Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN

KEPERAWATAN
DENGAN PASIEN
ASMA
PENGERTIAN ASMA
Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten,
reversible di mana trakea dan bronki berespons secara
hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
(Smeltzer, 2013)

Penyakit asma adalah penyakit saluran pernafasan yang


ditandai oleh peningkatan daya responsive percabangan
trakeobronkial terhadap berbagai jenis stimulus.
(Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci & Kasper,
2000)
JENIS-JENIS ASMA

Asma
Asma idiopatik Asma
Alergik Disebabkan gabungan
Yang oleh Mempunyai
disebabkan common karakteristi
oleh serbuk cold, infeksi k dari
sari, bulu traktus bentuk
binatang, respiratoriu alergik
amarah, s, latihan, maupun
makanan emosi, bentuk
dan jamur. polutan idiopatik.
lingkungan.
ETIOLOGI

1. Faktor predisposisi
a. Genetik

2. Faktor presipitasi
a. Alergen, dibagi menjadi 3:
Inhalan,ingestan,kontaktan
b. Perubahan cuaca
c. Stress
d. Lingkungan kerja
e. Olahraga
Patofisiologi
Faktor Pencetus

Alergi

Edema dinding Spasme otot Sekresi mukus


bronkiolus polos kental didalam
bronkiolus lumen bronkiolus

Menekan isi Diameter Bersihan


Ekspira jalan napas
luar bronkiolus
si tidak efektif
bronkiolus mengecil

Intoleransi
Dispnea
aktivitas

Perfusi paru tidak Gangguan


cukup mendapat pertukaran
ventilisasi gas
Batuk
dengan
sputum Dispnea
yang kental

SISTEM
MANIFESTASI
MEKA KLINISPENCE KIMIA
Mengi
NIK WI
RNAAN
Pengeluara
n keringat
Takikardia yang
banyak
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1

Pemeriksaan
faal paru
( Spirometri )
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
2

Analisis
Sputum
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
3

Analisis
Gas Darah
Arteri
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
4

Tes
Kulit
PENATALAKSANAAN

 Pencegahan dengan mengenali dan menghindari


faktor – faktor presipitasi, seperti alergi atau iritan
dari lingkungan.
 Desensitisasi terhadap alergen tertentu.
 Memberikan preparat bronkodilator , meliputi obat-
obat golongan metilxantin dan agonis adrenergik-
beta2
 Pemberian kortikosteroid.
PENATALAKSANAAN
 Pemberian obat – obatan penstabil sel
mast
 Pemberian obat – obatan bronkodilator
antikolinergik
 Pemberian oksigen
 Ventilisasi mekanis
 Latihan relaksasi
PENGKAJIAN

 Data pasien
 Riwayat kesehatan

- kesehatan sekarang
- kesehatan dulu
- kesehatan keluarga
 Pemeriksaan Fisik : TTV, penampilan
umum, suhu, denyut nadi , tekanan darah
PENGKAJIAN

 Pemeriksaan diagnostik
- Pemeriksaan sputum
- pemeriksaan faal paru
- tes kulit
Contoh kasus :
Perempuan usia 40 tahun dirawat di ruang penyakit
dalam, dengan keluhan sesak napas, batuk dan sulit
mengeluarkan dahak. Pasien mengatakan bahwa ia
alergi terhadap debu dan bulu binatang. Hasil
anamnese : pasien merasakan keluhan ini sejak 2
minggu yang lalu dan pasien menderita penyakit
asma sejak 2 tahun yang lalu. Hasil pengkajian :
keadaan umum pasien lemah, dispnea, pernafasan
cuping hidung, batuk tidak efektif, suara napas
wheezing, ronchi, diaphoresis, penggunaan obat bantu
pernafasan, tekanan PaCO2 32, fase ekspirasi
memanjang, pH : 7,0, frekuensi nafas 32 x / menit ,
frekuensi nadi 102 x/mnt.
Analisis data
Data Probelm Etiologi
DS: “sesak nafas, batuk
dan sulit mengeluarkan
dahak”

Ketidak
DO: efektifan Spasme jalan
- Dispnea bersihan nafas
- Batuk tidak efektif jalan nafas
- Frekuansi nafas 32x /
mnt
- Suara nafas weezing
,ronchi
Data Probelm Etiologi
DS: “sesak nafas,
batuk dan sulit
mengeluarkan dahak”

DO :
- Dispnea
- Pernafasan cuping
Hiperventilasi ,
hidung Ketidakefektifan
keletihan otot
- Frekuensi nadi pola nafas
pernafasan
102x/mnt
- Frekuansi nafas 32x
/ mnt
Data Probelm Etiologi
DS: “sesak
nafas, batuk dan
sulit
mengeluarkan
dahak”

DO :
- Dispnea
Ketidakseimbang
- Pernafasan Gangguan
an ventilasi -
cuping hidung pertukaran gas
perfusi
- Frekuansi
nafas 32x / mnt
- pH 7,0
- PaCO2 32
mmHg
DIAGNOSA
Domain 3, kelas 4, 00030
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan dispnea, napas cuping
hidung.
NOC : status pernafasan pertukaran gas : pertukaran CO2 dan alveoli
untuk mempertahankan konsentrasi gas darah arteri

No Intervensi Rasional
Meningkatkan keseimbangan
asam basa dengan mencegah
1 Manajemen asam basa
komplikasi akibat ketidak
seimbangan asam basa
Memfasilitasi kepatenan jalan
2 Manajemen jalan napas
napas
Meningkatkan keadekuatan
ventilasi dan perfusi jaringan
3 Manajemen anafilaksis
individu yang mengalami reaksi
alergi ( antigen – antibodi ) berat
Penggunaan alat buatan untuk
4 Ventilisasi mekanis
membantupasien bernafas
No Intervensi Rasional
Mengumpulkan dan menganalisis data
Pemantauan pasien untuk memastikan kepatenan
5
pernapasan jalan napas dan adekuatnya
pertukaran gas
Meningkatkan pola pernapasan
spontan yang optimal dalam
6 Bantuan ventilasi memaksimalkan pertukaran
oksigen dan karbondioksida di
dalam paru
Mengumpulkan dan
menganalisis data
kerdiovaskular, pernapasan,
7 Pemantauan TTV
dan suhu tubuh untuk
menentukan dan mencegah
komplikasi
Domain 4, kelas 4, 00032
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan dispnea,
pernapasan cuping hidung, pola napas abnormal.
NOC : menunjukkan pola pernafasan efektif, yang di buktikan
oleh status pernafasan yang tidak terganggu: ventilasi dan status
pernafasan : kepatenan jalan nafas : dan tidak ada penyimpangan
tanda tanda vital dari rentang normal

No Intervensi Rasional
Memfasilitasi kepatenan jalan
1 Manajemen jalan napas
napas
Penghisapan jalan
2 Mengeluarkan sekret jalan napas
napas
Mengidentifikasi, menangani,
3 Manajemen alergi
dan mencegah respons alergi .
Cont..

Mengidentifikasi, mengobati,
dan mencegah reaksi
4 Manajemen asma
terhadap inflamasi/
konstriksi di jalan napas
Membantu paasien untuk
Penyapihan ventilatior
5 bernafas tanpa bantuan
mekanis
ventilator mekanis
Domain 11, kelas 2, 00031
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan batuk
tidak efektif, dispnea.
NOC :menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif, yang di
buktikan oleh pencegahan aspirasi : status pernafasan : kepatenan
jalan nafas : dan status pernafasan : ventilasi tidak terganggu
No Intervensi Rasional
Mengidentifikasi, manangani dan
1 Manajemen asma mencegah reaksi inflamasi/
konstriksi di jalan napas
Meningkatkan inhalasi dalam pada
pasien yang memiliki riwayat
keturunan mengalami tekanan
2 Peningkatan batuk intratoraksik dan kompresi
parenkim paru yang mendasari
untuk pengerahan tenaga dalam
menghembuskan udara
Cont..

Mengubah posisi klien


atau bagian tubuh
3 Pengaturan posisi pasien untuk
mendapatkan
kenyamanan
DAFTAR PUSTAKA
 Smeltzer & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Vol.1. Jakarta:
EGC
 Kowalak ;Welsh & Mayer (2011).Patofisiologi.Jakarta:
EGC
 Alfarizi, M.Salman (2006). Asuhan Keperawatan Asma
pada Ny.K ruang melati RSUD Batung
KabupatenBatang. Karya Tulis Ilmiah
 Nanda (2007). Diagnosis Keperawatan-Definisi 7
Klasifikasi.Jakarta:EGC
 WILKINSON.(2006).Diagnosis
Keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai