Anda di halaman 1dari 12

D

C
B Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran
Oleh: Adeliyah Khairul dan Nadia Silvia

Saturday, 23 Of March 2019


Oleh karena itu, Dick and Carey (2009) mengusulkan penggunaan logika penilaian
kebutuhan (need asessment logic) yang lebih sederhana. komponen tersebut dapat
diilustrasikan sebagai berikut:

Kondisi yang
diharapkan (desired
status)
Kondisi yang
sebenarnya (actual
status)
Kesenjangan atau
kebutuhan
Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas
sekarang, yaitu masalah yang mempengaruhi hasil pembelajaran.

Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial,


Fungsi keamanan atau masalah-masalah lain yang menggangu pekerjaan atau
lingkungan pendidikan
Analisis
ebutuhan
Menyajikan skala prioritas untuk memilih tindakan yang tepat dalam
mengatatasi masalah-masalah pembelajaran.

Memberikan data basis untuk menganalisis efektifitas kegiatan pembelajaran.


Tujuan Analisis Kebutuhan

1. mengidentifikasi masalah-
masalah pembelajaran.

2. Menyusun skala prioritas


pemecahan masalah

3. Merumuskan tujuan
Macam-Macam Kebutuhan

Burto dan Merrill dalam Morrison, Ross, dan Kemp (2004: 32) kebutuhan
mengidentifikasi enam kategori kebutuhan yang biasa digunakan untuk melakukan
penilaian kebutuhan :

1. 2.
Kebutuhan Kebutuhan
normatif komparatif

3. 4.
Kebutuhan Kebutuhan
yang yang
dirasakan ekspresif

5. 6.
Kebutuhan
Kebutuhan insiden
antisipatif kritis
ahli
Pertama, mengidentifikasi masalah artinya mengumpulkan data untuk menentukan masalah
atau kesenjangan dalam suatu program atau proyek. Di samping menganalisis kesenjangan
antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diharapkan, identifikasi masalah dapat pula
menggunakan model segi tiga kerucut terbalik untuk membandingkan tiga aspek, seperti
fakta, konsep, dan norma (Yaumi, 2012: 6).

Kedua, menvalidasi masalah merujuk pada upaya untuk menentukan apakah problem yang
diidentifikasi merupakan masalah yang sebenarnya atau hanyalah suatu gejala. Jika masalah
yang sebenarnya teridentifikasi, maka proses merumuskan butuhan dapat dilanjutkan.
Sebaliknya, jika masalah tersebut hanyalah suatu gejala, maka sebaiknya dikaji kembali agar
masalah yang sebenarnya segera dapat ditemukan. Dalam hubungannya dengan realitas atau
fakta yang ditemukan sebelumnya.
Ketiga, memformulasi kebutuhan berarti menerjemahkan masalah-masalah yang diidentifikasi ke dalam
pernyataan kebutuhan. Untuk memudahkan dalam merumuskan kebutuhan, terlebih dahulu memaparkan
masalah yang sebenarnya yang telah diidentifikasi.

Keempat, merumuskan tujuan berarti menerjemahkan kebutuhan dalam pernyataan tujuan. Pernyataan
tujuan menggambarkan ke mana arah perbaikan yang diinginkan termasuk menentukan informasi dan keterampilan
apa yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk dapat menyelesaikan suatu pembel ajaran. Tujuan pembelajaran
dapat diperoleh dari hasil analisis kebutuhan, daftar tujuan berdasarkan kurikulum, analisis kinerja, pengalaman
praktis tentang tingkat kesulitan bela jar peserta didik, hasil analisis para praktisi, guru, atau kepala sekolah,
bahkan dari sumber-sumber lain selama memenuhi kaidah dan persyaratan sebagai suatu pembelajaran baru.
Kelima, menyesuaikan tujuan berarti menggabungka juan baru dengan tujuan pembelajaran sekarang dalam
suatu daftar tunggal, dengan meninggalkan atau mengubah tujuan yang ada sebelumnya setelah
mempertimbangkan kesesuaian antara gaya belajar, pengetahuan, atau karakteristik peserta didik dengan
ketersediaan fasilitas yang ada.

Keenam, menvalidasi tujuan yang telah disesuaikan berarti mengesahkan tujuan-tujuan berdasar kesesuaian
dengan kelompok atau individu-individu yang belajar. Di sini perlu dilakukan analisis peserta didik, konteks,
dan alat agar kesesuaian tujuan dapat diperoleh. Artinya, tujuan pembelajaran dapat dirumuskan dengan baik
jika diketahui apa yang dapat peserta didik lakukan untuk menyelesaikan pembelajarannya dan deskripsi
lengkap mengenai: (1) siapa yang belajar, (2) bagaimana konteks yang dibutuhkan untuk membangun
keterampilan, (3) peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran?

Ketujuh, membuat prioritas tujuan berarti membuat ranking atau urutan-urutan yang mendesak untuk
dilakukan. Tentu saja, keputusan untuk menentukan salah satu atau lebih tujuan berdasarkan hasil analisis
terhadap peserta didik, konteks, dan peralatan sebagaimana telah dilakukan pada bagian keenam di atas.
If You Have Any Question...
Please Keep It For Yourself...
I’am Not Google

Anda mungkin juga menyukai