DISUSUN OLEH :
LATAR BELAKANG
Atresia ani atau anus imperporata adalah
malformasi congenital dimana rectum tidak
mempunyai lubang ke luar (Wong, 2017).
Sebagian besar prognosis atresia ani biasanya
baik bila didukung perawatan yang tepat dan
juga tergantung kelainaan letak anatomi saat
lahir. Atresia ani bila tidak segera ditangani
maka dapat terjadi komplikasi seperti obstruksi
intestinal, konstipasi dan inkontinensia feses.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
DEFINISI
• Atresia ani atau anus imperforata atau malformasi anorektal
adalah suatu kelainankongenital tanpa anus atau anus tidak
sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesisrekti
dan atresia rekti. Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat
muncul sebagai sindromaVACTRERL (Vertebra, Anal,
Cardial, Esofageal, Renal, Limb).
ETIOLOGI
ANATOMI FISIOLOGI
1. Motilitas kolon
1. Tidak adanya pembukaan
dubur . a. Absorbsi cairan
2. Anal membuka di tempat yang b. Keluarkan isi feses
salah . dari kolon ke rectum
3. Sambungan , atau fistula ,
bergabung dengan usus dan 2. Fungsi defekasi
sistem kemih . a. Keluarkan feses
4. Sambungan bergabung usus secara intermitten
dan vagina .
5. Pada wanita , usus dapat
dari rectum
bergabung dengan sistem b. Tahan isi usus agar
kemih dan vagina dalam tidak keluar saat
pembukaan tunggal , dikenal
sebagai kloaka . tidak defekasi
TANDA DAN GEJALA JENIS KELAINAN
1. Perut kembung 1. Kelainan kardiovaskuler
2. Muntah 2. Kelainan
3. Tidak bisa buang air gastrointestinal
besar 3. Kelainan tulang
4. Pada pemeriksaan belakang dan medulla
radiologis dengan posisi spinalis
tegak serta terbalik
dapat dilihat 4. Kelainan traktus
sampaidimana terdapat genitourinarius
penyumbatan.
Terjadi stenosis anal (penyempitan pada kanal anorektal)
PATHWAY
Kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan,fusiatau
pembentukan anus dari tonjolan embrionik
Atresia ani
Inkontinensia bowel
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologis
2. Sinar X terhadap abdomen
3. Ultrasound terhadap abdomen
4. CT Scan
5. Pyelografi intra vena
6. Pemeriksaan fisik rectum
7. Rontgenogram abdomen dan pelvis
PENATALAKSANAAN
1. Pembuatan kolostomi
2. PSARP (Posterio Sagital Anno Rectal Plasty)
3. Tutup Kolostomi
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
c) Ukur lingkar
abdomen.
2 Resiko kekurangan volume Klien dapat 1) Output urin 1-2 ml/ Kg/ 1) Pantau TTV.
cairan berhubungan dengan mempertahankan Jam.
2) Monitor intake-
menurunnya intake, muntah. keseimbangan cairan.
2) Capillary refill 3-5 detik. output cairan.
1 Nyeri berhubungan Rasa nyeri 1) Klien tampak tenang 1) Kaji skala nyeri.
dengan teruma teratasi/ dan merasa nyaman.
2) Kaji lokasi, waktu dan intensitas nyeri.
pembedahan/ insisi berkurang.
2) Klien tidak meringis
luka. 3) Berikan lingkungan yang tenang.
kesakitan.
4) Atur posisi klien.
2 Kerusakan integritas Tidak ditemukan tanda- 1) Penyembuhan luka 1) Kaji area stoma.
kulit berhubungan tanda kerusakan kulit tepat waktu
2) Anjurkan pasien untuk menggunakan
dengan terdapat lebih lanjut
2) Tidak terjadi kerusakan pakaian lembut dan longgar pada area
stoma skunder dari
di daerah anoplasti stoma.
kolostomi
3) Tanyakan apakah ada keluhan gatal
sekitar stoma.
4) Kolaborasi dalam
pemeriksaan laboratorium
4 Perubahan eliminasi Gangguan pola 1) BAB normal 1) Kaji pola dan kebiasaan
berhubungan kolostomi eliminasi teratasi buang air besar
2) Frekuensi buang air besar
1-2x/hari 2) Kaji faktor penyebab
konstipasi/diare
4) Lakukan perawatan
kolostomi
5 Kurang Pasien dan keluarga Menunjukkan 1) Ajarkan perawatan kolostomi dan
pengetahuan memahami perawatan di kemampuan untuk partisipasi dalam perawatan sampai
berhubungan rumah memberikan mereka dapat melakukan perawatan
dengan perawatan perawatan kolostomi
2) Ajarkan untuk mengenal tanda-
di rumah dirumah
tanda dan gejala yang perlu
dilaporkan perawat