Anda di halaman 1dari 24

TOKSIKOLOGI KLINIK

DISUSUN OLEH:
ADE ARMINI (27903319001)
ANDRI SAPUTRA (27903319004)
NANIK SIYAMSIH (27903319021)
VIVI TARI ANGGRAINI (27903319039)
PEngertian
TOKSIKOLOGI
Ilmu yang mempelajari racun, berikut
asal,efek, deteksi dan metode
pengolahannya.
(Dictionary of Stientific and Technical
Terms, McGraw Hill, 1984)
Mempelajari interaksi antara tokson
Ditunjang oleh berbagai dan mekanisme biologi, untuk
ilmu dasar seperti kimia, mengetahui jumlah tokson yang
biologi,fisika,matematika melakukan ikatan dengan reseptor dan
memberikan efek toksik

penyimpangan reaksi kimia pada organisme


berupa perubahan wujud, baik perubahan
makroskopi, mikroskopi,dan submikroskopi
dari normal akibat perubahan toksin.
KEDUDUKAN ILMU TOKSIKOLOGI

Farmakologi Immunologi

Biologi patologi
TOKSIKOLOGI
Kimia fisiologi

Matematika Kesehatan Masyarakat

Lingkungan: Ekonomi (dari segi manfaat): Forensik:


Pencemaran Perkembangan obat,zat Aspek Medikolegal
Akumulasi pencemaran tambahan pada makanan dan Diagnosis
Kesehatan lingkungan kerja pestisida Terapi

(Sumber: Wirasuta, 2004)


PERISTILAHAN DALAM TOKSIKOLOGI
“BISA”
RACUN Bahan atau zat yang dalam TOKSIN ATAU
jumlah tertentu VENOM Racun yang disuntikkan
menimbulkan reaksi kimiawi Racun yang dari organisme ke
yang akan menyebabkan diproduksi oleh makhluk lain
penyakit dan kematian organisme hidup

TOKSIKAN TOKSOID
XENOBIOTIK

Toksin yang tidak aktif


Bahan atau zat racun Zat asing yang secara
atau dilemahkan.
yang buatan manusia alami tidak terdapat
Toksoid masih sebagai
yang dipapakan karena dalam tubuh manusia
imunogenik sebagai toksin
aktivitas manusia dari mana ia berasal.
Klasifikasi Bahan Toksik

Berdasarkan Berdasarkan Perdasarkan


Sumbernya Senyawanya Penggunaannya

• Toksin Tanaman
• Logam Berat • Obat-obatan
• Toksin Hewan
• Seyawa organic • Pestisida
• Toksin
• Racun gas • Pelarut organic
Lingkungan
TOKSISITAS
Toksisitas adalah peryataan kemampuan racun menyebabkan timbulnya gejala keracunan.
Toksisitas ditetapkan dilaboratorium, umumnya menggunakan hewan coba dengan cara
ingesti,pemaparan pada kulit, inhalasi, gavage, atau meletakkan bahan dalam air atau udara
pada lingkungan hewan coba.

Toksisitas bedasarkan ukuran:

LD50 ED 50 Ambang Dosis


Tingkat dosis rendah
Jumlah (dosis)
ini dimana tidak ada
efektifs senyawa kimia
efek yang dapat
yang mampu Dosis yang
diamati.Ambang batas
menyebabkan kematian menyebabkan efek
diperkirakan ada untuk
50% populasi hewan spesifik selain
efek tertentu seperti
coba yang terpapar mematikan pada 50%
efek toksik akut, tapi
dengan berbagai cara, hewan
tidak untuk yang lain
dinyatakan dengan
seperti efek
satuan mg/kg
karsinogenik
TABEL TOKSISITAS MENURuT LD50

Kategori LD50
Supertoksik <5 mg/kg
Amat sangan toksik 5-50 mg/kg
Sangat toksik 50-500 mg/kg
Toksik sedang 0,5-5 g/kg
Toksik Ringan 5-15 g/kg
Praktis tidak toksik >15 g/kg

LD50 adalah konsentrasi senyawa kimia dalam lingkungan (air dan udara) yang menebabkan kematian
50% populasi hewan coba dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dengan satuan mg/L
(part per million=ppm)
TOKSISITAS DAPAT DINYATAKAN DENGAN PERISITILAHAN
• Karsinogen
Penyebab atau peningkatan kanker pada manusia dan hewan. Contoh benzene,vinil klorida
• Mutagen
Zat yang mengubah informasi genetic suatu organisme, biasanya dengan mengubah DNA. Mutagen
biasanya juga karsinogen karena mtasi sering menyebabkan kanker.
• Teratogen
Zat yang menyeybabkan kerusakan pada janin atau embrio selama kehamilan yang menyebabkan cacat
lahir sementa itu tidak menunjukkan toksisitas.

Toksisitas dinyatakan
Toksisitas kronis,
Toksisitas akut berdasarkan waktu Timbul setelah terpapar
Jika efek timbul segera bahan toksiksecara
atau paparan durasi berulang-ulang dalam
Toksisitas sub akut,
pendek dalam hitungan jangka waktu yang panjang
Jika gejala keracunan
jam sampai hari setelah (hitungan tahun atau
timbul dalam jangka waktu
terpapar bahan toksik decade)
setelah sedng (minggu
sampai bulan) setelah
terpapar dalam dosis
tunggal
• Pada orang-orang yang memulai penggunaan obat karena ada gangguan medis/psikis sebelumnya
penyalahgunaan obat terutama untuk obat-obat psikotropika, dapat berangkat dari terjadiya toleransi,
dan akhirnya ketergantungan.
• Menurut konsep neurobiology, istilah ketergantungan (dependence) lebih mengacu kepada ketergantungan
fisik, sedangkan untuk ketergantungan secara psikis istilahnya adalah ketagihan.

Toleransi obat
dapat dibagi menjadi 3 jenis
Perubahan distribusi atau metabolismesuatu obat setelah pemberian
Toleransi berulang ,yang membuat dosis obat yang diberikan menghasilkan kadar
farmakokinetika dalam darah yang semakin berkurang dibandingkan dengan dosis yang
sama pada pemberian pertama kali.

Toleransi Merujuk pada perubahan adaptif yang terjadi di dalam system tubuh
Farmakodinamika yang dipengaruhi oleh obat,sehingga respon tubuh terhadap obat
berkurang pada pemberian berulang.

Toleransi yang
dipelajari Pengurangan efek obat dengan mekanisme yang diperoleh karena
(learned tolerance) adanya pengalaman terakhir.
Mekanisme
terjadinya adiksi

Manusia akan System reward


mengulangin prilaku pathway seperti
yang menyenangkan makan,minum,kasih
sayang dll

Saraf di VTA mengandung Bagian VTA, nucleus


neurotransmitter dopamine accumbers dan
yang akan dilepaskan menuju prefrontal akan
nucleus accumbens dan mengirim informasi
prefrontal cortex melalui sarat

Jalur reward akan


teraktivasi jika ada
stimulus yang memicu
pelepasan dopamin
Penyalahgunaan obat dan
ketergantungan

• Psikotoksisitas adalah perubahan perilaku yang serius, tingkat


psikotik, setelah penggunaan dosis tinggi yang berkepanjangan
(terlihat jelas pada penggunaan alcohol, barbiturate, kokain, LSD,
amfetamin).

• Ketergantungan adalah kelainan otak pada orang akibat penggunaan


yang kemudian telah mengubah struktur dan fungsi otak.

• Ketergantungan obat sulit dikendalikan karena keinginan penggunaan


obat yang kompulsif, yang menyebabkan pengguna berusaha
mendapatkan obat untuk penggunaan berulang bahkan meskipun harus
menghadapi konsekuensi kesehatan dan social yang negatif.
UNDANG-UNDANG NARKOTIKA
DAN
PSIKOTROPIKA
SEJARAH PERKEMBANGAN
PERUNDANG-UDANGAN NARKOTIKA

 Sebelum pecahnya perang dunia ke-2 pada  Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan
zaman penjajahan belanda, penggunaan narkotika, maka UU anti narkotik mulai direvisi
obat-obatan jenis opiumsudah lama dikenal menjadi nomor 22 tahun 1997
di Indonesia  Menyusul UU psikotropika nomor 5 tahun 1997
 Ganja (Canabis sativa) banyak tumbuh di  Kemudian dalam perkembangannya UU no 22 tahun
aceh dan daerah sumatera lainnya dan telah 1997 tentang narkotika diganti dengan UU no 35 tahun
digunakan oleh penduduk sebagai ramuan 2009 yang mendasar pada alas an bahwa narkotika
makanan sehari-hari. merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat
 Pada tahun 1927 pemerintah belanda diperlukan untuk pengobatan penyakit tertentu.
membuat undang-undang Untuk menghindari  Dari tahun ke tahun ditemukan banyak narkotika jenis
pemakaian obat-obatan akibat yang tidak baru maka di keluarkan peraturan menteri kesehatan
diinginkan, nomor 2 Thun 2017
 Pada tahun 1970 masalah obat-obatan  Karna ada jenis baru sepanjang tahun 2017 maka
berbahaya jenis narkotika menjadi masalah dikeluarkan lagi peraturan menteri kesehatan nomor
besar dan sifatnya nasional 41 tahun 2017 tentang perubahan penggolongan
 Pada tahun 1927, pemerintah kemudian narkotika
mengeluarkan Undang-Undang no 9 tahun
1976 tentang narkotika
Jenis narkotika terbagi menjadi Beberapa
golongan menurut UU no 35 tahun 2009,
narkotika dikelompokkan menjadi 3:

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan


pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
GOLONGAN I
terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.

Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan


sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
GOLONGAN II terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketegantungan.

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak


digunakan dalam terapi dan/ atau tujuan pengembangan
GOLONGAN III ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Psikotropika dan narkotika

Psikotropika Narkotika
Persamaan Sama-sama bekerja secara Sama-sama bekerja secara
selektif pada susunan selektif pada susunan
syaraf pusat syaraf pusat
Perbedaan psikoaktif Adiksi/ketergantungan
Efek utama Terhadap aktifitas mental Penurunan / perubahan
dan prilaku kesadaran hilangnya rasa,
mengurangi nyeri
Terapi Gangguan psikiatrik Analgesik,antispasmodic,a
ntitusif,premedkasi
anastesi.
Hubungan dengan sadaran Narkotika mempengaruhi Psikotopika tidak
kesadaran mempengaruhi kesadaran
GOLONGAN NARKOTIKA
GOLONGAN
PSIKOTROPIKA
UNDANG-UNDANG PSIKOTROPIKA
UU PSIKOTROPIKA
NOMOR 5 TAHUN 1997
Berkaitan dengan adanya perubahan penggolongan narkotika yang diatur dalam permenkes no 2
tahun 2017,mka terkait juga dengan perubahan penggolongan psikotropika yang diatur dalam
permenkes nomor 3 tahun 2017,yaitu mengubah psikotropika golongan II dan IV

Penggolongan psikotropika berdasarkan pada


penggunaannya:
1. Antipsikosis
2. Anti ansietas
3. Anti depresi
4. psikotogenik
TUJUAN PENGATURAN DIBIDANG
PSIKOTROPIKA
Menjamin
ketersediaan
Mencegah
psikotropika guna Memberantas
terjadinya
kepentingan peredaran gelap
penyalahgunaan
pelayanan psikotropika
psikotropika
kesehatan dan
ilmu pengetahuan
EFEK FARMAKOLOGIS
PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

Halusinogen yaitu obat yang


Depresan memperlambat
menyebabkan perubahan
fungsi otak normal
persepsi dan perasaan

Stimulan adalah golongan


obat yang meningkatkan
Opiat adalah obat
mood, meningkatkan
penghilang rasa sakit yang
perasaan baik, dan
sangat kuat
meningkatkan energy dan
kewaspadaan
PREKURSOR
• Prekursor narkotika dalam UU no 15 tahun 2009 tentang narkotika adalah zat atau bahan pemula
atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika.
• Ditindaklanjuti dengan peraturan pemerintah no 44 tahun 2010 tentang prekursr adalah zat atak
bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika dan
psikotropika.

• Prekursor sebagai bahan pemula atau bahan kimia banyak digunakan pada industry farmasi, non
farmasi, sector pertanian maupun kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
• Peningkatan penyalahgunaan precursor dalam pembuatan narkotika dan psikotropika telah menjadi
ancaman serius yang dapat menimbulkan gangguan bagi kesehatan, instabilitas ekonomi, gangguan
keamanan, serta kejahatan intenasional ,harus diawasi agar dapat digunakan sesuai peruntukannya.

Pengaturan PREKURSOR bertujuan:
Melindungi masyarakat dari bahaya
penyalahgunaan prekursor

Mencegah dan memberantas peredaran gelap


prekursor

Mencegah terjadinya kebocoran dan


penyimpangan prekursor

Menjamin ketersediaan precursor untuk


industry farmasi,industry non farmasi dan
pengembangan ilmu pengetahan dan teknologi
Daftar prekursor
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai