keluhan pucat
Mutiara Fitri
102015036
Abstrak
Leukemia limfoblastik akut adalah suatu penyakit yang berakibat fatal, dimana sel-sel
yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan
dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang.Sel-sel
yang belum matang, yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit,
berubah menjadi ganas.Sel leukemik ini tertimbun di sumsum tulang, lalu
menghancurkan dan menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang
normal.Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke
hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, ginjal dan organ reproduksi; dimana mereka
melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri. Sel kanker bisa mengiritasi selaput
otak, menyebabkan meningitis dan bisa menyebabkan anemia, gagal hati, gagal ginjal
dan kerusakan organ lainnya
Abstract
PENDAHULUAN
ANAMNESIS
Keluhan utama:
o Pucat. Seringkali terlihat pada pasien anemia. Pucat paling baik dinilai
pada telapak tangan/kaki, kuku, mukosa mulut, dan konjungtiva.
Keluhan penyerta:
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik yang khas ialah pucat, panas, dan perdarahan
disertai splenomegaly, dan kadang-kadang hepatomegaly serta limfadenopatia.
Penderita yang menunjukkan gejala lengkap seperti tersebut di atas, secara
klinis dapat didiagnosis leukemia. Pucat dapat terjadi mendadak, sehingga bila
pada seorang anak terdapat pucak yang mendadak dan sebab terjadinya sukar
diterangkan, waspadalah leukemia. Perdarahan dapat berupa ekimosis,
petekia, epistaksis, perdarahan gusi, dan sebagainya. Pada stadium permulaan
mungkin tidak terdapat splenomegali. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi
atau sakit tulang yang dapat disalah-tafsirkan sebagai penyakit reumatik.
Gejala lain dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh,
seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral dan
sebagainya.2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Ada dua cara dokter dapat memperoleh sumsum tulang. Beberapa pasien-
pasien akan mempunyai kedua-duanya prosedur Bone marrow aspiration
(Penyedotan sumsum tulang): Dokter menggunakan sebuah jarum untuk
mengangkat contoh-contoh dari sumsum tulang. Bone marrow biopsy
(Biopsi Sumsum Tulang): Dokter menggunakan suatu jarum yang sangat
tebal untuk mengangkat sepotong kecil dari tulang dan sumsum
tulang . Pembiusan lokal membantu membuat pasien-pasien lebih enak.
Flowcytometry precursor B: CD 10, 19, 79A, 22, cytoplasmic m-heavy chain, TdT
T: CD1a, 2, 3, 4, 5, 7, 8, TdT
WORKING DIAGNOSIS
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Pada pasien dengan angka leukosit yang sangat tinggi (>100 ribu/mm3),
sering terjadi leukostasis, yaitu terjadinya gumpalan leukosit yang menyumbat
aliran pembuluh darah vena maupun arteri. Gejala leukostasis, yaitu terjadinya
gumpalan leukosit yang menyumbat alira pembuluh darah vena maupun arteri.
Gejala leukostasis sangat bervariasi, tergantung lokasi sumbatannya. 6 Gejala
yang sering dijumpai adalah gangguan kesadaran, sesak nafas, nyeri dada dan
priapismus. Angka leukosit yang sangat tinggi juga sering menimbulkan
gangguan metabolisme berupa hiperurisemia dan hipoglikemia. Hiperurisemia
terjadi akibat sel-sel leukosit yang berproliferasi secara cepat dalam jumlah
yang besar.
Ø
Thalasemia
Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, mengandung zat besi
(Fe). Kerusakan sel darah merah pada penderita thalasemia mengakibatkan zat
besi akan tertinggal di dalam tubuh. Pada manusia normal, zat besi yang
tertinggal dalam tubuh digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.7
Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah
yang rusak itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever).
Jumlah zat besi yang menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan
mengganggu fungsi organ tubuh. Penumpukan zat besi terjadi karena
penderita thalasemia memperoleh suplai darah merah dari transfusi darah.
Penumpukan zat besi ini, bila tidak dikeluarkan, akan sangat membahayakan
karena dapat merusak jantung, hati, dan organ tubuh lainnya, yang pada
akhirnya bisa berujung pada kematian.7
Manifestasi klinis
Anoreksia
Infeksi mulut, saluran napas atas dan bawah, selulitis, atau sepsis
ETIOLOGI
Etiologinya sampai saat ini masih belum jelas, diduga kemungkinan besar
karena virus (virus onkogenik). Faktor lain yang turut berperan ialah:
Faktor predisposisi:
6. Kelainan kromosom8
EPIDEMIOLOGI
Insidensi LLA adalah 1/60.000 orang per tahun, dengan 75% pasien
berusia kurang dari 15 tahun. Insidensi puncaknya usia 3-5 tahun. LLA lebih
banyak ditemukan pada pria daripada perempuan. Saudara kandung dari
pasien LLA mempunyai risiko empat kali lebih besar untuk berkembang
menjadi LLA, sedangkan kembar monozigot dari pasien LLA mempunyai
risiko 20% untuk berkembang menjadi LLA.8
PATOFISIOLOGI
KOMPLIKASI
Komplikasi metabolik pada anak dengan LLA dapat disebabkan oleh lisis
sel leukemik akibat kemoterapi atau secara spontan dan komplikasi ini dapat
mengancam jiwa pasien yang memiliki beban sel leukimia yang besar.
Terlepasnya komponen intraselular dapat menyebabkan hiperurisemia,
hiperkalsemia, dan hiperfosfatemia dengan hipokalsemia sekuder. Beberapa
pasien dapat menderita nefropati asam urat atau nefrokalsinosis. Jarang sekali
timbul urolitiasis dengan obstruksi uretersetelah pasien diobati untuk
leukemia. Hidrasi, pemberian alopurinol dan alumunium hidroksida, serta
penggunaan alkalinisasi urin yang tepat dapat mencegah atau memperbaiki
komplikasi ini. Infiltrasi leukemik yang difus pada ginjal juga dapat
menimbulkan kegagalan ginjal. Terapi vinkristin atau siklofossamid dapat
mengakibatkan peningkatan hormon antidiuretik, dan pemberian antibiotika
tertentu yang mengandung natrium, seperti tikarsilin atau kabernisilin, dapat
mengakibatkan hipokalemia. Hiperglikemia dapat terjadi pada 10 % pasien
setelah pengobatan dengan prednison dan asparaginasi dan memerlukan
penggunaan insulin jangka pendek.