Anda di halaman 1dari 13

Penanggulangan Demam

berdarah dengue di puskesmas

Mutiara 102015036
• Pada akhir tahun berdasarkan evaluasi program
pemberantasanpenyakit DHF masih didapatkan
prevalensi DHF berkisar 18% dengan tingkat CFR 4%,
rata-rata penderita datang terlambat sehingga terlambat
juga dirujuk ke rumah sakit. Berdasarkan pemantauan
jentik, didapatkan dari Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah
60%. Kepala puskesmas akan melakukan revitalisasi
program pemberantasan penyakit DHF dan ingin
didapatkan insidens yang serendah-rendahnya dan CFR
0%.

Skenario 7
Demam berdarah dengue
• penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty. sering
muncul dengan gejala sakit kepala, sakit pada tulang,
sendi, dan otot, serta ruam merah pada kulit.

• manifestasi klinis utama :


• a. Demam tinggi (inkubasi 2-7 hari)
• b. Perdarahan
• c. Pembengkakan hepar
Epidemiologi DBD
Mampu membantu menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut
serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan agar dalam pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta
dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama.

Peran dan Fungsi Puskesmas


Upaya kesehatan puskesmas
• Penyuluhan/informasi tentang demam berdarah dan
pencegahannya dilakukan melalui jalur- jalur informasi yang
ada:
• Penyuluhan kelompok: PKK, organisasi sosial masyarakat lain,
kelompok agama, guru, murid sekolah, pengelola tempat
umum/instansi, dll.
• Penyuluhan perorangan:
• Kepada ibu-ibu pengunjung Posyandu
• Kepada penderita/keluarganya di Puskesmas
• Kunjungan rumah oleh Kader/petugas Puskesmas
• Penyuluhan melalui media massa: TV, radio, dll (oleh Dinas
Kesehatan Tk. II, I dan pusat).
• Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi program dengan pendekatan sistem

Input : Money, man, material, machine, marketing, method

Proses

Perencanaan : Dalam membuat perencanaan diperlukan dokumen yang


menjadi acuan dalam pembuatan perencanaan yang berkaitan dengan
penanggulangan DHF. Selain itu perencanaan anggaran perlu diperhitungkan
secara cermat demi kelancaran progam tersebut.

Pengorganisasian : Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengorganisasian


petugas yang terlibat dalam penanggulangan DBD adalah dengan cara
menyebarkan informasi terkait dengan kasus. Setelah informasi disebarkan
maka masing-masing petugas kelurahan akan langsung turun ke lapangan.
Pelaksanaan : Penyelidikan epidemiologi dilakukan oleh petugas
DBD yang dibantu oleh jumantik serta masyarakat. PE dilaksanakan di
rumah pasien DHF dan rumah-rumah di sekitar penderita DHF. Hasil dari
kegiatan PE berupa laporan dapat mengetahui perlu atau tidaknya
fogging di daerah tersebut. Pengendalian vektor DHF

Pengawasan :
Pengawasan langsung (dilakukan ketika ada kegiatan penanggulangan
DHF).
Pengawasan tidak langsung (melalui laporan kegiatan). Dilakukan setiap
bulannya dari hasil laporan kegiatan (mini lokakarya)

Output : Hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan


profesional terhadap pasien atau terhadap suatu program yang
dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai