Anda di halaman 1dari 9

NAMA KELOMPOK :

1. NOVIA PUTRI
2. M. SAYID FAISAL
3. RISTIANA WIDI
4. SITI WAHIDAYANTI
5. SHANDRA DEWI
FRAKTUR
1.Definisi
Fraktur adalah suatu perpatahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan
tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan atau primpilan korteks, biasanya
patahan tersebut lengkap dengan fragmen tulangnya bergeser. Jika kulit
diatasnya masih utuh disebut fraktur tertutup, sedangkan jika salah satu
rongga tubuh tertembus disebut fraktur terbuka (Aplay, 1993).
2. Etiologi
Umumnya fraktur disebabkan oleh trauma dimana tedapat tekanan yang
belebihan pada tulang.
• Fraktur cenderung terjadi pada laki– laki, biasanya fraktur terrjadi pada usia
dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan, atau
luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bemotor.
• Sedangkan pada orang tua, perempuan lebih sering mengalami fraktur dari
pada laki – laki yang behubungan dengan meningkatnya insiden osteoporosis
yang terkait dengan perubahan hormone pada monopouse (Reeves, 2001
dalam Lukman Ningsih Nurna 2012:26).
3. Patologi
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma
minor dapat mengakibatkan fraktur, seperti:
1) Tumor tulang (jinak atau ganas), yaitu pertumbuhan jaringan baru yang
tidak terkendali atau progresif.
2) Infeksi seperti mosteomyelitis, dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut
atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit
nyeri.
3) Rakhitis, suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D
4) Stress tulang seperti pada penyakit polio dan orang yang bertugas di
kemiliteran (Sachdeva, 2000 dalam Kristiyanasari, 2012:16).
4.Patofisiologi
Fraktur gangguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma
gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaiutu stress, gangguan fisik,
gangguan metabolik, patologik. Kemampuan otot mendukung
tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan
pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume
darah menurun. Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai
serabut saraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman
nyeri.
Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi neurovaskuler
neurovaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik
terganggu. Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup
akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan
fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh.
5.Penatalaksanaan fisioterapi
Penatalaksanaan menurut Mansjoer (2003) dalam Wijaya & Putri (2013) adalah
sebagai beikut:
a. Terlebih dahulu pehatikan adanya pendarahan, syok dan penurunan kesadaran,
baru periksa patah tulang.
b. Atur posisi tujuannya untuk menimbulkan rasa nyaman, mencegah komplikasi.
c. Pemantauan neurocirculatory yang dilakukan setiap jam secara dini, dan
pemantauan neurocirculatory pada daerahyang cedera adalah:
1) Merabah lokasi apakah masih hangat
2) Observasi warna
3) Menekan pada akar kuku dan perhatikan pengisian kembali kapiler
4) Tanyakan pada pasien mengenai rasa nyeri atau hilang sensai pada lokasicidera
5) Meraba lokasi cedera apakah pasien bisa membedakan sensasi nyeri
6) Obsevasi apakah daerah fraktur bisa di gerakkan.
7) Pertahankan kekuatan dan pergerakan
d. Mempertahankan kekuatan kulit
e. Meningkatkan gizi, makanan – makanan yang tinggi serat anjurkan intake
potein 150-300 gr/hari
f. Memperhatikan immobilisasi frraktur yang telah di reduksi dengan tujuan
untuk memperrtahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada
tempatnya sampai sembuh (Wijaya & Putri, 2013:241-242).
1.Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital:
-Tekanan darah
- Denyut nadi
- pernafasan
- temprature
- Tinggi badan
- Berat badan
b.Inspeksi
Merupakan pemeriksaan dengan cara mengamati
keadaan dan kondisi umum pasien. Inspeksi ada 2
macam yaitu:
-Statis melihat keadaan pasien pada saat pasien dalam keadaan diam.
-Dinamis, Pemeriksaan inspeksi secara dinamis adalah melihat kondisi
pasien dalam keadaan bergerak
c.Palpasi
Pemeriksaan palpasi adalah pemeriksaan dengan cara meraba,
memegang, dan menekan bagian tubuh pasien yang dirasakan adanya
keluhan
3. Pemeriksaan khusus
Tes kripitasi . (dengan caran memegang tulang dengan dua tangan di antara cidera,
kemudain gerakan tulang jika seperti ada tonjolan atau bunyi klek" positif fraktur)
4. Pemeriksaan Spesifik
a. Nyeri
Pemeriksaan menggunakan skala VAS/VDS
b. Kekuatan Otot
Pemeriksaan menggunakan MMT
c. LGS
d. Antropometri

Pelaksanaan fisioterapi yang dilakukan :


1. Infra red
2.Terapi latihan
THANK YOU ……. 

Anda mungkin juga menyukai