Anda di halaman 1dari 23

Penanggulangan Demam

berdarah dengue di puskesmas

Mutiara 102015036
Yulianto sanjaya 102015164
• Pada akhir tahun berdasarkan evaluasi program
pemberantasanpenyakit DHF masih didapatkan
prevalensi DHF berkisar 18% dengan tingkat CFR 4%,
rata-rata penderita datang terlambat sehingga terlambat
juga dirujuk ke rumah sakit. Berdasarkan pemantauan
jentik, didapatkan dari Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah
60%. Kepala puskesmas akan melakukan revitalisasi
program pemberantasan penyakit DHF dan ingin
didapatkan insidens yang serendah-rendahnya dan CFR
0%.

Skenario 7
Demam berdarah dengue
• penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes(A. Aegypty dan
A. Albopictus). sering muncul dengan gejala sakit kepala,
sakit pada tulang, sendi, dan otot, serta ruam merah pada
kulit.

• manifestasi klinis utama :


• a. Demam tinggi (inkubasi 2-7 hari)
• b. Perdarahan
• c. Pembengkakan hepar
Epidemiologi DBD
Agen penyakit

• grup B arbovirus yaitu virus dengue.


• Virus ini termasuk dalam famili Flaviridae dan genus
Flavivirus
• 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan Den -4. Serotipe
dominan yang ada di indonesia adalah serotipe 3.

Epidemiologi  ekologi
Host/ pejamu

• Host dari DBD adalah manusia.


• Manusia dan hewan yang sudah terinfeksi virus dan sudah
memiliki virus di dalam darahnya dapat disebut reservoir.
• Kriteria diagnosis klinik DBD menurut WHO berupa panas
mendadak 2-7 hari tanpa sebab jelas, tanda-tanda perdarahan
atau pembesaran hati, jumlah trombosit < 100.000/mm3
(modifikasi Depkes < 150.000/mm3) dan hematokrit
meningkat lebih atau sama dengan 20 %.7

Epidemiologi  ekologi
Lingkungan
• Pada penyakit DBD keadaan lingkugan yang dapat
mempengaruhi seperti mobalitas penduduk tinggi,
perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim,
kepadatan penduduk, kualitas perumahan, dan jarak antar
rumah.

Epidemiologi  ekologi
Vektor
• Vektor penyakit DBD adalah nyamuk Aedes
aegypti (di daerah perkotaan) dan Aedes
albopticus (di daerah pedesaan).
• Hidup optimal pada ketinggian di atas 1000 meter
di atas permukaan laut. (laporan= 2000 meter)
Mampu membantu menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut
serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan agar dalam pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta
dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama.

Peran dan Fungsi Puskesmas


Upaya kesehatan puskesmas
• Penyuluhan/informasi tentang demam berdarah dan
pencegahannya dilakukan melalui jalur- jalur informasi yang
ada:
• Penyuluhan kelompok: PKK, organisasi sosial masyarakat lain,
kelompok agama, guru, murid sekolah, pengelola tempat
umum/instansi, dll.
• Penyuluhan perorangan:
• Kepada ibu-ibu pengunjung Posyandu
• Kepada penderita/keluarganya di Puskesmas
• Kunjungan rumah oleh Kader/petugas Puskesmas
• Penyuluhan melalui media massa: TV, radio, dll (oleh Dinas
Kesehatan Tk. II, I dan pusat).
• Monitoring dan Evaluasi
Angka Bebas Jentik (ABJ)
Pencegahan & Pemberantasan vektor
Evaluasi program dengan pendekatan sistem

Input : Money, man, material, machine, marketing, method

Proses

Perencanaan : Dalam membuat perencanaan diperlukan dokumen yang


menjadi acuan dalam pembuatan perencanaan yang berkaitan dengan
penanggulangan DHF. Selain itu perencanaan anggaran perlu diperhitungkan
secara cermat demi kelancaran progam tersebut.

Pengorganisasian : Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengorganisasian


petugas yang terlibat dalam penanggulangan DBD adalah dengan cara
menyebarkan informasi terkait dengan kasus. Setelah informasi disebarkan
maka masing-masing petugas kelurahan akan langsung turun ke lapangan.
Pelaksanaan : Penyelidikan epidemiologi dilakukan oleh petugas
DBD yang dibantu oleh jumantik serta masyarakat. PE dilaksanakan di
rumah pasien DHF dan rumah-rumah di sekitar penderita DHF. Hasil dari
kegiatan PE berupa laporan dapat mengetahui perlu atau tidaknya
fogging di daerah tersebut. Pengendalian vektor DHF

Pengawasan :
Pengawasan langsung (dilakukan ketika ada kegiatan penanggulangan
DHF).
Pengawasan tidak langsung (melalui laporan kegiatan). Dilakukan setiap
bulannya dari hasil laporan kegiatan (mini lokakarya)

Output : Hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan


profesional terhadap pasien atau terhadap suatu program yang
dilaksanakan.
Sasaran :Masyarakat

Dampak : CFR 0% , ABJ meningkat , Kasus demam berdarah menurun


• Untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta
masyarakat yang terus menerus dalam memberantas nyamuk
penularnya dengan cara 3 M yaitu : menguras tempat
penampungan air (TPA), menutup TPA dan
mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan.
• Upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M secara
terus menerus telah dan akan dilakukan Pemerintah melalui
kerjasama lintas program dan lintas sektoral termasuk tokoh
masyarakat dan swasta.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai