DISUSUN OLEH :
1. ERIKA AMALIA K 1703034
2. JAUHAR ADIB 1703049
3. LATIFA NURYATI 1703052
4. SITI WAHIDAYANTI 1703083
BAB I
PENGERTIAN
adalah episode akut dalam perjalanan kronis penyakit kusta merupakan reaksi
kekebalan cellular response atau reaksi antigen antibodi humoral response yang
merugikan terutama jika mengenai saraf tepi karena menyebabkan gangguan fungsi
(cacat).
D. ETIOLOGI
Infeksi kuman Mycobacterium leprae, Kontak langsung, Pernafasan, Melalui
kulit, Lingkungan, Sistem imun. Yang mengakibatkan kecacatan. Kusta
disebabkan oleh Mycobacterium leprae, Dan dapat menyerang sistem saraf
yang terinfeksi akan mengalami Lesi atau kelemahan.
Mycobacterium leprae berukuran panjang 1-8 mikron dan diameter 0,3 mikron
dengan sisi paralel dan ujung yang membulat. Replikasi memerlukan waktu 11
hingga 13 hari tumbuh maksimal pada suhu 270°C hingga 300°C
E. PEMERIKSAAN PENGUKURAN
Pemeriksaan MMT
Manual muscle testing (MMT) merupakan salah satu bentuk
pemeriksaan kekuatan otot yang paling sering digunakan. Hal
tersebut karena penatalaksanaan, interprestasi hasil serta
validitas dan realibilitasnya telah teruji. Namun demikian tetap
saja, manual muscle testing tidak mampu untuk mengukur
otot secara individual melainkan group/kelompok otot
Pemeriksaan fungsional aktivitas menggunakan WHDI
Dengan kriteria kemampuan sebagai berikut
• Intensitas nyeri
• Rasa tebal tebal dan kesemutan
• Perawatan diri
• Kekuatan
• Toleransi menulis atau mengetik
• Bekerja
• Menyetir
• Tidur
• Pekerjaan rumah
• Rekreasi/olahraga
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
• Riwayat pribadi
Dahulu pasien adalah seorang pekerja wiraswasta
• Pemeriksaan
Tekanan Darah : 120/ 70 mmHg
Denyut Nadi : 83×/ menit
Pernafasan : 20 × / menit
Temperatur : 36 0 C
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 51 kg
• Inspeksi
Statis: jari- jari pasien tampak bengkok dan keriting
• Dinamis:
pasien tidak dapan meluruskan jari 4 dan 5 tangan kanannya
• Palpasi
Nerve Ulnaris sebelah kanan dan kiri tebal (T)
• Pemeriksaan gerak
Gerak Aktif
Pola menggenggam pasien distal ke proksimal
Gerak Pasif
Dapat dilakukan gerakan full ROM
Resisted Melawan Tahanan
Tidak dilakukan
Pemeriksaan intrapersonal
Baik, dan pasien memiliki motivasi yang kuat untuk sembuh
Kemampuan fungsional dasar :
Kesulitan saat hendak menggenggam gelas dan menjangkau benda-benda
lain.
• pola memegang pasien dari distal ke proksimal
Pemeriksaan spesifik
• Palpasi saraf
Pengukuran atopometri
Wrist dextra 30 cm
Wrist sinistra 28 cm
Pengukuran LGS
No Indikator Score
1 Intensitas 0
nyeri
2 Rasa tebal- 2
tebal dan
kesemutan
3 Perawatan diri 0
4 Kekuatan otot 5
5 Toleransi 4
menulis dan
mengetik
6 Bekerja 3
7 Menyetir 5
8 Tidur 2
9 Pekerjaan 2
rumah
10 Rekreasi/olahr 0
aga
Jumlah 23
F. DIAGNOSA FISIOTERAPI
• Body function and body structure
• Adanya keterbatasan LGS pip joint
• Adanya kelumpuhan group otot intrinsik jari tangan
• Activities
• Kesusahan saat memegang benda
• Kesusahan saat momotong kuku
• Participation
• Pasien mampu bersosialisasi dengan pasien lainnya seperti
berbincang dengn pasien lain.
G. TUJUAN FISIOTERAPI
• Tujuan jangka pendek
• Meningkatkan LGS
• Menjaga elastisitas group otot intrinsik jari tangan
• Tujuan jangka panjang
• Melanjutkan tujuan jangka pendek.
• Mengembalikan kapasitas fungsional tangan dan jari-jari tangan
H. TINDAKAN FISIOTERAPI
• Teknologi Fisioterapi
• Terapi Latihan :
• Pasif exercise
• Streching
• Active exercise
• Tindakan promotif / preventif
• Pasien diharapkan melakukan latihan yang diberikan terapis
• Pasien tidak boleh terlalu lelah
I. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
Terapi latihan
• Pasif Exercise
Posisi pasien : duduk dibed
Posisi terapis : beridiri menghadap pasien
Pelaksanaan : terapis memegang pergelangan tangan pasien (fiksasi), dan
tangan satunya menggerakan jari-jari pasien dengan hitungan 10-12 kali hitungan
kemudian istirahat, ulangi 3 kali
• Aktif Exercise
Posisi pasien : duduk dibed
Posisi terapis : berdiri menghadap pasien
Pelaksanaan : terapis memberikan instruksi kepada pasien untuk
menggerakkan jari tangan seperti membuka dan menggenggam, kemudian
menginstruksikan pasien untuk menggerakan seperti yang telah di contohkan.
• Streaching jari- jari
Posisi pasien : duduk dibed
Posisi terapis : berdiri di depan pasien dengan memegang tangan pasien di
pergelangan tangan dan siku
Pelaksanaan : terapis memegang telapak tangan pasien atau di sendi
metacarpo phalang (fiksasi), dan tangan satunya memegang jari pasien kemudian
meluruskan jari secara bergantian.
BAB IV
PEMBAHASAN