Anda di halaman 1dari 32

Nur Azizah

G4A018016

Pembimbing
D r. d r. Q o d r i S a n t o s a , S p . A , M S i . M e d

Mikronutrisi DAV IDE M AT TE I

Perkembangan Otak A N GE LO PI E TRO B ELL I


Abstrak Penelitian

Tujuan Ringkasan
Anak-anak dengan zat gizi yang terpenuhi cenderung
Ulasan ini merangkum bukti terbaru tentang efek mencapai potensi perkembangan positif dalam kemampuan
zat gizi mikro terhadap perkembangan otak. kognitif, motorik, dan sosial-emosional. Data dari uji klinis
lebih lanjut diperlukan sebelum diambil kesimpulan yang
Temuan Terbaru lebih pasti terkait efektivitas intervensi diet untuk
meningkatkan hasil neurokognitif, sosial, dan mencegah
Nutrisi pada awal kehidupan sangat
penyakit neuropsikiatri.
mempengaruhi perkembangan saraf yang penting
untuk tahap kehidupan selanjutnya, kerja kognitif, Kata kunci
dan perkembangan risiko penyakit. Nutrisi awal 1000 hari pertama. Perkembangan otak. Neurode Development.
kehidupan yang tidak adekuat berkaitan dengan Mikronutrien. Defisiensi Mikronutrient. Besi. Iodine. Seng. Epigenetik.
Performa neurokognitif . Penyakit neuropsikiatri
beragam gangguan neuropsikiatri.

2
Pendahuluan

1000 hari pertama


 Periode emas menyusun
perkembangan otak

Perkembangan saraf dipengaruhi


 Genetik
 Faktor lingkungan
 Nutrisi

TEACH A COURSE 3
Nutrisi serta Perannya dalam Tubuh

Bahan utama Menjaga Memengaruhi gen


kesehatan

Mempengaruhi ekspresi
Menyediakan zat-zat yang Mendukung dan menjaga
gen melalui mekanisme
diperlukan untuk otak fungsi kesehatan
epigenetik

Kurangnya nutrisi akan berakibat pada munculnya gangguan pada sistem neuropsikiatri dalam jangka panjang

TEACH A COURSE 4
Perkembangan 3rd weeks
Otak Dini Pembentukan
neuroectoderm
neural plate
yang terkembang
berupa
menjadi
neural tube
5-8th weeks
Elevasi atau melipatnya neural plate menjadi
neural tube yang akan menutup dan menjadi
otak belakang, otak depan, otak belakang, spinal
cord, hipofisis dan hipothalamus

8-10th weeks
Penyempurnaan proses pembentukan otak dengan I
ntegrasi serta perkembangan akson dan dendrit ber
multiplikasi pesat
10- 18th weeks
Mielinisasi untuk proteksi sel saraf yang akan terus
berkembang pesat sampai umur 1 tahun dan akan terus
berkembang sampai menajdi dewasa muda bahkan sampai
tua

TEACH A COURSE 5
Prinsip Efek Nutrisi pada Perkembangan Otak

1000 hari pertama kehidupan ...


 Otak tumbuh secara luar biasa
 Meningkatkan dimensinya
 Berdiferensiasi secara bertahap
 Perlahan-lahan kehilangan plastisitas

RENTAN TERHADAP KERUSAKAN

TEACH A COURSE 6
Riwayat kelaparan ekstrim
Risiko penyakit jantung koroner, profil
lipid aterogenik, pembekuan darah
terganggu, peningkatan respons
terhadap stres, obesitas, dan
intoleransi glukosa saat dewasa.

Konsekuensi yang merugikan


Epigenesis memodulasi ekspresi gen
dengan metilasi DNA, modifikasi
histone, dan mikroRNA yang diinduksi
oleh faktor risiko keadaan saat awal
kehidupan.

Tantangan terkait epigenetik


I. Terpapar pada campuran faktor
lingkungan yang dapat memiliki Pengaruh EPIGENETIK
efek penghambat;
II. Jaringan otak tidak dapat diakses
pada manusia yang hidup. Berpotensi menawarkan peluang untuk mencegah
atau mengobati beberapa penyakit mental

TEACH A COURSE 7
Penelitian
Lebih Lanjut
Literatur yang berhubungan dengan
topik yang luas ini sering
bertentangan karena beberapa
alasan
 Periode kritis dan sensitif sulit
untuk didefinisikan dan sering
digunakan secara bergantian;
 Waktu dosis, durasi prinsip
suplementasi tidak selalu dapat
didefinisikan dengan jelas;
 Penilaian koneksi dengan tes
neurobehavioral dan ukuran hasil
tidak selalu dilakukan dengan tes
terbaik pada usia penilaian yang Bukan alat terbaik untuk menilai hubungan nutrisi dan otak
benar

TEACH A COURSE 8
Nutrisi Yang Mempengaruhi Perkembangan Saraf

Recommended
Dietary Allowances
(RDA)

TEACH A COURSE 9
Besi
 Mikronutrien penting
 Kekurangan zat besi pada
kehidupan awal dapat
menyebabkan efek jangka
panjang dan berpotensi
permanen, yang mengakibatkan
gangguan neurokognitif dan
perilaku
 Pencegahan kekurangan zat besi
lebih baik daripada pengobatan

TEACH A COURSE 10
Berbagai Macam Penelitian Besi-Pertumbuhan Otak

Zat besi prenatal untuk mendukung Bayi yang terlahir kekurangan zat besi  pengenalan suara
ibu yang lebih lambat pada mereka yang berusia 2 bulan
pengembangan hippocampal dan striatum
Bayi yang kekurangan zat besi  memiliki waktu reaksi
Suplementasi antara 12 dan 36 bulan kehidupan yang lebih lambat secara signifikan dan kontrol
penghambatan yang lebih buruk 8 hingga 9 tahun setelah
tidak memberikan manfaat tambahan pada suplementasi
fungsi neurointelektual umum atau
menyebabkan pertumbuhan catch-up Studi follow-up di Chile selama 10 tahun  zat besi yang
salah atau berlebihan dapat menyebabkan hasil
neurokognitif pada anak-anak yang tidak perkembangan saraf yang lebih buruk dalam 10 tahun
ditambah selama kehamilan
Studi di Nepal, penjepitan tali pusat yang tertunda (≥ 180
detik setelah melahirkan) mengurangi anemia pada usia 8
Studi di Vietnam menunjukkan bahwa dan 12 bulan pada populasi berisiko tinggi
suplementasi prakonsepsi dengan zat besi dan
Studi kohort longitudinal  bayi yang mengalami defisiensi
asam folat meningkatkan pertumbuhan linier dan besi lebih mungkin mengalami gangguan kognitif dan
perkembangan motorik halus pada usia 2 tahun sosioemosional sepanjang masa bayi, masa kanak-kanak,
dan remaja serta perburukan neurokognitif lainnya

TEACH A COURSE 11
Pengaruh Besi pada Sistem Neurokognitif

 Secara kolektif, studi-studi ini mengkonfirmasi prinsip waktu pemberian yang


dijelaskan sebelumnya.
 Adanya kekurangan zat besi dapat mempengaruhi kinerja neurokognitif

TEACH A COURSE 12
Yodium
 Kehamilan melibatkan perubahan
signifikan pada fungsi tiroid ibu.
 Meskipun tiroid janin mulai
memproduksi hormon di sekitar
usia kehamilan 18-20 minggu,
pasokan utama tiroksin tetap
menjadi ibu.
 Hterdapat hubungan antara
defisiensi yodium pada wanita
hamil dengan kerusakan neurologis
janin

TEACH A COURSE 13
Berbagai Macam Penelitian Yodium-Pertumbuhan Otak

Inggris dan Australia  anak dari ibu dengan kreatinin UIC


<150 μg / g lebih cenderung untuk skor dalam kuartil
terendah pada IQ verbal, akurasi membaca, dan
Hipotiroxinemia  nilai tiroksin bebas di bawah pemahaman membaca pada usia 8-9 tahun serta
persentil -2,5 dengan tingkat tirotropin dalam pendidikan yang lebih rendah pada usia 9 tahun.
rentang referensi Kohort prospektif berbasis populasi anak-anak
sebelumnya, UIC di bawah ~ 100 μg / L dikaitkan dengan
Hipotiroxinemia tidak terkait dengan daerah asupan keterampilan bahasa bayi yang lebih rendah hingga 18
yodium yang tidak memadai bulan.

Hipotiroxinemia menyebabkan gangguan Penelitian prospektif Belanda  UIC ibu rendah selama
lapisan neokortikal kehamilan (<10 persen) dikaitkan dengan gangguan fungsi
eksekutif anak di usia 4 tahun.
Norwegia  asupan yodium ibu suboptimal selama
kehamilan dikaitkan dengan gejala keterlambatan bahasa
anak, masalah perilaku, dan penurunan keterampilan
motorik halus pada usia 3 tahun

TEACH A COURSE 14
Penelitian yang Mendukung Lainnya

Namun, RCT di India dan Thailand  tidak


menemukan manfaat suplementasi yodium
pada perkembangan kognisi anak 5-6 tahun Norwegia  Asupan yodium yang rendah
yang lahir dari ibu dengan defisiensi ringan (<200 g / L) dikaitkan dengan peningkatan skor
sampai sedang (perempuan India yang gejala ADHD anak, tetapi tidak dengan
direkrut sebenarnya cukup yodium dan kedua diagnosis ADHD
negara mematuhi program garam beryodium)
Román et al.  Hubungan yang konsisten
Keturunan ibu dengan konsentrasi hormon antara berat, awal kehamilan, hipotiroxinemia
tiroid serum abnormal selama awal kehamilan ibu dengan gejala autistik pada anak.
mungkin menghadirkan peningkatan risiko
masalah atensi, contoh ADHD

TEACH A COURSE 15
Zinc / Seng
 Mineral penting karena perannya yang
universal dalam menjaga sel-sel tetap
beroperasi.
 Peran kuncinya dalam proses
perkembangan saraf (neurogenesis,
migrasi neuron, genesis sinaptik, dan
mielinisasi) dan modulasi sinyal intra
dan antar sel (GABAnergic neuron) serta
mempengaruhi perkembangan
sensorimotor dan kognitif.
 Asupan zinc yang tidak memadai  diet
reguler sereal yang berlebihan (kaya
dengan inhibitor seng).
 Kehamilan dan bayi yang lebih tua
merupakan periode peningkatan risiko
defisiensi seng.

TEACH A COURSE 16
Penelitian yang Mendukung Lainnya

DB-RCT India  suplementasi zinc hingga usia


terkoreksi 3 bulan pada bayi prematur meningkatkan Seng dapat mempertahankan perkembangan
pola kewaspadaan dan perhatian; saraf normatif dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Bayi 8-18 bulan dari tiga wilayah global (negara- Tingkat defisiensi seng pada usia yang sangat
negara pasca-Soviet, Ethiopia, dan China)  muda telah meningkat secara signifikan
Defisiensi seng dikaitkan dengan fungsi memori yang dibandingkan dengan subyek kontrol sehat pada
terganggu.
penderita gangguan spektrum autisme.
Suplementasi zinc harian atau multivitamin (vitamin
B-complex, C, dan E) tidak menyebabkan perbaikan Dua studi kasus-kontrol menunjukkan korelasi
pada domain perkembangan yang dinilai. kadar seng yang rendah dan ADHD.

DB-RCT Peru  Efek pencegahan defisiensi seng pada


perkembangan kognitif dan sensorimotor selama
masa bayi 6-18 bulan

TEACH A COURSE 17
Faktor lingkungan dan nutrisi pada
kehidupan awal memengaruhi hasil
kesehatan kehidupan di kemudian hari
serta risiko penyakit di berbagai sistem
organ.
Epigenetika memainkan peran utama,
dalam awal kehidupan dan memiliki
konsekuensi jangka Panjang.
Strategi pencegahan harus fokus pada
memastikan lebih banyak makanan
berkualitas bagi wanita pra-konsepsi,
hamil, menyusui dan anak-anak di awal
kehidupan.
Diperlukan lebih banyak penelitian
terkait nutrisi.
Kesimpulan
Mikronutrien dan Perkembangan Otak

TEACH A COURSE 18
Penelitian Lain (Abstrak)
Mikronutrien dan Perkembangan Otak

TEACH A COURSE 19
Wawasan baru mengenai efek vitamin B12 dan asam lemak
omega-3 pada fungsi otak
Richa Rathod, Anvita Kale, Sadhana Joshi

Abstrak
Prevalensi gangguan kejiwaan yang ditandai oleh penurunan kognitif meningkat pada tingkat yang
mengkhawatirkan menjadi sebuah proporsi yang signifikan dari beban penyakit global.
Telah ditetapkan bahwa nutrisi mempengaruhi otak sepanjang hidup. Namun, mekanisme melalui mana
nutrisi memodulasi kesehatan mental masih belum dipahami dengan baik.
Telah disarankan bahwa kekurangan vitamin B12 dan asam lemak omega-3 dapat memiliki efek buruk
pada kognisi dan plastisitas sinaptik. Studi menunjukkan perlunya suplementasi vitamin B12 dan asam
lemak omega-3 untuk mengurangi risiko penurunan kognitif.
Dalam artikel ini, peneliti memberikan tinjauan umum tentang vitamin B12 dan asam lemak omega-3,
mekanisme yang mungkin dan bukti-bukti yang melaluinya vitamin B12 dan asam lemak omega-3
memodulasi kesehatan mental dan kognisi.

TEACH A COURSE 20
Kekurangan vitamin A dan vitamin D memperburuk gejala pada
anak-anak dengan gangguan spektrum autisme
Min Guo, Jiang Zhu, Ting Yang, Xi Lai, Yuxi Lei, Jie Chen

Abstrak
Penelitian ini dirancang untuk menyelidiki kadar vitamin A (VA) dan vitamin D (VD) pada anak-anak dengan kelainan
spektrum autisme (ASD) dan untuk menentukan apakah defisiensi VA dan VD memperburuk gejala klinis pada anak autis.
Daftar Periksa Perilaku Autisme, Skala Penilaian Autisme Anak (CARS), dan Skala Respons Sosial (SRS) digunakan untuk
menilai gejala 332 anak yang didiagnosis sebagai ASD. Dan Skala Perkembangan Gesell (GDS) digunakan untuk
mengevaluasi perkembangan saraf pada anak-anak dengan ASD. Pengukuran antropometrik dan hasil kuesioner
dibandingkan untuk semua anak autis dan 197 anak-anak dengan kontrol usia dan jenis kelamin yang cocok. Kadar retinol
serum terdeteksi dengan kromatografi cair kinerja tinggi, dan kadar serum vitamin D 25-OH diukur dengan metode
immunoassay pada kedua kelompok.
ZHA, ZWA, dan ZBMIA dari anak-anak dengan ASD secara signifikan lebih rendah daripada anak-anak kontrol. Kadar retinol
serum dan 25-OH vitamin D pada anak autis secara signifikan lebih rendah daripada pada anak-anak kontrol.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak dengan autisme memiliki lebih banyak defisiensi VA dan VD daripada anak-anak
kontrol, dan defisiensi VA dan VD dapat memperburuk gejala anak-anak dengan ASD.

TEACH A COURSE 21
EFEKTIVITAS VITAMIN LISAN B6 PADA EFEK SAMPING PERILAKU
TERHADAP FENOBARBITAL PADA ANAK-ANAK 2 SAMPAI 15 TAHUN
DENGAN KEJANG
FARZAD AHMADABADI, MANOUCHEHR BARAK, et al.

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari efek vitamin B6 pada gangguan perilaku karena penggunaan
fenobarbital pada pasien dengan kejang.
77 pasien (Anak-anak dengan Kejang) dipelajari dan dibagi dalam dua kelompok. Fenobarbital bersama
dengan vitamin B6, dan fenobarbital bersama dengan plasebo secara terpisah diresepkan untuk dua kelompok
selama tiga bulan, dan perubahan perilaku dicatat dan data dikumpulkan dan disediakan untuk perangkat
lunak statistik.
Dalam tiga bulan pertama, tidak ada perbedaan signifikan yang diamati antara kedua kelompok, dan dalam
tiga bulan kedua, nilai rata-rata perilaku hiperaktif yang dihilangkan menurun secara signifikan. Pada kelompok
obat dalam tiga bulan pertama dan kelompok plasebo dalam tiga bulan kedua, hiperaktif dan perilaku agresif
berkurang secara signifikan, sehubungan dengan ketiga perilaku, kelompok plasebo dalam tiga bulan pertama
dan kelompok obat pada tiga bulan kedua.
Vitamin B6 dapat secara efektif mengurangi perilaku hiperaktif pada anak-anak.

TEACH A COURSE 22
Pengaruh Suplementasi Vitamin B12 pada Ibu pada Hasil Kognitif
pada Anak-anak India Selatan: Uji Klinis Terkontrol Secara Acak
Susan Thomas, Tinku Thomas, et al.

Abstrak
Tujuan untuk menguji efek suplementasi vitamin B12 oral ibu selama kehamilan dan menyusui dini pada perkembangan kognitif
pada anak-anak.
Peneliti mempelajari 218 anak-anak yang lahir dari ibu yang terdaftar dalam uji coba terkontrol plasebo yang terkontrol secara acak
dengan suplementasi vitamin B12 selama kehamilan hingga 6 minggu setelah melahirkan. Fungsi kognitif dinilai pada 30 bulan
menggunakan Bayley Scales of Infant Development- edisi ke-3 (BSID III). Asosiasi karakteristik sosiodemografi ibu, status biokimia
ibu selama kehamilan, berat lahir dan lingkungan rumah dengan masing-masing sub-domain BSID-III diperiksa menggunakan
analisis regresi linier. Analisis regresi linier berganda yang terpisah untuk masing-masing sub-domain BSID-III dengan status
biomarker nutrisi khusus trimester ibu dilakukan.
Anak-anak dari ibu yang menerima suplemen vitamin B12 oral memiliki skor signifikan lebih tinggi pada bahasa ekspresif
dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang menerima plasebo (β = 0,14, P = 0,03). Anak-anak dari ibu dengan
homocysteine ​total serum tinggi (tHcy) pada trimester kedua dan ketiga kehamilan memiliki skor secara signifikan lebih rendah
pada bahasa ekspresif (β = - 0,18, P = 0,03 dan β = - 0,19, P = 0,02, masing-masing) dan domain motorik kasar (β = - 0,23, P = 0,008
dan β = - 0,30, P = 0,001, masing-masing) dari BSID-III disesuaikan untuk kelompok perlakuan dan beberapa perancu, dibandingkan
dengan anak-anak yang ibunya tidak memiliki peningkatan tHcy.
Kesimpulan untuk praktek Suplementasi B12 ibu selama kehamilan dikaitkan dengan skor bahasa ekspresif yang lebih tinggi pada
anak-anak pada 30 bulan. Tingkat kehamilan ibu yang meningkat selama kehamilan memiliki hubungan negatif dengan bahasa
ekspresif dan domain motorik kasar dari BSID-III.

TEACH A COURSE 23
Kadar folat, homocysteine, dan vitamin B12 prenatal dan volume otak
anak, perkembangan kognitif, dan fungsi psikologis: Studi Generasi R
Charlotte L. Ars, Ilse M. Nijs, Hanan E. Marroun, Ryan Muetzel

Abstrak
Defisiensi folat ibu prenatal terkait dengan penurunan pertumbuhan otak prenatal dan masalah psikologis pada anak.
Namun, sedikit yang diketahui tentang dampak jangka panjangnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah insufisiensi folat ibu prenatal, kadar homocystein total tinggi dan
kadar vitamin B12 rendah dikaitkan dengan perubahan morfologi otak, masalah kognitif dan / atau psikologis pada anak
usia sekolah. Studi ini tertanam dalam Generasi R, sebuah studi kohort prospektif berbasis populasi.
Sampel penelitian terdiri dari 256 anak-anak Belanda berusia antara 6 dan 8 tahun yang darinya scan otak struktural
dikumpulkan menggunakan MRI. Para ibu dari enam puluh dua anak memiliki konsentrasi folat plasma yang tidak
mencukupi (<8 nmol / l) pada awal kehamilan. Perkembangan kognitif dinilai oleh intelegensiet Snijders-Oomen Niet-
verbale - Revisie dan NEPSY-II-NL. Masalah psikologis dinilai pada usia 6 tahun menggunakan laporan orang tua dari Daftar
Perilaku Anak. Kadar folat prenatal yang rendah dikaitkan dengan volume otak total yang lebih kecil (B –33 · 34; 95% CI –66
· 7, 0 · 02; P = 050) dan memprediksi kinerja bahasa yang lebih buruk (B –0 · 28; 95 % CI –0 · 52, –0 · 04; P = 0 · 020) dan
domain visuo-spasial (B –0 · 27; 95% CI –0 · 50, –0 · 04; P = 0 · 021). Tingkat homocysteine ​yang tinggi (> 9 · 1 μmol / l)
diprediksi memiliki kinerja bahasa yang lebih buruk (B –0 · 31; 95% CI –0 · 56, –0 · 06; P = 0 · 014) dan domain visuo-spasial (
B –0 · 36; CI 95% –0 · 60, –0 · 11; P = 0 · 004). Tidak ada hubungan dengan masalah psikologis yang ditemukan.
Temuan peneliti menunjukkan bahwa insufisiensi folat pada awal kehamilan memiliki efek global yang bertahan lama
terhadap perkembangan otak dan, bersama dengan tingkat homocysteine, terkait dengan kinerja kognitif yang lebih buruk.

TEACH A COURSE 24
Suplemen Asam Folat sepanjang kehamilan: manfaat
perkembangan psikologis untuk anak-anak
Lesley ‐ Anne Henry, Tony Cassidy, et al.

Abstrak
Tujuan untuk menguji efek dari suplemen asam folat yang dikonsumsi sepanjang kehamilan pada perkembangan psikososial
anak-anak.
Merupakan sebuah uji coba terkontrol secara acak dengan suplementasi asam folat pada kehamilan, dengan penilaian
orang tua menggunakan Resiliency Attitudes and Skill Profile (RASP), Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan (SDQ) dan Kuisioner
Kecerdasan Emosional Bentuk Pendek Anak (TEIQue-CSF). Anak-anak berusia 6-7 yang ibunya menerima asam folat selama
kehamilan (n = 22) dibandingkan dengan mereka yang ibunya hanya menerima selama trimester pertama (n = 17).
Anak-anak yang ibunya menerima suplemen jangka penuh mendapat skor yang lebih tinggi pada kecerdasan emosi dan
ketahanan. Analisis regresi berganda hierarkis mengidentifikasi tingkat folat pada minggu ke-36 kehamilan sebagai
prediktor penting kecerdasan emosi (EI) dan ketahanan.
Meskipun kesimpulan harus diambil dengan hati-hati, penelitian ini menyajikan sejumlah implikasi potensial, yang utama
adalah rekomendasi kebijakan yang diusulkan bagi wanita untuk mengambil asam folat selama masa kehamilan daripada
berhenti pada akhir trimester pertama. Yang kedua adalah potensi untuk penelitian masa depan untuk mengeksplorasi
kemungkinan manfaat perkembangan psikologis dan sosial dan sejalan dengan ini untuk mencoba dan mengidentifikasi
mekanisme penjelasan yang terlibat.

TEACH A COURSE 25
Asosiasi Suplementasi Vitamin A Dengan Kursus Penyakit pada
Anak-anak Dengan Retinitis Pigmentosa
Eliot L. Berson, M; Carol Weigel-DiFranco, et al.

Abstrak

Ketika suplementasi vitamin A oral dianggap berpotensi memperlambat hilangnya fungsi retina pada orang dewasa dengan retinitis pigmentosa dan fungsi hati
normal, masih sedikit data yang tersedia pada anak-anak terkait dengan penyakit ini. Tujuan penelitian untuk membandingkan perjalanan penyakit pada anak-
anak dengan retinitis pigmentosa atau yang tidak mengonsumsi suplemen vitamin A.

Penelitian retrospektif, perbandingan vitamin A dan kohort kontrol non-acak ditindaklanjuti selama rata-rata 4 sampai 5 tahun oleh Layanan Electroretinography
dari Massachusetts Eye and Ear Infirmary. Penelitian ini melibatkan anak-anak dengan tipe genetik berbeda dari retinitis pigmentosa khas: 55 mengambil vitamin
A dan 25 tidak mengambil vitamin A. Tanggal untuk evaluasi pasien berkisar antara Juni 1976 hingga Juli 2016, dan analisis data terjadi pada Oktober 2016.
Intervensi dengan memberikan dosis oral vitamin A palmitat yang disesuaikan menurut usia (≤15000 IU / d). Tingkat rata-rata eksponensial dari perubahan
amplitudo kerucut medan penuh kerucut menjadi 30-Hz berkedip diperkirakan dengan regresi longitudinal pengukuran berulang tanpa dan dengan
menyesuaikan pembaur potensial.

Dari 55 anak dalam kelompok vitamin A, 38 (69%) adalah laki-laki; usia [SD] rata-rata adalah 9,1 [1,9] tahun; dan 48 (87%) berkulit putih, 6 (11%) berkebangsaan
Asia, dan 1 (2%) berkulit hitam. Dari 25 anggota kelompok kontrol, 19 (76%) adalah laki-laki; usia rata-rata [SD] adalah 9,2 [1,7] tahun; dan 25 (100%) berkulit
putih. Perkiraan tingkat perubahan rata-rata dengan model yang tidak disesuaikan adalah -0,0713 unit log / y (-6,9% per tahun) untuk kelompok vitamin A dan -
0,1419 unit loge per tahun (-13,2% per tahun) untuk kelompok kontrol (perbedaan, 0,0706 unit loge per tahun; CI 95% untuk perbedaannya, 0,0149-0,1263 unit
loge per tahun; P = 0,01). Model yang disesuaikan mengkonfirmasi tingkat penurunan rata-rata yang lebih lambat dalam kelompok vitamin A (perbedaan, 0,0771
unit loge per tahun; 95% CI untuk perbedaan, 0,0191-0,1350 unit loge per tahun; P = 0,009). Berkenaan dengan keselamatan mata, tingkat rata-rata
eksponensial dari perubahan bidang bidang visual dan ketajaman visual dan insiden jatuh ke diameter bidang visual 20 ° atau kurang atau ketajaman visual
20/200 atau kurang dalam setidaknya 1 mata melakukan tidak berbeda dengan kohort.

Suplemen palmitat vitamin A dikaitkan dengan penurunan amplitudo kerucut electroretinogram pada anak-anak dengan retinitis pigmentosa. Meskipun desain
sampel yang relatif kecil, retrospektif, dan nonrandomisasi tidak memungkinkan uji penyebab dan kemungkinan bias, temuan ini mendukung pertimbangan
dosis vitamin A yang disesuaikan dengan usia dalam pengelolaan sebagian besar anak dengan bentuk retinitis yang umum. pigmentosa.

TEACH A COURSE 26
Suplemen vitamin A untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
pada anak-anak dari usia enam bulan hingga lima tahun
Aamer Imdad, Evan Mayo-Wilson, Kurt Herzer, Zulfiqar A Bhutta
Abstrak

Kekurangan vitamin A (VAD) adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berpenghasilan rendah dan menengah, mempengaruhi 190 juta anak di bawah
usia lima tahun dan menyebabkan banyak konsekuensi kesehatan yang merugikan, termasuk kematian. Berdasarkan bukti sebelumnya dan versi sebelumnya dari tinjauan
ini, Organisasi Kesehatan Dunia terus merekomendasikan suplemen vitamin A untuk anak-anak berusia 6 hingga 59 bulan. Tujuan penelitian untuk menilai efek suplemen
vitamin A (VAS) untuk mencegah morbiditas dan mortalitas pada anak usia enam bulan hingga lima tahun.

Maret 2016, peneliti mencari CENTRAL, Ovid MEDLINE, Embase, enam database lain, dan dua register percobaan. peneliti juga memeriksa daftar referensi dan
menghubungi organisasi dan peneliti yang relevan untuk mengidentifikasi studi tambahan. Uji coba terkontrol acak (RCT) dan cluster-RCT mengevaluasi efek VAS sintetis
pada anak-anak berusia enam bulan hingga lima tahun yang tinggal di masyarakat. Peneliti mengecualikan penelitian yang melibatkan anak-anak di rumah sakit dan anak-
anak dengan penyakit atau infeksi. Peneliti juga mengecualikan penelitian yang mengevaluasi efek fortifikasi makanan, konsumsi makanan kaya vitamin A, atau suplemen
beta-karoten.

Peneliti mengidentifikasi 47 studi (4 di antaranya baru dalam ulasan ini), melibatkan sekitar 1.223.856 anak-anak. Studi dilakukan di 19 negara: 30 (63%) di Asia, 16 di
antaranya di India; 8 (17%) di Afrika; 7 (15%) di Amerika Latin, dan 2 (4%) di Australia. Sekitar sepertiga dari studi berada di pengaturan perkotaan / periurban, dan
setengahnya berada di pengaturan pedesaan; studi yang tersisa tidak secara jelas melaporkan pengaturan. Sebagian besar penelitian mencakup jumlah anak perempuan
dan anak laki-laki yang sama dan berlangsung sekitar satu tahun. Studi yang dimasukkan berada pada risiko bias variabel keseluruhan; Namun, bukti untuk hasil utama
berada pada risiko bias yang rendah. Sebuah meta-analisis untuk semua penyebab kematian termasuk 19 percobaan (1.202.382 anak-anak). Pada tindak lanjut terpanjang,
ada pengurangan 12% yang diamati dalam risiko kematian semua penyebab untuk vitamin A dibandingkan dengan kontrol menggunakan model efek tetap (rasio risiko (RR)
0,88, interval kepercayaan 95% (CI) 0,83 sampai 0,93; bukti berkualitas tinggi). Hasil ini sensitif terhadap pilihan model, dan meta-analisis acak-efek menunjukkan perkiraan
ringkasan yang berbeda (pengurangan 24%: RR 0,76, 95% CI 0,66-0,88); namun, interval kepercayaan tumpang tindih dengan model efek tetap. Sembilan uji coba
melaporkan kematian karena diare dan menunjukkan penurunan keseluruhan 12% untuk VAS (RR 0,88, 95% CI 0,79 menjadi 0,98; 1,098.538 peserta; bukti berkualitas
tinggi). Tidak ada efek signifikan untuk VAS pada kematian karena campak, penyakit pernapasan, dan meningitis. VAS mengurangi kejadian diare (RR 0,85, 95% CI 0,82
menjadi 0,87; 15 studi; 77,946 peserta; bukti berkualitas rendah) dan campak (RR 0,50, 95% CI 0,37 hingga 0,67; 6 studi; 19,566 peserta; bukti berkualitas sedang). Namun,
tidak ada efek signifikan pada kejadian penyakit pernapasan atau rawat inap karena diare atau pneumonia. Terdapat peningkatan risiko muntah dalam 48 jam pertama VAS
(RR 1,97, 95% CI 1,44-2,69; 4 studi; 10,541 peserta; bukti berkualitas sedang).

Suplemen vitamin A berkaitan dengan penurunan morbiditas dan mortalitas yang bermakna secara klinis pada anak-anak.

27
Pengaruh Asupan Dosis Rendah dan Seng terhadap Status dan
Perkembangan Mikronutrien Anak selama 1000 Hari Pertama Kehidupan:
Tinjauan Sistematis dan Meta Analisis
Nicolai Petry 1, *, †, Ibironke Olofin 1, et al.
Abstrak
Pasokan mikronutrien yang memadai selama 1000 hari pertama sangat penting untuk perkembangan normal dan hidup sehat.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah intervensi pemberian dosis makanan hingga jumlah sesuai dengan asupan gizi
yang direkomendasikan (RNI) pada zat besi dan seng dalam rentang waktu (jendela) dari konsepsi hingga usia 2 tahun memiliki
potensi untuk mempengaruhi status gizi dan perkembangan anak-anak.
Tinjauan sistematis dan meta-analisis dari uji coba fortifikasi secara acak dan kuasi-randomisasi, biofortifikasi, dan suplementasi
pada wanita (hamil dan menyusui) dan anak-anak (6-23 bulan) yang diberikan zat besi atau seng dalam dosis hingga yang
direkomendasikan sesuai dengan tingkat asupan nutrisi (RNI). Pemberian zat besi atau seng selama kehamilan tidak memiliki efek
pada hasil kelahiran. Hanya terdapat data yang terbatas atau bahkan tidak ada data mengenai efek zat besi / seng selama kehamilan
dan menyusui pada status zat besi / seng anak, pertumbuhan, morbiditas, dan perkembangan psikomotor dan mental. Pemberian
hingga 15 mg zat besi / hari selama masa bayi meningkatkan rata-rata hemoglobin sebesar 4 g / L (p <0,001) dan rata-rata
konsentrasi serum feritin sebesar 17,6 μg / L (p <0,001) serta mengurangi risiko anemia sebesar 41% (p < 0,001), defisiensi besi
sebesar 78% (ID; p <0,001) dan anemia defisiensi besi sebesar 80% (IDA; p <0,001), tetapi tidak berpengaruh pada pertumbuhan
atau perkembangan psikomotor. Penyediaan hingga 10 mg seng tambahan selama masa bayi meningkatkan konsentrasi seng plasma
sebesar 2,03 μmol / L (p <0,001) dan mengurangi risiko defisiensi seng hingga 47% (p <0,001). Selanjutnya, peneliti mengamati efek
positif pada berat anak terhadap usia skor-Z (WAZ) (p <0,05), berat terhadap tinggi skor-Z (WHZ) (p <0,05), tetapi tidak pada tinggi
terhadap usia skor-Z (HAZ) atau risiko terhambatnya pertumbuhan (stunting), wasting, dan kekurangan berat badan.
Tidak ada penelitian yang mencakup jendela periode 1000 hari penuh serta efek zat besi dan seng yang diberikan selama kehamilan
dan menyusui pada hasil anak bersifat ambigu, tetapi penggunaan zat besi dan seng harian yang rendah selama usia 6-23 bulan
memiliki efek positif pada status zat besi anak dan seng.

28
Pengaruh Asupan Dosis Rendah dan Seng terhadap Status dan
Perkembangan Mikronutrien Anak selama 1000 Hari Pertama Kehidupan:
Tinjauan Sistematis dan Meta Analisis
Nicolai Petry 1, *, †, Ibironke Olofin 1, et al.
Abstrak
Pasokan mikronutrien yang memadai selama 1000 hari pertama sangat penting untuk perkembangan normal dan hidup sehat.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah intervensi pemberian dosis makanan hingga jumlah sesuai dengan asupan gizi
yang direkomendasikan (RNI) pada zat besi dan seng dalam rentang waktu (jendela) dari konsepsi hingga usia 2 tahun memiliki
potensi untuk mempengaruhi status gizi dan perkembangan anak-anak.
Tinjauan sistematis dan meta-analisis dari uji coba fortifikasi secara acak dan kuasi-randomisasi, biofortifikasi, dan suplementasi
pada wanita (hamil dan menyusui) dan anak-anak (6-23 bulan) yang diberikan zat besi atau seng dalam dosis hingga yang
direkomendasikan sesuai dengan tingkat asupan nutrisi (RNI). Pemberian zat besi atau seng selama kehamilan tidak memiliki efek
pada hasil kelahiran. Hanya terdapat data yang terbatas atau bahkan tidak ada data mengenai efek zat besi / seng selama kehamilan
dan menyusui pada status zat besi / seng anak, pertumbuhan, morbiditas, dan perkembangan psikomotor dan mental. Pemberian
hingga 15 mg zat besi / hari selama masa bayi meningkatkan rata-rata hemoglobin sebesar 4 g / L (p <0,001) dan rata-rata
konsentrasi serum feritin sebesar 17,6 μg / L (p <0,001) serta mengurangi risiko anemia sebesar 41% (p < 0,001), defisiensi besi
sebesar 78% (ID; p <0,001) dan anemia defisiensi besi sebesar 80% (IDA; p <0,001), tetapi tidak berpengaruh pada pertumbuhan
atau perkembangan psikomotor. Penyediaan hingga 10 mg seng tambahan selama masa bayi meningkatkan konsentrasi seng plasma
sebesar 2,03 μmol / L (p <0,001) dan mengurangi risiko defisiensi seng hingga 47% (p <0,001). Selanjutnya, peneliti mengamati efek
positif pada berat anak terhadap usia skor-Z (WAZ) (p <0,05), berat terhadap tinggi skor-Z (WHZ) (p <0,05), tetapi tidak pada tinggi
terhadap usia skor-Z (HAZ) atau risiko terhambatnya pertumbuhan (stunting), wasting, dan kekurangan berat badan.
Tidak ada penelitian yang mencakup jendela periode 1000 hari penuh serta efek zat besi dan seng yang diberikan selama kehamilan
dan menyusui pada hasil anak bersifat ambigu, tetapi penggunaan zat besi dan seng harian yang rendah selama usia 6-23 bulan
memiliki efek positif pada status zat besi anak dan seng.

29
Efektivitas Intervensi Program dengan Serbuk Mikronutrien Besi yang Dikurangi
terhadap Status Besi, Morbiditas, dan Pertumbuhan pada Anak di Ethiopia
Aregash Samuel 1,2OrcID, Inge D. Brouwer 2, et al.
Abstrak
Kekhawatiran mengenai keamanan dosis zat besi yang tinggi dari Serbuk Mikro
Peneliti memeriksa efektivitas dan risiko pemberian makanan pendamping yang terintegrasi. Program dengan dosis
zat besi yang rendah (6 mg / porsi) dalam MNP di antara anak-anak Ethiopia berusia 6-23 bulan menggunakan desain
penelitian eksperimental semu yang membandingkan anak-anak dari lima kabupaten dengan intervensi (n = 1172)
dengan yang dari empat kabupaten dengan non-intervensi yang sesuai ( n = 1137). Konsentrasi hemoglobin
meningkat pada pemberian intervensi dan menurun pada anak-anak non-intervensi (perbedaan kelompok +3.17 g /
L), tetapi tanpa peningkatan pada penyimpanan besi. Anak-anak dengan intervensi memiliki 2.31 kali lebih mungkin
untuk mengalami diare dan 2.08 kali lebih mungkin memiliki flu biasa dan flu, tetapi perbedaan ini menurun
menjelang akhir intervensi.
Intervensi pada anak-anak memiliki rata-rata Z-score (HAZ) yang lebih tinggi dan berpeluang sebanyak 51% terproteksi
dari stunting dibandingkan dengan anak-anak yang tidak intervensi. MNP dengan dosis zat besi rendah, ketika
diberikan dikombinasikan dengan intervensi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (IYCF) lainnya, sedikit meningkatkan
status hemoglobin dan menghasilkan peningkatan yang luar biasa dalam pertumbuhan linear pada anak-anak usia 6-
23 bulan. Manfaat ini kemungkinan lebih besar daripada peningkatan risiko diare yang relatif kecil.

30
Suplementasi Mikronutrien Prekonsepsi dengan Zat Besi dan Asam Folat Dibandingkan dengan
Asam Folik Sendiri Mempengaruhi Pertumbuhan Linier dan Pengembangan Motorik Halus pada
Usia 2 Tahun: Uji Coba Terkendali Secara Acak di Vietnam
Phuong H Nguyen, Ines Gonzalez-Casanova, et al.
Abstrak
Kesehatan dan gizi ibu memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Namun, sedikit yang
diketahui mengenai manfaat intervensi mikronutrien prakonsepsi di luar peran asam folat (FA) dan cacat tabung saraf. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak suplementasi mikronutrien (MM) prakonsepsi mingguan atau suplementasi zat
besi dan asam folat (IFA) mingguan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak hingga usia 2 tahun dibandingkan dengan FA
saja.
Peneliti mengikuti 1.599 anak yang lahir dari wanita yang berpartisipasi dalam uji coba terkontrol secara acak suplementasi
prakonsepsi di Vietnam. Wanita menerima suplemen mingguan yang mengandung 2800 μg FA, 60 mg Fe dan 2800 μg FA, atau 15
MM termasuk IFA, dari awal sampai konsepsi diikuti oleh suplemen IFA prenatal harian sampai melahirkan. Antropometri anak
diukur saat lahir dan pada 3, 6, 12, 18, dan 24 bulan. Perkembangan anak diukur dengan menggunakan Bayley Scales for Infant
Development III pada 24 bulan.
Kelompok-kelompok serupa dengan karakteristik kelahiran ibu dan anak pada awal. Pada usia 24 bulan, bayi dalam kelompok IFA
memiliki skor Z panjang-terhadap-usia (LAZ) yang secara signifikan lebih tinggi (0,14; 95% CI: 0,03, 0,26), mengurangi risiko
stunting (0,87; 95% CI: 0,76 , 0,99), dan penurunan tahunan yang lebih kecil pada skor LAZ (0,10; 95% CI: 0,04, 0,15) dibandingkan
dengan bayi pada kelompok FA. Tren serupa ditemukan pada bayi dalam kelompok MM dibandingkan dengan kelompok FA pada
skor LAZ (0,10; 95% CI: .020,02, 0,22) dan risiko stunting (0,88; 95% CI: 0,77, 1,01). Bayi pada kelompok IFA telah meningkatkan
perkembangan motorik (P = 0,03), terutama perkembangan motorik halus (0,41; 95% CI: 0,05, 0,77) pada usia 24 bulan, tetapi
tidak ada perbedaan untuk ukuran kognisi atau bahasa.
Suplementasi prakonsepsi dengan IFA meningkatkan pertumbuhan linear dan perkembangan motorik halus pada usia 2 tahun
dibandingkan dengan FA.

31
Thank You!
QnA?

Anda mungkin juga menyukai