Anda di halaman 1dari 24

Pterigium grade II OD + Pseudofakia

OD + KSI OS

LUTFIANI RAHMAH
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. H
• Usia : 59 tahun
• Alamat : Ciuyah Waled
• Pekerjaan : Petani
• Status : Menikah
• Tanggal pemeriksaan : 14 Januari 2020
ANAMNESA

Keluhan utama : Mata kanan terasa mengganjal

Riwayat Penyakit Sekarang

o Pasien periksa ke poli klinik penyakit mata RSUD WALED


dengan keluhan mata kanan terasa mengganjal. Keluhan ini
dirasakan sejak kurang 1 minggu SMRS, ketika bercermin
pasien melihat seperti ada selaput berwarna putih yang
tumbuh pada mata kanannya. Pasien kadang merasakan perih,
silau pada mata kanannya. Pasien biasa mengucek matanya dan
sering terkena debu ataupun paparan sinar matahari dengan
pekerjaannya sebagai petani.
ANAMNESA
o Pasien pun mengeluhkan penglihatan buram pada mata kiri
sejak kurang lebih 4 bulan, awalnya penglihatan buram secara
perlahan lahan dan semakin lama semakin berat,lama kelamaan
pasien merasa melihat seperti kabut asap yang menghalangi
pandangannya,dan terkadang saat melihat cahaya silau sehingga
membuat aktivitas pasien terganggu, keluhan mata merah (-), air
mata berlebih (-), kotoran mata berlebih (-), sakit kepala (+)
kadang-kadang,mual/muntah (-), riwayat trauma (-).

Riwayat Penyakit Dahulu


Hipertensi (-) DM (-)
Pasien post operasi katarak pada mata kanan tanggal 07-Januari-2020
di RSUD Waled
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi (-)
DM(-)

Riwayat Sosial :
Pasien merupakan seorang petani bekerja dari pagi sampai sore hari
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital:
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Suhu : 36.70C
• Frekuensi Nadi : 84 x/menit
• Frekuensi Napas : 22 x/menit

Status Generalis:
• Kepala dan leher : dalam batas normal
• Thorax dan abdomen : dalam batas normal
• Ekstremitas : dalam batas normal
RESUME
• Pasien periksa ke poli klinik penyakit mata RSUD WALED dengan keluhan
mata kanan terasa mengganjal. Keluhan ini dirasakan sejak kurang lebih 1
minggu yang lalu, ketika bercermin pasien melihat seperti ada selaput
berwarna putih yang tumbuh pada mata kanannya. Pasien kadang
merasakan perih, silau pada mata kanannya. Pasien biasa mengucek
matanya dan sering terkena debu ataupun paparan sinar matahari dengan
pekerjaannya sebagai pedagang.
• Pasien pun mengeluhkan penglihatan buram pada mata kiri sejak kurang
lebih 4 bulan, awalnya penglihatan buram secara perlahan lahan dan
semakin lama semakin berat,lama kelamaan pasien merasa melihat seperti
kabut asap yang menghalangi pandangannya,dan terkadang saat melihat
cahaya silau sehingga membuat aktivitas pasien terganggu.
• Pasien post operasi katarak pada mata kanan tanggal 07 Januari 2020 di
RSUD Waled . Tanda – tanda vital , TD: 120/80 mmhg, Nadi 84 x/menit,
Pernafasan 22 x/menit, Suhu 36,7 º C, Status Interna dalam keadaan Normal,
Status Oftalmologi : Visus OD 20/40 pin hole (+), OS 20/70 pin hole (-),
pemeriksaan mata didapatkan selaput bentuk segitiga dari arah nasal ke tepi
limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea di okuli dekstra.
Lensa OS Keruh, Shadow test (+)
Diagnosa Banding
- Pterigium OD + Pseudofakia OD + KSI OS
- Pseudopterigium OD + Pseudofakia OD + KSI OS

Diagnosis Kerja
Pterigium grade II OD + Pseudofakia OD + KSI OS

Saran tatalaksana
o Edukasi pasien mengenai penyakitnya
o Penggunaan topi atau kacamata antiultraviolet
o Pemberian tetes mata kortikosteroid (Pred forte 1%) bila terjadi
inflamasi
o artificial tear tetes bila mata kering
o Saran Eksisi pterigium
PROGNOSIS

Quo ad Vitam : ad Bonam


Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad Sanasionam : Dubia ad Bonam
PTERIGIUM
Pterygium merupakan pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang
bersifat degeneratif dan invasif.
Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di
daerah kornea, pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian
nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea.

Etiologi pasti belum diketahui, diduga disebabkan


oleh:
o Iritasi kronik dari lingkungan (angin, debu, polutan)
o Cahaya Matahari (paparan sinar UV)
 Derajat 1 : jika pterigium hanya terdapat pada limbus kornea

KLASIFIKASI
 Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2
mm melewati kornea.
 Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil
mata dalam keadaan cahaya normal ( diameter pupil dalam keadaan
normal sekitar 3 -4 mm)
 Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil sehingga mengganggu
penglihatan
Gejala klinis pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa keluhan
sama sekali.
Beberapa keluhan yang sering dialami pasien seperti:
o mata sering berair
o tampak merah
o merasa seperti ada benda asing
o dapat timbul astigmatisme akibat kornea tertarik
o pada pterigium lanjut stadium 3 dan 4 dapat menutupi pupil dan aksis
visual sehingga tajam penglihatan menurun.
PENATALAKSANAAN
Konservatif
o Penyuluhan pada pasien untuk mengurangi iritasi maupun paparan sinar
ultraviolet
o Pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat
tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari.

Operatif
Pada pterigium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah dengan eksisi jaringan
fibrovaskular tersebut.
Indikasi Operasi pterigium :
o Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih 3 mm dari limbus
o Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil
o Pterigium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair dan silau
karena astigmatismus
o Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.
MANAJEMEN POST OPERASI
Iritasi Setelah operasi, mata ditutup semalam, dan diberi antibiotik topikal
dan tetes mata anti inflamasi

Untuk mencegah terjadi kekambuhan setelah operasi, dikombinasikan


dengan pemberian:
o Mitomycin C 0,02% tetes mata (sitostatika) 2x1 tetes/hari selama 5 hari,
bersamaan dengan pemberian dexamethasone 0,1% : 4x1 tetes/hari
kemudian tappering off sampai 6 minggu.
o Mitomycin C 0,04% (0,4mg/ml) : 4x1 tetes/hari selama 14 hari, diberikan
bersamaan dengan salep mata dexamethasone
o Sinar Beta
o Topikal Thiotepa (triethylene thiophospasmide) tetes mata : 1 tetes/3 jam
selama 6 minggu, diberikan bersamaan dengan salep antibiotik
Chlorampenicol, dan steroid selama 1 minggu.
Komplikasi
o Distorsi dan penglihatan berkurang
o Mata merah
o Iritasi
o Scar (jaringan parut) kronis pada konjungtiva dan kornea
o Pada pasien yang belum eksisi, scar pada otot rectus medial dapat
menyebabkan terjadinya diplopia.

Komplikasi post eksisi pterygium, adalah:


o Infeksi, reaksi bahan jahitan (benang), diplopia, scar cornea, conjungtiva
graft longgar dan komplikasi yang jarang termasuk perforasi bola mata,
vitreous hemorrhage atau retinal detachment.
o Penggunaan mytomicin C post operasi dapat menyebabkan ectasia atau
melting pada sclera dan kornea.
o Komplikasi yang terbanyak pada eksisi pterygium adalah rekuren
pterygium post operasi.
PROGNOSIS

Pterigium adalah suatu neoplasma jinak. Umumnya prognosis baik.


Kekambuhan dapat dicegah dengan kombinasi operasi sitostatik tetes mata
atau Beta radiasi. Eksisi pada pterigium pada penglihatan dan kosmetik adalah
baik. Pada umumnya setelah 48 jam pasca operasi pasien bisa memulai
aktivitasnya. Pasien dengan pterygium yang kambuh lagi dapat mengulangi
pembedahan eksisi dan grafting dengan konjungtiva atau
limbal autografts atau transplantasi membran amnion.
Katarak

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi
akibat kedua-duanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.

ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO

Penyebab tersering dari katarak adalah proses degenerasi, yang


menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh. Pengeruhan lensa dapat
dipercepat oleh faktor risiko seperti merokok, paparan sinar UV yang tinggi,
alkohol, defisiensi vit E, radang menahun dalam bola mata, dan polusi asap
motor/pabrik yang mengandung timbal
KLASIFIKASI :
o Katarak Kongenital
o Katarak Juvenil
o Katarak Senilis
o Katarak Komplikata
o Katarak penyakit Sistemik : Katarak diabetik
o Katarak Traumatik: trauma benda asing pada lensa atau trauma tumpul
pada bola mata.

Gejala pada penderita Tanda pada penderita katarak


katarak adalah sebagai adalah sebagai berikut:
berikut: o Pemeriksaan visus berkisar
o Penurunan visus antara 6/9 sampai hanya
o Silau persepsi cahaya
o Perubahan miopik o Pemeriksaan iluminasi oblik
o Diplopia monocular o Shadow test
o Halo bewarna o Oftalmoskopi direk
o Bintik hitam di depan mata o Pemeriksaan sit lamp
SENILIS KORTIKAL
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan lensa Ringan Sebagian Komplit Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah (air masuk) Normal Berkurang (air+masa


lensa keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata Depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Visus (+) < << <<<

Penyulit - Glaukoma - Uveitis dan glaucoma


insipien imature

mature hipermature
PENATALAKSANAAN :
o Small Incision Cataract Surgery (SICS) : Insisi dilakukan pada sklera
dengan ukuran insisi bervariasi dari 5-8 mm. Namun tetap dikatakan
SICS tanpa jahitan, Penutupan luka insisi terjadi dengan sendirinya (self-
sealing). Teknik operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak
immature, mature, dan hypermatur.
o Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE) : Keseluruhan lensa katarak
dan kapsulnya diangkat. Teknik ini tidak bisa dilakukan pada pasien yang
muda karena zonula yang kuat.
o Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE) : Bagian besar dari kapsula
anterior dan epitel, nukleus dan korteks diangkat; kapsula posterior
ditinggalkan sebagai penyangga lensa implant.
o Fakoemulsifikasi : Teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran-
getaran ultrasonik untuk mengangkat nucleus dan korteks melalui insisi
limbus yang kecil (2-5 mm).

Anda mungkin juga menyukai