Anda di halaman 1dari 18

TETANUS NEONATORUM

Tetanus neonatorum merupakan


tetanus yang terjadi pada bayi baru
lahir, ini terjadi pada hari ke-3
sampai dengan hari ke-28 setelah
bayi lahir.
Pada umumnya, yang diketahui tetanus terjadi pada kelompok usia anak-anak hingga usia
dewasa diakibatkan tertusuk atau terluka oleh paku/benda tajam yang tidak steril dan
terkontaminasi oleh kuman tetanus. Tapi tetanus ternyata dapat pula terjadi bayi yang baru
lahir diakibatkan oleh kontaminasi kuman tetanus dari alat-alat yang tidak steril saat
persalinan.
1.
APA ITU TETANUS NEONATORUM?

Tetanus Neonatorum adalah Tetanus yang Terjadi pada Bayi


Baru Lahir (Hari Ke-3 – 28 Hari Setelah Lahir).

3
 Berkontribusi pada 59% Angka
Kematian Bayi

 23 kasus (69,7%) terjadi pada


kelompok yang tidak diimunisasi

 Terjadi di negara berkembang, dikarenakan oleh standar kesehatan sangat rendah,


fasilitas kesehatan yang layak tidak tersedia/terbatas pada beberapa daerah, serta status
sosio-ekonomi masyarakat yang rendah lebih memilih penolong persalinan tradisional (25
kasus/75,8%)

 Pada tahun 2016, dilaporkan terdapat 33 kasus dari 7 provinsi dengan jumlah meninggal
14 kasus
2.
TINGKAT KEJADIAN KASUS
 Berkontribusi pada 59% Angka Kematian Bayi

 Terjadi di negara berkembang

 Terjadi pada kelompok yang tidak diimunisasi

 Pada tahun 2016 : 33 kasus, jumlah


meninggal 14 kasus

5
 Tetanus disebabkan oleh kuman
clostridium tetani yang menyerang
sistem saraf, sehingga sebagian besar
gejala yang ditemukan berupa
gangguan pergerakan anggota tubuh
yang diatur oleh sistem saraf.

 Umumnya infeksi terjadi akibat proses persalinan & penanganan tali pusat yang
kurang steril. Hal ini menjadi jalur penyebab terbesar pada kasus tetanus
neonatorum/bayi baru lahir.

 Bayi dengan ibu yang belum mendapatkan imunisasi tetanus sebelumnya,


diakibatkan oleh belum terbentuknya anti-bodi ibu terhadap kuman tetanus yang
dapat diturunkan kepada bayi.
6
3.
APA PENYEBABNYA?
 Tetanus disebabkan oleh kuman clostridium tetani
yang menyerang sistem saraf.
 Umumnya infeksi terjadi akibat proses persalinan &
penanganan tali pusat yang kurang steril.
 Bayi dengan ibu yang belum mendapatkan imunisasi
tetanus sebelumnya

7
1. 1. Kuman clostridium tetani masuk melalui
luka yang tidak steril akibat penggunaan
alat dan lingkungan yang tidak steril saat
proses persalinan.
2. 2. Mengeluarkan toksin yang menembus
jaringan otot, menyebar melalui peredaran
darah atau kelenjar. Kemudian toksin dari
kuman tetanus akan beredar ke seluruh
tubuh baik melalui pembuluh darah yang
kemudian masuk ke pembuluh kelenjar
atau langsung melalui pembuluh kelenjar
yang akan dihantar menuju sistem saraf.

‐ 3. Toksin masuk ke dalam sistem saraf, menghambat penghantaran listrik ke seluruh


tubuh.
‐ 4. Mengganggu sistem saraf dan sistem kerja otot
‐ 5. Muncul gejala tetanus berupa gerakan involunter, badan kaku dan atau tegang.

8
4.
bagaimana proses terjadinya?
1. Kuman clostridium
tetani masuk melalui 3. Toksin masuk ke
luka yang tidak steril dalam sistem saraf

4. Mengganggu sistem
2. Mengeluarkan toksin saraf dan sistem kerja
yang menembus otot
jaringan otot,
menyebar melalui 5. Muncul gejala
peredaran darah atau tetanus
kelenjar

9
“ •


Seluruh badan kaku terutama pada
otot wajah, perut, dan punggung

Mulut sulit terbuka ditandai dengan


bayi tiba-tiba berhenti menyusu.
Biasanya mulut bayi tampak seperti
tersenyum meringis.

• Badan mudah tegang saat disentuh. Saat badan bayi disentuh tubuh bayi biasanya
secara tiba-tiba tegang atau terjadi gerakan involunter/secara tidak sadar seperti
tampakan kejang.

• Bayi menangis terus menerus tanpa alasan yang jelas.

10

• Mulut sulit terbuka


• Seluruh badan kaku • Bayi menangis terus menerus
• Badan mudah tegang
11
• Saat terjadi salah satu gejala tetanus, segera bawa ke dokter untuk ditangani
• Dilakukan oleh dokter :
 Penanganan jalur napas
 Pemasangan infus
 Pemberian obat anti-spasme, antibiotik/anti-mikroba, dan anti-tetanus
12
6.
APA PENANGANANNYA?
• Segera bawa ke dokter untuk ditangani
• Dilakukan oleh dokter :
 Penanganan jalur napas
 Pemasangan infus
 Pemberian obat anti-spasme, antibiotik/anti-mikroba, dan anti-
tetanus

13
1. Risiko Gagal Napas : Spasme pada jalur pernapasan dan atau otot pernapasan
2. Patah tulang belakang atau tulang panjang: Akibat kontraksi otot terus menerus, paling sering
terjadi pada neonatus
3. Pneumonia Aspirasi : Makanan atau minuman yang diberikan saat terjadi kejang masuk ke jalur
napas
4. Serangan Jantung : Hipertensi dan takikardi lama akibat gangguan pada aktivitas sistem saraf
otonom

14
7.
APA SAJA KOMPLIKASINYA?
Risiko Gagal Napas Pneumonia Aspirasi

Spasme pada jalur pernapasan 01 04 Makanan atau minuman yang


diberikan saat terjadi kejang
dan atau otot pernapasan
masuk ke jalur napas

Patah tulang belakang


atau tulang panjang 02 03
Akibat kontraksi otot terus Serangan Jantung
menerus, paling sering terjadi
pada neonatus Hipertensi dan takikardi lama
akibat gangguan pada aktivitas
sistem saraf otonom

15
‐ Perawatan Pre-Natal : Pendidikan
dan pengarahan tentang
pentingnya persalinan yang steril
dan sosialisasi vaksinasi tetanus
pada ibu hamil khususnya yang
belum mendapat vaksinasi atau
dengan riwayat vaksinasi yang
belum jelas.

‐ Perawatan ante-natal : Imunisasi/Vaksinasi pada ibu hamil merupakan fokus primer dalam
pencegahan tetanus neonatorum.

‐ Perawatan post-partum : Memilih bersalin di layanan kesehatan yang mumpuni dan ditolong oleh
dokter/bidan.

16
8.
bagaimana mencegahnya?
03

Vaksinasi

Perawatan Pre-Natal,
Ante-natal, dan 01 02
Post-partum. Memilih bersalin di layanan
kesehatan yang mumpuni
dan ditolong oleh
dokter/bidan.
17
Jazakumullahu
khoir

Anda mungkin juga menyukai