Anda di halaman 1dari 110

guru selalu mendominasi dalam pembelajaran, pola

pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada


Materi
guru, pemilihan metode belum tepat

ANALISIS PROFIL DAN


Pedagogik
PETA Bagaimana
MUTU PENDIDIKAN
Pemecahannya?

Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar


yang menuntut guru mampu menghadirkan situasi
dunia nyata baik di kelas maupun di luar kelas. Metode
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa
yang tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik, tetapi
bersifat psikis seperti aktivitas mental.

1
Nama : Dr. Daryanto, M.T.
NIDN : 0012076305
daryanto@unj.ac.id ;
Email : daryantoaiz@gmail.com

Telp/HP : 08129952168
S-1 S-2 S-3

Nama PT IKIP UGM UPI Bandung


Yogyakarta Yogyakarta
Bidang Pendidikan Teknik Manajemen
Ilmu Teknik Elektro Pendidikan
Elektro
KETERKAITAN KKNI DAN KURIKULUM LPTK

S3
9 Spesiali
S2 s
8
Profesi
Guru 7harus
memenuhi level
S1 6KKNI
6 dan 7 D
IV
D III
5
D
4 II
DI
3
Sekolah
Menengah Sekolah Menegah
Umum 2 Kejuruan

1
PENDAHULUAN
• UUGD 14 tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
• Dalam PBM, penguasaan materi pelajaran dan cara
menyampaikannya merupakan syarat yang sangat essensial dan
perlu mendapat perhatian yang serius.
Komponen Karakteristik siswa Belajar menjadi
pembelajaran yang
bermakna bagi
sangat penting
dikusai oleh guru Teori-teori belajar siswa
Merencanakan pembelajaran
Memilih media pembelajaran yang tepat
Guru harus
mampu Melaksanakan proses

Melakukan penilaian
Merefleksi pembelajaran
PETA KOMPETENSI
PEDAGOGIK YANG HARUS DIKUASAI GURU
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
Permendikbud 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
No.16 pelajaran yang diampu
tahun 2007 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Untuk
kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran
10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
MEDIA PEMBELAJARAN

• Proses pembelajaran tentunya akan dapat dilaksanakan


dengan lebih baik apabila telah dirancang dengan baik pula
dengan berbagai pendekatan, model, metode, maupun strategi
pembelajaran termasuk Media Pembelajaran.
• Media pembelajaran berupa media fisik alat peraga, terdapat
pula media pembelajaran ICT (mengefektifkan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran).
• Penggunaan media ICT menguntungkan dalam aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotor serta menjembatani siswa dalam
memahami konsep abstrak dari obyek matematika melalui
pemanipulasian benda-benda nyata baik secara individu,
kelompok, maupun klasikal.
• Media pembelajaran diartikan bahwa segala sesuatu yang
dapat menjembatani informasi antara sumber informasi dan
penerima dapat dikatakan sebagai media
MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media teks berupa karakter huruf dan bilangan yang
disajikan dalam buku, poster, tulisan di papan tulis, dan
sejenisnya.
2. Media audio berupa yang dapat didengar misalnya suara
seseorang, musik, suara mesin, dan suara-suara lainnya.
3. Media visual berupa bagan, gambar, foto, grafik baik yang
disajikan dalam poster, papan tulis, buku, dan sebagainya.
4. Media bergerak berupa gambar bergerak misalnya video/film
dan animasi.
5. Media manipulatif adalah benda tiga dimensi yang dapat
disentuh dan digunakan dengan tangan oleh siswa
6. Manusia juga dapat berperan sebagai media pembelajaran.
Siswa dapat belajar dari guru, siswa yang lain, atau orang
lain
Pendidikan Calon Guru dengan
TPACK Model
Pengembangan dari
Pedagogical Content Knowledge
(PCK)
(Koehler & Mishra, 2009)
TPACK
Pedagogical Knowledge
Model Pengetahuan yang mendalam
tentang proses, praktik, dan
metode pengajaran, serta
pemahaman bahwa
Content Knowledge pengajaran dapat berubah
Pengetahuan tentang materi dengan menggunakan
Technology Knowledge
pelajaran yang diajarkan; teknologi baru.
Pengetahuan tentang
terma-suk fakta, konsep, keterampilan teknologi dasar dan
teori dan prosedur, serta Technology Pedagogical lanjutan, serta kemampuan untuk
penyelidikan di bidang Content Knowledge menyesuaikan teknologi baru.
Jalinan yang mendalam dari
tertentu.
Technology Content ketiga sumber utama
pengetahuan: Teknologi, Technological Pedagogical
Knowledge Pedagogi, dan Konten. Knowledge
Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang
bagaimana teknologi Pedagogical Content komponen dan kemampuan
dan konten saling Knowledge berbagai teknologi yang
Pengetahuan tentang digunakan dalam pengajaran
terkait. pedagogi yang
digunakan untuk
, pengajaran konten
tertentu.
Ruang Lingkup Sumber
Belajar,Media/Sarana Belajar, Alat
Permainan, APE, Alat Bantu ABK
SUMBER BELAJAR

Ruang Sumber Belajar


Tempat
Buku Khusus
MEDIA/SARANA
BELAJAR
Gambar Perpusta-
Media Alat
ALAT Elektronik kaan
Grafis
Nara- PERMAINAN
sumber APE Media
Media Alat Bantu ABK Media
Cetak
Cetak Papan
Benda/Barang Media
Alat Peraga
Budaya Elektronis
Alat Peraga
ARTI MEDIA DAN
MEDIA PEMBELAJARAN
~ Media adalah kata jamak dari medium yang artinya
pengantar atau perantara yang digunakan oleh
komunikator untuk menyampaikan pesan kepada
komunikan dalam mencapai efek tertentu.
~ Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi
kepada murid, sehingga murid tertarik minat dan
perhatiannya, terangsang pikiran dan perasaannya
pada kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
ARTI ALAT PERMAINAN, APE, ALAT
PERAGA, ALAT BANTU BELAJAR ABK

Alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan oleh


anak untuk memenuhi naluri bermainnya, sehingga
menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan
kesenangan, dan mengembangkan seluruh aspek
pengembangannya Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat
permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk
kepentingan pendidikan. Alat Peraga adalah alat yang digunakan
untuk memperagakan bagian-bagian atau langkah-langkah
contoh proses atau fungsi benda tertentu. Alat Bantu Belajar
ABK adalah alat- alat untuk membantu penguasaan dan
pengembangan kemampuan di bidang akademik dan non-
akademik anak berkebutuhan khusus yang disesuaikan dengan
jenis kebutuhan anak.
SISTEM DAN PROSES
PEMBELAJARAN

Pertanyaan: Unsur-unsur Unsur-unsur


Komunikasi: Pembelajaran:
1. Siapa? 1. Komunikator 1. Guru
2. Pesan 2. Materi Pembelajaran
2.Menyampaikan
apa? 3. Media 3. Media Pemb.
4. Komunikan 4. Murid
3. Melalui apa?
5.Kognitif,Afektif, 5. Tujuan Pembelajaran
4. Kepada siapa?
Psikomotor
5. Dengan efek apa?

Proses Pembelajaran

Perencanaan Pelaksanaan Penilaian


POSISI MEDIA PEMBELAJARAN
Pesan Lingkungan Efek

Pengkodean Pesan Penafsiran Pesan

Komunikator Media_______ Komunikan


Guru Media Pembelajaran Murid

Perwujudan Alat Indera

Materi Metode Tujuan


Pembelajaran Pembelajaran
FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Fungsi Umum:
~ Media sebagai pembawa pesan (Materi) dari sumber pesan
(Guru) ke penerima pesan (Murid) dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.

Fungsi Khusus:
~ Untuk menarik perhatian murid.
~ Untuk memperjelas penyampaian pesan.
~ Untuk mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan biaya.
~ Untuk menghindari terjadinya verbalisme dan salah tafsir.
~ Untuk mengaktifkan dan mengefektifkan kegiatan belajar
murid.
KEMAMPUAN MEDIA PEMBELAJARAN
 Kemampuan Fiksatif
Media dapat menangkap, menyimpan, dan menempilkan kembali suatu
obyek atau kejadian jika suatu saat diperlukan kembali.
 Kemampuan Manipulatif
Suatu obyek atau kejadian dengan menggunakan media dapat dirubah
penempilannya (ukuran atan kecepatannya) disesuaikan dengan
kebutuhan.
 Kemampuan Distributif
Suatu obyek atau kejadian dengan menggunakan media dapat
disebarluaskan ke wilayah yang lebih luas dengan jumlah penerima
yang lebih banyak.
LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
• Landasan Filosofis
Penggunaan media hasil teknologi modern dalam pembelajaran tidak akan
menghilangkan hubungan kemanusiaan antara guru dan murid tergantung
bagaimana cara memanfaatkannya.
• Landasan Psikologis
Belajar bagi manusia merupakan proses yang kompleks dan unik; melalui
persepsi; dan berjenjang dari konkrit ke abstrak.
• Landasan Teknologis
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu mempermudah guru
dalam mengajar dan mempermudah murid dalam belajar.
• Landasan Empiris
Berdasarkan pengalaman nyata dari hasil penelitian, murid yang diajar oleh
guru yang menggunakan media bervariasi dibandingkan dengan murid yang
diajar oleh guru tidak menggunakan media bervariasi, hasil belajarnya lebih
tinggi murid yang diajar oleh guru yang menggunnakan media bervariasi.
PERANGKAT MEDIA PEMBELAJARAN
 Materials adalah bahan yang digunakan untuk menyimpan materi
pelajaran. Contohnya: kertas, plastic, film, CD, pita kaset, flashdisk.
 Equipment adalah berupa peralatan khusus yang digunakan untuk
memperjelas penampilan materi pelajaran yang terdapat pada bahan.
Contohnya; OHP, tape recorder, kamera, televisi, laptop, computer, VCD
player, LCD proyektor dll.
 Hardware yaitu perangkat keras berupa peralatan yang digunakan untuk
menampilkan pesan (materi) yang terdapat pada bahan. Contohnya sama
dengan contoh benda equipment.
 Software yaitu perangkat lunak berupa isi pesan yang terdapat pada bahan
yang akan disampaikan kepada murid. Contohnya; tulisan, gambar, warna,
suara, gerak, simbol visual, dll.
PRINSIP PENGGUNAAN
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media harus merupakan bagian integral dari sistem
pembelajaran.
2. Tidak ada satu media yang dipakai dengan meniadakan
media yang lain.
3. Media tertentu lebih tepat dipakai untuk materi tertentu
daripada media yang lain.
4. Tidak ada satu media untuk segala macam kegiatan
belajar.
5. Penggunaan media sejenis sekaligus banyak tidak
memperjelas penyampaian materi.
6. Secara umum, penampilan media diusahakan bersifat
positif, harus dipersiapkan.
7. Murid harus ikut bertanggungjawab pada media.
8. Melibatkan murid untuk menanggapi dalam penggunaan
media.
Kriteria media dan alat
permainan yang baik untuk anak
1. Aman
 Tidak ada serat kayu-bambu
 Tidak ada bulu gatal
 Tidak tajam/runcing
 Cat tidak beracun
 Paku tidak menonjol
2. Sesuai dengan tujuan dan fungsi
3. Rapih dan indah
 Ukuran yang presisi(ketepatan)
 Pemotongan dan perakitan
 Menerapkan unsur dan prinsip desain
4. Menarik,menyenagkan,tidak membosankan
5. Dapat digunakan individual , kelompok , klasikal
6. Menimbulkan kreativitas anak
Bahan baku pembuatan alat
permainan
 Bambu  Rafia
 Kayu  Kapuk
 Kardus  Karton , Kertas
 Busa  Kulit, Bulu. Rambut
 Styrofoam  Karet
 Tekstil  Infraboat / plastik
 Benang,Pita  Hardboard
 Pelepah  Logam, Tulang
 Biji-bijian  Tanah. Pasir. Air
 Daun kering  Fiberglas. Karvet
 Bunga kering  Kemasan bekas
 Ranting kering  Plastisin , tepung
KLASIFIKASI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA MEDIA PEMBELAJARAN


MODERN
Media Dua Dimensi
1. Media Grafis: Sketsa, gambar, grafik, bagan, Media Proyeksi:
poster, kartoon dll. 1. OHP
2. Media Papan: Papan tulis, P. flanel, P. buletin, 2. Proyektor Slide
P. magnet dll. 3. Proyektor Filmstrip
3. Media Cetak: Buku, majalah, koran, tabloid, 4. Proyektor Opaque
kamus, ensiklopedia, peta dll. 5. Proyektor LCD

Media Tiga Dimensi Media Non-Proyeksi:


1. Media Benda Sebenarnya/Asli: 1. Radio, Tape Recorder
a. Widyawisata 2. Video; VCD, DVD
b. Specimen 3. Televisi (TV)
2. Media Benda Tiruan/Model: 4. Video Games: Spica,nitendo
a. Jenis Model e. Diorama PS , PSP
b. Topeng f. Ritatoon 5. Hand Phone
c. Boneka g. Rotatoon 6. Komputer , Laptop
d. Mock-up
TEORI BELAJAR

Memahami berbagai teori belajar dan


prinsip-prinsip pembelajaran yang
2.Menguasai teori mendidik terkait dengan mata pelajaran
belajar dan yang diampu.
prinsip-prinsip
pembelajaran Menerapkan berbagai pendekatan,
yang mendidik. strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara
kreatif dalam mata pelajaran yang
diampu.
Lampiran (Permendiknas) No. 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru:
“Penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik menjadi salah satu
unsur kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru”.
TEORI BELAJAR

• Guru yang menerapkan suatu teori belajar dalam PBM, maka


harus memahami seluk beluk teori belajar.
• Teori Belajar adalah teori yang mempelajari perkembangan
intelektual (mental) siswa.
• Terdapat dua aliran dalam psikologi belajar, yakni aliran psikologi
tingkah laku (behavioristic) dan aliran psikologi kognitif

1. Teori belajar behavioristik, merupakan suatu keyakinan bahwa


pembelajaran terjadi melalui hubungan stimulus (rangsangan)
dan respon (response). 4 (empat) teori belajar tingkah laku
(behavioristik ) yaitu:

a) Teori belajar Thorndike


b) Teori belajar Skinner
c) Teori belajar Pavlov, dan
d) Teori belajar Bandura
Teori-Teori Belajar
Pakar Teori Belajar
Teori Belajar Pakar
Behavioristik Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin
Guthrie, Skinner
Kognitivistik Piaget, Ausubel, Bruner, Koffka,
Kohler, Wetheimer, Dienes
Humanistik Bloom, Krathwohl, Kolb, Honey,
Mumford, Habermas, Dewey
Sinektik Landa, Pask, Scott
a) TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK : THORNDIKE (Stimulus -
Respon)
• Hukum belajar (Law of effect), belajar akan lebih berhasil bila
respon siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa
senang atau kepuasan, dengan cara mendapatkan pujian atau
ganjaran lainnya.
• Terdapat beberapa dalil atau hukum yang terkait dengan teori
stimulus-respon :
1. Hukum kesiapan (law of readiness) menjelaskan kesiapan
seorang anak dalam melakukan suatu kegiatan.
2. Hukum latihan (law of exercise) menyatakan jika stimulus-
respon sering terjadi, maka akan semakin kuat, sedangkan jika
stimulus-respon jarang dipergunakan, maka makin lemah
hubungan yang terjadi.
3. Hukum akibat (law of effect), terbentuknya antara stimulus
dan respon, diikuti oleh suatu kepuasan, kepuasan yang
terlahir dari adanya ganjaran dari guru dan anak cenderung
untuk berusaha melakukan atau meningkatkan apa yang telah
dicapainya.
Proses Belajar Menurut Teori Behaviorisme

Penguatan +

Stimulus Proses Respon

Penguatan -
Aspek-aspek Teori Belajar Behaviorisme

Teori Belajar Behaviorisme

Kosep Belajar Proses Belajar

Belajar Melalui Stimulus-


Tingkah Laku Teramati Respon

Latihan Berulang
Belajar Jika Ada Stimulus
dan Siap Mental
Motivasi Eksternal
Hasil Belajar :
• Pengetahuan Terstruktur Contoh PBM:
• Keterampilan Dasar TCL, Ceramah, Latihan
b) TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK : PAVLOV

Pavlov terkenal dengan teori belajar


klasik yang disebut konsep pembiasaan
(conditioning), agar siswa belajar dengan baik
maka harus dibiasakan.

Contoh : agar siswa mengerjakan soal PR dengan


baik, biasakanlah dengan memeriksanya,
menjelaskannya, atau memberi nilai terhadap
hasil pekerjaannya.
c) TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK : SKINNER

• Ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang


amat penting dalam proses belajar karena merupakan
respon yang sifatnya menggembirakan dan tingkah laku
yang sifatnya subjektif dan lebih mengarah pada hal-hal
yang dapat diamati dan diukur (Skinner).
• Penguatan (stimulus) positif, jika meningkatkan perilaku
anak dalam melakukan pengulangan perilaku positifnya
(hadiah atau pujian akan memotivasi anak untuk rajin
belajar dan mempertahankan prestasinya).
• Jika respon siswa kurang/tidak diharapkan dalam
menunjang tujuan pengajaran, maka segera diberi
penguatan negatif agar tidak diulangi lagi dan berubah
menjadi respon yang sifatnya positif. Penguatan negatif
ini bisa berupa teguran, peringatan, atau sangsi
(hukuman edukatif).
d) TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK : BANDURA

• Siswa belajar melalui meniru, meniru bukan berarti


menyontek, tetapi meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang
lain, terutama guru, Jika prilaku guru baik, maka siswa akan
menirunya dan begitupula sebaliknya, sehingga Guru
menjadi Manusia Model yang Profesional (Bandura).
• Teori belajar sosial dari Bandura merupakan gabungan teori
belajar behavioristik dengan penguatan dan psikologi
kognitif, dengan prinsip modifikasi perilaku.
• Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) Bandura
didasarkan pada tiga konsep, yaitu:
1.Reciprocal determinism (interaksi timbal-balik yang terus
menerus antara kognitif, tingkah laku, dan lingkungan)
2.Beyond reinforcement (Belajar melalui observasi tanpa
ada reinforcement yang terlibat, maka tingkah laku
ditentukan oleh antisipasi konsekuensi.
3.Self-regulation/cognition, (mengatur diri sendiri dan
mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri)
d) TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK : BANDURA

Prinsip dasar belajar sosial (social learning) adalah:

1. Peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku


(modeling)

2. Mengubah perilaku sendiri melalui penyaksian


cara orang/kelompok orang yang mereaksi/
merespon sebuah stimulus tertentu.

3. Mempelajari respons-respons baru dengan cara


pengamatan terhadap perilaku contoh dari orang
lain, misalnya: guru/orang tuanya.
Teori Kognetivisme
Pengorganisasian Aspek-aspek
kognitif dan persepsi untuk
memperoleh pemahaman

Belajar
Perubahan Persepsi dan
Pemahaman akibat interaksi
dengan lingkungan
Teori Piaget
• Proses kognitif
– Asimilasi
– Akomodasi
– Equilibrium
• Perkembangan kognitif
– Sensorimotor
– Praoperasional
– Operasional kongret
– Operasional formal
• Sensori motorik:
Memberikan berbagai macam objek dengan
berbagai bentuk, ukuran, dan warna untuk
digunakan oleh bayiBayi harus dibebaskan
untuk terlibat secara aktif dengan lingkungan,
misalnya menjatuhkan benda-benda,
meremas mainan, melempar, meraba,
ataupun menarik benda-benda di sekitar
mereka, sebab bayi memang belajar dengan
cara ini (sensori dan motorik).
Kemampuan Kognitif Masa Pra-operasional
• Pemusatan (centering) yang diartikan sebagai
kecenderungan anak untuk memusatkan pikiran pada
satu bagian tertentu dari objek ataupun aktivitas.
• Egosentrisme, merupakan karakter utama baik dalam
tahap sensori motorik maupun tahap pra-operasional.
Bagi anak-anak usia ini, segala sesuatu berjalan
menurut kehendak mereka dan pendapat orang lain
tidak berarti.
• Anak-anak pada tahap ini tidak dapat membalik proses
berpikir (irreversibility). Mereka mungkin dapat diajari
bahwa 2+2=4, tetapi mereka tidak dapat memahami
bahwa 4-2=2
TEORI BELAJAR : VYGOTSKY
• Pandangan konstruktivisme tentang belajar, individu
akan menggunakan pengetahuan dan pengalaman
pribadinya untuk membantu memahami masalah atau
materi baru.
• Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi
suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial.
• Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu Zone of
Proximal Development (ZPD) dan Scaffolding.
• ZPD merupakan jarak antara tingkat perkembangan aktual
dan tingkat perkembangan potensial.
• Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan
kepada siswa pada tahap awal pembelajaran, kemudian
mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar
setelah ia dapat melakukannya.
Pendidikan Pada Pra-operasional
• Imitasi; anak-anak dapat menirukan objek atau aktivitas yang baru
disaksikannya.
• Permainan simbolis; misalnya berpura-pura sebagai orang lain, atau
berpura-pura sedang tidur, dan lain sebagainya.
• Menggambar; kegiatan ini menjadi sarana proyeksi bagi keadaan mental
mereka. Karya seni mereka merupakan gambaran atau refleksi
kemampuan berpikir dan apa yang sedang mereka pikirkan.
• Kesan mental; anak-anak usia ini dapat secara mental menghadirkan
objek dan kejadian, tetapi tidak dapat mengubah atau mengantisipasi
perubahan dalam pikiran mereka.
• Bahasa; merupakan ‘kendaraan’ bagi pikiran. Jadi orang-orang di sekitar
mereka harus memberikan kebebasan pada mereka untuk berbicara,
baik dengan orang dewasa maupun anak-anak seusianya.
Kemampuan kognitif operasional formal;
• Mampu memisahkan antara kenyataan dengan
kemungkinan. Mereka berusaha melihat semua
kemungkinan hubungan dalam berbagai situasi
atau masalah dan kemudian, melalui percobaan
mental dan analisis logis berusaha menemukan
mana yang benar.
• mereka berpikir dengan gagasan-gagasan; artinya
mereka tidak hanya menggunakan fakta-fakta
tapi juga pernyataan-pernyataan atau gagasan-
gagasan yang berisi data kongkrit. Mereka dapat
menggunakan konsep-konsep abstrak dengan
mudah,mereka mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi dan membuat kombinasi
antar variabel sebanyak mungkin.
TEORI BELAJAR : VYGOTSKY

Tiga Tahap Pengkonstruksian Pengetahuan


TEORI BELAJAR : Van Hiele
• Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman
geometri yaitu: pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi, dan
akurasi.
B. TEORI BELAJAR : Ausubel
• Ausubel memberi penekanan pada proses belajar yang
bermakna
TEORI BELAJAR : Bruner
• Aliran psikologi belajar kognitif yang memberikan
dorongan agar pendidikan memberikan perhatian pada
pentingnya pengembangan berpikir.
• Bruner banyak memberikan pandangan mengenai
perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia
belajar atau memperoleh pengetahuan, menyimpan
pengetahuan dan mentransformasikan pengetahuan.
• Dalam bukunya (Bruner, 1960) mengemukakan 4 tema
pendidikan, yakni:
1) Pentingnya arti struktur pengetahuan
2) Kesiapan (readiness) untuk belajar
3) Nilai intuisi dalam proses pendidikan
4) Motivasi atau keinginan untuk belajar beserta cara-
cara yang dimiliki para guru untuk merangsang
motivasi itu.
TEORI BELAJAR : Bruner

• Belajar sebagai Proses Kognitif, belajar melibatkan tiga


proses yang berlangsung hampir bersamaan :
1) Memperoleh informasi baru
2) Transformasi informasi
3) Menguji relevan informasi dan ketepatan pengetahuan.

• Bruner mengemukakan 3 sistem keterampilan (3 cara


penyajian) untuk menyatakan kemampuan-kemampuan
secara sempurna.
1)Cara penyajian enaktif (melalui tindakan), anak terlibat
secara langsung dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek.
2)Cara penyajian ikonik, pengetahuan disajikan melalui
serangkaian gambar-gambar atau grafik, yang dilakukan anak
berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari
objek-objek yang dimanipulasinya.
3)Cara penyajian simbolik, didasarkan pada sistem berpikir
abstrak, arbitrer, dan lebih fleksibel.
DESAIN PEMBELAJARAN
Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran
yang mendidik
Mengembangkan komponen-komponen rancangan
pembelajaran

Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik


untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun
lapangan
4.Menyelenggarakan
pembelajaran yang Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
mendidik. laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan
standar keamanan yang dipersyaratkan

Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar


yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh

Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran


yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang
DESAIN PEMBELAJARAN
Pendekatan saintifik (dalam pembelajaran) dan metode saintifik

• Permendikbud No.103 tahun 2014 dinyatakan


“Pembelajaran pada K-13 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran
kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan
budaya, misalnya Discovery Learning, Project-based Learning,
Problem-based Learning, Inquiry learning”
• Pendekatan saintifik disebut pendekatan berbasis proses
keilmuan. Artinya proses untuk memperoleh pengetahuan
(ilmiah) secara sistematis dan berakar pada metode ilmiah
(saintific method).
• Pendekatan saintifik sangat relevan dengan teori belajar
Bruner (penemuan), Piaget (pembentukan dan
perkembangan skema), dan Vygotsky (kemampuan
pemecahan masalah)
DESAIN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

a) Meningkatkan kemampuan intelektual,


khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik,

b) Membentuk kemampuan peserta didik dalam


menyelesaikan suatu masalah secara sistematik,

c) Memperoleh hasil belajar yang tinggi,

d) Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan


ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah,
serta

e) Mengembangkan karakter peserta didik.


DESAIN PEMBELAJARAN
Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
1) Berpusat pada peserta didik
2) Membentuk students’ self concept
3) Menghindari verbalisme
4) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
5) Mendorong terjadinya peningkatan kecakapan berpikir peserta
didik
6) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
7) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi
8) Memungkinkan adanya proses validasi terhadap konsep, hukum,
dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur
kognitifnya.
9) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi
konsep, hukum, atau prinsip,
10) Melibatkan proses kognitif dalam merangsang perkembangan
intelektual
DESAIN PEMBELAJARAN
Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

1) Melakukan pengamatan terhadap aspek-aspek dari


suatu fenomena untuk mengidentifikasi masalah
2) Merumuskan pertanyaan berkaitan dengan
masalah yang ingin diketahui dan menalar untuk
merumuskan hipotesis berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki
3) Mencoba/mengumpulkan data atau informasi
dengan berbagai teknik
4) Mengasosiasi/menganalisis data atau informasi
untuk menarik kesimpulan
5) Mengkomunikasikan kesimpulan
6) Mencipta
DESAIN PEMBELAJARAN
5 langkah kegiatan belajar dalam pendekatan saintifik
1. Mengamati (observing), siswa mendapatkan
pengetahuan faktual, pengalaman, dan serangkaian
informasi yang belum diketahui (gap of knowledge)
2. Menanya (questioning), siswa merumuskan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
3. Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting),
siswa mengumpulkan data melalui berbagai teknik
4. Menalar atau mengasosiasi (associating), siswa
mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
5. Mengomunikasikan (communicating), siswa
menyampaikan simpulan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau menyampaikan melalui media lain
Model Pembelajaran
• Kerangka konseptual berupa pola prosedur
sistematik berdasarkan teori untuk
mengorganisasikan pembelajaran untuk
mencapai tujuan
• Terkait dengan pemilihan strategi dan
pembuatan struktur metode, keterampilan,
dan aktivitas peserta didik
• Ciri utamanya adanya tahapan atau sintaks
pembelajaran
Strategi Pembelajaran
• Rencana tindakan termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya dalam pembelajaran.
• Strategi pembelajaran menentukan
pendekatan yang dipilih guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran
• Strategi pembelajaran merupakan suatu
konsep yang dipilih untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Strategi Pembelajaran
• Strategi pembelajaran meliputi:
– Pendekatan pembelajaran
– Metode pembelajaran
– Teknik pembelajaran
Hubungan antara Model, Strategi, Metode, dan
Keterampilan Mengajar
Metode Pembelajaran
• Langkah operasional atau cara yang
digunakan untuk menerapkan strategi
pembelajaran yang dipilih
• Cara menyampaikan materi pelajaran
dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran
Keterampilan Mengajar
• Kemampuan dalam melakukan aktivitas
mengajar, mulai dari membuat perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran
• sekumpulan asumsi yang saling berhubungan
dan terkait dengan pembelajaran.
• Sudut pandang guru terhadap proses
pembelajaran secara umum berdasarkan
teori tertentu, yang mendasari pemilihan
strategi dan metode pembelajaran.
– Pembelajaran berpusat pada guru
– Pembelajaran berpusat pada siswa
Teacher Centre

Informasi/
Guru Peserta Didik
Pengetahuan

Keluarga dan
Masyarakat
Student centre

Peserta
Didik
DESAIN PEMBELAJARAN : MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Berbasis Masalah
• Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), merancang
pembelajaran yang mendasarkan pada masalah nyata
sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended)
atau kasus aktual.
• Tujuan PBM untuk mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial,
keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau
memperoleh pengetahuan baru.
• Prinsip-prinsip PBM
a) Penggunaan masalah nyata (otentik)
b) Berpusat pada peserta didik (student-centered)
c) Guru berperan sebagai fasilitator
d) Kolaborasi antar peserta didik
e) Sesuai dengan paham konstruktivisme (peserta didik
untuk secara aktif memperoleh pengetahuannya sendiri)
DESAIN PEMBELAJARAN : MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Berbasis Masalah

• Tahapan-tahapan PBM
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi peserta didik logistik yg dibutuhkan
kepada masalah  Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam
pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2 • Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan danmengorganisasikan tugas belajar yang
peserta didik berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3 • Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
penyelidikan individu dan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
kelompok masalah
Fase 4 • Membantu peserta didik dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model
menyajikan hasil karya dan berbagi tugas dengan teman
Fase 5 • Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
Menganalisa dan dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
DESAIN PEMBELAJARAN : MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Berbasis Projek
• Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah kegiatan
pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai
proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
• Tujuan PBP adalah :
a) Memperoleh pengetahuan & ketrampilan baru dalam pembelajaran
b) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah projek.
c) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah
projek yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang
atau jasa.
d) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan
tugas/projek.
e) Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang
bersifat kelompok.
DESAIN PEMBELAJARAN : MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Berbasis Projek

• Prinsip-prinsip PBP adalah :


1. Berpusat pada peserta didik dalam tugas-tugas projek.
2. Tugas projek menekankan kegiatan penelitian
berdasarkan tema atau topik pembelajaran.
3. Tema/topik tersebut dikembangkan dari suatu KD
tertentu atau gabungan beberapa KD dalam suatu mata
pelajaran, atau gabungan beberapa KD antarmata
pelajaran.
4. Penyelidikan/eksperimen dilakukan secara otentik dan
menghasilkan produk nyata yang disusun dalam bentuk
produk (laporan atau hasil karya).
5. Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka
dan tugas mandiri dalam fasilitasi dan monitoring oleh
guru.
DESAIN PEMBELAJARAN : MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Berbasis Projek

langkah-langkah PBP

Perancangan Penyusunan
Penentuan langkah-langkah Jadwal
Projek penyelesaian Pelaksanaan
projek Projek

Penyusunan laporan Penyelesaian


dan projek dengan
presentasi/publikasi fasilitasi dan
hasil projek monitoring guru
D.DESAIN PEMBELAJARAN : MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Inkuiri
• Pembelajaran Inkuiri (PI) merupakan proses pembelajaran
yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui
proses berpikir secara sistematis
• Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan
penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri
(bukan hasil mengingat sejumlah fakta).
• Karakteristik dari Pembelajaran Inkuiri:
1) Menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
2) Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses
pencarian.
3) Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta
didik dalam belajar.
4) Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
merumuskan kesimpulan.
D.DESAIN PEMBELAJARAN : MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Inkuiri
• Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri (PI)

2. MERUMUSKAN
1. ORIENTASI
MASALAH

4.
3. MERUMUSKAN
MENGUMPULKAN
HIPOTESIS
DATA

5. MENGUJI 5. MERUMUSKAN
HIPOTESIS KESIMPULAN
DESAIN PEMBELAJARAN : MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning)

• Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning) adalah


pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan
hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta didik
• 3 ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi
dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan
dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada peserta
didik; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada.
• Karakteristik dari pembelajaran menemukan:
1) Peran guru sebagai pembimbing.
2) Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan.
3) Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta
didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan.
DESAIN PEMBELAJARAN
Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning)

• Langkah-Langkah Pembelajaran Menemukan


PETA KOMPETENSI
Permendikbud No.16 tahun 2007
5. Memanfaatkan
teknologi Memanfaatkan teknologi informasi dan
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang
komunikasi Untuk
diampu.
kepentingan
pembelajaran.

Menyediakan berbagai kegiatan


6. Memfasilitasi pembelajaran untuk mendorong
pengembangan peserta didik mencapai prestasi secara
potensi peserta optimal
didik untuk
mengaktualisasik Menyediakan berbagai kegiatan
an berbagai
pembelajaran untuk
potensi yang
dimiliki.
mengaktualisasikan potensi peserta
didik, termasuk kreativitasnya
PETA KOMPETENSI
Permendikbud No.16 tahun 2007

Memahami berbagai strategi


berkomunikasi yang efektif, empatik,
7. Berkomunikasi dan santun, secara lisan, tulisan,
secara efektif, dan/atau bentuk lain.
empatik, dan
Berkomunikasi secara efektif, empatik,
santun dengan
peserta didik dan santun dengan peserta didik
dengan bahasa yang khas dalam
interaksi kegiatan/permainan yang
mendidik yang terbangun secara
siklikal dari (a) penyiapan kondisi
psikologis peserta didik untuk ambil
bagian dalam permainan melalui
bujukan dan contoh, (b) ajakan
kepada peserta didik untuk ambil
bagian, (c) respons
F. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
• Sesuai dengan SKL dan SI, Prinsip pembelajaran yang digunakan:
1. dari “diberi tahu” menuju “mencari tahu”;
2. dari guru (sumber belajar) menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;
3. dari pendekatan tekstual menuju pendekatan ilmiah;
4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal multi dimensi;
7. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara hardskills dan softskills;
9. Pembelajar sepanjang hayat;
10.Menerapkan nilai-nilai ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso,
dan tut wuri handayani;
11.pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12.pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13.Pemanfaatan TIK untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran;
14.Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik..
F. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

a. Silabus; merupakan acuan penyusunan kerangka


pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.
Silabus paling sedikit memuat:
1) Identitas mata:
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan
kelas;
3) Kompetensi inti;
4) Kompetensi dasar;
5) Tema;
6) Materi pokok;
7) Pembelajaran;
8) Penilaian;
9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam
struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun;
10) Sumber belajar;
11) Silabus dikembangkan berdasarkan SKL dan SI
F. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan


pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu;
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional;
7) KD dan IPK;
8) Materi pembelajaran:
9) Metode pembelajaran;
10) Media pembelajaran;
11) Sumber belajar;
12) Langkah-langkah pembelajaran; dan
13) Penilaian hasil pembelajaran.
F. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
F. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
F. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
F. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi


kegiatan pendahuluan, inti dan penutup:
1) Kegiatan Pendahuluan; Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib
a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk PBM
b) Memberi motivasi belajar
c) Mengajukan pertanyaan yang berkaitan pengetahuan sebelumnya
d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai
e) Menyampaikan cakupan materi sesuai silabus
2) Kegiatan Inti, Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran.
3) Kegiatan Penutup, guru bersama siswa (individual/kelompok)
melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a) seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran
b) memberikan umpan balik
c) melakukan kegiatan tindak lanjut (pemberian tugas)
d) Menginformasikan kegiatan pembelajaran berikutnya
Selesai
C. KURIKULUM 2013
• Memahami prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum

• Menentukan tujuan pembelajaran yang


diampu
• Menentukan pengalaman belajar yang sesuai
3. Mengembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
kurikulum yang diampu
terkait dengan mata • Memilih materi pembelajaran yang diampu
pelajaran yang yang terkait dengan pengalaman belajar dan
diampu tujuan pembelajaran.
• Menata materi pembelajaran secara benar
sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik

• Mengembangkan indikator dan instrumen


penilaian.
C.KURIKULUM 2013
• Kurikulum sebagai satu kesatuan dari beberapa
komponen pastilah ada memiliki peran dan fungsi.
• Fungsi Kurikulum :
a) Fungsi umum pendidikan (mempersiapkan siswa agar
bertanggung jawab)
b) Suplementasi (memberikan pelayanan kepada setiap siswa).
c) Eksplorasi (menemukan dan mengembangkan minat dan bakat
siswa).
d) Keahlian (mengembangkan kemampuan siswa berdasarkan
keahliannya).

• Prinsip Kurikulum :
a) Relevansi
b) Fleksibiltas
c) Kontinuitas
d) Efisiensi dan Efektivitas
C.KURIKULUM 2013
• Komponen terpenting implementasi kurikulum adalah
pelaksanaan proses pembelajaran yang diselenggarakan di
dalam dan/atau luar kelas untuk membantu peserta didik
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
• Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses:
“proses pembelajaran menggunakan pendekatan atau
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran”
• Pendekatan dan metode (Standar Proses) adalah
pendekatan saintifik, inkuiri, PBM dan PBPj pada semua
mata pelajaran.
• Pendekatan/metode lainnya yang dapat diimplementasikan
antara lain pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
kooperatif.
• Kerangka pengembangan kurikulum 2013, ada 4 standar yang
berubah, yakni SKL, Standar Proses, Standar Isi, dan Standar
Penilaian.
C.KURIKULUM 2013

Standar Standar Proses


Kompetensi
Lulusan

Standar Isi Standar Penilaian


C.KURIKULUM 2013

Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
Kompetensi Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard
Lulusan skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
Kedudukan Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran
mata berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
pelajaran kompetensi.
(ISI)
Pendekatan Kompetensi dikembangkan melalui:
(ISI) Tematik Mata Mata pelajaran Vokasinal
terpadu dalam pelajaran
semua mata
pelajaran
C.KURIKULUM 2013

KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket


Mapel tertentu mendu- Tiap mapel mendukung semua kompetensi Semua
kung kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan) Jenjang
tertentu
Mapel dirancang berdiri Mapel dirancang terkait satu dgn yang lain dan Semua
sendiri dan memiliki memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh Jenjang
kompetensi dasar sendiri kompetensi inti tiap kelas
Bahasa Indonesia sejajar Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain SD
dgn mapel lain (sikap dan keterampilan berbahasa)
Tiap mata pelajaran Semua mapel diajarkan dengan pendekatan yang Semua
diajarkan dengan sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, Jenjang
pendekatan berbeda mencoba, menalar,....
Tiap jenis konten Bermacam jenis konten pembelajaran dia-jarkan SD
pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain (cross
terpisah [separated curriculum/integrated curriculum)
curriculum] Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan SD
dijadikan penggerak konten pembelajaran
lainnya
C.KURIKULUM 2013
• Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor:
1.Tantangan internal (tuntutan pendidikan yang
mengacu kepada 8 SNP)
2.Tantangan eksternal (arus globalisasi, pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan)

• Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik:


1.Tantangan internal (tuntutan pendidikan yang
mengacu kepada 8 SNP)
2.Tantangan eksternal (arus globalisasi, pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan)
C.KURIKULUM 2013
Keterkaitan KI dan SKL dalam Pembelajaran

Catatan :
KI : Kompetensi Inti
KD : Kompetensi Dasar
IPK : Indikator Pencapaian Kompetensi
SKL : Standar Kompetensi Lulusan
A. KARAKTERISTIK SISWA
Memahami dari aspek fisik, intelektual,
sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar
1. Menguasai belakang sosial-budaya.
karakteristik
peserta didik Mengidentifikasi potensi peserta didik
dari aspek fisik,
moral, spiritual,
dalam mata pelajaran yang diampu
sosial, kultural, Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta
emosional, dan
intelektual.
didik dalam mata pelajaran yang diampu

Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta


didik dalam mata pelajaran yang diampu

Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan individu aktif,


maka tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan
metode pembelajaran yang digunakan, harus benar-benar
sesuai dengan karakteristik siswa.
A. KARAKTERISTIK SISWA

Metode dalam psikologi perkembangan,


ada 2 metode yaitu longitudinal dan
cross sectional.
Perbedaan
karakteristik Pendekatan dalam psikologi
anak perkembangan, pendekatan menyeluruh
dipengaruhi atau pendekatan khusus
oleh Psikologi
perkembangan Teori perkembangan;
1. Teori menyeluruh / global (Rousseau,
Stanley Hall, Havigurst).
2. Teori yang termasuk khusus / spesifik
(Piaget, Kohlbergf, Erikson)
F. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

1. Teknik penilaian, dipilih sesuai dengan tuntutan KD.


a) Penilaian sikap menggunakan teknik observasi,
penilaian diri, dan penilaian antar teman.
b) Penilaian pengetahuan menggunakan teknik penilaian
tes tertulis, penugasan dan portofolio.
c) Penilaian keterampilan menggunakan teknik penilaian
kinerja, projek, dan portofolio.
2. Instrumen penilaian dirancang untuk aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan pada setiap pertemuan
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan, Pembelajaran
remedial pada dasarnya mengubah strategi atau metode
pembelajaran untuk KD yang sama. Strategi pembelajaran
pengayaan dapat dalam bentuk tugas mengerjakan soal-
soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas
buku-buku referensi dan mewawancarai nara sumber
PETA KOMPETENSI
Permendikbud No.16 tahun 2007
Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran yang diampu
Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar
yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu
Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses
8. Menyelenggara
dan hasil belajar
kan penilaian
dan evaluasi Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi
proses dan proses dan hasil belajar
hasil belajar Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan dengan
mengunakan berbagai instrumen
Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar
untuk berbagai tujuan

Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar


PETA KOMPETENSI
Permendikbud No.16 tahun 2007
Menggunakan informasi hasil penilaian
dan evaluasi untuk menentukan
ketuntasan belajar
9.Memanfaatkan Menggunakan informasi hasil penilaian
hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program
dan evaluasi remedial dan pengayaan
untuk
kepentingan Mengkomunikasikan hasil penilaian
pembelajaran dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan

Memanfaatkan informasi hasil penilaian


dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
G. PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

• Setiap penilaian, 3 elemen mendasar yang saling


berhubungan, yaitu:
1. Aspek prestasi yang akan dinilai (kognisi),
2. Tugas-tugas, mengumpulkan bukti tentang prestasi siswa
(observasi), dan
3. Metode, menganalisis bukti yang dihasilkan dari tugas-
tugas (interpretasi)
• Permendikbud No. 81A tahun 2013 istilah penilaian
(assesment) terdiri dari tiga kegiatan, yakni
pengukuran, penilaian, dan evaluasi
• Permendikbud No. 53 tahun 2015 penilaian hasil
belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/bukti.
• Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Standar Penilaian
Pendidikan.
G. PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN
• Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam
bentuk penilaian autentik dan non-autentik.
• Penilaian autentik merupakan pendekatan utama dalam
penilaian hasil belajar oleh pendidik. Bentuk penilaian
autentik mencakup:
1) Penilaian berdasarkan pengamatan
2) Tugas ke lapangan
3) Portofolio
4) Projek
5) Produk
6) Jurnal
7) Kerja laboratorium
8) Unjuk kerja
9) Penilaian diri.
• Bentuk penilaian non-autentik mencakup: (1) tes, (2)
ulangan, dan (3) ujian.
G. PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

• Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk


memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian, secara
khusus berfungsi untuk:
1. Memantau kemajuan belajar;
2. Memantau hasil belajar; dan
3. Mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan.
• Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk
ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang
diperlukan:
a. Mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta
Didik;
b. Memperbaiki proses pembelajaran; dan
c. Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah
semester, akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan
kelas.
G. PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

• Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik:


1. Prinsip umum penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi:
sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, holistik dan
berkesinambungan, sistematis, akuntabel, dan edukatif.
2. Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi:
a) Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;
b) Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;
c) Berkaitan dengan kemampuan peserta didik;
d) Berbasis kinerja peserta didik;
e) Memotivasi belajar peserta didik;
f) Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar
peserta didik;
g) Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi
responnya;
h) Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
G. PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

1. Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi:


j) Mengembangkan kemampuan berpikir divergen;
k) Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran;
l) Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;
m) Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;
n) Terkait dengan dunia kerja;
o) Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia
nyata; dan
p) Menggunakan berbagai cara dan instrument.

Skala Penilaian dan Ketuntasan


Predikat untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A
= sangat baik, B = baik, C = cukup, dan D = kurang. Skala penilaian
untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan
diperoleh dengan cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi
setiap KD selama satu semester.
PETA KOMPETENSI
Permendikbud No.16 tahun 2007
Melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan

10. Melakukan
tindakan Memanfaatkan hasil refleksi untuk
reflektif untuk perbaikan dan pengembangan
peningkatan pembelajaran dalam mata pelajaran
kualitas yang diampu
pembelajaran.

Melakukan penelitian tindakan kelas


untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam mata pelajaran
yang diampu.
H. REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PTK

• Refleksi pembelajaran merupakan kegiatan evaluasi diri


bagi seorang guru dalam melihat kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
• Evaluasi diri guru dalam melaksanakan pembelajaran
dapat berupa
1) Penilaian tertulis maupun lisan oleh peserta didik
(siswa) terhadap gurunya,
2) Penilaian atau observasi pelaksanaan pembelajaran
oleh teman sejawat,
3) Evaluasi diri guru dengan melakukan analisis hasil tes
tertulis, lisan maupun penugasan terhadap siswa yang
diampunya.
• Refleksi pembelajaran perlu untuk mengetahui kekurangan
dan kelemahan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan
agar memperbaiki pembelajaran berikutnya.
H. REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PTK

• Permasalahan yang terjadi pada guru antara lain:


1) Guru merasa kurang berhasil dalam melaksanakan
pembelajaran
2) Guru kurang memahami bahwa sering terjadi miskonsepsi,
penurunan motivasi, dan minat belajar rendah dalam PBM.
• Dari permasalahan di atas, maka diperlukan bahan referensi
berupa modul dalam meningkatkan mutu pembelajaran, dengan
melakukan refleksi pembelajaran serta melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).

• Kegiatan Refleksi dalam Pembelajaran, dalam setiap kegiatan


pembelajaran guru seharusnya memulai dari (1) kegiatan
menyusun perencanaan, (2) melaksanakan pembelajaran, (3)
melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan, dan (4) tindak lanjut.
H. REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PTK

• Teknik Kegiatan Refleksi Pembelajaran, antara lain (1) penilaian


guru oleh peserta didik, (2) evaluasi proses dan hasil belajar, (3)
diagnosis kesulitan belajar, dan (4) penilaian guru oleh teman
sejawat.
• Penilaian guru oleh peserta didik, dilakukan dalam PBM berupa
penilaian tertulis maupun lisan (umumnya tulisan) oleh anak
didik kepada guru, berisi ungkapan kesan, pesan, harapan
serta kritik membangun atas pembelajaran yang dilakukan oleh
guru.
• Evaluasi Pembelajaran, merupakan suatu proses berkelanjutan
tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai
keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu
sistem pembelajaran.
• Diagnosis Kesulitan Belajar, mengetahui kesulitan belajar, guru
dapat memperbaiki strategi pembelajaran sesuai dengan
karakteristik dan hasil analisis kesulitan tersebut
H. REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), 4 jenis penelitian tindakan kelas,
yaitu:
1. PTK Diagnostik, penelitian ini dirancang dengan menuntun peneliti
ke arah suatu tindakan. Peneliti mendiagnosa dan mendalami
situasi yang terdapat di dalam latar penelitian.
2. PTK Partisipan, apabila orang yang akan melaksanakan penelitian
terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai
dengan hasil penelitian berupa penyusunan laporan.
3. PTK Empiris, Penelitian ini dilakukan dengan cara merencanakan,
mencatat pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan dari luar
arena kelas. PTK ini, peneliti harus berkolaborasi dengan guru
yang melaksanakan tindakan di kelas.
4. Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental, PTK eksperimental
diselenggarakan dengan peneliti (guru) berupaya menerapkan
berbagai macam pendekatan, model, metode atau strategi
pembelajaran secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan
belajar-mengajar
H. REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PTK
Model Penelitian Tindakan Kelas
1. Model PTK menurut Kurt Lewin, terdiri dari empat langkah,
yakni: (1) Perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan
(acting), (3) Observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).
2. Model PTK Menurut Kemmis & McTaggart, mencakup
sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap:
perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act &
observe), dan refleksi (reflect).
3. Model PTK menurut John Elliot

• Ketiga model di atas dapat disimpulkan bahwa: (1) PTK terdiri


dari beberapa siklus (minimum tiga siklus), dan (2) setiap siklus
terdiri dari beberapa langkah yaitu (a) perencanaan, (b)
pelaksanaan, (c) pengamatan/ observasi, dan (d) refleksi,
namun sebetulnya kegiatan pelaksanaan dan pengamatan
dilakukan secara bersamaan.
D. DESAIN PEMBELAJARAN
Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

• b
D. DESAIN PEMBELAJARAN
Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

• b

Anda mungkin juga menyukai

  • Teks 5
    Teks 5
    Dokumen2 halaman
    Teks 5
    ati gotami
    Belum ada peringkat
  • Teks 3
    Teks 3
    Dokumen3 halaman
    Teks 3
    ati gotami
    Belum ada peringkat
  • RPP Bab 7
    RPP Bab 7
    Dokumen7 halaman
    RPP Bab 7
    ati gotami
    Belum ada peringkat
  • RPP Bab 8
    RPP Bab 8
    Dokumen7 halaman
    RPP Bab 8
    ati gotami
    100% (1)
  • RPP Bab 6
    RPP Bab 6
    Dokumen7 halaman
    RPP Bab 6
    ati gotami
    Belum ada peringkat
  • RPP Bab 5
    RPP Bab 5
    Dokumen5 halaman
    RPP Bab 5
    ati gotami
    Belum ada peringkat