Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

KEJANG DEMAM

Disusun Oleh :
Kelompok 12
Tingkat 2 A
1. Tutik Jati Nur Rahayu (28)
2. Natasya Alya P.Z (29)
3. Yanna Regita Pramesti (30)
A. Definisi

Kejang demam adalah kejang yang


disebabkan kenaikan suhu tubuh lebih
dari 38,40°C tanpa adanya infeksi
susunan saraf pusat atau gangguan
elektrolit akut pada anak berusia di atas
1 bulan tanpa riwayat kejang
sebelumnya (IDAI, 2009).
B. Etiologi

Kejang terjadi akibat lepas muatan


paroksismal yang berlebihan dari suatu
populasi neuron yang sangat mudah terpicu
sehingga mengganggu fungsi normal otak
dan juga dapat terjadi karena keseimbangan
asam basa atau elektrolit yang terganggu
Beberapa kejadian kejang dapat berlanjut
melewati masa anak – anak dan dapat mengalami
kejang non demam pada kehidupan selanjutnya.
Beberapa faktor resiko berulangnya kejang yaitu :
1. Riwayat kejang dalam keluarga
2. Usia kurang dari 18 bulan
3. Lamanya demam sebelum kejang semakin
pendek jarak antara mulainya demam dengan
kejang, maka semakin besar resiko kejang demam
berulang.
C. Manifestasi Klinis
Tanda- tanda kejang demam meliputi :
1. Demam yang biasanya di atas (38,9 º C)
2. Jenis kejang (menyentak atau kaku otot)
3. Gerakan mata abnormal (mata dapat berputar-putar
atau ke atas)
4. Suara pernapasan yang kasar terdengar selama kejang
5. Penurunan kesadaran
6. Kehilangan kontrol kandung kemih atau pergerakan
usus
7. Muntah
8. Dapat menyebabkan mengantuk atau kebingungan
setelah kejang dalam waktu yang singkat
D. Patofisiologi
Pada keadaan demam, kenaikan suhu sebanyak 1ºC akan
menyebabkan kenaikan kebutuhan metabolisme basal 10 - 15% dan
kebutuhan oksigen meningkat sebanyak 20%. Pada seorang anak yang
berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh. Tiap
anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung pada
tinggi atau rendahnya ambang kejang seseorang anak pada kenaikan
suhu tubuhnya. Kebiasaannya, kejadian kejang pada suhu 38ºC, anak
tersebut mempunyai ambang kejang yang rendah, sedangkan pada
suhu 40º C atau lebih anak tersebut mempunyai ambang kejang yang
tinggi. Terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada ambang
kejang yang rendah.
E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Elektroensefalografi (EEG)
3. Pencitraan (CT-Scan atau MRI kepala)
F. Terapi

1. Terapi Farmakologi
Pada saat terjadinya kejang, obat yang paling cepat
diberikan untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang
diberikan secara intravena.
Contoh Obat :
a. Intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg
b. Fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10-20 mg/ kg/
kali
c. Fenobarbital (dosis 3-4 mg/ kgBB/ hari dibagi 1-2 dosis)
d. Asam valproat (dosis 15-40 mg/ kgBB/ hari dibagi 2-3
dosis).
2. Terapi Non - Farmakologi
Tindakan pada saat kejang di rumah :
a. Baringkan pasien di tempat yang rata
b. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien
c. Semua pakaian ketat yang mengganggu pernapasan harus dibuka
misalnya ikat pinggang
d. Tidak memasukkan sesuatu benda ke dalam mulut anak
e. Tidak memberikan obat atau cairan secara oral
f. Jangan memaksa pembukaan mulut anak
g. Monitor suhu tubuh
h. Posisi kepala seharusnya miring untuk mencegah aspirasi isi
lambung.
i. Usahakan jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat Keperawatan
Kaji gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh, terutama
pada malam hari, terjadinya kejang dan penurunan
kesadaran.
a. Data biografi : nama, alamat, umur, status perkawinan,
tanggal MRS, diagnose medis, catatan kedatangan, keluarga
yang dapat dihubungi.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluhan utama
pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan
yang dapat muncul.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang
sama.
Lanjutan
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien
e. Riwayat psikososial
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih)
Interpersonal : hubungan dengan orang lain
f. Pola Fungsi kesehatan
1. Pola nutrisi dan metabolisme
Pola nutrisi klien perlu dikaji untuk menentukan terjadinya
gangguan nutrisi atau tidak pada klien
2. Pola istirahat dan tidur
Selama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena
pasien merasakan demam terutama pada malam hari
Lanjutan
g. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran dan keadaan umum pasien
Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar-tidak sadar
untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit
pasien.

2. Tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik kepala - kaki


TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak
ukur dari kondisi pasien dengan menggunakan prinsip-
prinsip IPPA, penimbangan BB untuk mengetahui
adanya penurunan BB karena peningkatan gangguan
nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan.
2. Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses


patologis.
2. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
b.d peningkatan suhu tubuh.
3. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d peningkatan
sekresi mucus.
3. Perencanaan
Diagnosa Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Peningkatan Tupan: 1. Pantau suhu 1. Suhu 38,9 – 41,1
suhu tubuh Setelah dilakukan pasien ◦C menunjukkan
tindakan keperawatan proses penyakit
berhubunga infeksius akut
n dengan selama 4 x 24 jam 2. Berikan kompres
proses suhu tubuh normal. hangat , hindari 2. Dapat membantu
patologis penggunaan mengurangi
Tupen: kompres alkohol demam,
Setelah dilakukan penggunaan air
tindakan perawatan es/alkohol
Kolaborasi: mungkin
selama 3 x 24 jam
proses patologis
3. Berikan antipiretik menyebabkan
kedinginan
teratasi dengan sesuai indikasi
kriteria: 3. Digunakan untuk
TTV stabil mengurangi
Suhu tubuh dalam demam dengan
batas normal aksi sentral
2. Gangguan Tupan: setelah 1. Ukur atau catat 1. Penurunan
volume cairan dilakukan tindakan haluaran urin haluaran urin
kurang dari perawatan selama 3 x dan berat
kebutuhan 24 jam kekurangan 2. Kaji membran jenis akan
tubuh b.d volume cairan tidak mukosa kering, menyebabka
peningkatan terjadi turgor kulit n hipovolemia
suhu tubuh yang tidak
Tupen: setelah elastis 2. Hipovolemia
dilakukan tindakan atau cairan
perawatan selama 2 x Kolaborasi : ruang ketiga
24 jam peningkatan 3. Berikan cairan akan
suhu tubuh teratasi, intravena, misal memperkuat
dengan kriteria: kristaloid dan tanda – tanda
Tidak ada tanda-tanda koloid dehidrasi
dehidrasi
Menunjukan adanya 3. Sejumlah
keseimbangan cairan besar cairan
seperti output urin dibutuhkan untuk
adekuat mengatasi
Turgor kulit baik hipovolemia
Membran mukosa relatif
mulut lembab
3. Tidak efektifnya Tupan: setelah 1. Letakkan 1. Meningkatkan
bersihan jalan dilakukan tindakan pasien pada aliran
nafas b.d perawatan selama posisi miring, (drainase)
sekret,
peningkatan 4 x 24 jam jalan permukaan
mencegah
sekresi mucus nafas kembali datar, miringkan lidah jatuh dan
efektif kepala selama menyumbat
serangan jalan nafas
Tupen: setelah kejang
dilakukan tindakan 2. Untuk
perawatan selama 2. Tanggalkan memfasilitasi
2 x 24 jam pakaian pada usaha
bernafas/ekspansi
peningkatan daerah leher/dada
dada
sekresi mukus dan abdomen
teratasi, dengan 3. Dapat
kriteria: Kolaborasi : menurunkan
Suara nafas 3. Berikan hipoksia serebral
vesikuler tambahan sebagai akibat dari
Respirasi rate oksigen/ventilasi sirkulasi yang
dalam batas manual sesuai menurunkan atau
oksigen sekunder
normal kebutuhan pada
terhadap spasme
fase posiktal. vaskuler selama
serangan kejang.
4. Pelaksanaan

Menurut Iyer et al (1996). Implementasi adalah pelaksanaan


dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan spesifik.
Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi
disusun dan ditujukkan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
5. Evaluasi

Fase terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi


terhadap asuhan keperawatan yang diberikan dengan
melihat perkembangan masalah klien sehingga dapat
diketahui tingkatan - tingkatan keberhasilan intervensi.
Evaluasi hasil perencanaan keperawatan dari masing -
masing diagnosa keperawatan dapat dilihat pada kriteria
hasil intervensi keperawatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai