Anda di halaman 1dari 13

• Virus adalah partikel penginfeksi yang terdiri

dari gen yang terselubungi oleh protein


• Virus membutuhkan sel inang untuk hidup
dan bereproduksi
• A vaccine is a harmless variant or derivative
of a pathogen that stimulates the immune
system to mount defenses against the harmful
pathogen
• Vaksin dibuat dari bakteri, risetsia atau virus
dan dapat berupa suspense organisme hidup
atau inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid
Generasi Keterangan
I Vaksin yang mengandung mikroorganisme hidup yang dilemahkan
II Vaksin yang mengandung mikroorganisme hidup yang dimatikan
IIII Vaksin rekombinan atau vaksin sub unit yang mengandung fragmen
antigenik dari suatu mikroorganisme yang dapat merangsang sistem imun
IV Vaksin yang mengandung DNA, plasmid DNA dimasukkan secara in vivo
(Vaksin
DNA)

unit sintesis vaksin ini terdiri dari:


• Promotor
• Intron
• sekuen DNA signal
• gen vaksin yang mengkode protein atau
antigen dari mikroba patogen
• transkripsional terminator (poly-A)
• Immune stimulatory sequences (ISS)
Keuntungan dari Vaksin DNA
• Plasmid DNA mudah diproduksi dalam jumlah yang besar secara lebih
ekonomis, dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan vaksin
konvensional
• DNA sangat stabil, tahan terhadap perubahan suhu sehingga lebih mudah
untuk disimpan dan didistribusikan
• Sekuen DNA dapat diubah dengan mudah dalam laboratorium, sehingga
vaksin DNA dapat disesuaikan dengan perubahan mikroorganisme patogen
• Dapat direkayasa gabungan beberapa plasmid DNA yang mempunyai
spektrum luas untuk beberapa epitop antigen
• Vaksin DNA terbukti dapat meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus dan
bakteri dalam waktu yang sangat lama
• Tidak memerlukan perlakukan khusus terhadap mikroba patogen selama
proses produksi
Vaksin rekombinan lebih aman dibandingkan
dengan vaksin yang mengandung seluruh sel virus,
karena fragmen antigenik yang terdapat dalam
vaksin rekombinan tidak dapat bereproduksi dalam
tubuh penerima, disamping itu vaksin rekombinan
umumnya tidak menimbulkan efek samping.
Namun demikian vaksin generasi ketiga inipun
ternyata hanya dapat menimbulkan respon imun
humoral dan tidak dapat menimbulkan respon
imun seluler
Sel T terlibat dalam respons imun diperantarai sel, sedangkan sel B terlibat
dalam respons imun humoral.
Sel T dan sel B memiliki reseptor yang mengenali target spesifik.
Sel T mengenali target non-self seperti patogen, tetapi hanya jika antigen
telah diolah dan disajikan pada molekul major histocompatibility complex
(MHC).
Reseptor antigen pada sel B, yang merupakan suatu molekul antibodi pada
permukaan, dapat mengenali semua patogen tanpa perlu adanya pengolahan
antigen.
DEFINISI
• ANTIGEN : bahan yang dapat merangsang
respon imun dan dapat bereaksi dengan
antibodi.
• ANTIBODI : protein yang terdapat pada darah
atau kelenjar tubuh lainnya, dan digunakan
oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan
benda asing seperti bakteri,virus, dll.
• Antigen tersusun atas epitop dan paratop.
• Epitop atau Determinan adalah bagian dari
antigen yang dapat mengenal/ menginduksi
pembentukan antibodi,
• sedangkan paratop adalah bagian dari
antibodi yang dapat mengikat epitop.
• multidrug treatments, sometimes called
“cocktails,” have been found to be most
effective. Such treatments commonly include
a combination of two nucleoside mimics and a
protease inhibitor, which interferes with an
enzyme required for assembly of the viruses
Nama Vaksin Kegunaan Produksi
Manusia
Pentabio Pengobatan difteri, tetanus, pertusis, hepatitis Toksoid tetanus dan difteri, bakteri pertusis PT Biofarma
b, haemophilus influenza inaktif, antigen permukaan hepatitis B
(HBsAg) dan komponen Hib
Meningitis Pengobatan terhadap meningitis PT Biofarma
Polio Pengobatan terhadap polio Virus polio tipe 1, 2, 3 strain sabin PT Biofarma
Bivalent oral Pengobatan terhadap polio Virus polio tipt 1 strain sabin
poliomyelitis
Hepatitis B Pengobatan terhadap hepatitis B Antigen virus hepatitis B, HBsAg PT Biofarma
Haemophilus Pengobatan terhadap Haemophilus influenza PT Biofarma
influenza tipe B tipe B
Campak Pengobatan terhadap campak Virus campak yang inaktif PT Biofarma
Hewan
Neo Rabivet Pengobatan terhadap penyakit rabies/anjing Virus rabies inaktif strain Pasteur PUSVETMA
gila
Rabivet Supra 92 Pengobatan terhadap penyakit rabies pada Virus rabies strain Pasteur yang diinaktifasi PUSVETMA
anjing, kucing dan kera dengan beta Propiolacton
Lentovet Pengebalan terhadap penyakit Virus ND strain F yang di inaktif PUSVETMA
tetelo/Newcastel Disease
Brucivet Pengebalan terhadap penyakit Brucella pada Virus Brucella abortus strain 19 PUSVETMA
sapi
Septivet Pengebalan aktif terhadap penyakit ngorok/ Suspensi Pasteurella multocida tipe B PUSVETMA
Septichaemia epizootica (SE) inakktif
Biological safety

Level Spesies

Level I well-characterized several kinds of microorganisms including non-pathogenic types of laboratories generally
agents which do not strains of Escherichia coli and Staphylococcus, Bacillus used as teaching spaces for high
cause disease in healthy subtilis, Saccharomyces cerevisiae and other organisms not schools and colleges
humans suspected to contribute to human disease.[11]
Level II involving agents of Hepatitis A, B, and C viruses, human immunodeficiency clinical, diagnostic, teaching,
moderate potential virus (HIV), pathogenic strains of Escherichia research, or production
hazard to personnel coli, Staphylococcus, Salmonella, Plasmodium falciparum, facilities
and the environment and Toxoplasma gondii.
Level III involving microbes Francisella tularensis, Mycobacterium tuberculosis, Chlamydia clinical, diagnostic, teaching,
which can cause serious psittaci, Venezuelan equine encephalitis virus, Eastern equine research, or production
and potentially lethal encephalitis virus, SARS coronavirus, Coxiella burnetii, Rift Valley facilities
disease via the fever virus, Rickettsia rickettsii, several species
inhalation route of Brucella, chikungunya, yellow fever virus, and West Nile virus.
Level IV agents that could easily Biosafety level 4 laboratories are used for diagnostic work and World Health
be aerosol-transmitted research on easily transmitted pathogens which can cause fatal Organization approved facilities
within the laboratory disease. These include a number of viruses known to cause viral at the Centers for Disease
and cause severe to hemorrhagic fever such as Marburg virus, Ebola virus, Lassa Control and Prevention in
fatal disease in humans virus, Crimean-Congo hemorrhagic fever. Other pathogens Atlanta, United States, as well
for which there are no handled at BSL-4 include Hendra virus, Nipah virus, and as the State Research Center of
available vaccines or some flaviviruses. Virology and Biotechnology in
treatments Koltsovo, Russia

Anda mungkin juga menyukai