2. Deo Apringga Ayu N 15700083 3. Ida Bagus Agung B 15700085 4. Putri Ummi Hanisah 15700087 5. Ni Nyoman Tri Anggastuti 15700089 6. Mirna Fauziah Lailly 15700091 7. Desak Gede Candra H 15700093 A. Nevus : Bulat atau oval, dengan tepi halus yang diameternya tidak lebih besar dari 6 milimeter. Melanoma Asimetris: melanoma memiliki dua bagian yang sangat berbeda dan bentuknya tidak teratur. Perbatasan: melanoma memiliki perbatasan berkeluk atau kasar. Warna: melanoma biasanya campuran dua warna atau lebih. Diameter: diameter melanoma lebih besar dari 6 milimeter Pembesaran atau peninggian: tahi lalat ukurannya berubah dari waktu ke waktu lebih mungkin menjadi melanoma. b. Pada Nevus: sel melanosit tampak berkelompok (kohesif), tidak bersifat infiltratif ke jaringan sekitarnya (walaupun masuk ke dalam dermis) serta tidak didapatkan pada epidermis. Pada Melanoma: sel melanosit kurang kohesif, infitrasi ke jaringan sekitarnya (tidak ada batas yang jelas antara tumor dengan jaringan normal) serta didapatkan pada epidermis. DEFINISI Neurofibromatosis (Penyakit von Recklinghausen) merupakan kelainan herediter yang bermanifestasi dalam bentuk bercak-bercak berpigmen (macula cafe-au-lait). GEJALA DAN TANDA 1. Neurofibroma dapat muncul di beberapa bagian tubuh, misalnya di bawah kulit atau dapat timbul di tulang. Lokasi biasanya di badan, tangan, maupun kaki. 2. Benjolan di bawah kulit tumbuh secara lambat, kadang terasa nyeri atau seperti terkena sengatan listrik. 3. Biasanya tidak menimbulkan gangguan saraf. 4.Kadang-kadang tertutup bercak-bercak kulit kehitaman (terkenal dengan istilah cafe-au-lait spot) 5.Dapat muncul pada segala usia, biasanya timbul antara usia 20-30 tahun. 6. Jika diperiksa di bawah mikroskop, makan sel yang ditemukan berjenis sama dengan sel saraf. PENYEBAB Penyebab Neurofibroma masih belum jelas. TERAPI Umumnya dibiarkan jika tidak mengganggu. Dilakukan pembedahan jika hanya ditemukan satu benjolan. Jika ditemukan banyak benjolan, diperlukan persipan lebih matang untuk pembedahannya (eksisi paliatif), untuk menilai lebih lanjut saraf yang mungkin terlibat. Bila neurofibroma tidak mengenai serabut saraf besar, saraf yang mengandung tumor biasanya dioperasi. Bila terkena serabut saraf besar maka, maka tumor dipisahkan dari serabut saraf lalu kemudian diangkat atau dibiarkan bila tidak ada keluhan. KOMPLIKASI Neurofibroma dapat berulang. Berbentuk kurang bagus, biasanya menggelayut (menarik ke bawah) kelopak mata, hidung, mulut, dan sebagainya sehingga mungkin perlu konsultasi dengan dokter bedah plastik untuk terapi lebih lanjut. Terdapat kecenderungan untuk menjadi ganas. A. Klinis 1. BCC tipe nodul ulseratif-berpigmen Nodul dengan pinggir lesi meninggi, berbatas tegas, tepi lesi indurasi, mengkilap, sebagian berpigmen. Ulserasi di bagian tengah dengan krusta tebal. 2. BCC tipe infi ltratif/morfea Kulit eritema, indurasi licin, sklerosis, batas tidak jelas, dengan dekstruksi cuping hidung. Tanpa tanda radang. 3. BCC tipe ulkus rodens Lesi dengan ulkus destruktif, pinggir lesi berwarna hitam, mudah berdarah. 4. BCC tipe nodul Nodul pada tengah batang hidung, 4x4 mm, mengkilap, telangiektasi pada tepi lesi. Pada perabaan keras seperti mutiara. B. Biopsi/Histopatologi Secara histopatologis BCC dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: undifferentiated BCC dan differentiated BCC. Undifferentiated BCC : superficial BCC, nodular BCC, dan micronodular BCC. Ada pula yang tumbuh agresif seperti infiltrative BCC, metatypical BCC (basosquamous carcinoma), morpheiform BCC (sclerosing BCC). Differentiated BCC: keratotic BCC, infundibulocystic BCC, follicular BCC, pleomorphic BCC. Gambaran histopatologis BCC dapat bervariasi tergantung tipenya. Seperti pada BCC tipe superfisial, terdapat budding sel maligna dari basal epidermis yang meluas ke dermis. Lapisan sel perifer menunjukkan palisading. Dapat terjadi atrofi epidermal dan invasi dermis minimal. Dapat ditemukan infiltrat radang kronis pada dermis bagian atas BCC tipe superficial 1. Fase proliferasi : ditandai dengan Produksi stimulator ↑ : VEGF,bFGF, enzim-enzim padaextracellular remodelling (tipe IV collagenase, urokinase, dan protease), monocyte chemoattractant protein, dan vitronectin (disimpan di ruang subendothelial selama proliferasi) Inhibitors ↓ : interferon–β di epidermis kulit di atas hemangioma MMPs ↑ Proliferation ↑↑ Apoptosis ↓ 2. Fase involusi : ditandai dengan stimulators ↓ Inhibitors ↑ MMPs ↓ Proliferation ↓ : native antiangiogenic molecules ↑ , tissue inhibitor of MMP (+) → supresi pembentukan pembuluh darah baru. Muncul mast cell yang memproduksi modulator- modulator yang menurunkan endothelial turnover. Produksi interferon- β di epidermis ↑. Apoptosis ↑ : puncaknya pada usia 2 tahun Beginning of fibrofatty replacement of the hemangioma Tampak dilatasi lumen vascular, flattening of endothelial cells, dan deposisi progresif jaringan ikat perivaskular dan interlobular atau intralobular untuk membentuk lobular architecture Stromal cells menjadi lebih jelas pada fase ini Tampak penurunan volume tumor dan konsistensi menjadi lunak 3. Fase pasca involusi : Setelah regresi selesai, yang tertinggal adalah pembuluh-pembuluh darah kecil menyerupai kapiler dan vena yang biasanya melebar dikelilingi oleh jaringan fibrofatty bercampur dengan kolagen dan serat retikular.Endotel pembuluh darah tampak datar dan mature. Membran basalis yang berlapis-lapis tampak persisten di sekitar sisa-sisa kapiler. Gurbaz Y, Muezzinoglu B. A current dilemma in histopathology: Atypical spitz tumor or spitzoid melanoma. Pediatric Dermatol 2002; 19: 99–102 Grichnic JM, Rhodes AR, Sober AJ.Benign noeplasias and hyperplasias of melanocytes. In: Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Faller A, Leffell D, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Grevelink SV, Mulliken JB. Vascular anomalies and tumors of skin and subcutaneous tissues. In: Freedberg, IM. Eisen, AZ. Wolff, K.Austen, KF. Goldsmith, LA. Katz, SI. Editors. Fitzpatrickâs Dermatology in General Medicine. 6th ed. New York: McGraw Hill, 2003:1002-19. Koh HK, Bhawan J. Tumors of the skin. In: Moschella SL, Hurley HJ, eds. Dermatology, 3rd ed. Phialdelphia: W.B.Saunders company, 1992:1721-77 Smeltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC) Tan ST. 2015. Diagnosis dan Tatalaksana Karsinoma Sel Basal. CDK-235/ vol. 42 no. 12, th. 2015 Weedon D. Skin Pathology. 2nd ed. London: Churchill Livingstone. 2002