Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 6

Fiani Dwi Anggita 11151040000020


Anisa Putri Shabira 11151040000026
Aprilia Wulandari 11151040000024
Desi Haryati 11151040000044
Nurhasanah 11151040000050
Istilah konstitusi
Istilah konstitusi dalam arti pembentukan, berasal dari
bahasa Perancis  constituer  membentuk (yang dimaksud
dengan membentuk disini adalah membentuk suatu negara).
• Konstitusi dalam arti sempit oleh Lord Bryce,
 piagam dasar atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap
mengenai peraturan-peraturan dasar negara. UUD 1945,
Konstitusi Amerika Serikat 1787, Konstitusi Prancis 1789,
dan Konstitusi Konfederasi Swiss 1848 merupakan
contohnya. Jadi, Pengertian konstitusi dalam arti sempit
adalah sebagian dari hukum dasar yang merupakan satu
dokumen tertulis yang lengkap.
• Konstitusi dalam arti luas menurut Bolingbroke
 keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau
hukum dasar, baik yang tertulis ataupun tidak tertulis
maupun campuran keduanya tidak hanya sebagai aspek
hukum melainkan juga “non-hukum”.
Lanjutan…

Berlakunya suatu konstitusi sebagai hukum dasar yang


mengikat didasarkan atas kekuasaan tertinggi atau prinsip
kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jika negara itu
menganut paham kedaulatan rakyat, maka sumber
legitimasi konstitusi itu adalah rakyat.
Jika yang berlaku adalah paham kedaulatan raja, maka raja
yang menentukan berlaku tidaknya suatu konstitusi, hal
inilah yang disebut oleh para ahli sebagai constituent
power yang merupakan kewenangan yang berada di luar
dan sekaligus di atas sistem yang diaturnya. Karena itu, di
lingkungan negara-negara demokrasi, rakyatlah yang
dianggap menentukan berlakunya suatu konstitusi.
Tujuan Konstitusi
Tujuan-tujuan adanya konstitusi secara ringkas dapat
diklasifikasikan menjadi tiga. Tujuan konstitusi adalah sebagai
berikut....
• Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus
pengawasan terhadap kekuasaan politik
• Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari
penguasaan sendiri
• Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan
bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya.
Fungsi Konstitusi
Konstitusi memiliki fungsi yang berperan dalam suatu negara.
Fungsi konstitusi adalah sebagai berikut...
• Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar
tidak terjadinya kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh
pemerintah agar hak-hak bagi warga negara terlindungi dan
tersalurkan (konstitusionalisme)
• Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara
(a birth certificate of new state)
• Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi
• Konstitusi berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan
• Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang
• Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan
kebebasan warga suatu negara.
Macam-Macam Konstitusi

Macam-Macam Konstitusi Menurut C.F. Strong

• Konstitusi Tertulis : Pengertian Konstitusi tertulis


(dokumentary constitution/ writen constitution) adalah suatu
peraturan yang dituangkan dalam suatu dokumen tertentu.
• Konstitusi Tidak Tertulis : Pengertian Konstitusi tidak tertulis
(non documentary constitution) adalah suatu peraturan yang
tidak diterangkan dalam suatu dokumen tertentu yang
terpelihara dalam ketatanegaraan suatu negara.
Pentingnya Konstitusi dalam suatu Negara
Dr. A. Hamid S. Attamimi, dalam disertasinya berpendapat tentang
pentingnya suatu konstitusi atau undang-undang Dasar adalah sebagai
pegangan dan pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan
harus dijalankan.
• konstitusi sangatlah penting bagi suatu negara, konstitusi akan
mencegah terjadinya penyalahgunaan atau penyelewengan
kekuasaan yang dilakukan oleh pemerintah atau penguasa serta
menjamin agar manusia tidak saling melanggar hak hak asasi
manusia. Konstitusi sangat penting sebab mempunyai fungsi yang
sangat penting, fungsi utamanya ada dua yaitu :
a. Membagi kekuasaan dalam negara
b. Membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam
negara

Ada tiga hal yang diatur dalam sebuah konstitusi, yaitu sbb:
• Jaminan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara dan penduduk
• Sistem ketatanegaraan yang mendasar
• Kedudukan, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga negara
Lanjutan…

konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang


mengatur organisasi negara, serta hubungan antara
negara dan warga negara sehingga saling
menyesuaikan diri dan saling bekerjasama.
“Didalam negara-negara yang mendasakan dirinya
atas demokrasi konstitusional,Undang-Undang Dasar
mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi
kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga
penyelenggaran kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang . Dengan demikian diharapkan hak – hak
warga negara akan lebih terlindungi” (Budiardjo,
1978 : 96)
Lanjutan…

Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari


fungsinya terbagi ke dalam 2 bagian, yakni
1. kekuasan dalam negara.
2. membatasi kekusaan pemerintah atau penguasa
dalam negara.
maka secara umm dapat dikatakan bahwa eksistensi
konstitusi dalam suatu negara merupakan suatu
keniscayaan, karena dengan adanya kontitusi akan
tercipta pembatasan kekuasan melalui pembagian
wewenang dan kekusaan dalam menjalankan
negara. Selain itu, adanya konsitusi juga menjadi
suatu hal yang sangat penting untuk menjamin
sewenang wenang dari pemerintahan.
Perubahan Konstitusi
(amandemen) di Indonesia
Di Indonesia, perubahan konstitusi telah terjadi beberapa kali dalam
sejarah ketatanegaraan Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945. Sejak Proklamasi hingga sekarang telah berlaku tiga
macam Undang-undang Dasar dalam delapan periode yaitu :
• Periode 18 Agustus 1945 – 27 desember 1949 (UUD 1945)
• Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 (RIS 1949)
• Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 (UUDS 1950)
• Periode 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999 (UUD 1945 amandemen)
• Periode 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000(amandemen ke 1)
• Periode 18 Agustus 2000 – 9 November 2001(amandemen ke 2)
• Periode 9 November 2001 – 10 Agustus 2002(amandemen ke 3)
• Periode 10 Agustus 2002 – sampai sekarang(amandemen ke 4)
1) Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) ditetapkan dan disahkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD 1945 terdiri dari :
1. Pembukaan (4 alinea) yang pada alinea ke-4tercantum dasar negara yaitu Pancasila;
2. Batang Tubuh (isi) yang meliputi :
1) 16 Bab;
2.) 37 Pasal
3.) 4 aturan peralihan;
4.) 2 Aturan Tambahan.
3. Penjelasan
UUD 1945 digantikan oleh Konstitusi Republik Indonesia Serikat (Konstitusi RIS) pada 27 Desember 1949, pada 17
Agustus 1950 Konstitusi RIS digantikan oleh Undang-undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950).
Dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, UUD 1945 dinyatakan berlaku kembali di Indonesia hingga saat ini.
Hingga tanggal 10 Agustus 2002, UUD 1945 telah empat kali diamandemen oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR).
Perubahan UUD 1945 dilakukan pada :
1. Perubahan I diadakan pada tanggal 19 Oktober 1999
Pada amandemen ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 9 pasal yaitu: Pasal 5 ayat (1), 7, 9 ayat (1) dan (2), 13
ayat (2) dan (3),14 ayat (1) dan (2), 15, 17 ayat (2) dan (3), 20 ayat (1), (2), (3) dan (4), 21 ayat (1).
Beberapa perubahan yang penting adalah :
a) Pasal 5 ayat (1) berbunyi : Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan
DPR.Diubah menjadi: Presiden berhak mengajukan rancangan
b) Pasal 7 berbunyi : Presiden dan wakil presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali.Diubah menjadi:Preseiden dan wakil presiden memegang jabatan selamalimatahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan.
c) Pasal 14 berbunyi : Presiden memberi grasi, amnesty, abolisi dan rehabilitasi.Diubah menjadi:
1) Presiden memberi grasi dan rehabili dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
2) Presiden memberi Amnesti dan Abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
d) Pasal 20 ayat 1 :Tiap-tiap Undang-udang menhendaki persetujuan DPR.Diubah menjadi: DPR memegang
kekuasaan membentuk Undang-undang.
2. Perubahan II diadakan pada tanggal 18 Agustus 2000
• Pada amandemen II ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 24
pasal yaitu: Pasal 18 ayat (1) s/d (7), 18A ayar (1) dan (2), 18B ayat
(1) dan (2), 19 ayat (1) s/d (3), 20 ayat (5), 20A ayat (1) s/d (4), 22A,
SSB, 25A, 26 ayat (2) dan (3), 27 ayat (3), 28A, 28B ayat (1) dan (2),
28D ayat (1) s/d (4), 28E ayat (1) s/d (3), 28F, 28G ayat (1) dan (2),
28H ayat (1) s/d (4), 28I ayat (1) s/d (5), 28J ayat (1) dan (2), 30 ayat
(1) s/d (5), 36A, 36B, 36C.
• Beberapa perubahan yang penting adalah :
• a. Pasal 20 berbunyi : Tiap-tiap Undang-undang menghendaki
persetujuan DPR. Diubah menjadi : Pasal 20A; DPR memiliki fungsi
legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
• b. Pasal 26 ayat (2) berbunyi : Syarat-syarat yang mengenai
kewarganegaraan Negara ditetapkan dengan Undang-
undang. Diubah menjadi : Penduduk ialah warga
Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia
• c. Pasal 28 memuat 3 hak asasi manusia diperluas menjadi 13
hak asasi manusia.
3. Perubahan III diadakan pada tanggal 9 November 2001
• Pada amandemen III ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 19 pasal yaitu:
Pasal 1 ayat (2) dan (3), 3 ayat (1) s/d (3), 6 ayat (1) s/d (3), 6A ayat (1), (2), (3) dan
(5), 7A, 7B ayat (1) s/d (7), 7C, 8 ayat (1) s/d (3), 11 ayat (2) dan (3), 17 ayat (4), 22C
ayat (1) s/d (4), 22D ayat (1) s/d (4), 22E ayat (1) s/d (3), 23F ayat (1) dan (2), 23G
ayat (1) dan (2), 24 ayat (1) dan (2), 24A ayat (1) s/d (5), 24B ayat (1) s/d (4), 24C
ayat (1) s/d (6).
• Beberapa perubahan yang penting adalah :
• a. Pasal 1 ayat (2) berbunyi : Kedaulatan adalah ditanag rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh MPR. Diubah menjadi : Kedaulatan berada di tanagn rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD
• b. Ditambah Pasal 6A : Presiden dan wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat
• c. Pasal 8 ayat (1) berbunyi : Presiden ialah orang Indonesai asli. Diubah
menjadi : Calon Presiden dan wakil Presiden harus warga negara Indonesia sejak
kelahirannya
• d. Pasal 24 tentang kekuasaan kehakiman ditambah:
• 1) Pasal 24B: Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung
• 2) Pasal 24C : mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
UUD (dan menurut amandemen IV) UUD 1945, Komisi dan Konstitusi ditetapkan
dengan ketentuan MPR bertugas mengkaji ulang keempat amandemen UUD 1945
pada tahun 2003
4. Perubahan IV diadakan pada tanggal 10 Agustus 2002
• Pada amandemen IV ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 17
pasal yaitu: pasal-pasal : 2 ayat (1), 6A ayat (4), 8 ayat (3), 11 ayat (1),
16 23B, 23D, 24 ayat (3), 31 ayat (1) s/d (5), 32 ayat (1) dan (2), 33 ayat
(4) dan (5), 34 ayat (1) s/d (4), 37 ayat (1) s/d (5), Aturan Peralihan Pasal
I s/d III, aturan Tambahan pasal I dan II.
• Beberapa perubahan yang penting adalah :
• a. Pasal 2 ayat (1) berbunyi : MPR terdiri atas anggota-anggota dan
golongan-golongan menurut aturan yang ditetapkan dengan Undang-
undang. Diubah menjadi : MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD
yang dipilih melalui Pemilihan Umum dan diatur lebih lanjut dengan
undang-undang.
• b. Bab IV pasal 16 tetang Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
dihapus. Diubah menjadi : Presiden membentuk suatu dewan
pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan
kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam Undang-undang
• c. Pasal 29 ayat (1) berbunyi : Negara berdasarkan atas Ketuhanan
Yang Maha Esa. Pasal ini tetap tidak berubah (walaupun pernah
diusulkan penambahan 7 kata : dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya)
• d. Aturan Peralihan Pasal III : Mahkamah Konstitusi dibentuk
selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala
kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah.
Daftar pustaka

• Moh. Fajrul Falakh (ed), 2008. Gagasan Amandemen


Kelima UUD 1945, Jakarta:KHN
• Sulaeman, Asep. 2012. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Bandung: Asman Press
• Gatara, A.A. Sahid. 2008. Civic Education: Pendidikan
Politik, Nasionalisme Dan Demokrasi. Bandung: Q-
Vision,
• Priyanto, A. T Sugeng, dkk. 2008. Contextual
Teaching and Learning: Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia
• Zulkarnaen dan Beni Ahlmad Saebani, 2012. Hukum
Konstitusi. Penerbit Pustaka Setia : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai