Anda di halaman 1dari 22

Nama kelompok 1:

1. Sukma

2. Audina christin

3. Vicktoria tarigan

4. Clara sarumaha

5. Festival lase
RUMUS :
BBIH = BB1 + (UH X 0,35)
BBIH = berat badan ibu hamil
UH= umur kehamilan dalam minggu
0,35= tambahan berat badan kg/minggu
BB1= (TB-110) Jika tinggi badan diatas 160 cm
BB1= (TB-105) Jika tinggi badan dibawah 150 cm
BB1= (TB-100) Jika tinggi badan dibawah 150 cm
LEOPOLD I
Tujuan : menentukan tinggi fundus uteri dan mengidentifikasi apa
dan berapa bagian janin yang berada di fundus
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Fiksasi uterus bagian bawah dengan
meletakkan ibu jari dan jari tangan kanan di bagian lateral depan
kanan-kiri setinggi tepi atas simfisis. Angkat jari telunjuk kiri (dan
jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur 12 posisi
pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. Letakkan
ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan
rasakan bagian janin yang ada pada bagian fundus dengan jalan
menekan lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan
secara bergantian. Bagian bulat dan lunak sebagai penanda
bokong, sementara bulat keras dengan balotemen positif sebagai
penanda kepala. Bila menemukan kepala pada pemeriksaan ini
berarti janin dalam kondisi presentasi bokong
LEOPOLD II
Tujuan : menentukan batas lateral, apa dan
berapa bagian janin yang berada di lateral
(bagian punggung atau ekstremitas).
Letakkan telapak tangan kiri pada bagian perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada
dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada
ketinggian yang sama. Mulai dari bagian atas
tekan secara bergantian/ bersamaan (simultan)
telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser
ke arah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memanjang (punggung) dan
bagian-bagian kecil (ekstremitas)
 LEOPOLD III
 Tujuan : menentukan bagian terbawah janin dan
apakah bagian terbawah janin masih dapat
digoyangkan Atur posisi pemeriksa pada sisi
kanan dan menghadap ke bagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding
lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada
dinding lateral kanan bawah perut ibu. Tekan
secara lembut dan bersamaan untuk menentukan
bagian terbawah janin (keras, bulat, besar
homogen adalah kepala; tonjolan besar, lunak,
kurang simetris adalah bokong; bagian
memanjang adalah tungkai). Balotemen positif
menunjukka bagian bulat keras tersebut adalah
kepala yang berarti merupakan presentasi kepala.
 LEOPOLD IV
 Tujuan : menilai seberapa jauh bagian terbawah janin telah
memasuki pintu atas panggul (PAP) Pemeriksa menghadap
ke kaki ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral
kiri dan kanan uterus bawah, ujung jari tangan kiri – kanan
berada pada tepi atas simfisis. Temukan kedua ibu jari kiri
dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang
meraba dinding bawah uterus. Perhatikan sudut yang
dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen atau
divergen). 14 Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri pada bagian terbawah janin (bila presentasi
kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher
dan bila presentasi bokong upayakan memegang pinggang
janin. Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul
kemudian letakkan jari tangan kanan di antara tangan kiri
dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah
janin telah memasuki pintu atas panggul. Konvergen berarti
bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul
sementara divergen sudah
Auskultasi denyut jantung janin (DJJ) mulai
dilakukan pada kehamilan 16-20 minggu.
Karena pada usia kehamilan tersebut masih
sulit untuk menentukan punggung bayi, maka
ujung stetoskop Laennec diletakkan pada
daerah subumbilikus. Untuk membandingkan
dengan bising usus, pegang nadi ibu saat
memeriksa bunyi jantung bayi.
Prosedur pemeriksaan auskultasi Laennec :
1. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop
monoaural Laennec dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya
pada dinding perut ibu.
2. 2. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi
(pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama, bunyi jantung
tersebut kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan punctum
maximum).
3. 3. Dengarkan dan hitung bunyi jantung janin setiap 5 detik sebanyak 3
kali pemeriksaan dengan interval 5 detik diantara masing-masing
penghitungan.
4. 4. Jumlahkan hasil penghitungan 1,2 dan 3 kemudian dikalikan dengan
angka 4 untuk mendapatkan frekuensi denyut jantung janin per menit
(perhatikan perbedaan jumlah masing- masing penghitungan untuk
menilai irama atau keteraturan bunyi jantung). 15
5. 5. Cara lain adalah dengan menghitung denyut jantung secara kontinyu
selama satu menit penuh.

6. 6. Pengukuran denyut jantung janin dilakukan saat tidak ada kontraksi,


saat kontraksi, dan sesaat setelah kontraksi. Sehingga adanya bradikardia
pasca kontraksi yang merupakan salah satu penanda gawat janin dapat
terdeteksi.
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko Kekurangan Energi Protein
(KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran
LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek.
KEK merupakan keadaan dimana ibu
penderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu.
Ambang Batas Pengukuran LILA dengan menggunakan
pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm dan ambang batas
LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah
23,5 cm. Apabila kurang dari 23,5 cm, artinya wanita
tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan
akan melahirkan bayi dengan BBLR. BBLR mempunyai
resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan
dan gangguan perkembangan anak.
Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu :
(1) Tetapkan posisi bahu dan siku
(2) Letakkan pita antara bahu dan siku
(3) Tentukan titik tengah lengan
(4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
(5) Pita jangan terlalu ketat
(6) Pita jangan terlalu longgar
(7) Cara pembacaan skala yang benar
 Pemeriksaan perkusi refleks patela adalah
pemeriksaan dengan pengetukan pada tendon
patela menggunakan palu refleks. Pada kondisi
normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi
reaksi refleks,. Ibu diperiksa dalam posisi duduk
dengan kedua tungkai bawah mengggantung
santai, kemudian pemeriksa menetukan tendon
patela. Sementara itu, perhatian ibu dialihkan,
misalnya dengan mengajak ibu membicarakan
sesuatu sehingga perhatian ibu tidak terfokus pada
tendon yang diketuk. Pemeriksaan dengan
mengetuk-ngetuk lutut dengan palu dimaksudkan
untuk refleks patela.

 PERSIAPAN ALAT ALAT PERKUSI PATELA

 1. Menyiapkan alat :
 · Tempat duduk yang tinggi
 · Alat tulis
 · Status ibu
 · Palu refleks
 2. Menyiapkan lingkungan dengan meletakkan tempat duduk yang tinggi untuk
pemeriksaan.
 3. Menyiapkan ibu dengan memberi informasi tentang tujuan dan maksud pemeriksaan.
 4. Melaksanakan prosedur pemeriksaan:
 · Mempersilahkan ibu duduk pada tempat yang disediakan dengan posisi
mengggantung secara santai.
 · Membebaskan lutut dari pakaian yang menutupinya.
 · Mengalihkan perhatian ibu dengan pembicaraan yang membuat ibu merasa tertarik.
 · Mengetukkkan palu refleks tepat pada tendon patela secara perlahan dan pasti.
 · Mengamati reaksi refleks.
 · Memepersilahkan ibu duduk di tempat yang aman.
 · Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu

Waktu pengukuran TFU menurut Mc Donald
Pemeriksaaan dilaksanakan setelah melakukan pemeriksaan
inspeksi pada abdomen dan jika umur kehamilan ibu sudah
mencapai 22 minggu
Cara pengukuran TFU menurut Mc Donald
1. Menyiapkan alat
a.Alat ukur yang tidak elsatis
b.Kalender kehamilan
c.alat-alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat
mempersiapkan alat untuk pemeriksaan inspeksi
2. Menyiapkan ibu
a.Menjelaskan tujuan pemeriksaan
b.Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan
mengganjal bantal di bagian punggung bawah untuk
kenyamanan ibu dan kedua kaki diluruskan
Ada dua cara mengukur panggul:
 Pemeriksaan Klinis
 Pemeriksaan dilakukan dengan jari pada usia kehamilan 36 minggu. Caranya, dokter akan
memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian
tulang belakang/promontorium.
 Setelah itu, dokter akan menghitung jarak dari tulang kemaluan hingga promontorium
untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul dan pintu tengah panggul.
 Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium adalah 11 cm. Jika kurang
maka dikategorikan sebagai panggul sempit. Namun, jika bayi yang akan lahir tidak terlalu
besar, maka ibu berpanggul sempit dapat melahirkan secara normal.
 Pemeriksaan Rontgen
 Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat rontgen. Selama
pemotretan ibu diminta duduk, persis seperti tindakan rontgen pada anggota tubuh lain,
hanya saja intensitas cahaya yang digunakan lebih rendah. Hasil foto dianalisa untuk
mengetahui ukuran panggul. Bahkan aneka kelainan letak bayi pun sebetulnya bisa
terdeteksi dengan cara ini. Dibanding pengukuran secara klinis, pengukuran dengan alat
rontgen menghasilkan data yang lebih terperinci mengenai diameter pintu panggul.
Pengukuran tinggi badan pada ibu hamil di
lakukan dengan cara pengukuran yang
ditujukan oleh tongkat pengukur. Pengukuran
ini untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil
normal, ukuran yang akan mempengaruhi
panggul dalam proses persalinan.
Pengukuran tekanan darah pada ibu hamil untuk
mendeteksi tekanan darah ibu hamil dalam
batas normal atau tidak normal. Tekanan darah
tinggi dapat menimbulkan resiko preeklamsia
yang di tandai naiknya tekanan darah,
pembekakan tubuh dan adanya senyawa
protein di urin. sebaliknya tekanan darah
rendah menyebabkan ibu sering pusing dan
lemah.
Cara pengukuran
1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas
siku atau di arteri brachialis
2. Pasang stetoskop di telinga

3. Putar katup pengatur udara yang ada di


pompa karet manset untuk menutupnya
4. Remas pompa karet agar udara masuk
kedalam manset
5. Dengarkan suara yang muncul pada stetoskop
Adalah denyut darah didalam pembuluh darah
arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung,
tempat-tempat pengukuran denyut nadi yang
pertama :
1. Arteri radialis

2. Arteri brancealis

3. Arteri karotip

Cara mengukurnya yaitu menggunakan 2 jari atau


3 jari lalu temukan titik nadi atau daerah yang
denyutannya paling keras setelah tunggu
sampai 1 menit dimana normalnya 90-120 x/i
 Adalah pemeriksaan suhu tubuh yang termasuk
dalam tolak ukur utama untuk mengetahui
keadaan ibu hamil dan diagnosa penyebab suhu
badan panas pada ibu hamil di karenakan
perubahan hormonnal pada ibu hamil terjadi
karena terdapat perbedaan kondisi ketika tidak
hamil seorang perempuan akam memproduksi
hormon sesuai kebutuhan sehari-hari,sedangkan
ketika hamil akan memproduksi lebih banyak dari
kadar normalnya karena untuk memenuhi
kebutuhan janin. Peningkatan produksi hormon
membuat aliran darah dalam tubuh menjadi
meningkat sehingga menyebabkan suhu badan
menjadi panas normalnya 36,5 – 37,5 o c
 Adalah suatu tindakan dalam menghitung
jumlah pernafasan ibu hamil dalam 1 menit
dimana normalnya 20 x/menit
 Adalah proses pemeriksaan dengan metode
pengalaman atau observasi menggunakan
panca indra untuk mendeteksi masalah pasien,
masalah yang dideteksi berupa bentuk,
warna,posisi, ukuran tumor dari tubuh pasien

Anda mungkin juga menyukai