena logam merupakan
konduktor yang lebih baik dari kaca. Sensasi dingin memerlukan air
bersuhu 5-10oC dan sensasi panas menggunakan air bersuhu 40-50oC.
Kurang dari 5oC atau lebih dari 45oC akan menimbulkan nyeri.
Prosedur:
1. Pasien terlentang
2. Mata pasien tertutup.
3. Pemeriksa harus mencoba sensasi panas pada diri sendiri terlebih dahulu.
4. Sensasi hangat bisa digunakan sebagai variasi.
Orang normal dapat menyebutkan perbedaan antara suhu 2oC-5oC.
Abnormalitas sensasi suhu dinamakan thermanesthesia, thermhipesthesia,
thermhiperesthesia, yang digunakan baik untuk istilah sensasi dingin dan
panas.
Pemeriksaan Sensorik Kombinasi
 Two point tactile determination
Dilakukan penusukan di 2 tempat pada saat yang sama, alat gordon
holmes atau jarum bundle.
Normal : Lidah : 1 mm ; Ujung jari 2-7 mm ; Dorsum manus 20-30
mm ;Telapak tangan 8-12 mm ; Dada, lengan bawah, tungkai 40
mm; Punggung, lengan atas, pada 70-75 mm; Jari kaki 3-8mm
Pemeriksaan Sensorik Kombinasi

 Sensory extinction
Kedua bagian tubuh simetris diberi rangsangan
nyeri, pasien disuruh membedakan bagian
tubuh mana yang lebih merasa nyeri. Kalau
hanya 1 tubuh saja  sensory extinction (+)
 Loss of body image
Menyakan pada pasien telinga ada berapa, dll.
Pada pasien yang terdapat gangguan akan
menjawab hanya punya satu. karena pada
pasien terseburt terdapat pengabaian.
Tes Provokasi
• Laseque Sign
– Cara melakukan : pasien berbaring telentang dalam
keadaan santai. Salah satu dari tungkai bawah yang akan
diperiksa dengan pelahan lahan difleksikan secara pasif
pada sendi paha dengan cara telapak tangan pemeriksa
berada pada tumit penderita dimana sendi lutut dalam
keadaan ekstensi. Test dinyatakan positif bila pasien
merasakan nyeri yang menjalar disepanjang perjalanan
saraf ischiadicus
• Cross Laseq
– Tungkai pasien diangkat tanpa flexi di lutut.
Positif : Nyeri menjalar dari patat sampai ujung
kaki pada tungkai kontralateral
• Reversed SLR
– Pasien posisi tengkurap, kemudian fleksikan lutut
maksimal, positif : nyeri punggung menjalar ke
kaki yang sakit
• Sicard’s Sign
– Seperti test laseque hanya saat melakukan fleksi
ditambah dengan melakukan dorsofleksi ibu jari kaki
• Bragard’s Sign
– Seperti test laseque hanya saat melakukan fleksi
ditambah dengan dorsofleksi pada sendi pergelangan
kaki
• Minor’s Sign
– Pasien duduk diminta berdiri, pada saat berdiri
pasien akan memfleksikan tungkai yang sakit.
• Neris’s Sign
– Pasie diminta berdiri lurus, saat diminta
membungkuk, tungkai yang sakit akan ditekuk
• Sciatic Tension Test
– Seperti laseq, setelah
timbul nyeri dilakukan fleksi
pada sendi lutut sekitar 20o
kemudian dilakukan fleksi
lagi pada sendi pada
sehingga timbul nyeri lagi.
Penekanan pada fossa
poplitea pada saat ini akan
menimbulkan nyeri yang
hebat pada daerah
sepanjang n.ischiadicus
• Chin Chest Manuver
– Fleksi pasif pada leher sehingga dagu mengenai
dada, akan terjadi tarikan saraf, terutama thoracal
bawah dan lumbal akan terasa nyeri
• Vietsz and Nafzinger Test
– Vena jugularis ditekan dan dipertahankan hingga pasien
mengeluh kepala terasa berat. Pasien akan terasa nyeri
radikuler pada saraf yang sakit.
• Valsava test
– bertujuan meninggikan tekanan intratekal. Bila
terdapat proses desak ruang
dikanalis vertebralis bagian servikal maka dengan ditin
gkatkannya tekanan intratekal akan membangkitkan
nyeri radikuler yaitu nyeri saraf diatas .
• Door bell sign
Perkusi dengan hammer pada lumbal bawah akan
menyebabkan nyeri pada paha dan tungkai
• Bonnet’s sign
Seperti laseque, disertai adduksi dan ratasi
internal pada tungkai, akan nyeri sepanjang
n.ischiadicus
• Spouring’s sign
– cara : Sebelumnya pasien diberitahukan bahwaakan dilakukan
pemeriksaan dengan cara menekan kepala. Pasien duduk dikursi
dalam posisi leher dan kepala tegak lurus. Pemerisa berada di
belakang pasien. Kedua tangan pemeriksadalam posisi masing –
masing jari berpegangan ( jari bersilangan ) menekan ujung
kepala pasien. Penekanan dapat juga dilakukan dalam berbagai posisi
kepala. Test positif bila pasien merasakan ada rasa nyeri yang
menjalar dari leher sampai ke lengan bahkan sampai ke tangan.
• Kemp Test
Pasien diminta melakukan gerakan laterofleksi
punggung. Positif bila terasa nyeri radikuler di sisi
tubuh laterofleksi

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen27 halaman
    Bab Iii
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Ekstra K Siva Kum Buku A Cuan
    Ekstra K Siva Kum Buku A Cuan
    Dokumen16 halaman
    Ekstra K Siva Kum Buku A Cuan
    Jo Ye
    Belum ada peringkat
  • DR Novi - Materi 2
    DR Novi - Materi 2
    Dokumen20 halaman
    DR Novi - Materi 2
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Sle - Irma Terbaru
    Sle - Irma Terbaru
    Dokumen40 halaman
    Sle - Irma Terbaru
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Jurding Irma
    Jurding Irma
    Dokumen39 halaman
    Jurding Irma
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • OPTIMIZED TITLE FOR NEUROLOGICAL EXAMINATION DOCUMENT
    OPTIMIZED TITLE FOR NEUROLOGICAL EXAMINATION DOCUMENT
    Dokumen36 halaman
    OPTIMIZED TITLE FOR NEUROLOGICAL EXAMINATION DOCUMENT
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • EDITED
    EDITED
    Dokumen5 halaman
    EDITED
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Referat Erupsi Dan Hipoparatiroid
    Referat Erupsi Dan Hipoparatiroid
    Dokumen20 halaman
    Referat Erupsi Dan Hipoparatiroid
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Ca Serviks Vaksin HPV
    Ca Serviks Vaksin HPV
    Dokumen42 halaman
    Ca Serviks Vaksin HPV
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Corpal Konjungtiva - Dr. Dani, SP.M PDF
    Lapsus Corpal Konjungtiva - Dr. Dani, SP.M PDF
    Dokumen28 halaman
    Lapsus Corpal Konjungtiva - Dr. Dani, SP.M PDF
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Analisa Kasus
    Bab Iv Analisa Kasus
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv Analisa Kasus
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Corpal Konjungtiva - Dr. Dani, SP.M PDF
    Lapsus Corpal Konjungtiva - Dr. Dani, SP.M PDF
    Dokumen28 halaman
    Lapsus Corpal Konjungtiva - Dr. Dani, SP.M PDF
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Ca Serviks Vaksin HPV
    Ca Serviks Vaksin HPV
    Dokumen42 halaman
    Ca Serviks Vaksin HPV
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Lapsus CHF
    Lapsus CHF
    Dokumen43 halaman
    Lapsus CHF
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Irma Putri Hariyani
    Belum ada peringkat