Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Kadar HbA1C dengan Kadar Trigliserida pada

Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Tahun 2016


Monica Herdiati
Hadyanto Lim, Christina L. Tobing

Latar Belakang: Hemoglobin Glikosilat (HbA1c) adalah komponen utama dari hemoglobin
terglikosilasi, suatu bentuk ikatan nonenzimatik karbohidrat dengan hemoglobin yang
menggambarkan kondisi glukosa darah berupa kadar glukosa darah selama 2-3 bulan.
Trigliserida adalah ester alkohol gliserol dan asam lemak yang terdiri dari tiga molekul asam
lemak teresterifikasi menjadi gliserol.
Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan Kadar HbA1C dan Kadar Trigliserida
pada penderita Diabetes Melitus tipe 2.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional study. Jumlah sampel adalah 10 penderita Diabetes Melitus tipe 2.
Hasil : Dengan menggunakan uji Spearman menunjukkan bahwa ada kolerasi positif anatra
HbA1c dengan kadar Trigliserida dan signifikan. Melihat hasil yang ada, penderita DM tipe 2
harus melakukan kontrol glikemik yang dengan baik. Agar komplikasi komplikasi yang bisa
saja terjadi dapat dicegah.
Kesimpulan: Terdapat korelasi kuat dan signifikan antara HbA1C dengan trigliserida (r
=0.732, p=0.016).
Kata Kunci : Kadar HbA1C, kadar trigliserida, DM tipe 2

The Background: Gylcated hemoglobin (HbA1c) is a main component of terglicoced


hemoglobin a chemical bond between nonenzimatic carbohydrate and hemoglobine indicating
the blood glucose of 2-3 months. Trigycerides is ester alcohol glicerol dan fat acid consisting of
three molecules of esterificated fat into glycerol.
The Purpose : The present study was conducted to find the correlation between HbA1C and
Triglycerides in type 2 diabetes mellitus patient.
Method: It is an observational analytic using cross sectional study in which the data were
collected by clinical laboratory examination. The total sample of 10 patients included all the
patients with type 2 diabetes mellitus.
Results: of the analysis using Spearman test show that there are positive corellation between
HbA1c levels with Triglyceride levels and statistically significant. Seeing the result, patient with
type 2 diabetes mellitus have to do with good glycemic control. In order for the complications
that occur can be prevented.
Conclusion: There is a strong and significant correlation between HbA1C tryglicerides in type
2 diabetes mellitus (r =0.732, p=0.016).
Keywords : HBA1C, Triglyceride, Type 2 DM

Monica Herdiati
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Methodist University of Indonesia, Medan.
Prof. Dr. dr. Hadyanto Lim, M. Kes, Sp. FK, FESC, FIBA, FAHA
Deparment of Pharmacology, Head of Research and Scientific Development,
Faculty of Medicine, Methodist University of Indonesia, Medan.
Molecular Biology Research, Postgraduate Program, Faculty of Medicine, North Sumatera
University, Medan.
dr. Christina L. Tobing Sp. PD, FINASIM
Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Methodist University of Indonesia,
Medan
Correspondence: Prof. Dr. dr. Hadyanto Lim, M. Kes, Sp. FK, FESC, FIBA, FAHA
Email: hadyantolim@hotmail.com
I. PENDAHULUAN >8% sudah terbentuk fatty streak di arteri
koroner.7
Menurut WHO, jumlah penduduk di dunia Pada keadaaan resistensi insulin, hormone
meningkat sebesar 37% antara 2000 2030 sensitive lipase dijaringan adiposa akan
dan jumlah penderita diabetes akan menjadi aktif sehingga lipolisis dari
meningkat 114% dari perkiraan tahun 2012 Trigliserida (TG) di jaringan adiposa
yang telah mencapai lebih dari 370 juta semakin meningkat. Keadaan ini
orang (IDF, 2012).1,2 menghasilkan asam lemak bebas ( free fatty
Prevalensi DM tipe 2 meningkat dengan acid = FFA) yang berlebihan. Asam lemak
cepat pada populasi di Asia terutama pada bebas akan memasuki aliran darah, sebagian
negara dengan pertumbuhan ekonomi yang akan digunakan sebagai sumber energi dan
sangat pesat. India dan Tiongkok menduduki sebagian akan dibawa ke hati sebagai bahan
peringkat teratas dari 10 negara dengan baku pembentukan TG. Dihati asam lemak
epidemik diabetes, termasuk Indonesia, bebas akan menjadi TG kembali dan
Pakistan, Bangladesh, dan Filipina.3 menjadi bagian dari (very low-density
Prevalensi DM untuk kota Medan 2.7% dan lipoprotein) VLDL. Oleh karena itu VLDL
prevalensi Diabetes Melitus untuk propinsi yang dihasilkan pada keadaan resistensi
Sumatera Utara 1.98%, sementara data insulin akan sangat kaya dengan TG, disebut
terakhir yang dikeluarkan oleh Depkes RI VLDL kaya TG atau VLDL besar (enriched
menyatakan prevalensi DM secara nasional trigliceride VLDL= large VLDL).6,7,8
adalah 5.7% .4 TG merupakan salah satu jenis lemak
Temuan utama studi diabetes oleh Diabetes atau lipid yang relatif mempunyai makna
Control and Complication Trial (DCCT) klinis yang penting sehubungan dengan
telah menunjukan pentingnya tes arteriosklerosis. Peningkatan kadar glukosa
Hemoglobin A1c (HbA1c). Studi darah kronik pada pendertita DM tipe 2 dan
menunjukan bahwa menurunkan angka hipertrigliseridemia merupakan salah satu
HbA1c dapat menunda atau mencegah faktor resiko penyebab arteriosklerosis yang
komplikasi kronik. HbA1c merupakan dapat dirubah.9,10
hemoglobin yang dibentuk oleh penempelan
non enzimatik glukosa pada kelompok
amino N-terminal dari hemoglobin A rantai II. METODELOGI
. Kadar normal HbA1c adalah < 6,5 %
.Pemeriksaan HbA1c perlu dipertimbangkan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai pemeriksaan untuk skrining dan bersifat retrospektif observasional analitik
diagnosis diabetes. Manfaat dari HbA1c dengan pendekatan cross sectional study dan
selama ini lebih banyak dikenal untuk random sampling. Populasi dari penelitian
menilai kualitas pengendalian indeks atau ini adalah penderita DM dengan kriteria
kadar glikemik jangka panjang dan menilai inklusi : Pria/wanita dewasa yang
efektivitas terapi, namun beberapa studi menyandang DM tipe 2, sedangkan kriteria
terbaru mendukung pemanfaatan HbA1c eksklusi : pasien dalam keadaan sakit berat
yang lebih luas, bukan hanya untuk atau tidak memungkinkan mengikuti
pemantauan, tetapi juga bermanfaat dalam penelitian ini. Pasien dalam keadaan DM
diagnosis ataupun skrining DM tipe 2.5,6 dengan obat antidiabetes dan antilipid.
Berdasarkan data ADA mengestimasikan Pengambilan sampel dilakukan secara non-
setiap kenaikan 1% kadar HbA1C maka probability sampling dengan menggunakan
angka kematian akan meningkat 25%, teknik consecutive sampling. Caranya
komplikasi makrovaskuler meningkat 35% adalah setiap anggota populasi sumber yang
dan resiko infark miokard meningkat memenuhi kriteria inklusi dan tidak
18%.Pada penelitian Johnstone pada tahun memenuhi eksklusi akan dipilih sebagai
2005 yang merekrut 3000 penderita DM usia sampel sampai jumlah sampel yang
muda yaitu usia 15-34 tahun, menunjukkan diperlukan terpenuhi.11
usia diatas 25 tahun dengan HbA1C adalah III. HASIL
Analisis univariat untuk karakteristik umum
sampel penelitian meliputi jenis kelamin,
usia, kadar HbA1c dan kadar TG. Dari 10
data yang ada terdapat 5 orang perempuan
dan 5 orang laki- laki. Usia subjek penelitian
bervariasi mulai dari 40 70 tahun, dengan
rerata 56,60 tahun. Kadar HbA1c mulai dari
4,6% - 15,20%, dengan rerata 9,70%. Kadar
TG mulai dari 83mg/dL 1154 mg/dL,
dengan rerata 379 mg/dL. Untuk lebih jelas Korelasi antara kadar HbA1c dengan kadar
dapat dilihat dari tabel di bawah : Trigiserida pada penderita DM tipe 2.
IV. PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik Umum Sampel Berdasarkan hasil dari penelitian yang terlah
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan dimana 10
Variabel Min Maks Rerata data menjadi sampel penelitian. Untuk
(N) gambaran uji statistik analisa hubungan
Jenis antara kadar Hba1c dengan kadar TG nilai
Kelamin kolerasinya adalah 0,732 (korelasi positif).
Laki - laki 5 Perolehan p hitung = 0,016 lebih kecil dari
Perempuan 5 0,05 yang menandakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kadar
Usia 40 70 56,60 HbA1c dengan kadar TG.
(Tahun) Hal ini sama dengan penelitian sebelumnya
HbA1c (%) 4,6- 15,2 9,70 yang dilakukan oleh Zaidi S et al., Loei G et
TG (mg/dL) 83 1154 379 al., dan Pushparaj et al., menjelaskan .12,13,14
Teori menunjukkan bahwa bagian lipid
Korelasi antara kadar HbA1c dengan kadar seperti trigliserida akan meningkat secara
Trigiserida menggunaka uji kolerasi signifikan pada penderita diabetes. Temuan
Spearman dengan hasil kolerasi positif dan dari sebuah studi dengan jelas menunjukan
signifikan (r =0.732, p=0.016). bahwa HbA1c tidak hanya berguna sebagai
biomarker jangka panjang kontrol glikemik,
Tabel 2. Korelasi antar kadar Hba1c tetapi juka prediktor yang baik dari kadar
dengan kadar TG TG. Dengan dimikian, pengawasan kontrol
HbA1c TG glikemik menggunakan HbA1c bisa
HbA1c Uji 1 .732 memiliki manfaat tambahan
Korelasi mengidentifikasi pasien DM yang berada
Spearman pada risiko yang lebih besar dari komplikasi
Sig. (2- .016 kardiovaskuler.15
tailed) Penelitian yang dilakukan oleh K.
N 10 10 Prabhavhati et al., 2014 mengemukakkan
TG Uji .732 1 bawha HbA1c merupakan prediktor yang
Korelasi baik untuk kadar lipid.16 Dan hasil dari
Spearman metaanalisis dari 13 studi observasional oleh
Sig. (2- .016 mendapatkan korelasi kenaikan glycated
tailed) hemoglobin dengan kejadian penyakit
N 10 10 kardiovaskuler dimana didapatkan bahwa
setiap peningkatan satu persen HbA1c pada
Tabel 3. Scatter Diagram pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dan
tipe 1, risiko relatif penyakit kardiovaskuler
meningkat sebesar 1.18 atau setara dengan
18%.17
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Meenu et al., 2010 dan penelitian
Vinodmahato et al., 2011 menyatakan
bahwa terdapat hubungan positif sedang 1. Internasional Diabetes Federation.
antara HbA1C dengan TG. Pengaruh insulin IDF Diabetes Atlas, update 2010. 5th
terhadap produksi apolipoprotein di hati edn.
yang meregulasi aktivitas enzim LpL dan http://www.idf.org/diabetesatlas/5e/
CETP dapat menyebabkan dislipidemia pada Update2010 - Diakses 03 November
DM. Selain itu defisiensi insulin juga dapat 2015.
menurunkan aktivitas HDL dan produksi 2. World Health Organization (2015).
aktivitas lipoprotein lipase.18,19 Definition and Diagnosis of Diabetes
Abnormalitas lipid pada DM mudah Mellitus
berkembang ke arah CHD dan komplikasi and Intermediate Hyperglycemia.
aterosklerosis. Hiperglikemia yang persisten http://www.who.int/mediacentre
menyebabkan glikosilasi semua protein /factsh eets/fs311/en/ - Diakses 09
terutama kolagen cross linking dan matrik November 2015.
protein pada dinding arteri. Hal ini dapat
menyebabkan disfungsi endotel, yang mana 3. Ramachandran A, Ma RCW,
berkontribusi terhadap aterosklerosis. TG Snehalatha C. Diabetes in Asia.
yang berasal dari remnants lipoprotein Lancet 2010.
sangat aterogenik. 13,15 4. Riskesdas (2013). Laporan Hasil
Dari hasil penelitian, didapati 2 sampel Riset Kesehatan Dasar.Tersedia dari:
wanita yang mendapatkan hasil TG http://www.depkes.go.id/resources/d
500mg/dL yaitu 1023 mg/dL dan 1154 ownload/general/Hasil%20Riskesdas
mg/dL dikategorikan sangat tinggi keadaan %202013.pdf Diakses 03
ini menunjukkan adanya gangguan November 2015.
genetik.10 Penelitian yang dilakukan oleh 5. National Institutes of Health
Miller et al., 2011 mengatakan bahwa Publication. DCCT and EDIC The
kondisi gangguan genetik pada wanita lebih Diabetes Control and Complication
berat mengalami penyakit jantung koroner Trial and Follow-up Study, 2008.
dibanding laki laki. Penelitian yang 6. American Diabetes Association
dilakukan Framingham Heart Study (ADA) (2013). Diagnosis And
menjelaskan peningkatan TG adalah Classification Of Diabetes Melitus.
prediktor untuk penyakit jantung koroner Diabetes Care;34;s62-9.
dan penelitian dari Lipid Research Clinic 7. Adam, J.M.F (2009). Dislipidemia.
Follow-Up menemukan kadar TG Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
>200mg/dL merupakan prediksi yang kuat Dalam Jilid III. Edisi V. Jakarta:
untuk kematian karena penyakit jantung Interna Publishing, h:1984-92.
koroner.20 8. Ndraha S (2014). Diabetes Melitus
Tipe 2 dan Tatalaksana Terkini.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Dalam : Medicinus Vol. 27 No 2.
terhadap data 10 pasien, dapat di tarik Jakarta : Departemen Penyakit
kesimpulan bahwa terdapat kolerasi positif Dalam Fakultas Kedokteran
antara kadar HbA1c dengan kadar TG yang Universitas Krida Wacana Jakarta
signifikan atau bermakna. 9. Schteingart , David E (2013).
Pankreas : Metabolisme Glukosa dan
VI. SARAN
Untuk masyarakat yang belum atau tidak Diabetes Melitus. Dalam :
terdiagnosa menderita DM agar melakukan Patofisiologi Konsep Klinis Proses
pemeriksaan agar dapat mencegah penyakit Proses Penyakit ed. 6. Jakarta : EGC,
ini. h: 1059- 1073
Kepada penderita DM tipe 2 untuk 10. Brunzell JD (2007).
mengontrol kadar HbA1c dan kadar TG agar Hypertrigliceridemia. N Engl J Med.
dapat mencegah komplikasi komplikasi
yang dapat muncul. 11. Sastroasmoro S (2014). Dasar-dasar
metodologi penelitian klinis. Edisi
VII. KESIMPULAN
kelima. Jakarta: Sagung Seto.
12. Zaidi S et al., (2015). HbA1c as an http://circ.ahajournals.org/ - Diakses
indirect marker of 13 April 2016
hypertriglyceridemia in type 20. Vinodmahato R, Gyawali P, Raut
2 diabetes mellitus. J Ayub Med PP, Regmi P, Singh KP, Pandeya D
CollAbbottabad.http://www.Jams.ay et al (2011). Association between
ub med.edu.pk diakses 13 April glycaemi control and serum lipid
2016 profil in type 2 diabetic patients:
Glycated haemoglobin as adual
13. Loei Glorya SC, Pandelaki K, biomarker. Biomed Research
Mandang V (2013). Hubungan Kadar ;22(3):375-80.
HbA1c dengan Kadar Profil Lipid
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
di Poliklinik Endokrin & Metabolik
RSUP Prof. DR. R. D.Kandou
Manado. Bagian Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php
/eclinic/article/vi ew/3614 - Diakses
01 November 2015.
14. Pushparaj JL, Kirubakaran S (2014).
HbA1C as a predictor of lipid profile
in type 2 diabetic patients.
JEMDS;3(12):3157-65.
15. K. Prabhavhati et al (2014).
Glycosylated Haemoglobin (HbA1c)
- A Marker of Circulating Lipids in
Type 2 Diabetic Patients. Journal of
Clinical and Diagnostic
Research;Vol-8(2):20-23.
16. Momin Abdulrahman A (2013).
Glycosylated Hemoglobin (HbA1c):
Association With Dyslipidemia and
Predictor of Cardiovascular Diseases
in Type 2 Diabetes Melitus Patient
In International Journal Of Health
Sciences and Research.
http://www.scopemed.org/?mno=444
38 Diakses 07 November 2015.
17. Lim, Hadyanto et al (2014).
Farmakologi Obat
Antihiperlipidemia. Dalam : Prinsip
Farmakologi-Endokrin-Infeksi. Edisi
1. Jakarta: Softmedia
18. Meenu J, Jayendrasinh J, Neeta M
(2010). Correlation between HbA1c
values and lipid profile in type 2
diabetes mellitus. IJBAP ;2(1):47-50.
19. Miller et al., (2011). Triglyceride and
Cardiovasculer Disease Ascientific
Statement From the American Heart
Association. AHA Scientific
Statement.

Anda mungkin juga menyukai