Jantung (Cor)
1. Anatomi Fisiologi
Pada saat embrio terbentuk, jantung mulai berdeyut saat berusia empat minggu meskipun belum
mendapatkan sumber persyarafan. Saat seseorang berusia 80 tahun jantungnya terus berdeyut sekit
100.000 kali per hari. Hal ini terjadi setiap hari. Jantung yang sehat dapat meningkatkan kontaksinya
untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, kemudia beristirahat sambil terus memompa darah seolah-
olah tidak ada hal luar biasa yang terjadi. Fungsi primer jantung adalah memompa darah ke seluh tubuh
melalaui pembuluh arter, kapiler, dan vena. Jantung adalah pompa yang menjaga agar sirkulasi darah
Jantung terletak di rongga toraks, di antara paru-paru kiri dan kanan yang disebut mediastinum.
Jantung berbentuk keruut. Dasar jantung terletak paling atas, berada tepat di belakang sternum. Pada
dasar jantung ini terdapat pembuluh darah besar yang masujk atau keluar jantung. Apeks (puncak)
jantung mengarah ke bawah dan berada di tas diafragma, terbaring mulai tengah hingga kiri diafragma.
Oleh karena itlah suara jantung terdengar lebih keras di sebelah kirt karena jantung terletak berbaring ke
kiri.
Gambar 7.7 Anatomi Jantung Gambar 7.8 Anatomi Bagian dalam Jantung
Jantung dilapisi oleh membrane pericardium yang terdiri atas tiga lapisan. Lapisan yang paling luar
disebut pericardium fibrosa. Setelah itu terdapat pericardium parientalis dan pericardium viseralis yang
langsung menempel dengan jantung. Pericardium viseralis sering disebut epikardium. Di antara membrane
viseralis dari perietalis terdapat cairan yang mencegah terjafdinya gesekan saat jantung berdeyut. Lapisan
tengah jantung adalah otot jantung yang disebut miokardium. Miokardium tersusun dari jaringan otot dan
akan berkontraksi saat jantung memompa darah. Ketebalan miokardium pada tiap ruang jantung bervarias,
tergantung pada beratnya kerja jantung. Miokardium darah (ventrikel kiri). Baian terdalam jantung disebuit
endokardium. Endokardium juga melapisi katup jantung. Insflamasi pada katup jantung disebut endokarditis.
Jantung terdiri atas empat ruang. Empat ruang tersebut meliputi dua atrium fdan dua ventrikel,
atrium kira dan kanan. Serta ventrikel kiri dan kanan. Berat jantung sekita 225 gram pada wanita dewasa dan
310 gram pada laki-laki dewasa.
a. Atrium Kanan
Atrium kanan menerima darah dari tubuh bagian atas melalui vena kava superior dan darah dari
tubuh bagian bawah melalui vena kava inferior. Sinus koronoria adalah pembuluh darah vena lain yang
b. Ventrikel Kanan
Darah dari atrium kanan akan masuk untuk mengisi ventrikel kanan melalui katup atrioventrikular
dekstra (atau katup tricuspid). Katup ini terdiri atas tiga kuspis (dalam katup). Tiap lembar tetap bertahan
pada posisinya karena ditahanoleh tendon yang kuat, disebut korda tendinae. Tendon ini dilekatkan ke
ventrikel oleh otot pailaris. Struktur ini menjaga katup untuk tidak membuka seperti saat payung tertekuk
ke atas karena tertiup angin kencang saat ventrikel berkontraksi dan saat terjadi peningkatan tekanan
intraventrikel. Kontraksi ventrikel menyebabkan katup atrioventrikular menutup dan darah masuk ke
arteri pulmonalis. Katup pulmonaris (disebut juga katup seminular) berada di dasar percabangan besar
arteri pulmonalis, berfungsi untuk menjaga agar darah yang sudah diinjeksikan tidak kembali ke ventrikel
kanan.
c. Atrium Kiri
Atrium kiri ukurannya relatih lebih kecil daripada atrium kanan, tetapi memiliki dinding yang lebih
tebal. Pada bagian atas dinding belakang terdapat lubang tempat masuknya empat pembuluh darah
vena pulmonalis. Permukaan dinding sisi kanan lebih halus, tetapi permukaan ventrikel tampak kasar
karena ada otot pacinatum.
d. Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri di hubungkan dengan atrium kiri oleh katup mitral. Saat ventrikel kiri relaksasi, katup
membuka dan darah masuk dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Jika ventrikel berkontraksi, katup akan
menutup. Menutupnya katup ini menegah darah agar tidak kembali ke atrium kiri. Dinding vventrikel kiri
lebih tebal daripada dinding ventrikel kanan karena harus berkerja lebih keras untuk memmompa darah
ke seluruh tubuh. Darah yang teroksigenasi keluar dari ventrikel kiri melalui aorta asenden yang memliki
katup aorta. Saat ventrikel kira relaksasi, katup akan menutup untuk menegah darah masuk ke dalam
ventrikel kiri.
e. Katup Jantung
Katup antrioventrikel (tricuspid pada sisi kanan, mitral pada sisi kiri) memisahkan atrium dari
ventrikel. Katup ini melekat pada otot kapiler di miokardium ventrikel melalui korda tendine yang
berfungsi menegah katup prolaps ke dalam atrium ke ventrikel berkontraksi. Katup pulmonal pada sisi
kanan jantung dan katup aorta pada sisi kiri memisahkan ventrikel dari sistemarteri pulmonal dan
sistemik. Katup ini masing-masing terdiri dari tiga bilah berbentuk setengah lingkaran yang di sebut
katup semilunar. Kontraksi jantung di koordinasikan oleh sekelompok sel khusus. Se-sel di nodus
sinoatrial pada keadaan normal bertindak sebgai penetus denyut jantung. Selanjutnya terjadi penyebaran
implus ke seluruh jantung yang akan memastikan kontraksi atrium selesai sebelum kontraksi atrium
selesai sebelum kontraksi ventrikel (sistolik) dimulai. Pada akhir sistolik, katup atrioventrikular akan
terbuka, memungkindarah mengalir dan atrium un dimulai. Pada akhir sistolik, katup atrioventrikular
akan terbuka, memungkin darah mengalir dan atrium untuk mengisis ventrikel (diastolic).
Katup Antara atrium dan Terbentuk dari tiga kuspis yang mencegah aliran balik
Katup pulmonal Pintu masuk Terdiri atas tiga kuspis yang berbentuk bulan sabit yang
pulmonal
Katup Antara atrium dan Terdiri atas dua kuspis yang mencegah aliran balik darah
atrioventrikuar ventrikel kiri dari ventrikel ke atrium kiri saat terjadi peningkatan
Katup aorta Jalan masuk ke Terdiri atas tiga kuspis yang berbentuk bulan separuh
aorta asenden yang mencegah aliran balik darah dari aorta kevenrtikel
pemeriksaan saat terperinci untuk denyut arteri. Pulsasi yang menonjol abnormal di leher pada orang usia
lanjut jarang memiliki makna klinis dan biasanya lebih disebabkan oleh arteri yang berkelok-kelok dan bukan
oleh aneurisma karotis atau tumor badan karotis, namun demikian, jika ada keurigaan, renanakan
pemeriksaan duplex ultrasound scan.
Peredaran darah dimulai dari sisi kiri jantung sampai membentuk satu lingkaran penuh. Darah
dipompa oleh kontraksi otot jantung dari bilik kiri dengan tekanan sekitar 17 kPa (12 mmHg) menuju sistem
arteri yang dibagi lebih kecil dan lebih kecil lagi (arterioles) dan akhirnya sampai pada kumpulan jaringan
yang disebut kumpulan pembuluh kapiler. Setelah melalui pembuluh kapiler darah berkumpul dalam vena
kecil ( venule) yang secara bertahap berkombinasi menjadi vena yang lebih besar dan lebih beszar sebelum
memasuki sisi kanan jantung melalui vena dua vena besar yaitu vena cava superior dan vena cava inferior.
Darah yang kembali dimasukan penyimpan (serambi kanan), dan selama kontraksi lemah sekitar 0,8 kPa (5-6
mmHg) darah mengalir melalui bilik kanan. Pada kontraksi ventrikular berikutnya darah ini dipompa pada
tekanan sekitar 3,3 kPa (25 mmHg) melalui arteri pulmonary menuju sistem kapiler dalam paru-paru. Darah
segar yang telah teroksigenasi kemudia mengalir melalui vena besar dari paru-paru menuju penerima bagian
kiri jantung (serambi kiri); selama kontraksi atrium yang lemah sekitar 1 kPa (7-8 mmHg)darah mengalir
kebilik kiri.
Ketika diuji dengan teknik-teknik fisika ditemukan bahwa darah terdiri atas beberapa ragam
komponen. Warna merah diakibatkan oleh sel darah merah (eritrosit), kepingan pipih berdiameter 7µm
(7x10⁻⁶ m), yang mewakili 45% volume darah. Terdapat sekitar 5x10⁶ eritrosit/mm₃ dalam darah. Cairan yang
hampir jernih disebut plasma darah berjumlah 55% sisanya. Disamping eritrosit dan plasma, terdapat
komponen penting lainnya, seperti sel darah putih (leukosit) , berjumlah sedikit. Leukosit, yang tidak bundar
memiliki dimensi 9-15 µm. Ada sekitar 8000 leukosit/mm₃ dalam darah. Darah juga memiliki kepingan.
Kepingan (berdiameter 1-4 µm) terlibat dalam fungsi pengumpulan darah. Terdapat 3x10⁵ kepingan/mm₃
dalam darah.
Struktur dan fungsi enzim. Analisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil
diagnostic yang meliputi riwayat gejala dan elektrokardiogram untuk mendiagnosa infrak miokard. Enzim
dilepaskan dari sel bila sel mebgalami cidera dan membrannya pecah. Berbagai isoenzim yang dihasilkan
oleh sel miokradium dan dilepaskan bila sel mengalami kerusakn akibat hipoksia lama dengan
mengakibatkan infrak. Isoenzim bocar kerongga intrestisial miokardium kemudia diangkat keperedaran
darah umum oleh sistem limfa dan peredaran koronaria, meningkatkan peningkatan kadar dalam darah.
Struktur enzim ada apoenzim /tidak aktif merupakan bagian protein dari enzim sebagai melekatnya subtrat.
Bersifat tremolabil (peka terhadap suhu tinggi) dan ada kofaktor merupakan bagian nonprotein bersifat stabil
pada suhu tinggi. Fungsi dari enxim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
4. Pemeriksaan Fisik
Sesuaikan urutan dan luasnya pemeriksaan yang di lakukan berdasarkan kondisi pasien:
Pasien dengan henti jantung atau napas atau yang membutuhkan bantuan gawat darurat segera:
Urutan Pemeriksaan :
Carilah splinter heamorrhages pada kuku (tanda linier, berwarna merah kecoklatan sepanjang
aksis jari tangan dan kaki yang di duga terjadi akibat kompleks imun yang bersirkulasi)
b. Nodus Osler – lesi eritema menonjol dan nyeri, jarang terjad, namun paling sering di jumpai
Tangan umumnya teraba kering pada Demam merupakan gambaran endokarditis infeksi
suhu ruang. Sianosis perifer umum dan perikarditis, dan tempat terjadinyapascainfrak
dijumpai pada pasien normal saat miokard. Dengan rangsang otonomik, tangan akan
tangan mereka dingin. Satu atau dua teraba hangat dan berkeringat; pada keadaan
splinter haemorrhages umumdijumpai hipotesi dan syok, tangan akan teraba dingin dan
pada individu sehat yang mengalami lembab.
trauma.
a. Splinter haemorrhages ditemukan pada endokarditisinfeksi dan beberapa kelainan vaskulitis.
b. Ruam petekie(yang disebabkan vaskulitis), paling sering di jumpai pada tungkai bawah dan
konjungtiva, merupakan temuan sementara pada endokarditis dan dapat dikaaukan dengan
ruam pada penyakit meningokokus, Lesi Janewey, nodus Osler, infrak lipatan kuku, dan jari tubuh
Urutan pemeriksaan
seperti api dengan bagian tengah seperti gulungan kapas wol/ “otton-wool”)
Temuan abnormal
Sianosis sentral dapat di sebabkan oleh gagal jantung atau lebih jarang akibat penyakit jantung
a. Xantelasma merupakan predictor yang penting untuk penyakit kardiovaskuler. Jika ada,
periksalah bagian lutut dan tendon Achilles untuk mencari xantoma.
b. Arkus kornea merupakan perwarnaan kuning puat pada batas iris dan kornea yang
disebabkan oleh deposisi kolestrol. Hal ini lebih umum dijumpai pada pasien laki-laki dan
kulit hitam. Xantelasma maupun arkus kornea dapat pula ditemukan pada pasien
normolipidemia.
c. Roth’s spots disebabkan oleh mekanisme yang serupa dengan splinter haemorrhages dan
dapat pula terjadi pada anemia atau leukemia.
Perkusi
Perkusi jantung dilakukan untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar. Perkusi
dilakukan dengan meletakkan jari tengah tangan kiri sebagai plesimeter (landasan) rapat-rapat pada
dinding dada. Perkusi dapat dilakukan dari semua arah menuju letak jantung. Untuk menentukan batas
sisi kanan dan kiri, perkusi dilakukan dari arah samping ketengah dada. Batas atas jantung diketahui
dengan melakukan perkusi dari atas ke bawah.Perkusi dapat pula dilakukan dari arah sternum keluar
dengan jari yang stasioner secara paralel pada ruang interkostal sampai suara redup tidak terdengar
.ukur jarak dari garis midsternal dan tentukan dalam sentimeter. Dengan adanya foto rontgen jantung
Auskultasi
Jantung dapat didengar dengan auskultasi. Pada tingkat dasar, perawat perlu mengetahui bunyi
normal jantung. Bunyi ini dihasilkan oleh penutupan katup-katup jantung. Bunyi jantung pertama (S1)
timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis. Bunyi jantung kedua (S2) timbul akibat
penutupan katup aorta dan pulmonalis. Dideskripsikan sebagai bunyi “lub” dan S2 sebagai “dub". Jarak
kedua bunyi adalah satu detik atau kurang (Tabel 6.3).S1 terdengar lebih keras pada keadaan takikardia,
misalnya setelah olahraga, pada saat emosi, demam, atau anemia. Bunyi S2 juga dapat terdengar lebih
keras, misalnya pada penderita hipertensi. Periode yang berkaitan dengan bunyi jantung S1 dan S2
adalah periode sistol dan periode diastole. Periode sistol adalah periode saat ventrikel berkontraksi yang
dimulai dari bunyi jantung pertama sampai bunyi jantung kedua. Diastol merupakan periode saat
ventrikel relaksasi yang dimulai dari bunyi jantung kedua dan berakhir pada saat atau mendekati bunyi
jantung pertama. Sistol biasanya lebih pendek daripada diastole.
Secara normal tidak ada bunyi lain yang terdengar selama periode-periode diatas, tetapi pemeriksa
yang sudah berpengalaman dapat mendengar berbagai bunyi tambahan (S3 dan S4) selama periode
diastole. Bunyi S3 dan S4 dapat didengar lebih jelas pada area apical dengan menggunakan bagian
sungkup (bel) stetoskop. Bunyi S3 timbul pada awal diastole yang terdengar seperti “lub-dub-dee”. S3
normal terdengar pada anak anak dan dewasa muda. Bila didapatkan pada orang dewasa, bunyi S3
dapat menjadi tanda adanya gagal jantung. S4 jarang terdengar pada orang normal. Bila ada, bunyi imi
terdengar saat mendekati akhir diastole sebelum bunyi jantung pertama (S1) dan terdengar kira-kira
S1 Tumpul nada Intensitas >S2 Intensitas >S2 Lebih keras Lebih keras atau
<S2,”lub” atau sama sama dengan S2
dengan S2
Sistol pada
interval S1
dan S2
Diastol
antara S2
dan S1
Auskultasi harus dilakukan pada lima area auskultasi utama dengan menggunakan stetoskop bagian
diafragma kemudian dengan bagian bel (sungkup).gunakan tekanan yang lembut sewaktu menggunakan
bagian diafragma dan tekanan yang mantap sewaktu menggunakan bagian bel.Lima area utama yang
digunakan untuk mendengarkan bunyi jantung adalah katup aorta, pulmonalis, trikuspidalis, apical, dan
epigastrium.
1. Kaji ritme dan frekuensi jantung secara umum. Perhatikan dan tentukan area auskultasi.
2. Anjurkan pasien untuk bernapas secara normal kemudia menahan napas saat ekspirasi. Dengarkan
S1 sambil melakukan palpasi nadi karotis. Bunyi S1 seirama dengan denyut nadi karotis. Perhatikan
intensitas, adanya kelainanvariasi, pengaruh respirasi, dan adanya splitting S1 (bunyi S1 ganda yang
terjadi dalam waktu yang sangat berimpitan).
3. Konsentrasikan pada sistol, dengarkan seara saksama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan
4. Konsentrasikan pada diastole yang merupakan interval yang lebih panjang daripada sistol,
perhatikan secara seksama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau murmur (durasi sistol
dan diastole adalah sebanding pasa saat frekuensi jantung meningkat). Untuk keterangan murmur
(tabel 6.4)
5. Anjurkan pasien bernapas secara normal, dengarkan bunyi S2 secara seksama untuk mengetahui
apakah ada splitting S2 saat inspirasi.
6. Anjurkan pasien untuk mengembuskan dan menahan napas, kemudian menghirup/inhalasi dan
menahan napas. Dengarkan bunyi S2 untuk mengetahui apakah S2 menjadi bunyi tunggal.
Midsistolik Keras, kasar Tinggi Aorta dan insisura jugularis Kearah arteri Stenosis aorta
sterni karotis
ventrikel
Holosistolik Meniup Tinggi Mitral, batas sternum kiri Kearah aksila Insufisiensi mitral
bawah
Area jantung (prekordial) diinspeksi dan dipalpasi secara simultan untuk mengetahui adanya ketidak
normalan denyutan atau dorongan (heaves). Palpasi area jantung membutuhkan keterampilan khusus
dan keterampilan ini penting bagi perawat dengan keahlian atau spesialisasi jantung. Palpasi dilakukan
secara sistematis mengikuti struktur anatomi jantung mulai dari area aorta, area pulmonal, area tricuspid,
area apical, dan area epigastrium. Hasil palpasi dijelaskan lokasinya, yaitu pada ruang interkostal
1. Bantu pasien mengatur posisi telentang dan perawat pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien.
2. Tentukan lokasi sudut Louis dengan palpasi. Sudut ini terletak diantara manubrium dan badan
aorta terletak di riang interkostal ke-2 kanan dan area pulmonal terletak di ruang interkostal ke-2
kiri.
4. Inspeksi dan kemudian palpasi area aorta dan area pulmonal untuk mengetahui ada atau
tidaknya pulsasi.
5. Dari area pulmonal, pindahkan jari-jari anda ke bawah sepanjang tiga ruang interkostak kiri. Area
ventrikel atau tricuspid terletak diruang interkostal kiri menghadap sternum. Amati ada atau
tidaknya pulsasi.
6. Dari area tricuspid, pindahkan tangan anda secara lateral 5-7 m ke garis midklavikula kiri tempat
7. Inspeksi dan palpasi pulsasi pad area apical. Sekitar 50%orang dewasa akan memperlihatkan
pulsasi apical. Ukuran jantung dapat diketahui dengan mengamati lokasi pulsasi apical. Apabila
sternum
5. SOP
Persiapan alat :
Stetoskop
Spignomanometer
Alat tulis
Penggaris
Catatan klien
Selimut
Sampiran
Jam tangan
Persiapan klien
Atur possi klien (berbaring terlentang) dengan badan bagian atas sedikit terangkat.
Jeleaskan prosedur
Inspeksi
b. Periksa warna kulit dalam tubuh, anggota tubuh dan membrane mukosa
c. Inspeksi mata terhadap palpebra xantoma/bintik kuning lunak/plague kelopak
mata
d. Tentukan tekanan vena jugularis (JVP), ukur tinggi antara sudut susunandan
tempat palpasi yang tertinggi padas vena jugularis internal dengan
menggunakan penggaris
e. Periksa prekordium untuk : palpasi yang terlihat, daya angkat, gelombang 50%
dewasa akan memperlihatkan area PMI , implus ap[ical lebih rendah diduga
pembesarkan ventrikel.
Palpasi
a. Palpasi keseluruhan dada lengkap : implus apical, getaran, gelombang dan nyeri
tekan. Implus dapat dipalpasi pada area inter kosta (AIK) ke5 midklavikula
b. Palpasi nadi : bandingkan satu sisi dengan yang lainnya, perhatikan palpasi pada
area carotid, radialis, femoralis, poplitea, tibialis posterior dan dorsalis pedis
c. Palpasi terhadap edema perifer, edema dinilai pada skala empat :
+ 1 + 0 - ¼ inci
+ 2 = ¼ - ½ inci
+ 3 = ½ - 1 inci
Perkusi
a. Perkusi batas jantung kiri secara berurutan antara rongga inter kosta ke 5, ke 4
Auskultasi
c. Angkat payudara klien untuk mendengarkan diatas dinding dada dengan lebih
baik
d. Auskultasi untuk mendengar nada tinggi. Ambil waktu untuk mendengarkan
setiap bunyi
e. Mulai dengan area aortic atau PMI, kemudian gerakan stetoskop perlahan
secara sistematik, sepanjang 5 area jantung.
f. Pastikan mendengar bunyi jantung dengan jelas pada tiap-tiap lokasi
g. Ulangi rangkaian pengkajian tersebut dengan menempatkan sisi bel stetoskop
ke dada
h. Bila diperlukan minta klien untuk melakukan tiga posisi yang berbeda selama
6. Pemeriksaan diagnostiik
Diagnostik menmbahkan informasi objektif yang dityambahkan kedalam infomasi subjektif klien
dapat membantu menegakan diagnosis penyakit. Prosedur diagnostik jantung terdiri atas prosedur invasif
(laboratorium, elektrokardiogram, monitor holter, USG, sinak x, CT scan, uji stres, MRI) dan nonivasif
Uji noninvasif
Pemeriksaan elektrokaridiografi
Merupakan uji noninvasif dengan meletakan keping alat pada dinding dada untuk melihat
aktivitas listrik jantung. Tes elektrokardiografi yang umumnya dilakukan dan manifestasi klinis yang
mengindikasi pentingnya uji tersebut dilakukan. Elektrokardiogram (EKG) merupakan alat yang
penting untuk mengevaluasi ritme jantung dan tanda iskemia.
Monitor holter
Digunakan untuk mendeteksi disritmia yang tidak terlihat pada EKG atau untuk mengevaluasi
efektiivitas terapi antidistrimia atau terapi pancemaker. Klien dapat ditanya mengenain manifestasi
Menyediakan infomasi mengenai kapasitas fungsi jantung dalam memenuhi kebutuhan metabolik
akibat peningkatan aktivitas fisik. Uji paling sering mengunakan pemindai nuklir dan kadang kala jugab
dapat menggunakan ekokardiografidengan pelacak radio nuklida (talium, dipiridamol, kardiolit) untuk
dinding ventrikel kiri selama aktifitas fisik.
denyut jantung dan tekanan darah yang dipantau terus-menerus. Uji tersebut disebut positif jika
denyut jantung dan tekanan darah turun drastis.
Fungsi ginjal harus diketahui sebelum CT scan atau CT angiografi karena penggunaan kontras. Oleh
kerena pelacak (tracer) digunakan dengan MRI atau MRA (yang tidak dibersihkan diginjal), fungsi ginjal
bukan kontraindikasi.
Rontgen dada
Posteroanterior, lateral, dan oblik membantu mengkaji jantung, paru, dan aorta. Pada klien
dengan sakit akut, rontgen atau sinar-x anteroposterior portebel dilaksanakan ditempat tidur.
CT Angiografi
Prosedur ini adalah cara noninvasif untuk melihat arteri koroner, pembuluh darahbesar, aorta,
arteri renalis, dan arteri ekstremitas bawah secara 2 atau 3 dimensi.
Merupakan alternatif dari ventilation-perfusion lung scan dan sekarangb digunakan sebagai uji
diagnostik penting dalam menyingkirkan dugaan diagnosis emboli paru.
MRI dapat menunjukan denyut jantung dan aliran darah dari berbagai arah.
Gadolinum berbeda dengan media kontraks yang lain karena tidak nefrotoksin sehingga klien
Pemindaian viabilitas
Pasitron emession tomografi (PET) dapat memvisualisasi fungsi fisologi regional dan perubahan
Ekokardiogram
Prosedur diagnosis noninfasi berdasarkan prinsip ultrsonografi, merupakan cari lain untuk
melihat struk jantung. Endokardiogram di peroleh dengan meletakan transuder pada beberapa area
dinding dada.
Dapat memperoleh kualitas gambar yang lebih tinggi dibandingkan ekokardiografi regular.
Pemeriksaan ini bermanfaat bagi klien dengan penebalan jaringan paru atau penebalan dinding
Kateterisasi jantung
Prosedur ini meliputi pemasangan kateter kedalam jantung, arteri koroner, dan pembuluh darah
sekitar untuk memperoleh informasi tentang struktur dan performa jantung, katup dan sistem
sirkulasi.
Studi elektrofisiologi
Digunakan untuk :
a. Mengetahui mekanisme disritmia
b. Membedakan disritmia supraventrikular dan ventrikular