• Pada pemeriksaan luar jenazah yang dapat ditemukan
adalah adanya sianosis pada bibir, ujung-ujung jari dan kuku. • Bendungan sistemik, pulmoner, dan dilatasi jantung merupakan trias klasik yang muncul pada korban asfiksia. • Lebam mayat yang ditemukan biasanya memberikan warna merah-kebiruan gelap dan terbentuk lebih cepat akibat tingginya kadar CO2 dan fibrinolisin. • Tingginya kadar fibrinolisin berhubungan denga cepatnya kematian terjadi. • Busa halus pada hidung dan mulut dapat ditimbulkan akibat reaksi yang ditimbulkan oleh peningkatan aktivitas pernapasan fase dispneu. • Pelebaran pembuluh darah konjungtiva bulbi dan palpebra muncul sebagai bukti terdapatnya bendungan pada mata. • Kapiler yang mudah pecah juga akan timbul pada daerah konjungtiva bulbi, palpebra dan subserosa lain. • Pada pemeriksaan bedah jenazah, korban yang mati karena asfiksia akan menimbulkan beberapa gejala khas, seperti : – Warna darah lebih gelap dan encer – Muncul busa halus di saluran pernapasan – Perbendungan sirkulasi pada seluruh organ tubuh – Petekie – Edema paru – Kelainan yang berhubungan dengan kekerasan ( fraktur laring ). Stadium Asfiksia Stadium Asfiksia Gambaran Postmortem pada Asfiksia Gambaran Postmortem pada Asfiksia Tenggelam • Pada korban tenggelam, pemeriksaan harus dilakukan secara lengkap dan teliti. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat melakukan pemeriksan luar pada jenazah tenggelam, yaitu : – Keadaan jenazah : basah, berlumpur, pasir, benda-benda penyerta – Busa halus pada hidung dan mulut, atau darah – Keadaan mata : setengah terbuka/tertutup, jarang terdapat perdarahan/ bendungan – Kutis anserina pada permukaan anterior tubuh terutama ekstremitas akibat adanya kontraksi otot erektor pili sebaga respon dari air dingin. – Washer woman’s hand : telapak tagan berwarna keputihan dan keriput karena adanya imbisi cairan ke dalam kutis – Cadaveric spasme : biasanya menunjukkan kadaan pada saat korban berusaha menyelamatkan diri. – Luka lecet pada siku, jari tangan, lutut, kaki akibat gesekan benda- benda saat tenggelam. • Pada pemeriksaan bedah jenazah ada 6 hal yang harus diperhatikan, yaitu : – Busa halus dan benda asing ( pasir dan tumbuhan air ) – Paru – paru membesar seprti balon – Petekie – Paru-paru normal (kasus tenggelam pada air tawar ) – Otak, ginjal, hati, limpa mengalami bendungan – Lambung membesar, terisi air, lumpur dan dapat juga ada pada usus halus. • Pada kasus tenggelam, perlu dilakukan pemriksaan laboratorium guna kepastian penyebab kematian. Terdapat 2 pemeriksaan yang harus dilakukan, yaitu : – Pemeriksaan diatom. Pada korban tenggelam diatom biasanya akan masuk ke dalam saluran pernapasan ataupun saluran pencernaan, yang nantinya akan masuk ke dalam peredaran darah melalui dinding kapiler yang rusak. Pemeriksaan diatom dapat menggunakan tekhnik destruksi menggunakan sediaan yang diambil dari getah paru. Pada pemeriksaan diperhatikan banyaknya diatom. Jika terdapat 4-5?LPB maka pemeriksaan diatom dikatan positif. – Pemeriksaan darah jantung. Asfiksia merupakan keadaan dimana terjadinya gangguan sirkulasi udara pernapasan yang menyababkan hipoksia dan peningkatan karbondioksida. Hal ini akan menyebabkan organ kekurangan oksigen ( hipoksia hipoksik ) dan terjadi kematian.