Anda di halaman 1dari 10

Perdarahan Per Vaginam Akibat

Kehamilan Ektopik Terganggu

Tutor pembimbing : dr. Mirza


Dewi Kusuma Wangsa
102015170 / F2
Skenario Anamnesis
Seorang perempuan berusia 25
tahun, datang dengan keluhan
nyeri pada perut bagian bawah
disertai keluar darah flek • Kehamilan I, tidak ada riwayat kegugura
pervaginam (vaginal spotting). n, HPHT sesuai usia kehamilan 7 mingg
Pasien mengatakan saat ini
sedang hamil anak pertama u
dengan usia kehamilan 7
minggu. 2 minggu SMRS,
pasien melakukan
Pemeriksaan Fisik
pemeriksakan kandungan dan
USG kandungan, tetapi saat itu •
TD 110/70 mmHg
menurut pasien belum terlihat
kantong kehamilan atau bakal •
N : 92x/mnt
janin. •
RR : 20x/mnt
Pemeriksaan Penunjang •
Suhu : 36,8oC

Konjuntiva tdk anemis

• •Pemeriksaan
Beta hCGLaboratorium
: 2300mIU/mL Abd : datar, nyeri tekan & lepas regio
suprapubic dan inguinal ka & ki
• Kuldosintesis
- - β-hCG : (+) • Genitalis eks : sebaran rambut pubis
- • USG : uterus kosong, endo sdkt
merata, vulva & uretra bengkak (-),
Progesteron Serum
menebal 1cm, kompleks massadischarge
pd (-)
- Hemogram • Inspekulo : cervix uteri pink, licin, OUE
adnexa kanan, adnexa kiri normal,tertutup, ada darah pd muara OUR, fluor
•Ultrasonografi
ada cairan bebas pd cul de sac,(-), cul de sac menonjol
•Kuldosentesis
nyeri saat manipulasi probe (+)• Bimanual : cervix teraba post., OUE
tertutup, licin, nyeri goyang cervix (+),
•Laparoskopik uterus tdk teraba membesar, kedua
adnexa tidak teraba, daerah cul de sac
Rumusan Masalah Hipotesis
Perempuan 25 tahun hamil
anak pertama kehamilan 7 • Perempuan 25 tahun hamil anak pertama kehamilan 7
minggu dengan keluhan nyeri minggu dengan keluhan nyeri perut bawah, keluar darah
perut bawah, keluar darah
flek pervaginam (vaginal flek pervaginam (vaginal spotting). 2 minggu SMRS, USG
spotting). 2 minggu SMRS, kandungan dan belum terlihat kantong kehamilan atau
USG kandungan dan belum bakal janin menderita KET.
terlihat kantong kehamilan
atau bakal janin.
Prognosis Anamnesis
Analisis Masalah
(Mind Map) Preventif Pemeriksaan Fisik

Penatalaksanaan Diagnosis Banding


RM
Komplikasi Diagnosis Kerja

Pemeriksaan
Gejala Klinis
Penunjang

Patofisiologi Etiologi

Epidemiologi
Diagnosa Banding
KET Abortus Imminens Mola Hidatidosa
Definisi Kehamilan yang ancaman keguguran dimana hasil konsepsi tidak
berimplantasi dan tumbuh di janin sehat namun berisiko berkembang menjadi
luar endometrium kavum mengalami abortus yang embrio,tetapi terjadi
uterus sesungguhnya proliferasi dari villi
korialis disertai dengan
degenerasi hidrofik

Etiologi kerusakan tuba Faktor genetik, kongenital, gangguan di tingkat


falopi, peradangan, autoimun, infeksi, trauma kromosom sel telur dan
hormonal, genetik sperma
Gejala Klinis Perdarahan per vaginam < 20 Perdarahan per vaginam usia Perdarahan per vaginam
minggu, nyeri perut bagian kehamilan < 20 minggu, tidak usia kehamilan < 20
bawah 1 sisi, tampak nyeri minggu, mual, muntah,
kesakitan, pucat dan tanda- nyeri pelvis, rahim
tanda syok membesar

Pemeriksaan USG tidak ada janin, β-hCG Mulut rahim (ostium uteri) Ukuran uterus > usia
(+), cairan di cul-de-sac, dan masih tertutup rapat kehamilan, USG (snow
adanya massa pelvis Janin masih berada di dalam storm app), β-hCG
abnormal kandungan meningkat
Etiologi
• Berbagai macam faktor seperti 3. Kerusakan dari saluran tuba

1. Riwayat kehamilan ektopik 4. Faktor di luar dinding tuba


sebelumnya
5. Faktor lain (Migrasi luar ovum ,
2. Penggunaan kontrasepsi spiral Fertilisasi in vitro)
dan pil progesteron

Epidemiologi
• Angka kehamilan ektopik per 1000 kehamilan yang
dilaporkan meningkat empat kali lipat dari tahun 1970
sampai 1992
• insiden meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Gejala Klinis
1. Kehamilan Ektopik 2. Kehamilan Ektopik
Terganggu
 Amenorrea
 Perdarahan per vaginam
 Nyeri perut bawah tidak khas
 Nyeri perut bawah
 Terkadang teraba tumor di
samping uterus  Pucat, tampak kesakitan

 Gejala syok

Komplikasi
• Infeksi
• Sterilitas atau gagal reproduksi (30-
50% pasien yang menjalani operasi
pengangkatan tuba )
• Obstruksi dan fistula dapat jadi
setelah hematoperitoneum, peritonitis
atau pembentukan litopedion
Penatalaksanaan
• Emergency
1. Penderita yang disangka KET harus dirawat inap di rumah sakit untuk
penanggulangannya
1. Bila ibu dalam keadaan syok, perbaiki keadaan umumnya dengan pemberian
cairan secukupnya dan tranfusi darah
2. Setelah diagnosa jelas atau sangat disangka KET, dan keadaan umum baik
atau lumayan, segera lakukan laparotomi untuk menghilangkan sumber
perdarahan : dicari, diklem, dan dieksisi sebersih mungkin (salpingektomi),
kemudian diikat sebaik – baiknya
3. Sisa – sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya
penyembuhan lebih cepat
•4. MEDIKAMENTOSA dari 2cm
Berikan antibiotika yang cukup dan obat anti inflamasi.
- Metotrexate b. Salpingotomi (jarang) : kecuali
• BEDAH bahwa insisi ditutup dengan
jahitan menggunakan benang
- Laparoskopi yang lambat diserap
- Bedah tuba c. Salpingektomi : reseksi tuba
a. Salpingostomi : mengangkat yang mungkin dilakukan untuk
kehamilan kecil yang kehamilan ektopik ruptur dan
panjangnya biasanya kurang tak ruptur
Prognosis
• Pencegahan yang Kesimpulan
dapat dilakukan, yaitu • Kehamilan ektopik
dengan mengobati kemungkinan dapat ditandai
salpingitis secara tepat, oleh keterlambatan haid
(amenore), diikuti oleh
mengeluarkan hasil
perdarahan per vagina, dan
konsepsi secara rasa nyeri hebat di abdomen
lengkap pada abortus bawah dan panggul.
inkomplit, dan Keberhasilan penatalaksanaan
pada kehamilan ektopik dapat
melakukan bergantung pada diagnosis dini.
peritonealisasi semua Pada kehamilan ektopik sangat
daerah pada jarang janin dapat hidup,
bahkan dapat mengancam
pembedahan (untuk nyawa apabila terlambat dalam
menghindari mendiagnosis dan
penanganannya. Penanganan
1. References
Wiknjosastro H.. Patologi Persalinan dan
Penanganannya dalam Ilmu Kebidanan,
6. Jonathan Gleadle. At a glance anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Edisi ke-1.
edisi ke- 3. 2002 Jakarta: Yayasan Bina 2007.Jakarta Erlangga Medical Series:35.
Pustaka: 607-622.
7. Pernoll ML. Benson & Pernoll’s handbook
2. Chunningham, F., Gary., Gant, F., of obstetrics & gynecology. 10th ed. New
Norman., Leveno, J., Kenneth., et all. york: McGraw-Hill medical publishing
Obstetri Williams Edisi 21. 2005. Jakarta: division.
EGC, 560-85.
8. Darmawan K, David M. Kumpulan kuliah
3. Sarwono.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina ilmu bedah : Apendisitis akuta, Batu traktus
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005. urinarius. Jakarta: Pusat Penerbitan
Jakarta. 104-07, 606-09. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Dept. Of Health and Human Sevices office Jakarta; 2010.h.115-8, 157-8.
on Women’s health. Ectopic pregnancy.
Edisi 2012. Diunduh dari 9. Sastrawinata RS. Obstetric patologi. Edisi
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ectopic 1984. Bandung : bagian obstetric dan
pregnancy.html, 17 November 2018. ginekologi fakultas kedokteran
untiversitas padjajaran bandung; h.99-104.
5. Murray H, Bakdah H, Bardell T, Tullandi T.
Diagnosis & Treatment of Ectopic
Pregnancy. Edisi 2011. Diunduh dari 10. Varney, H., Kriebs, M., Jan., Gegor, L.,
http://www.canadaianmedicaljournal.ca/con Carolyn. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
tent/173/8/905.full , 17 November 2018. ed.4. vol 2. 2008. Jakarta: EGC, 814-20.

Anda mungkin juga menyukai