a. Mulut.
b. Tekak
c. Kerongkongan
d. Lambung
e. Usus halus
f. Usus besar
g. Rektum
h. Anus
C. Peristiwa yang terjadi dalam sistem pencernaan .
2. Endoskopi
Endoskopi adalah pemeriksaan struktur
dalam dengan menggunakan
selang/tabung serat optic yang disebut
endoskop, yang dimasukan ke mulut bisa
digunakan untuk memeriksa:
kerongkongan (esofagoskopi), lambung
(gastrokopi), usus halus (endoskopi
saluran pencernaan atas).
Lanjutan
3. Intubasi
Intubasi nasogastric.
Intubasi naoenterik.
Lanjutan
5. Laparoskopi
Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut
dengan menggunakan endoskopi, kemudian
dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam
rongga perut. Dengan laparoskopi dapat:
mencari tumor atau kelainan lainnya,
mengamati organ-organ di dalam rongga
perut, memperoleh contoh jaringan, dan
melakukan pembedahan.
Lanjutan
6. Rontgen
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut,
yang tidak memerlukan persiapakan khusus dari penderita.
Sinar X digunakan untuk menunjukkan: suatu penyumbatan,
kelumpuhan saluran pencernaan, pola udara abnormal di
rongga perut, dan pembesaran organ (misalnya hati, ginjal,
limpa).
Pemeriksaan barium
Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak
putih pada foto rontgen dan membatasi saluran pencernaan,
menunjukkan kontur dan lapisan dari kerongkongan, lambung
dan usus halus. Barium yang terkumpul di daerah abnormal
menunjukkan adanya ulkus, erosi, tumor dan varises
kerongkongan.
Penatalaksanaan/Terapi
1. Tindakan Medis
Tindakan pertama adalah menentukan sumber
perdarahan dengan pemeriksaan esofagoskopi. Setelah
itu tindakan untuk menghentikan perdarahan dan
mengganti darah yang hilang. Beberapa tindakan yang
dapat menghentikan perdarahan :
Lavase lambung (dapat dengan air es, namun tidak
dianjurkan)
Terapi farmakologis
Injeksi skleroterapi
Tamponade balon
Pembedahan (ligase dan pirau
Lanjutan
2. Tindakan medis
Tindakan medis meliputi :
Tangani penyebabnya dengan mengurangi kadar ammonia
dan mencegah factor-faktor pencetus, seperti hypokalemia,
perdarahan dan hipoksia.
Obat-obat yang dapat mengurangi kadar ammonia
Makanan rendah protein
Lanjutan
3. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien ini, meliputi :
Pemantauan terhadap pasien risiko tinggi
Perubahan tingkah laku dan pola tidur
Kaji perubahan pada kualitas tulisan pasien, kemampuannya
membuat gambar segiempat atau lingkaran
Nadi, pertahankan, dan suhu tubuh
Masa protrombin, bilirubin, dan albumin serum
Pertahankan nutrisi
Makanan tanpa protein atau rendah protein, dan tinggi karbohidrat.
Pasien mengalami anoreksia, sehingga makanan yang diberikan
sedikit dan sering.
Memberi asuhan jangka panjang
Pasien harus memerlukan perawatan yang cukup lama dan mungkin
selama hidupnya. Perawat perlu menerangkan kepada pasien dan
keluarganya tentang sifat gangguan ensefalopati sistemik-portal,
modifikasi makanan, efek obat-obat yang dimakannya, tanda awitan
ensefalopi sistemik-portal.
Konsep Manajemen Asuhan keperawatan
Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat
Kelelahan
Pusing dengan perubahan posisi
Faktor stress akut atau kronis akibat keuangan, hubungan,
atau pekerjaan
Perasaan tidak berdaya
Perubahan pola defekasi yang biasa dan karakteristik feses
Pingsan, pusing, pening atau kelemahan
Nyeri digambarkan sebagai nyeri yang tajam, tumpul,
membakar, menggerogoti, mendadak, menyiksa (perforasi)
Nyeri nokturnal dialami oleh banyak orang
Lanjutan
2. Temuan pemeriksaan fisik
Takipnea, hiperventilasi sebagai respon terhadap
aktivitas
Hipotensi, termasuk postural
Takikardia, disritmia terkait hipovolemia dan hipokemia
Denyut nadi perifer lemah dan hampir tidak teraba
Pengisian kapiler lambat atau tertunda akibat
vasokontriksi
Warna kulit pucat, sianosis bergantung pada jumlah
darah yang hilang
Kulit dan membrane mukosa lembab menunjukkan
diaphoresis yang mencerminkan status syok, nyeri akut,
dan kemungkinan reaksi emosional
Lanjutan
Pemeriksaan Fisik
1. INFEKSI
Periksalah pasein dalam pencahayaan yang baik dan
lingkungan yang nyaman.
Buatlah pasien dalam posisi telentang yang nyaman
dengan kepala disangga oleh satu atau dua bantalagar
otot-otot dinding perut rileks.
Gunakan bantal tambahan untuk menyangga pasien
dengan kifosis atau sesak napas.
Lihatlah kondisi gigi, mukosa bukal dan tanyakan
mengenai luka pada mulut.
Perhatikan adakah bau tertentu, misalnya alkohol, fetor
hepaticus, uremia, melena atau keton.
Paparkan abdomen dari xiphisternum hingga simfisis
pubis, dengan daerah dada dan tungkai bawah tetap
terlindungi pakaian.
Lanjutan
2. PERKUSI
Pastikan tangan anda hangat.
NOC NIC
Gastrointestinal
peran.
3. Terapi rekreasi
keterampilan-keterampilan social.
Nyeri Akut b.d agens cedera 1. Kontrol Nyeri 1. Manajemen nyeri
pemberian dukungan
3. Monitor cairan
Devinisi: pengumpulan dan
analisis data pasien dalam
pengaturan keseimbangan
cairan7 6
Issue perddarahan esofagus/varises esofagus