Anda di halaman 1dari 26

FEOKROMOSITOMA

Kelompok 8A :
Ronald Septriando Gultom G1A117056
Melisa Oktaviani S G1A117061
Yuresa Jasvita G1A117064
Anasthasia Naomi G1A117065
Anas Tasia K Tarigan G1A117084
Billi Brian Geniro G1A117091
Anatasya Mourina N G1A117129
REFERENSI

 Paulsen, Friedrich dan Jen Waschke. 2012. Sobotta Atlas Anatomi


Manusia, Ed 23 Jilid 2: Organ-Organ Dalam. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
 Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal
Bedah Vol.1. Jakarta : EGC.
 Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II
Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
 Guyton, AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.9th. Jakarta: EGC.
 Hadley, Mac E. 2000. Endocrinology. 5th. New Jersey: Prentice Hall,
inc.
 Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
Anatomi Glandula Suprarenalis
Anatomi Glandula Suprarenalis
Vaskularisasi
Drainase Limfatik
Inervasi
Fisiologi Glandula Suprarenal

 Medula adrenal merupakan bagian dari sistem saraf


simpatis yang termodifikasi
 Tidak seperti saraf simpatis yang neuron pasca
ganglionnya berakhir diorgan efektor, neuron pasca
ganglion medula adrenal mengeluarkan
neurotransmiternya (hormon) langsung kedalam darah
 Hormon yang dihasilkan adalah
a) Epinefrin : sekresinya 80% oleh
b) Norepinefrin : sekresinya 20%
Sintesis
Prekursor katekolamin (tirosin)
enzim tirosin hidroksilase
Dopa (dihidroksi fenilalanin)
enzim dekarboksilase (aromatik L-asam
dekarboksilase)
Dopamin
dopamin ß-hidroksilase

Norepinefrin
PNMT (feniletanolamin N-
metiltransferase)

Epinefrin
Epinefrin dan norepinefrin merupakan
golongan katekolamin yang dibentuk
dari asam tirosin.
PENYIMPANAN
 Katekolamin disimpan dalam granula-granula bersama
dengan protein yang larut dalam air yang disebut
kromogranin,ATP,kalsium, dan magnesium

SEKRESI
 Katekolamin disekresikan karena adanya rangsangan berupa
berbagai stres yaitu
nyeri,pendarahan,olahraga,hipoglikemia, dan hipoksia
 Pengeluaran tersebut diperantarai oleh transmisi impuls
saraf yang diinduksi oleh stres yang berasal dari inti
adrenergik dihipotalamus
 Proses sekresinya melalui eksositosis granula kromafin
RESEPTOR

 Sel target sekresi epinefrin adalah sel saraf dari semua


reseptor simpatis didalam tubuh
 Epinefrin terikat dan mengaktifkan baik reseptor α-
adrenergik maupun ß-adrenergik
Katekolamin bekerja melalui pengikatan dengan reseptor sel,disebut
reseptor adrenergik. Ada tiga reseptor adrenergik :
a. α epinefrin dan norepinefrin
b. ß1
c. ß2 epinefrin
MEKANISME KERJA
Efek simpatis dan epinefrin membentuk respons berjuang-atau-lari yang
mempersiapkan seseorang menghadapi suatu lawan atau lari dari bahaya

α1 α2 ß1 ß2
•Peningkatan •Kontraksi otot •Stimulasi lipofisis •Peningkatan
glikogenolisis polos traktus •Kontraksi glukoneogenesis
•Relaksasi otot gastrointestinal miokardium, hepatik
polos pembuluh •Kontraksi otot peningkatan •Peningkatan
darah, traktus polos sebagian laju,peningkatan glikogenolisis
genitourinarius vaskuler kekuatan hepatik
•Inhibisi dari •Peningkatan
lipofisis pelepasan pelepasan insulin
renin •Relaksasi otot
polos
bronkus.pembuluh
darah
 Epinefrin menimbulkan efek yang kurang lebih sama dengan
norepinefrin, tetapi efeknya berbeda dalam beberapa hal berikut
ini:

1. epinefrin efeknya yang lebih besar dalam merangsang reseptor


beta sehingga memberi efek yang lebih besar terhadap
perangsangan jantung daripada norepinefrin.

2. Epinefrin menyebabkan konstriksi lemah pada pembuluh darah


otot, dibandingkan dengan konstriksi yang jauh lebih kuat yang
disebabkan oleh norepinefrin. Sehinnga epinefrin meningkatkan
tekanan arteri lebih sedikit tetapi lebih meningkatkan curah
jantung.

3. Epinefrin mempunyal efek metabolik 5 sampai 10 kali lebih besar


daripada norepinefrin
Gangguan Fungsi
Disfungsi kelenjar adrenal merupakan gangguan metabolic
yang menunjukkan kelebihan / defisiensi kelenjar adrenal.
Hiperfungsi kelenjar adrenal
 Sindrom Cushing: disebabkan oleh sekresi berlebihan steroid
adrenokortikal, terutama kortisol
 Sindrom Adrenogenital: Penyakit yang disebabkan oleh kegagalan
sebagian atau menyeluruh, satu atau beberapa enzim yang
dibutuhkan untuk sintesis steroid
 Hiperaldosteronisme
Hiperaldosteronisme primer (Sindrom Cohn): Kelaianan yang
disebabkan karena hipersekresi aldesteron autoimun
 Aldosteronisme sekunder: Kelainan yang disebabkan karena
hipersekresi rennin primer, ini disebabkan oleh hiperplasia sel juksta
glomerulus di ginjal.
Hipofungsi Kelenjar Adrenal
Insufisiensi Adrenogenital :
 Insufisiensi Adrenokortikal Akut (krisis adrenal): Kelainan yang terjadi
karena defisiensi kortisol absolut atau relatif yang terjadi mendadak
sehubungan sakit / stress.
 Insufisiensi Adrenokortikal Kronik Primer (penyakit Addison): Kelainan
yang disebabkan karena kegagaln kerja kortikosteroid tetapi relatif lebih
penting adalah defisiensi gluko dan mineralokortikoid.
 Insufisiensi Adreno Kortikal Sekunder: Kelainan ini merupakan bagian
dari sinsrom kegagalan hipofisis anterior respon terhadap ACTH
terhambat atau menahun oleh karena atrofi adrenal.
Patofisiologi

 Pheochromocytomas dan paraganglioma adalah tumor yang


divaskularisasi dengan baik yang muncul dari sel yang berasal dari
simpatis (mis., Medula adrenal) atau parasimpatis (mis. Tubuh
karotis, glomus vagale) paraganglia
 Nama pheochromocytoma mencerminkan pewarnaan berwarna
hitam yang disebabkan oleh oksidasi kromafin katekolamin
 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membatasi istilah
pheochromocytoma menjadi tumor adrenal dan menerapkan istilah
paraganglioma pada tumor di semua lokasi lain
 Pheochromocytoma (PCC) adalah tumor langka yang dapat
terbentuk di sel-sel di tengah kelenjar adrenal.
 tumor dapat menyebabkan kelenjar adrenalin membuat terlalu
banyak hormon norepinefrin (noradrenalin) dan epinefrin (adrenalin).
 hormon-hormon ini mengendalikan detak jantung, metabolisme,
tekanan darah, dan respons stres tubuh.
 perkembangan PCC juga terkait dengan berkurangnya pasokan
oksigen (hipoksia). termasuk hipertensi berat, tekanan darah tinggi,
dan penyakit jantung bawaan.
 PCC dapat berkembang pada usia berapa pun, tetapi paling sering
terjadi pada usia dewasa awal hingga pertengahan, dan diyakini bahwa
kondisi ini sering diwariskan secara genetik.
 Orang yang mewarisi PCC dari orang tua mereka juga dapat
mengembangkan kondisi genetik yang terkait. Kondisi-kondisi ini
meliputi:
1. Penyakit Von Hippel-Lindau, suatu kondisi di mana kista dan tumor tumbuh di sistem
saraf pusat, ginjal, kelenjar adrenalin, atau area lain dari tubuh
2. Neurofibromatosis tipe 1, perkembangan tumor pada kulit dan saraf optik
3. Multiple endocrine neoplasia type 2 (MEN2), suatu bentuk kanker tiroid yang
berkembang bersamaan dengan PCC
Gejala

EPINEFRIN
Berbagai perbedaan negatif pada aktivitas atau interaksi organ tubuh karena perbedaan
epinefrin dapat mempengaruhi karena 2 pertimbangan ,yakni sekresi yang berlebihan atau
kekurangan sekresi. Masalah tersebut adalah sebagai berikut :
 Palpitasi.
 Tachychardia
 Aritmia
 Sakit kepala atas
 Tremor
 Hipertensi
 Edema paruparu akut
 Alergi
NOREPINEFRIN
Kelebihan norepinefrin dapat menyebabkan:
 Perasaan euforia (sangat bahagia) tetapi juga terkait dengan serangan
panik, tekanan darah tinggi , dan hiperaktif.
Kadar rendah norepinefrin dapat menyebabkan:
 kelesuan (kekurangan energi),
 kurang konsentrasi,
 attention deficit hyperactivity disorder (ADHD),
 kemungkinan depresi.
Definisi

Feokromositoma adalah tumor jinak yang berasal dari sel –


sel kromafin kelenjar adrenal, menyebabkan pembentukan
katekolamin yang berlebih.
Katekolamin terdiri dari hormon adrenalin ( epinefrin),
noreepinefrin do-amin dan dopa.
Epidemiologi

Terjadi pada kurang dari 1 diantara 1000 orang. Bisa


terjadi pada pria maupun wanita, bisa terjadi pada
semua usia tetapi paling sering terjadi pada usia 30 – 60
tahun.
Etiologi

 Penyakit keturunan : sindrom endokrin multiple yang


menyebabkan seseorang peka terhadap tumor dari
berbagai kelenjar enndokrin
 Penyakit Von Hippel – Lindau dimana pembuluh darah
menjadi abnormal dan membentuk tumor jinak
 Penyakit Von Recklinghausen
Evaluasi Diagnostic

 Pemeriksaan air kemih dan pemeriksaan darah untuk


mengetahui kadar katekolamin tertentu
 CT scan, dapat melokalisir 90 – 95 % tumor yang
diameternya lebih dari 1cm
 MRI, bisa menentukan lokasi feokromositoma
Tatalaksana

 Medikamentosa
 Pembedahan (Utama)
 Radioterapi
 Kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai