Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KADAR GLUKOSADARAHPUASA, GLUKOSA 2 JAM

POST PRANDIAL DENGAN HBA1c PADA


DIABETES MELITUS TIPE 2

Manuscript

Deasy Anggraheni

G1C217273

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG
2018

http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA, GLUKOSA 2 JAM
POST PRANDIAL DENGAN HbA1C PADA DIABETES MELITUS
TIPE 2

Deasy Anggraheni1, Herlisa Anggraini2, Andri Sukeksi2

1. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD Ambarawa


2. Program studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang

Info Artikel Abstrak


Glukosa darah dan HbA1c merupakan tolok ukur pengendalian
DM. Baik buruknya pengendalian DM dilihat dari kadar glukosa
darah dan kadar HbA1C sehingga dimungkinkan ada korelasi
antara kadar glukosa darah dengan kadar HbA1c. Kadar HbA1c
dipengaruhi oleh kadar glukosa darah. Penelitian bertujuan
mengetahui hubungan antara kadar GDP, GD2JPP dengan HbA1c
pada penderita DM Tipe 2. Jenis penelitian Analitik dengan
crossectional. Lokasi penelitian adalah Instalasi Laboratorium
Klinik RSUD Ambarawa. Obyek penelitian penderita DM tipe 2
rawat inap yang diperiksa kadar GDP, GD2JPP dan HbA1c pada
saat yang bersamaan. Kadar GDP, GD2JPP diukur menggunakan
autoanalyzer Biolis 24 i Premium metode GOD PAP sedangkan
HbA1c menggunakan PA 54 dengan metode nephelometri. Rata-
rata GDP 192,5 mg/dl, rata-rata kadar GD2JPP 250,03 mg/dl dan
rata-rata kadar HbA1c 7,18 %. Antara GDP dengan GD2JPP
memberikan hasil korelasi bermakna (r = 0,992 ; p<0,000), kadar
GDP dengan HbA1c memberikan hasil korelasi bermakna (r =
0,563 ; p<0,001), GD2JPP dengan HbA1c memberikan korelasi
bermakna (r = 0,610 ; p<0,000) sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan antara GDP, GD2JPP dan HbA1c. Semakin tinggi kadar
glukosa darah maka semakin tinggi kadar HbA1C
Kata Kunci :

DM Tipe 2, GDP, GD2JPP, HbA1c.

Pendahuluan penduduk, diperkirakan pada tahun 2020


Diabetes Melitus (DM) merupakan akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia
suatu penyakit yang ditandai dengan diatas 20 tahun dengan asumsi prevalensi
kenaikan kadar glukosa darah yang DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta
disebabkan faktor keturunan dan faktor pasien DM (Slamet, 2011).
lingkungan bersama-sama. Penderita DM Diabetes tanpa pengobatan yang
meningkat di beberapa negara berkembang tepat dan dibiarkan tidak terkontrol dapat
akibat dari peningkatan kemakmuran di menimbulkan komplikasi akut dan kronis,
negara bersangkutan. Pola pertambahan sehingga penderita DM harus dapat menjaga

*Coresponding Author
Deasy Anggraheni
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang, Indonesia 50273
E-mail : deasyanggraheni01@gmail.com

http://repository.unimus.ac.id
konsentrasi glukosa darah tetap normal. Pemeriksaan glukosa darah puasa dan
Pemantauan kadar glukosa darah secara rutin glukosa darah 2 jam setelah makan
pada penderita DM dapat dilakukan melalui dilakukan untuk mengetahui glukosa darah
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa pada saat dilakukan pemeriksaan ( saat
(GDP) dengan puasa 8 -12 jam dan glukosa sekarang ) serta mengetahui efektifitas terapi
darah 2 jam setelah makan (GD2JPP). obat. Pemeriksaan HbA1C untuk mengetahui
Pemeriksaan kadar glukosa darah selain GDP kontrol glikemik selama 2-3 bulan sebelum
dan GD2JPP adalah HbA1c. Pemeriksaan pemeriksaan sehingga dapat digunakan untuk
HbA1c tidak dipengaruhi oleh fluktuasi menentukan kontrol glikemik dan penderita
glukosa harian, namun dapat memberikan termasuk DM yang terkontrol atau tidak
informasi tentang kontrol glikemik pasien terkontrol. Kasus pasien DM semakin
selama 2-3 bulan sebelum dilakukan meningkat, namun pemeriksaan HbA1C
pemeriksaan ( Harum, 2013). masih sedikit sehingga hubungan antara
Kadar HbA1c yang tinggi mengimplikasikan kadar glukosa darah puasa, glukosa darah 2
bahwa kadar glukosa pada penderita DM jam post prandial dengan HbA1C belum
terakumulasi tinggi secara berkepanjangan, diketahui. Berdasarkan hal tersebut maka
dimana pada penderita DM terjadi gangguan perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
fungsi insulin yang menyebabkan pengaturan hubungan kadar glukosa darah puasa,
masuknya glukosa dari darah kedalam sel glukosa darah 2 jam post prandial dengan
terganggu sehingga glukosa darah tetap HbA1C.
tinggi (Slamet,2007). Bahan dan Metode
Korelasi kadar glukosa darah dengan HbA1c Jenis penelitian adalah analitik dengan studi
yaitu karena pada DM terjadi hiperglikemia potong lintang (cross sectional). Tempat
yaitu kadar glukosa dalam darah mengalami penelitian di Instalasi Laboratorium Patologi
peningkatan yang menyebabkan eritrosit Klinik RSUD Ambarawa. Penelitian
terus menerus terglikasi selama 120 hari. menggunakan data primer pada tanggal 7-23
Hemoglobin yang mengikat banyak glukosa Juni 2018. Sampel yang digunakan adalah 30
menyebabkan kadar HbA1c meningkat pasien dari keseluruhan pasien rawat inap
dimana HbA1c adalah suatu DM tipe 2 di RSUD Ambarawa yang
glikohemoglobin yang diikat oleh diperiksa kadar glukosa darah puasa, glukosa
hemoglobin A. Pembentukan darah 2 jam post prandial dan HbA1c.
glikohemoglobin setara dengan konsentrasi Bahan pemeriksaan yaitu darah EDTA untuk
glukosa darah (Slamet,2007). HbA1c dan serum untuk pemeriksaan kadar
glukosa darah.

http://repository.unimus.ac.id
Tehnik pengumpulan data primer dengan korelasi bermakna (ρ = 0.610; p <0.001).
melakukan pemeriksaan glukosa darah puasa, GDP dengan GDP2JPP memberikan hasil
glukosa darah 2 jam post prandial dan korelasi bermakna (ρ = 0.922; p <0.001)
HbA1c. Semua data diorganisasikan ρ artinya Spearman’s rho
sebanyak 30 data dan hasil dipaparkan secara Adanya korelasi signifikan positif antara
deskriptif. Analisis statistik menggunakan GDP dengan HbA1C, GD2JPP dengan
program komputer SPSS. Uji normalitas data HbA1C dan GDP dengan GD2JPP
menggunakan Shapiro-Wilk dilanjutkan uji menunjukkan bahwa ada hubungan antara
korelasi Spearman untuk mengetahui apakah GDP, GD2JPP dan HbA1C.
ada hubungan kadar gula darah puasa, gula Diskusi
darah 2 jam setelah makan dengan HbA1c. Penelitian menggunakan data sebanyak 30
Hasil sampel. Data diperoleh dari penderita DM
Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar rawat inap yang dilakukan pemeriksaan
maksimum glukosa darah puasa 366 mg/dl glukosa darah puasa, glukosa darah 2 jam
dan nilai minimum 82 mg/dl dengan rata-rata post prandial dan HbA1c pada saat yang
192,5 mg/dl. Kadar maksimum glukosa darah bersamaan. Rata-rata kadar glukosa darah
2 jam post prandial 464 mg/dl dan nilai puasa pada penelitian ini adalah 192,5 mg/dl,
minimum 102 mg/dl dengan rata-rata 250,03 rata-rata kadar glukosa darah 2 jam post
mg/dl. Kadar maksimum HbA1C 14,1 % dan prandial adalah 250,03 mg/dl dan rata-rata
kadar minimum 3,73 % dengan rata-rata 7,18 kadar HbA1c adalah 7,18 %.
%. Data yang sudah dianalisis secara Slamet (2007) menyatakan bahwa korelasi
deskriptif kemudian dilakukan uji normalitas. antara kadar glukosa darah dan kadar HbA1c
Uji normalitas dengan Shapiro-Wilk pada DM terjadi karena adanya
menunjukkan distribusi data yang tidak hiperglikemia, yaitu suatu keadaan dimana
normal. Hal ini terlihat dari nilai sig < 0.05 kadar glukosa dalam darah mengalami
untuk semua variabel. Uji normalitas peningkatan. Peningkatan menyebabkan
menunjukkan bahwa distribusi data tidak proses glikasi (pengikatan glukosa oleh
normal, maka metode korelasi yang dipakai hemoglobin) semakin cepat dan meningkat.
adalah Spearman. Suyono (2007) menyatakan bahwa jika
Nilai sig < 0.05 pada uji korelasi Spearman hemoglobin yang mengikat banyak glukosa
menunjukkan adanya korelasi antar variabel. maka kadar HbA1c juga akan meningkat
GDP dengan HbA1C memberikan hasil dimana HbA1c ini adalah suatu
korelasi bermakna (ρ = 0.563; p <0.001). glycohemoglobin yang diikat oleh
GD2JPP dengan HbA1C memberikan hasil hemoglobin A.

http://repository.unimus.ac.id
Di RSUD Ambarawa seringkali didapatkan 4. Ada hubungan yang signifikan antara
glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan kadar glukosa darah puasa, glukosa 2 jam
tinggi tetapi tidak selalu diikuti HbA1c yang post prandial dengan HbA1C dengan
tinggi. nilai P-value < 0,001 yang berarti makin
Soewondo (2009) mengatakan bahwa hasil tinggi kadar glukosa darah makin tinggi
pemeriksaan HbA1c mencerminkan rata – kadar HbA1c.
rata kadar glukosa darah dalam jangka waktu Ucapan terimakasih
2 – 3 bulan sebelum pemeriksaan, sedangkan Allah SWT, Ibu Herlisa Anggraini, SKM,
pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam M.Si.Med selaku pembimbing pertama, Ibu
post prandial hanya mencerminkan Andri Sukeksi, SKM, M.Si selaku
konsentrasi glukosa darah pada saat diukur pembimbing kedua dan Ketua Program Studi
dan sangat dipengaruhi oleh makanan, olah DIV Analis Kesehatan FIKKES UNIMUS.
raga dan obat yang baru di minum. Pasien rawat inap DM tipe 2 di RSUD
Penyandang diabetes direkomendasikan Ambarawa yang menjadi responden
untuk melakukan pemeriksaan HbA1c setiap penelitian. Suami tercinta dan anak-anakku
tiga bulan untuk menentukan apakah kadar tersayang yang banyak memberi dukungan
glukosa darah telah mencapai target yang dan motivasi guna kelancaran belajar. Dosen
diinginkan. Pemeriksaan HbA1C tidak dapat dan Karyawan Program Studi Diploma IV
menggantikan maupun digantikan Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan
pemeriksaan kadar glukosa darah. dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pemeriksaan glukosa darah dan HbA1C Semarang. Rekan – rekan sejawat
saling menunjang untuk memperoleh laboratorium RSUD Ambarawa yang telah
informasi yang tepat dalam pengendalian memberikan dukungan. Rekan-rekan
diabetes sehingga pasien mendapat terapi mahasiswa Pogram Studi D IV Analis
yang sesuai dengan keadaan sebenarnya Kesehatan FIKKES UNIMUS yang banyak
disamping untuk mengurangi resiko membantu dan memberi semangat dan
komplikasi diabetes jangka panjang. motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir
Kesimpulan dan Saran ini.
1. Rata-rata kadar HbA1c yaitu7,18 % Referensi
Hardjoeno, H. 2003. Interprestasi Hasil Tes
2. Rata-rata kadar glukosa darah puasa
Laboratorium Diagnostik Lembaga
adalah 192,5 mg/dl Penerbitan Hasanudin. Universitas
Hasanudin Makasar
3. Rata-rata kadar glukosa darah 2 jam post
prandial adalah 250,03 mg/dl

http://repository.unimus.ac.id
Martina, 2003.β-N-terminal
glucohemoglobins in subjects with common Yusnia. 2009. Kelenjar – Kelenjar
hemoglobinopathies : relation with Langerhans. Diunduh pada tanggal 18 Juni
fructosamine and mean erythrocyte age. Clin 2012 http://Yusnia-
chem. Rusia bio.blogspot.com/2009/04/kelenjar–kelenjar-
langerhans.html
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2015.
Konsensus Pengolahan Diabetes Mellitus di Aroma,H., Larasati, Reni, 2013, Hubungan
Indonesia. PB Perkeni. Jakarta Diet Serat Tinggi dengan Kadar HbA1C
pada pasien DM TIPE 2, Fakultas
Santiago, JV. 2003. lessons from the diabetes Kedokteran Universitas Lampung
control and complications trial. Diabetes.
German Hidjah,A. 2017. Hubungankadar HbA1C
danguladarahpadapasien diabetes mellitus
Soegondo, S. 2007. Penatalaksanaan tipe 2 di rumah sakit umum Ambarawa.
Diabetes Terpadu. Fakultas Kedokteran Skripsi. Fakultas ilmu keperawatan dan
Universitas Indonesia. Jakarta kesehatan Universitas Muhammadiyah
Suryaatmadja. 2011. Diabetes Mellitus : Semarang.
Penyakit yang menjadi masalah global dan
amat perlu diwaspadai. Diunduh tanggal 17 Petunjuk kerja. Genius (Green Medical
Juni 2012 dari Buletin ABC Laboratorium Instrumen).2017.
Amerind Bio-Clinic Kedokteran Universitas Hasanudin,
Makasar.
Suyono, Waspadji, S. 2009. Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus Terpadu. Fakultas Soewondo, P, 2009. Penatalaksanaan
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta diabetes melitus terpadu. Fakultas
Tandra, Hans. 2008. Diabetes Mellitus. Kedokteran UI. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Tjokroprawiro, A,. 2006. Diabetes Mellitus


Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai