Anda di halaman 1dari 31

1

Pembacaan Ilmiah

CAIRAN PERIOPERATIF DAN


TERAPI ELEKTROLIT
d r.
2

TUJUAN
pemberian cairan perioperatif  menghindari
dehidrasi,mempertahankan volume sirkulasi yang
efektif, dan mencegah perfusi jaringan yang tidak
adekuat
3

Fisiologi Kompartemen Cairan


• 60% total BB orang dewasa  Air, bervariasi sesuai usia, jenis kelamin, dan komposisi tubuh,
• Jaringan adiposa mengandung lebih sedikit air dibandingkan dengan jaringan lain,
menyebabkan variabilitas pada proporsi total body water (TBW) antara individu yang kurus
(75%) dan yang gemuk (45%).
• TBW  cairan intraseluler (ICF) dan cairan ekstraseluler (ECF)
• Cairan Ekstraseller 

 Cairan interstitial (ISF  Cairan transelular


 Cairan intravaskular  Air dalam tulang dan jaringan ikat padat
4

Tabel VARIASI BERDASARKAN USIA TOTAL BODY WATER DAN CAIRAN


EKSTRASELULER DALAM PERSEN BERAT BADAN (DIKALIKAN 10 UNTUK mL / kg) *

Usia TBW (%) ECF(%) Volume darah (%)


Neonatus 80 45 9
6 bulan 70 35
1 tahun 60 28
5 tahun 65 25 8
Dewasa muda (laki-laki) 60 22 7

Dewasa muda (perempuan) 50 20 7

Usia lanjut 50 20
ECF, extracellular fluid/cairan ekstraseluler; TBW, total body water.
*Pada kondisi hamil, volume plasma dan darah meningkat masing-masing 45% dan 50%.
5

TABEL KOMPOSISI KOMPARTEMEN CAIRAN INTRASELULER DAN


EKSTRASELULER (dalam mOsm/L air)
Ekstraseluler
Intraseluler
Intravaskular Interstitial
Kation
Na+ 10 142 145
K+ 157 4 4
Ca2+ 0.5* 2.5 2.5
Mg2+ 20 0.8 0.7
Anion
Cl- 10 103 117
HCO3- 7 25 27
HPO42-/H2PO4- 11 2 2
SO42- 1 0.5 0.5
Asam organik 6 6
Protein 4 1.2 0.2
6
7

Hukum Fisikokimia yang Mengatur Pergerakan


Cairan dan Elektrolit

• Difusi. • Tonisitas

• Osmosis • Tekanan Onkotik

• Osmolalitas
8

Gangguan Asam-Basa dan Terapi Cairan

• Terapi cairan intravaskular dapat mempengaruhi keseimbangan asam-basa


adalah asidosis iatrogenik disebabkan oleh pemberian cairan kaya Cl- dan
pemberian natrium bikarbonat untuk mengoreksi asidosis
• Pemberian NaHCO3 IV harus disiapkan untuk penanganan emergensi dari
kondisi tertentu  hiperkalemia berat dan aritmia yang berhubungan dengan
overdosis antidepresan trisiklik
• Dihentikan begitu pH naik >7.2
9

Efek negatif pemberian HCO3 :


1. Produksi karbon dioksida  CO2 yang berlebihan membutuhkan ekskresi melalui
hiperventilasi, atau CO2 yang berlebihan dapat berdifusi ke dalam ruang intraseluler,
memperberat asidosis intraseluler
2. HCO3- IV memiliki kandungan Na+ yang signifikan dan juga beban osmotiknya
hiperosmolar hipernatremia, ekspansi ECF, dan overload volume.
3. Jika distribusi HCO3- ginjal terganggu, mungkin ada tanda-tanda menuju alkalosis
metabolik ketika proses penyakit yang mendasarinya menyebabkan asidosis awal teratasi.
10

FARMAKOLOGI
CAIRAN
11

KRISTALOID
larutan elektrolit dalam air

Natrium Klorida 0,9%


Saline Hipertonis
(NaCl 1,8%, 3%, dan 7,5%)
• ES : asidosis metabolik hiperkloremik dan
penurunan perfusi ginjal.
• Pemberian secara perioperatif harus dibatasi, • Penggunaan 
kecuali ada indikasi kuat   Ekspansi volume plasma
 Peningkatan Na+ plasma
 Deplesi total Na+ atau Cl- tubuh  Koreksi hiponatremia hipoosmolar
• NaCl 0.9% tidak cocok untuk penanganan  Penanganan peningkatan tekanan
hiponatremia berat akut, karena hanya intrakranial
memiliki sedikit efek pada kadar Na+ plasma • Konsentrasi >7,5%,  kerusakan endotel
12

Larutan Dextrose

Larutan Kristaloid Yang Seimbang


Dua indikasi utama dalam perioperatif:
(Ringer Laktat)
1. Sebagai sumber air bebas
2. Sumber substrat metabolik • Beberapa efek negatif potensial telah diidentifikasi dengan larutan
kristaloid yang seimbang.
• Larutan Ringer Laktat mengandung laktat rasemat (D- dan L-),
meskipun D-lactate hanya ditemukan dalam jumlah sedikit in vivo.
• Kekhawatiran bahwa dosis besar d-lactate terkait dengan
ensefalopati dan toksisitas jantung pada pasien dengan gagal
ginjal.
13

KOLOID

molekul besar atau partikel ultramikroskopi dari zat nonkristalin homogen yang terdispersi pada zat
kedua, biasanya saline isotonik, atau kristaloid seimbang

• Koloid Semisintetik
• Hydroxyethyl starches (HESs)
• Dextrans
• Turunan/Derivat Human Plasma
14

PENANGANAN ELEKTROLIT
DAN CAIRAN KLINIS
15

KETIDAKSEIMBANGAN ELEKTROLIT

• HIPONATREMIA. dapat terjadi sebelum operasi, atau berkembang sebagai konsekuensi


periopatif, atau keduanya  ringan (130-134 mEq / L), sedang (120-130 mEq / L), atau parah
(<120 mEq / L).
• HIPERNATREMIA [Na]> 145 mEq / L lebih jarang terjadi daripada hiponatremia, tetapi dapat
mempengaruhi hingga 10% pasien sakit kritis.
• HIPOKALEMIA. Hipokalemia (<3,5 mEq / L) dapat disebabkan oleh kondisi yang diuraikan dalam
Tabel 59-7. harus diperbaiki fase perioperatif untuk mengoptimalkan fungsi neuromuskuler dan
mengurangi iritabilitas jantung.
16

KETIDAKSEIMBANGAN ELEKTROLIT

• HIPERKALEMIA. (> 5,5 mEq / L) dapat terjadi akibat asupan yang berlebihan, kegagalan ekskresi, atau
pergeseran dari kompartemen intraseluler ke ekstraseluler
• HIPERKALSEMIA. terjadi ketika Ca2 + ektraseluler masuk ke vaskuler dari saluran GI, tulang, atau
keduanya.
• HIPOMAGNESEMIA. kronik maupun akut dapat meningkatkan morbiditas kardiovaskular. Penyebabnya
terkait dengan berkurangnya asupan Mg2 + dari Gastrointestinal atau ekskresi ginjal yang berlebih
• HIPOFOSFATEMIA. terkait dengan gangguan intake enteral, peningkatan ekskresi ginjal, atau bergeser
ke kompartemen seluler atau tulang
• GANGGUAN KLORIDA. Gangguan Cl− memiliki potensi untuk mempengaruhi keseimbangan asam-
basa
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Manajemen Praktis Terapi Cairan Perioperatif

JUMLAH CAIRAN. dapat diberikan dengan dua cara: memperkirakan kebutuhan berdasarkan
berat pasien dan fase operasi untuk memperkirakan dosis yang diperlukan, atau dengan
pemeriksaan langsung dari variabel fisiologis individu, seperti kadar elektrolit.
TARGET KESEIMBANGAN CAIRAN. Pendekatan tradisional untuk pemberian cairan
perioperatif didasarkan pada perkiraan kebutuhan cairan (misalnya, menggunakan perhitungan
“4-2-1”) (Tabel 59-15133) selama puasa atau saat terjadi perdarahan.
PEMILIHAN CAIRAN YANG TEPAT
26
27

Manajemen Praktis Terapi Cairan

Pre-operatif.
• Dalam mempersiapkan operasi elektif, asupan cairan oral harus dilanjutkan sampai 2 jam
sebelum puasa, puasa yang terlalu lama tidak dianjurkan.
• Dapat dilakukan pemberian 1 sampai 2 L kristaloid dengan suplementasi K +.
• Pasien bedah darurat kemungkinan memiliki gangguan akut pada kompartemen cairan.
Intra-operatif.
• Kristaloid seimbang digunakan untuk menggantikan kehilangan air dan elektrolit yang
dialami selama operasi.
• pasien dengan risiko tinggi  pemantauan secara invasif untuk memungkinkan deteksi
dini hipovolemia, termasuk pemantauan asam laktat dan asam-basa.
• Kehilangan darah  koloid atau darah tergantung pada volume dan komponen yang
hilang  mencapai euvolemia pada akhir operasi
28

Post-operatif.
• Pasien bedah risiko tinggi diberikan GDT yang menargetkan reperfusi O2 pada periode
pasca operasi awal.
• Pada semua pasien lain setelah operasi besar, penilaian status cairan harus dilakukan
berdasarkan pemeriksaan klinis fisiologis seperti laktat, saturasi vena sentral atau
campuran, dan curah jantung, jika tersedia.
29

Hal-hal berikut harus dilakukan pada pasien yang membutuhkan terapi IV berkelanjutan:
1. Elektrolit harus diperiksa setidaknya setiap hari untuk memantau hiponatremia dan
gangguan elektrolit lainnya.
2. Cairan harus secara ketat dibagi menjadi tiga kategori untuk penilaian dan perawatan
berkelanjutan:
a. Cairan pemeliharaan harus miskin garam dan mengandung volume air yang sedikit
karena adanya retensi garam dan air pasca operasi
b. Cairan rumatan
c. Resusitasi.
30

POIN PENTING
• Terapi cairan intravena adalah bagian inti dari praktik perioperatif, yang berpotensi mempengaruhi kondisi
akhir pasien.
• Air membentuk sekitar 60% dari total berat badan, sangat bervariasi berdasarkan umur dan komposisi tubuh.
Rasio antara volume air dalam kompartemen ekstraseluler fungsional dan intraseluler adalah sekitar 2: 1.
• Cairan intravena memiliki berbagai efek fisiologis dan harus dipertimbangkan dengan obat berdasarkan
indikasi, rentang dosis, kehati-hatian, dan efek samping.
• Gangguan fisiologis selama periode perioperatif dapat menyebabkan berbagai variasi gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
• Pendekatan manajemen cairan dan elektrolit mungkin perlu beradaptasi pada sejumlah pasien dan faktor-
faktor pembedahan.
31

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai