LATAR BELAKANG
Departemen Kesehatan. Penanggulangan SARS : Pedoman Survelains Epidemiologi Penyakit SARS. Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2003.
Departemen Kesehatan. Penanggulangan SARS : Pedoman Survelains Epidemiologi Penyakit SARS. Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2003.
Departemen Kesehatan. Penanggulangan SARS : Pedoman Survelains Epidemiologi Penyakit SARS. Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2003.
Probable SARS
Probable SARS
Adalah kasus Suspect ditambah dengan gambaran foto toraks
menunjukkan tanda-tanda pneumonia atau respiratory distress
syndrome, atau seseorang yang meninggal karena penyakit
saluran pernafasan yang tidak jelas penyebabnya, dan pada
pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis berupa
respiratory distress syndrome yang tidak jelas penyebabnya
Prevalensi dan Etiologi
Hui DSC, Zumla A. Severe Acute Respiratory Syndrome. Infectious Disease Clinics of North America. Desember 2019;33(4):869–89.
Definisi
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan
gejala sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau
disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus
Patofisiologi
Patofisiologi SARS terdiri dari 2 macam fase, yaitu :
1. Fase pertama
2. Fase kedua
Fase 1
• Terjadi selama 10 hari pertama penyakit.
• Pada fase ini melibatkan proses akut yang mengakibatkan diffuse alveolar
damage (DAD) yang eksudatif.
• Fase ini dicirikan dengan adanya infiltrasi dari sel-sel inflamasi serta oedema dan
pembentukan membran hialin. Membran hialin ini terbentuk dari endapan
protein plasma serta debris nucleus dan sitoplasma sel-sel epitel paru
(pneumosit) yang rusak. Dengan adanya nekrosis sel-sel epitel paru maka barrier
antara sirkulasi darah dan jalan udara menjadi hilang sehingga cairan yang
berasal dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam ruang alveolus (efusi).
• Namun masih belum dapat dibuktikan apakah kerusakan sel-sel paru tersebut
diakibatkan karena efek toksik dari virus tersebut secara langsung atau
kerusakan tersebut terjadi karena perantara sistem imun. Pada saat fase
eksudatif ini dapat diamati dan diidentifikasi RNA dan antigen virus yang
terdapat pada makrofag alveolar.
Fase 2
• Fase ini dimulai tepat setelah fase pertama selesai (setelah 10 hari).
• Fase ini ditandai dengan perubahan pada DAD eksudatif menjadi DAD yang
terorganisir.
APD
Novia Pitaloka
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER. 08/MEN/VII/2010 tentang
PENGERTIAN
KELEBIHAN KEKURANGAN
Kebersihan Perlindungan
Tangan 1)Sarung Wajah (mata,
Sebelum dan sesudah kontak
langsung dengan pasien dan di
Tangan hidung, dan
•Gunakan:mulut)
antara pasien, baik
menggunakan maupun tidak Gunakan bila akan menyentuh
menggunakan sarung tangan. darah, cairan tubuh, sekret, •masker bedah dan pelindung
Segera setelah sarung tangan ekskresi, membran mukosa, mata (pelindung mata, kaca
dilepas. kulit yang tidak utuh. mata pelindung) atau
Sebelum memegang peralatan. Ganti setiap kali selesai satu •pelindung wajah untuk
tindakan ke tindakan melindungi membran mukosa
Setelah menyentuh darah, berikutnya pada pasien yang
cairan tubuh, sekret, ekskresi, mata, hidung, dan mulut
sama setelah kontak dengan selama tindakan yang
kulit terluka, dan benda-benda bahan-bahan yang berpotensi
terkontaminasi, walaupun umumnya dapat menyebabkan
infeksius. terjadinya percikan darah,
menggunakan sarung tangan.
Lepaskan setelah penggunaan, cairan tubuh, sekret, dan
Selama merawat pasien, saat sebelum menyentuh benda dan ekskresi.
bergerak dari sisi permukaan yang tidak
terkontaminasi ke sisi bersih terkontaminasi, dan sebelum
dari pasien. pindah ke pasien lain. Lakukan
•Setelah kontak dengan benda- tindakan membersihkan tangan
benda di samping pasien segera setelah melepaskan
KEWASPADAAN STANDARD DARI SARS
1)Pencegahan Luka
1)Gaun Tusukan Jarum dan
Pelindung Benda Tajam •Seseorang dengan gejala gangguan
napas harus menerapkan langkah-
Lainnya langkah pengendalian sumber:
• Gunakan untuk Tutup hidung dan mulut saat
•Hati-hati bila: batuk/bersin dengan tisu dan
memproteksi kulit dan
•Memegang jarum, masker, serta membersihkan tangan
mencegah kotornya setelah kontak dengan sekret
pakaian selama pisau, dan alat-alat saluran napas.
tindakan yang tajam lainnya. •Fasilitas pelayanan kesehatan
harus:
umumnya bisa •Bersihkan alat-alat •Menempatkan pasien dengan gejala
menimbulkan percikan yang telah gangguan pernapasan akut
darah, cairan tubuh, setidaknya 1 meter dari pasien lain
digunakan. saat berada di ruang umum jika
sekret, dan ekskresi. memungkinkan.
•Buang jarum dan
• Lepaskan gaun •Letakkan tanda peringatan untuk
pelindung yang kotor
alat-alat tajam lainya melakukan kebersihan pernapasan
sesegera mungkin dan yang telah dan etika batuk pada pintu masuk
fasilitas pelayanan kesehatan.
bersihkan tangan. digunakan. •Pertimbangkan untuk meletakkan
perlengkapan/ fasilitas kebersihan
tangan di tempat umum dan area
evaluasi pasien dengan gangguan
KEWASPADAAN STANDARD DARI SARS
Gunakan prosedur yang memadai •Penanganan, transportasi, dan •Pastikan pengelolaan limbah yang
untuk kebersihan rutin dan disinfeksi pemrosesan linen yang telah dipakai aman.
permukaan lingkungan dan benda dengan cara: •Perlakukan limbah yang
lain yang sering disentuh. •Cegah pajanan pada kulit dan terkontaminasi darah, cairan tubuh,
membran mukosa serta kontaminasi sekret, dan ekskresi sebagai limbah
pada pakaian. infeksius, berdasarkan peraturan
•Cegah penyebaran patogen ke setempat.
pasien lain dan lingkungan. •Jaringan manusia dan limbah
laboratorium yang secara langsung
berhubungan dengan pemrosesan
spesimen harus juga diperlakukan
sebagai limbah infeksius.
•Buang alat sekali pakai dengan
benar.
KEWASPADAAN STANDARD DARI SARS
• Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi
harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit dan
membran mukosa, kontaminasi pakaian, dan penyebaran patogen ke
pasien lain atau lingkungan dapat dicegah.
• Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan yang
digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan pada pasien lain.
DAFTAR PUSTAKA
• Salah satu resiko infeksi yang harus diwaspadai yaitu SARS yang merupakan
syndroma pernafasan akut berat, prinsip utama kewaspadaan unversal dalam
penanggulan SARS adalah dengan diawali dengan kewaspadaan standard yang
dijelaskan menurut WHO tahun 2008 berupa, kebersihan tangan, satung tangan,
perlindungan wajah, gaun pelindung, pencegahan luka tusukan dan benda tajam
lainya, kebersihan pernapasan dan etika batuk, kebersihan lingkungan, linen,
pembuangan limbah dan perlatan perawatan pasien
• Dalam pelayanan kesehatan menggunakan
alat pelindung diri petugas sendiri pun wajib
memastikan daya tahan tubuh, dengan cara
berolahraga istirahat cukup dan mengurangi
stress, menjaga higiene secara personal,
petugas kesehatan juga harus mewaspadai
gejala-gejala dari SARS seperti demam,
mengigil, nyeri otot, nafas pendek atau sesak,
segera melapor untuk tindakan pengobatan
dan observasi maupun isolasi