Anda di halaman 1dari 16

HUJAN (PRESIPITASI)

1. Type Hujan
2. Data Hujan
3. Alat Penakar Hujan
4. Penyajian Data Hujan
5. Cukupnya Jumlah Penakar Hujan
6. Hujan rata-rata daerah aliran (Aritmetik, Thiessen
Poligon dan Isoyet )
7. Intensitas dan tinggi hujan
8. Intensitas dan waktu hujan
9. Tinggi hujan dan waktu hujan
TYPE HUJAN
Hujan dibagi menjadi 3 type berdasarkan cara udara naik ke
daerah
yang lebih dingin, yaitu :
1. Hujan Siklonik , yaitu berasal dari naiknya udara yang
dipusatkan di daerah dengan tekanan rendah.
2. Hujan Konvektif, yaitu berasal dari naiknya udara ke tempat
yang lebih dingin.
3. Hujan Orografik, yaitu berasal dari naiknya udara karena
adanya rintangan berupa pegunungan.

Hujan sangat dipengaruhi oleh iklim dan keadaan topografi daerah, sehingga
keadaannya sangat berbeda untuk masing-masing daerah.
DATA HUJAN
Data hujan yang diperlukan dalam analisa hidrologi bisa
meliputi data :
1. Curah hujan : adalah tinggi hujan dalam satu hari, satu
bulan atau tahun dinyatakan dalam mm, cm atau inci.
Misal : 124 mm/hari, 462 mm/bulan, 2158 mm/tahun.
2. Waktu Hujan : adalah lama terjadinya satu kali hujan
(duration of one rainstorm).
Misal : 12 menit, 42 menit, 2 jam pada satu kejadian hujan.
3. Intensitas hujan : adalah hujan yang jatuh dalam periode
tertentu.
Misal : 48 mm/jam dalam 15 menit, 72 mm/jam dalam 30
menit.
4. Frekwensi hujan : adalah kemungkinan terjadinya atau
dilampuinya suatu tinggi hujan tertentu.
Misal : curah hujan 115 mm perhari akan terjadi atau
dilampaui sekali dalam 20 tahun.
ALAT PENAKAR HUJAN
Ada 2 jenis alat penakar hujan , yaitu pencatatan secara manual
dan pencatatan secara otomatik.

A. Pencatatan secara Manual


Alat penakar hujan dengan pencatatan manual ini terdiri dari
suatu tabung dengan diameter 8 inchi (20,3 cm) yang
dilengkapi dengan corong penerima, tabung pengukur yang
mempunyai luas penampang 1/10 atau 1/100 kali dari luas
penampang corong penerima. (lihat gambar)
ALAT PENGUKUR HUJAN OTOMATIS TYPE
HILLMAN
B. PENCATATAN SECARA AUTOMATIK
Ada 3 jenis alat pencatat hujan secara automatik, yaitu :
1. Weighing Bucket Rain Gauge
2. Tipping Bucket Rain gauge
3. Syphon Automatic Rainfall Recorder
Curah Hujan Harian (mm)
Nama Stasiun Krikil
No Stasiun 51 B Elevasi
No In Database Tipe alat Biasa
Lintang Selatan Pemilik BMG/Pengairan
Bujur Timur Operator S1

Tahun 1991

Tanggal Bulan Tahunan


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 7 0 16 15 - - - - - - - -
2 16 5 10 9 - - - - - - - -
3 19 0 15 8 - - - - - - - -
4 19 15 0 18 - - - - - - - -
5 16 10 4 9 - - - - - - - -
6 0 40 8 11 - - - - - - - -
7 5 7 4 8 - - - - - - - -
8 10 12 0 8 - - - - - - - -
9 15 0 0 6 - - - - - - - -
10 8 0 0 10 - - - - - - - -
11 5 0 3 15 - - - - - - - -
12 5 15 10 10 - - - - - - - -
13 38 0 0 0 - - - - - - - -
14 71 0 18 0 - - - - - - - -
15 16 0 0 0 - - - - - - - -
16 5 0 10 0 - - - - - - - -
17 0 18 0 0 - - - - - - - -
18 18 0 0 0 - - - - - - - -
19 8 10 0 0 - - - - - - - -
20 0 0 20 15 - - - - - - - -
21 7 5 0 8 - - - - - - - -
22 12 0 18 18 - - - - - - - -
23 48 0 0 9 - - - - - - - -
24 10 0 0 12 - - - - - - - -
25 19 0 15 18 - - - - - - - -
26 0 3 0 0 - - - - - - - -
27 4 15 0 0 - - - - - - - -
28 0 0 36 0 - - - - - - - -
29 15 0 0 - - - - - - - -
30 6 0 0 - - - - - - - -
31 17 0 - - - - -
Hujan Maximum 71 40 36 18 - - - - - - - - -
Jml Curah Hujan 419 155 187 207 - - - - - - - - -
Jml.Hari Hujan 26 12 14 18 0 0 0 0 0 0 0 0 -
Hujan (1-15) 250 104 88 127 - - - - - - - -
Jml. data kosong 0 0 0 0 15 15 15 15 15 15 15 15
Hujan (16-31) 169 51 99 80 - - - - - - - -
Jml. data kosong 0 0 0 0 16 15 16 16 15 16 15 16
HUJAN RATA-RATA DAERAH ALIRAN
(ARITMETIK, THIESSEN POLIGON DAN ISOYET )

Dalam analisis hidrologi sering diperlukan


penentuan hujan rerata pada daerah tersebut.
Terdapat 3 metode :
 Aritmatik
 Poligon Thiessen
 Isohiet
1. METODE RERATA ARITMATIK (ALJABAR)
 Metode ini adalah metode yang paling sederhana.
Pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan
merata-ratakan hujan di seluruh DAS.
 Hujan DAS dengan cara ini dapat diperoleh dengan
persamaan:

p1  p2  p3  .....  pn
n

p i
p
p i 1
n n
 dengan:
p = hujan rerata di suatu DAS
pi = hujan di tiap-tiap stasiun
n = jumlah stasiun
2. METODE THIESSEN
 Metode ini digunakan untuk menghitung bobot masing-
masing stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya.
Metode ini digunakan bila penyebaran hujan di daerah
yang ditinjau tidak merata.
 Prosedur hitungan ini dilukiskan pada persamaan dan
Gambar berikut ini.

A1.P1  A2 .P2  ......  An .Pn


P
Atotal
A1.P1  A2 .P2  A3 .P3  ......  An .Pn
P
A1  A2  A3  .....  An
Dimana:
 P = curah hujan rata-rata,
 P1,..., Pn = curah hujan pada setiap setasiun,
 A1,..., An = luas yang dibatasi tiap poligon.
A1

A2

A3

A4
3.Pada

Mprinsipnya
ETODE I SOHIET
isohiet adalah garis yang menghubungkan titik-
titik dengan kedalaman hujan yang sama, Kesulitan dari
penggunaan metode ini adalah jika jumlah stasiun di dalam dan
sekitar DAS terlalu sedikit. Hal tersebut akan mengakibatkan
kesulitan dalam menginterpolasi.
 Hujan DAS menggunakan Isohiet dapat dihitung dengan
persamaan:

I i  I i 1 I1  I 2 I 2  I3 I n  I n 1
n

A i
2 A1  A2  .....  An
p i 1
2 2 2
n
p
A i
i A1  A2  .....  An

Dengan:
p = hujan rerata kawasan
Ai = luasan dari titik i
Ii = garis isohiet ke i
A1
I1=100
A2
I2=95
A3
I3=90
A4

I4=85

I5=80
AWLR
Current
Meter

Anda mungkin juga menyukai