Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

LATAR BELAKANG

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


Rumah Sakit kesehatan perotangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

Kamar Jenazah merupakan sumber infeksi yang potensial

inhalasi, konsumsi, inokulasi langsung, masuk melalui luka yang


Penularan sudah ada sebelumnya pada kulot, dan selaput lendir mata,
penyakit hidung, dan mulut

WHO melaporkan bahwa 30 % kasus SARS terjadi pada petugas


SARS kesehatan

pakaian khusus atau peralatan yang dipakai petugas untuk


APD memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan
infeksius
Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari SARS?


2. Bagaimana prevalensi dan etiologi dari SARS?
3. Bagaimana patofisiologi SARS?
4. Apakah definisi dari APD?
5. Apakah tujuan dari penggunaan APD?
6. Apakah manfaat dari penggunaan APD?
7. Bagaimana jenis dan kegunaan APD?
8. Apakah kekurangan dan kelebihan APD?
9. Bagaimana penanggulangan dan teknik perlindungan
APD dari SARS?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui definisi dari SARS

2. Mengetahui prevalensi dan etiologi dari SARS

3. Memahami patofisiologi SARS

4. Mengetahui definisi dari APD

5. Mengetahui tujuan dari penggunaan APD

6. Mengetahui manfaat dari penggunaan APD

7. Mengetahui jenis-jenis dan kegunaan APD

8. Mengetahui kekurangan dan kelebihan APD

9. Mengetahui cara penanggulangan dan teknik perlindungan APD dari SARS


Manfaat Penelitian
Manfaat secara Teoritis Manfaat Praktisi

• Memperluas pengetahuan mengenai SARS Referensi ini diharapkan dapat menjadikan


dan APD dalam aspek perlindungan diri salah satu sumber referensi untuk lebih
• Mengetahui mekanisme penyebaran SARS mengenal dan memahami tentang
• Mengetahui jenis-jenis dan kegunaan dari penggunaan APD
APD
Pengertian SARS dan
Definisi Kasus
Pengertian Definisi Kasus

Adalah Syndroma pernafasan akut


berat yang merupakan penyakit Secara proposional ada 2 definisi
infeksi pada jaringan paru manusia kasus SARS, yaitu suspect dan
probable sesuai kriteria WHO.
yang sampai saat ini belum diketahui
pasti penyebabnya.

Departemen Kesehatan. Penanggulangan SARS : Pedoman Survelains Epidemiologi Penyakit SARS. Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2003.
Departemen Kesehatan. Penanggulangan SARS : Pedoman Survelains Epidemiologi Penyakit SARS. Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2003.

Suspect SARS Adalah seseorang yang menderita sakit dengan


gejala :
 Demam Tinggi (>38°C), dengan
 Satu atau lebih gangguan pernafasan, yaitu
batuk, nafas pendek dan kesulitan bernafas
 Satu atau lebih keadaan berikut :

*) Kontak erat adalah orang yang merawat, Keterangan:


tinggal serumah atau berhubungan langsung o Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit,
dengan cairan saluran pernafasan maupun atau mempunyai riwayat kontak erat dengan
jaringan tubuh seseorang penderita SARS. seseorang yang telah didiagnosis sebagai
**) Tempat yang dilaporkan terjangkit SARS penderita SARS *)
adalah sesuai dengan ketetapan WHO sebagai o Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit,
negara terjangkit yang pada tanggal 1 April melakukan perjalanan ke tempat terjangkit
Canada (Toronto), Singapura, China SARS **)
(Guangdong, Hongkong SAR, Shanxi, Taiwan) o Penduduk dari daerah terjangkit.
dan Vietnam (Hanoi) . .
Suspect SARS
Adalah seseorang yang meninggal dunia sesudah tanggal 1 Nopember 2002
karena mengalami gagal nafas akut yang tidak diketahui penyebabnya dan
tidak dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebabnya. Pada 10 hari
sebelum meninggal, orang tersebut mengalami salah satu atau lebih kondisi
dibawah ini, yaitu :

Kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnosa suspect atau


probable SARS

Riwayat berkunjung ke tempat /negara yang terkena wabah


SARS

Bertempat tinggal /pernah tinggal di tempat/negara yang


terjangkit wabah SARS 1.

Departemen Kesehatan. Penanggulangan SARS : Pedoman Survelains Epidemiologi Penyakit SARS. Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2003.
Probable SARS

Adalah kasus Suspect ditambah dengan gambaran foto toraks


menunjukkan tanda-tanda pneumonia atau respiratory distress
syndrome, atau seseorang yang meninggal karena penyakit
saluran pernafasan yang tidak jelas penyebabnya, dan pada
pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis berupa
respiratory distress syndrome yang tidak jelas penyebabnya1
Departemen Kesehatan. Penanggulangan SARS : Pedoman Survelains Epidemiologi Penyakit SARS. Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2003.
Departemen Kesehatan. Penanggulangan SARS : Pedoman Survelains Epidemiologi Penyakit SARS. Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2003.

Probable SARS
Adalah kasus Suspect ditambah dengan gambaran foto toraks
menunjukkan tanda-tanda pneumonia atau respiratory distress
syndrome, atau seseorang yang meninggal karena penyakit
saluran pernafasan yang tidak jelas penyebabnya, dan pada
pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis berupa
respiratory distress syndrome yang tidak jelas penyebabnya
Prevalensi dan Etiologi

SARS disebabkan oleh SARS-coronavirus (SARS-


CoV), yang pertama kali muncul di China dan menjadi
pusat perhatian secara global pada tahun 2002 hingga
2003 yang merupakan wabah dengan 8098 kasus dan
774 kematian. Kasus pertama ditemukan di Foshan,
China pada tahun 2002. Transmisi nosokomial SARS-
CoV juga sering terjadi. Cara utama penularan SARS-
CoV adalah secara airborne dari orang-ke-orang.
Penularan juga dapat ditransmisikan secara fecal-oral2

Hui DSC, Zumla A. Severe Acute Respiratory Syndrome. Infectious Disease Clinics of North America. Desember 2019;33(4):869–89.
Definisi
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan
gejala sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau
disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus
Patofisiologi
Patofisiologi SARS terdiri dari 2 macam fase, yaitu :

1. Fase pertama

2. Fase kedua
Fase 1
• Terjadi selama 10 hari pertama penyakit.

• Pada fase ini melibatkan proses akut yang mengakibatkan diffuse alveolar
damage (DAD) yang eksudatif.

• Fase ini dicirikan dengan adanya infiltrasi dari sel-sel inflamasi serta oedema dan
pembentukan membran hialin. Membran hialin ini terbentuk dari endapan
protein plasma serta debris nucleus dan sitoplasma sel-sel epitel paru
(pneumosit) yang rusak. Dengan adanya nekrosis sel-sel epitel paru maka barrier
antara sirkulasi darah dan jalan udara menjadi hilang sehingga cairan yang
berasal dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam ruang alveolus (efusi).

• Namun masih belum dapat dibuktikan apakah kerusakan sel-sel paru tersebut
diakibatkan karena efek toksik dari virus tersebut secara langsung atau
kerusakan tersebut terjadi karena perantara sistem imun. Pada saat fase
eksudatif ini dapat diamati dan diidentifikasi RNA dan antigen virus yang
terdapat pada makrofag alveolar.
Fase 2
• Fase ini dimulai tepat setelah fase pertama selesai (setelah 10 hari).

• Fase ini ditandai dengan perubahan pada DAD eksudatif menjadi DAD yang
terorganisir.

• Pada periode ini didapati metaplasia sel epitel skuamosa bronchial,


bertambahnya ragam sel dan fibrosis pada dinding lumen alveolus. Pada
fase ini juga tampak dominasi pneumosit tipe 2 dengan perbesaran nucleus
dan nucleoli yang eosinofilik. Selanjutnya juga ditemukan adanya sel
raksasa dengan banyak nucleus (multinucleated giant cell) dalam rongga
alveoli. Sel raksasa tersebut diduga merupakan akibat langsung dari SARS-
CoV, namun sumber lain mengatakan bahwa hal tersebut bukan karena
SARS-CoV namun disebabkan karena proses inflamasi yang berat pada
tahap DAD eksudatif.
Cara penularan :
• SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat
penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung
dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable.
Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam
satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal
tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk
sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-
tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.

• Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang


kontak langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular,
lebih-lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem
pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.
Cover

APD
Novia Pitaloka
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER. 08/MEN/VII/2010 tentang

Alat Pelindung Diri. Diunduh dari


http://www.arai.wah-
Indonesia.org/download/Permenake
r %20no.%208%20thn%202011%20ttg%20apd.pdf Diakses pada tanggal 26 Januari 2020.

PENGERTIAN

Alat perlindungan diri adalah suatu alat yang


mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja. APD meliputi
pelindung kepala, mata, muka, telinga,
pernapasan, tangan, kaki, serta pakaian
pelindung
JENIS JENIS ALAT PELINDUNG DIRI:

Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor PER.
52/MEN/V/2018 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Di Fasiitas Pelayanan Kesehatan.

Penutup Kepala ( Penutup Teling (ear muff a Kacamata Khusus (


shower cap) tau ear plug) safety goggle)
JENIS JENIS ALAT PELINDUNG DIRI:

Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor PER.
52/MEN/V/2018 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Di Fasiitas Pelayanan Kesehatan.

Sarung Tangan (hand schoo


Pelindung wajah n/sarung tangan bahan kar
Masker
(face shield) et, kain)
JENIS JENIS ALAT PELINDUNG DIRI:

Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor PER.
52/MEN/V/2018 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Di Fasiitas Pelayanan Kesehatan.

Pelindung Kaki (sepatu b


oots, safety shoes) Jas Lab dan Apron Coverall
PENANGGULANGAN
KEKURANGAN DAN DAN TEKNIK
KELEBIHAN APD PERLINDUNGAN
APD DARI SARS
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN APD

KELEBIHAN KEKURANGAN

• Mengurangi resiko akibat kecelakan • Kemampuan perlindungan yang tak


• Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya sempurna karena (memakai APD yang
pada kecelakaan kurang tepat
• Sebagai usaha terakhir apabila sistem • Fungsi dari ADP ini hanya untuk
pengendalian teknik dan administrasi menguragi akibat dari kondisi yang
tidak berfungsi dengan baik. berpotensi menimbulkan bahaya.
• Memberikan perlindungan bagi tenaga • Tidak menjamin pemakainya bebas
kerja di tempat kerja. kecelakaan
• Cara pemakaian APD yang salah,
• APD tak memenuhi persyaratan standar)
• APD yang sangat sensitive terhadap
perubahan tertentu.
• APD yang mempunyai masa kerja
tertentu seperti kanister, filter dan
penyerap (cartridge).
KEWASPADAAN STANDARD DARI SARS

Kebersihan Perlindungan
Tangan 1)Sarung Wajah (mata,
Sebelum dan sesudah kontak
langsung dengan pasien dan di
Tangan hidung, dan
•Gunakan:mulut)
antara pasien, baik
menggunakan maupun tidak Gunakan bila akan menyentuh
menggunakan sarung tangan. darah, cairan tubuh, sekret, •masker bedah dan pelindung
Segera setelah sarung tangan ekskresi, membran mukosa, mata (pelindung mata, kaca
dilepas. kulit yang tidak utuh. mata pelindung) atau
Sebelum memegang peralatan. Ganti setiap kali selesai satu •pelindung wajah untuk
tindakan ke tindakan melindungi membran mukosa
Setelah menyentuh darah, berikutnya pada pasien yang
cairan tubuh, sekret, ekskresi, mata, hidung, dan mulut
sama setelah kontak dengan selama tindakan yang
kulit terluka, dan benda-benda bahan-bahan yang berpotensi
terkontaminasi, walaupun umumnya dapat menyebabkan
infeksius. terjadinya percikan darah,
menggunakan sarung tangan.
Lepaskan setelah penggunaan, cairan tubuh, sekret, dan
Selama merawat pasien, saat sebelum menyentuh benda dan ekskresi.
bergerak dari sisi permukaan yang tidak
terkontaminasi ke sisi bersih terkontaminasi, dan sebelum
dari pasien. pindah ke pasien lain. Lakukan
•Setelah kontak dengan benda- tindakan membersihkan tangan
benda di samping pasien segera setelah melepaskan
KEWASPADAAN STANDARD DARI SARS

1)Kebersihan Pernapasan dan Etika Batuk

1)Pencegahan Luka
1)Gaun Tusukan Jarum dan
Pelindung Benda Tajam •Seseorang dengan gejala gangguan
napas harus menerapkan langkah-
Lainnya langkah pengendalian sumber:
• Gunakan untuk  Tutup hidung dan mulut saat
•Hati-hati bila: batuk/bersin dengan tisu dan
memproteksi kulit dan
•Memegang jarum, masker, serta membersihkan tangan
mencegah kotornya setelah kontak dengan sekret
pakaian selama pisau, dan alat-alat saluran napas.
tindakan yang tajam lainnya. •Fasilitas pelayanan kesehatan
harus:
umumnya bisa •Bersihkan alat-alat •Menempatkan pasien dengan gejala
menimbulkan percikan yang telah gangguan pernapasan akut
darah, cairan tubuh, setidaknya 1 meter dari pasien lain
digunakan. saat berada di ruang umum jika
sekret, dan ekskresi. memungkinkan.
•Buang jarum dan
• Lepaskan gaun •Letakkan tanda peringatan untuk
pelindung yang kotor
alat-alat tajam lainya melakukan kebersihan pernapasan
sesegera mungkin dan yang telah dan etika batuk pada pintu masuk
fasilitas pelayanan kesehatan.
bersihkan tangan. digunakan. •Pertimbangkan untuk meletakkan
perlengkapan/ fasilitas kebersihan
tangan di tempat umum dan area
evaluasi pasien dengan gangguan
KEWASPADAAN STANDARD DARI SARS

1)Kebersihan Lingkungan 1)Linen 1)Pembuangan Limbah

Gunakan prosedur yang memadai •Penanganan, transportasi, dan •Pastikan pengelolaan limbah yang
untuk kebersihan rutin dan disinfeksi pemrosesan linen yang telah dipakai aman.
permukaan lingkungan dan benda dengan cara: •Perlakukan limbah yang
lain yang sering disentuh. •Cegah pajanan pada kulit dan terkontaminasi darah, cairan tubuh,
membran mukosa serta kontaminasi sekret, dan ekskresi sebagai limbah
pada pakaian. infeksius, berdasarkan peraturan
•Cegah penyebaran patogen ke setempat.
pasien lain dan lingkungan. •Jaringan manusia dan limbah
laboratorium yang secara langsung
berhubungan dengan pemrosesan
spesimen harus juga diperlakukan
sebagai limbah infeksius.
•Buang alat sekali pakai dengan
benar.
KEWASPADAAN STANDARD DARI SARS

1)Peralatan perawatan pasien

• Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi
harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit dan
membran mukosa, kontaminasi pakaian, dan penyebaran patogen ke
pasien lain atau lingkungan dapat dicegah.
• Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan yang
digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan pada pasien lain.
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kemenkes


RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tuberkulosis Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
2012;(857). Available from:
https://www.who.int/csr/resources/publications/AMS
tandardPrecautions_bahasa.pdf?ua=1
2. Isi D, Pengertian BABII. PEDOMAN
KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS
KESEHATAN. 2003; Available from:
http://repository.litbang.kemkes.go.id/id/eprint/173
KESIMPULAN
• Potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja yang ada di Rumah Sakit dapat
dicegah dengan penggunaan alat pelindung diri, penggunakan alat pelindung diri
dimaksudkan untuk melindung pekerja dari faktor bahaya di tempat kerja, serta
menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehingga tercipta tenaga kerja yang
efektif dan efisien. Alat pelindung diri bersifat eksklusif (hanya melindungi
individu) dan spesifik (setiap alat memiliki spesifikasi bahaya yang dapat
dikendalikan), jenis jenis alat pelindung diri di fasilitas pelayanan kesehatan
meliputi, penutup kepala, kacamata khusus, pelindung wajah, masker, sarung
tangan, jas lab dan apron, pelindung kaki, coverall

• Salah satu resiko infeksi yang harus diwaspadai yaitu SARS yang merupakan
syndroma pernafasan akut berat, prinsip utama kewaspadaan unversal dalam
penanggulan SARS adalah dengan diawali dengan kewaspadaan standard yang
dijelaskan menurut WHO tahun 2008 berupa, kebersihan tangan, satung tangan,
perlindungan wajah, gaun pelindung, pencegahan luka tusukan dan benda tajam
lainya, kebersihan pernapasan dan etika batuk, kebersihan lingkungan, linen,
pembuangan limbah dan perlatan perawatan pasien
• Dalam pelayanan kesehatan menggunakan
alat pelindung diri petugas sendiri pun wajib
memastikan daya tahan tubuh, dengan cara
berolahraga istirahat cukup dan mengurangi
stress, menjaga higiene secara personal,
petugas kesehatan juga harus mewaspadai
gejala-gejala dari SARS seperti demam,
mengigil, nyeri otot, nafas pendek atau sesak,
segera melapor untuk tindakan pengobatan
dan observasi maupun isolasi

Anda mungkin juga menyukai